MUHAMMAD IBN WAASI’ AL-AZDIY-[2-2] (Bersama Qutaibah bin Muslim: Kemesraan Ulama Dan Penguasa)
MUHAMMAD IBN WAASI’ AL-AZDIY-[2-2] (Bersama Qutaibah bin Muslim: Kemesraan Ulama Dan Penguasa)
“Sesungguhnya jemari-jemari Muhammad ibn Waasi’ al-Azdiy lebih aku cintai daripada seribu pedang yang terhunus yang dibawa oleh seribu pemuda yang gagah” (Qutaibah ibn Muslim)
Kita sekarang berada pada tahun 87 H…
Inilah kebanggaan kaum muslimin seorang panglima al-Faatih (yang telah menaklukkan banyak kota) yaitu Qutaibah ibn Muslim al-Bahili, ia berangkat bersama pasukannya yang banyak dari kota Marwa* mengarah ke daerah Bukhara.**
Ia bertekad untuk menaklukkan apa yang tersisa dari negeri-negeri Maa Waraa’ an-Nahri***…dan memerangi ujung Cina dan mewajibkan jizyah (upeti) kepada para penduduknya.
Akan tetapi belum sampai Qutaibah ibn Muslim menyeberangi sungai “Sihuun “**** penduduk Bukhara sudah mengetahui dan bersiap-siap (menghadapinya). Berhamburlah mereka memukul genderang pertempuran di setiap tempat.
Mereka mulai memanggil kaum-kaum yang berada di sekitar mereka dari ash-Shughd,***** Turki, Cina dan yang lainnya.
Maka, terhimpunlah pasukan besar dari berbagai kulit dan asal, juga bahasa dan agama…hingga jumlah mereka sampai berlipat-lipat melebihi kaum muslimin baik dari segi perbekalan maupun jumlahnya.
Mereka segera menutup mulut-mulut jalan di hadapan kaum muslimin…mereka juga menutup perbatasan dan jalan-jalan.
Sampai-sampai Qutaibah ibn Muslim tidak mampu menyusupkan detasemen kecil dari detasemen-detasemennya kepada mereka untuk mencuri berita tentang keadaan mereka dan datang dengan membawa beritanya…Sebagaimana tidak seorangpun dari mata-matanya yang disebar di antara mereka mampu untuk menembusnya.
Qutaibah ibn Muslim membangun perkemahan bersama pasukannya dekat dengan kota “Bailand”, ia menetap di sana tidak maju dan tidak pula mundur.
Bersama terbitnya pagi, mulailah musuh muncul (menyerangnya) dengan front terdepannya, dan mencoba kekuatan pasukannya sepanjang siang. Apabila malam telah gelap mereka kembali ke benteng-benteng mereka yang kokoh lagi aman.
Keadaan seperti ini terus berlanjut selama dua bulan berturut-turut. Dan Qutaibah bingung dibuatnya. Ia tidak tahu apakah akan mundur atau maju?.
Tidak berselang lama, hingga berita tentang Qutaibah dan tentaranya sampai ke telinga kaum muslimin di setiap tempat.
Orang-orang pun bersedih terhadap pasukan besar yang belum pernah terkalahkan…dan panglima agung yang belum terkalahkan.
Pengarahan-pengarahan berdatangan kepada para wali di seluruh kota untuk mendoakan pasukan muslimin yang sedang berjuang keras di negeri Maa Waraa’ an-Nahri setiap selesai shalat.
Masjid-masjid mulai bergema dengan doa untuk mereka…
Menara-menara adzan terus bergaung dengan doa dan permohonan.
Para imam bersungguh-sungguh melakukan qunut nazilah pada setiap shalat.
Berhamburanlah jumlah yang banyak untuk menolong pasukan yang kuat itu. Dan adalah yang memimpin mereka seorang tabi’in mulia Muhammad ibn Waasi’ al-Azdiy.
Adalah Qutaibah ibn Muslim al-Bahili memiliki seorang mata-mata keturunan ‘ajam (non Arab), ia orang yang diakui pengalamannya, hikmahnya dan kecerdikannya. Ia biasa dipanggil “Taidzar.”
Para musuh kemudian merayu dan memikatnya agar mau bergabung dengan mereka. Mereka memberikan kepadanya harta secara royal.
Mereka meminta kepadanya untuk mempergunakan muslihat dan kecerdikannya guna melemahkan kekuatan muslimin, dan membawa mereka untuk meninggalkan negeri tersebut tanpa peperangan.
“Taidzar” masuk menemui Qutaibah ibn Muslim al-Bahiliy, majlisnya pada saat itu penuh dengan para pembesar panglimanya dan para tentaranya. Ia lalu mengambil tempat di dekatnya, kemudian memiringkan badannya dan membisikkan ke telinganya, “Wahai amir, kosongkanlah majlismu bila engkau kehendaki.”
Qutaibah memberikan isyarat kepada orang yang berada di majlisnya agar beranjak, semuanya beranjak pergi kecuali Dlirar ibn al-Hushain yang diminta Qutaibah untuk tetap tinggal.
Di saat itulah “Taidzar” menoleh kepada Qutaibah dan berkata, “Aku memiliki berita untukmu wahai amir…”
“Sampaikanlah,” Qutaibah berkata dengan penasaran.
Taidzar berkata, “Sesungguhnya amirul mukminin di Damaskus telah memecat al-Hajjaj ibn Yusuf ats-Tsaqofi…dan memecat para panglima yang dipimpinnya…engkau termasuk salah satunya. Ia telah mengangkat para panglima baru untuk pasukannya dan mengerahkan mereka ke tempat-tempat kerja mereka. Dan sesungguhnya orang yang akan menggantikanmu akan datang dalam waktu yang tidak lama lagi. Dan aku mengusulkan agar engkau segera meninggalkan negeri ini bersama pasukanmu. Dan hendaklah engkau kembali ke Marwa untuk memikirkan urusanmu jauh dari medan pertempuran.
Belum selesai “Taidzar” menyempurnakan perkataannya hingga Qutaibah ibn Muslim memanggil budaknya “Siyaah”, ketika ia telah berada di depannya, Qutaibah berkata kepadanya, “Penggallah leher pengkhianat ini wahai Siyaah!.”
Siyaah kemudian memenggal lehernya dan kembali ke tempatnya semula.
Lalu Qutaibah menoleh kepada Dlirar ibn al-Hushain dan berkata, “Tidak ada seorangpun di bumi ini yang mendengar berita tersebut selain aku dan kamu, sungguh aku bersumpah demi Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung, apabila perkara ini diketahui oleh seseorang sebelum berakhirnya perang kita ini, sungguh-sungguh aku akan menyusulkanmu dengan pengkhianat ini (memenggalmu). Apabila kamu memiliki hajat dalam dirimu, maka sembunyikanlah perkara ini dan jangan engkau ceritakan kepada siapapun. Ketahuilah bahwa tersebarnya pembicaraan ini akan melemahkan kekuatan pasukan…dan akan menimpakan kekalahan yang menyakitkan kepada kita.”
Qutaibah kemudian mengijinkan orang-orangnya masuk menemuinya.
Tatkala mereka melihat “Taidzar” terkapar di tanah, tenggelam dalam darahnya…mereka berdiri kaget, diam dan ketakutan.
Maka, Qutaibah berkata kepada mereka, “Apa yang menjadikan kalian takut dengan kematian seorang pengkhianat?”
Mereka menjawab, “Kami (dahulu) menganggapnya seorang pemberi nasihat bagi kaum muslimin.”
“Bahkan ia adalah seorang penipu bagi mereka (muslimin), sehingga Allah mengadzabnya dengan sebab dosanya,” kata Qutaibah
Ia kemudian mengangkat suaranya seraya berkata, “Sekarang berangkatlah untuk memerangi musuh kalian…dan hadapilah dengan hati yang berbeda dengan hati yang kalian gunakan untuk menghadapi mereka sebelumnya.”
Para pasukan melaksanakan perintah panglima mereka Qutaibah ibn Muslim. Mereka menyeberangi perbatasan untuk menghadapi musuh.
Ketika kedua pasukan saling berhadapan, kaum muslimin melihat jumlah musuh yang banyak dan perlengkapan serta persiapan mereka yang cukup, hal ini menjadian hati mereka dipenuhi rasa takut dan gentar.
Qutaibah merasakan apa yang berputar dalam pikiran pasukannya, ia pun berkeliling di antara pleton-pleton dan meneguhkan niat serta menguatkan tekad mereka.
Ia menoleh kepada orang-orang di sekelilingnya dan berkata, “Dimana Muhammad ibn Waasi’ al-Azdiy.”
“Ia berada di sayap kanan, wahai amir,” jawab mereka
“Apa yang ia lakukan,” katanya
Mereka menjawab, “Ia sedang bersandar pada tombaknya, matanya terbuka dan ia menggerakkan jemarinya ke arah langit…apakah kami memanggilnya untukmu wahai amir?”
“Biarkan ia,” katanya, kemudian ia menyambung perkataannya, “Demi Allah, sesungguhnya jari-jari itu lebih aku cintai dari pada seribu pedang yang terhunus dibawa oleh seribu pemuda yang gagah…biarkan ia berdoa…kami tidak mengenalnya kecuali orang yang terkabulkan doanya.”
Pasukan muslimin dan pasukan musuh saling bergerak menerjang seperti singa-singa yang akan menyergap buruannya.
Bertemulah dua pasukan laksana bertemunya gelombang samudera yang berkejaran sambung-menyambung di waktu badai.
Allah menurunkan ketenangan di hati kaum muslimin…dan Allah membantu mereka dengan pertolongan dari sisi-Nya. Mereka terus membabatkan pedang ke arah musuh sepanjang siang, hingga ketika malam telah datang, Allah menggetarkan kaki-kaki kaum musyrikin dan melemparkan rasa takut ke dalam hati mereka, sehingga mereka lari tunggang langgang meninggalkan kaum muslimin. Para mujahidin mengungguli mereka dengan membunuh, menawan dan mengusir.
Di saat itulah mereka meminta perdamaian dan fidyah (tebusan) kepada Qutaibah…ia pun menerima perdamaian dari mereka.
Di antara tawanan musuh ada seorang yang buruk jiwanya, sangat jahat perangainya dan memiliki pengaruh yang kuat untuk menggerakkan kaumnya melawan kaum muslimin…ia berkata kepada Qutaibah ibn Muslim, “Aku akan menebus diriku wahai amir.”
Maka dikatakan kepadanya “Berapa yang akan kamu berikan (sebagai tebusan).”
Ia menjawab, “Lima ribu (kain) sutra Cina yang berharga satu juta.”
Qutaibah menoleh ke arah pasukannya dan berkata, “Apa pendapat kalian?”
Mereka menjawab “Kami melihat bahwa harta ini akan menambah ghanimah kaum muslimin…kemudian setelah menjaga kemenangan ini, kita tidak merasa takut terhadap kejahatan orang ini dan yang semisalnya…”
Qutaibah lalu menoleh kepada Muhammad ibn Waasi’ dan berkata, “Apa pendapatmu wahai Abu Abdillah?”
Ia menjawab, “Wahai amir, sesungguhnya kaum muslimin tidak keluar dari rumah-rumah mereka untuk mengumpulkan ghanimah dan memperbanyak harta, akan tetapi mereka keluar mengharap ridla Allah…dan menyebarkan agama-Nya di muka bumi…serta (untuk) menghajar musuhnya.”
“Jazakallah khairan…demi Allah, aku tidak akan membiarkannya menakut-nakuti seorang muslimah setelah ini, walaupun ia memberikan harta dunia sebagai tebusan untuk dirinya…” kata Qutaibah.
Kemudian ia memerintahkan untuk membunuhnya.
Hubungan antara Muhammad ibn Waasi’ al-Azdiy dengan para penguasa Bani Umayyah tidak terbatas dengan Yazid ibn al-Muhallab dan Qutaibah ibn Muslim al-Bahiliy…akan tetapi berlanjut kepada selain mereka berdua dari para wali dan umara. Adalah di antara yang paling menonjol yang memiliki hubungan dengannya adalah wali Bashrah yaitu Bilal ibn Abi Burdah.
Ada kisah-kisah yang (diceritakan) turun temurun dan masyhur antara dirinya dengan guberner tersebut, juga cerita-cerita yang diriwayatkan dan terjaga…di antaranya adalah, bahwa ia suatu hari masuk menemuinya dengan mengenakan midra’ah****** kasar yang terbuat dari wool. Maka Bilal berkata kepadanya, “Apa yang mendorongmu untuk mengenakan pakaian kasar ini wahai Abu Abdillah?”
Syaikh pun (Muhammad bin Waasi’) menyibukkan dirinya dan tidak menjawabnya.
Bilal memegangnya dan berkata kepadanya, “Mengapa engkau tidak menjawabku wahai Abu Abdillah?!”
Ia menjawab, “Aku benci untuk mengatakan (bahwa aku) zuhud sehingga aku mensucikan diriku…dan aku benci untuk mengatakan bahwa aku fakir sehingga aku mengeluh kepada Tuhanku…dan aku tidak menginginkan (jawaban) yang ini tidak juga yang itu.”
“Lalu apakah kamu punya hajat sehingga kami akan menunaikannya wahai Abu Abdillah” tanya Bilal.
Ia menjawab, “Adapun aku, maka aku tidak punya hajat yang aku memintanya kepada seorang pun dari manusia…hanyalah aku mendatangimu pada suatu hajat untuk saudara muslim…apabila Allah mengijinkan untuk menunaikannya maka engkau menunaikannya, dan engkau terpuji…namun bila Allah tidak mengijinkannya maka engkau tidak menunaikannya dan engkau termaafkan.”
“Bahkan aku akan menunaikannya dengan ijin Allah” katanya. Kemudian ia menoleh kepadanya dan berkata, “Apa yang kamu katakan tentang qadla dan qadar wahai Abu Abdillah?”
Ia menjawab, “Wahai amir…sesungguhnya Allah AWJ tidak akan menanyai hamba-Nya tentang qadla dan qadar pada hari kiamat…Dia hanyalah menanyai tentang amalan mereka.”
Sang gubernur pun malu terhadapnya dan memilih diam.
Dan di saat syaikh sedang duduk di sisinya, tibalah waktu makan siang, maka wali mengundangnya untuk makan tetapi ia menolaknya…wali memaksanya, sehingga ia mulai beralasan dengan bermacam-macam alasan…
Gubernur sedikit marah kepadanya, dan berkata, “Aku melihatmu tidak suka menyantap makanan kami wahai Abu Abdillah!!!”
Ia berkata kepadanya “Engkau jangan berkata begitu wahai amir…demi Allah, sungguh orang terbaik di antara kalian -wahai sekalian para penguasa- benar-benar lebih aku cintai daripada anak-anak kami dan keluaga kami yang terdekat.”
Muhammad ibn Waasi’ al-Azdiy telah diminta untuk menduduki jabatan Qadla (pengadilan) lebih dari sekali namun ia menolaknya dengan keras…dan disebabkan karena penolakannya ia telah menyebabkan siksa untuk dirinya…
Di antarnya, bahwa Muhammad ibn al-Mundzir pejabat keamanan Bashroh telah mengundangnya, dan ia berkata, “Sesungguhnya penguasa Irak meminta dariku untuk memanggilmu agar menduduki jabatan Qadla.”
Ia menjawab, “Maafkan aku dari hal tersebut, semoga Allah memaafkanmu.”
Ia (Muhammad ibn al-Mundzir) memintanya kembali untuk yang kedua dan ketiga kalinya, namun ia terus menolaknya.
Ia berkata kepadanya, “Demi Allah, sungguh-sungguh kamu harus menduduki jabatan Qadla, atau aku akan mencambukmu sebanyak tiga ratus cambukan, dan sungguh-sungguh aku akan mempermalukanmu.”
“Kalau engkau mau melakukannya, sesungguhnya engkau adalah orang yang bebas…dan sesungguhnya diadzab di dunia lebih baik daripada diadzab di akhirat” jawabnya.
Ia (Muhammad ibn al-Mundzir) merasa malu (mendengar jawaban) darinya dan ia pun melepaskannya dan memperlakukannya dengan baik.
Majlis Muhammad ibn Waasi’ di masjid Bashrah merupakan tempat bernaungnya para penuntut ilmu dan tempat berkumpulnya para pencari hikmah dan mau’idzah.
Kitab-kitab tarikh dan sirah penuh dengan cerita-cerita tentang majlisnya ini.
Di antaranya, bahwa salah seorang dari mereka berkata kepadanya, “Berilah wasiat kepadaku wahai Abu Abdillah.”
“Aku wasiatkan kepadamu agar menjadi raja di dunia dan di akhirat” jawabnya.
Si penanya terheran, dan berkata, “Bagaimana aku mendapatkan itu wahai Abu Abdillah?!”
“Zuhudlah terhadap dunia yang fana ini, niscaya kamu akan menjadi raja di sini dengan kamu merasa cukup (tidak membutuhkan) terhadap apa yang ada di tangan manusia…dan kamu akan menjadi raja di sana dengan mendapatkan kemenangan memperoleh pahala yang baik di sisi Allah” jawab syaikh.
Orang lain lagi berkata kepadanya, “Sungguh aku mencintaimu karena Allah wahai Abu Abdillah.”
“Semoga Allah mencintaimu yang telah mencintaiku karena-Nya” jawab syaikh.
Kemudian ia (syaikh) pergi seraya berkata, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari aku dicintai karena-Mu sedangkan Engkau membenciku.”
Dan setiap kali ia mendengar pujian manusia kepadanya dan sanjungan mereka terhadap ketakwaan dan ibadahnya, ia berkata kepada mereka, “Seandainya dosa-dosa mempunyai bau busuk yang menyengat, maka tidak ada seorang pun dari kalian yang mampu mendekat kepadaku karena ia akan merasa terganggu dengan bauku.”
Muhammad ibn Waasi’ senantiasa mendorong murid-muridnya untuk selalu berpegang teguh dengan kitab Allah AWJ dan hidup di bawah petunjuknya. Ia berkata, “Al-Qur’an adalah kebunnya orang muslim…di manapun ia menempatinya, maka ia singgah di taman…”
Sebagaimana ia juga mewasiati mereka untuk sedikit makan, ia berkata, “Barangsiapa yang sedikit makannya akan faham dan bisa memahamkan (orang lain)…ia akan suci dan menjadi lembut (hatinya)…karena sesungguhnya banyak makan akan membikin orang berat untuk melakukan banyak hal yang ia inginkan.”
Muhammad ibn Waasi’ telah sampai kepada tingkat ketakwaan dan wara’ yang begitu agung. Banyak sekali cerita yang telah diriwayatkan baginya akan hal tersebut…
Di antaranya, ia pernah terlihat berada di pasar, ia menawarkan himarnya (keledainya) untuk dijual, maka ada seseorang yang memintanya, “Apakah engkau ridla ia untukku wahai syaikh?”
“Apabila aku meridlainya untuk diriku maka aku tidak akan menjualnya,” jawabnya.
Muhammad ibn Waasi’ telah menjalani seluruh hidupnya dengan perasaan takut terhadap dosa-dosanya dan takut terhadap dipaparkannya amalan di hadapan Tuhannya.
Apabila ditanya, “Bagaimana keadaanmu pagi ini wahai Abu Abdillah?
Ia menjawab, “Aku bangun dalam keadaan telah dekat ajalku…jauh angan-anganku…dan buruk amalanku.”
Apabila ia melihat suatu keheranan yang nampak dari pancaran wajah orang-orang yang menanyainya, ia berkata, “Apa prasangka kalian terhadap orang yang setiap hari memutus satu tingkatan ke akhirat?!”
Ketika Muhammad ibn Waasi’ jatuh sakit yang menjadi sebab akhir hayatnya, orang-orang berdatangan membesuknya hingga rumahnya tenggelam oleh banyaknya orang yang keluar masuk…yang berdiri dan duduk di rumahnya…
Ia kemudian memiringkan badannya kepada salah seorang kerabatnya dan berkata, “Kabarkan kepadaku, bahwa mereka tidak akan mampu menolongku apabila esok (di hari kiamat) telah di pegang ubun-ubun dan kaki kita?! Dan mereka tidak akan bermanfaat untukku bila aku dilemparkan ke neraka?!
Kemudian ia menghadap kepada Tuhannya dan mulai berkata, “Ya Allah, aku memohon ampun kepadamu dari setiap tempat buruk yang aku berdiri padanya…dari setiap tempat duduk yang buruk yang aku duduki…dari setiap tempat masuk yang buruk yang aku masuki…dari setiap tempat keluar yang buruk yang aku keluar darinya…dari setiap amalan buruk yang aku kerjakan…dari setiap perkataan buruk yang aku ucapkan. Ya Allah, aku memohon ampun kepada-Mu dari itu semua, maka ampunilah aku. Aku bertaubat kepada-Mu, maka terimalah taubatku…dan aku sampaikan salam kepada-Mu sebelum aku dihisab.”
Kemudian lepaslah ruhnya.
MUHAMMAD IBN WAASI’ AL-AZDIY-[2-2] (Bersama Qutaibah bin Muslim: Kemesraan Ulama Dan Penguasa)
Pusaka Pesugihan Putih Energi Sulaiman Ampuh Pusaka Pesugihan Putih Energi Sulaiman Ampuh ini merupakan salah satu ageman yang banyak dicari. Di zaman yang sudah maju ini semakin banyak kebutuhan yang harus di penuhi tetapi mencari uang tidak segampang dulu. Pusaka ini akan berguna bagi anda yang memiliki ekonomi rendah maupun sudah kuat karena pusaka ini… selengkapnya
Rp 999.000Mustika Kawah Geni Mustika Kawah Geni merupakan mustika bertuah yang sangat indah. Batu mustika ini memiliki warna yang sangat eksotik dan menawan, sehingga batu ini sangat cocok untuk dijadikan cincin atau liontin. Batu mustika ini memiliki tuah khasiat yang sangat ampuh, tidak heran jika pecinta pusaka bertuah banyak memburunya. Batu Mustika ini akan membawa dampak… selengkapnya
Rp 350.000Mustika Angka Delapan Teratai adalah nama Produk ini. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Angka Delapan Teratai Insya Allah untuk Mustika Angka 8 sudah terkenal dan terpercaya untuk Keberuntungan Hidup, Bagi yang sering gagal usaha, sering kalah tender bisnis, urusan cinta sering sial, sering putus cinta, memancing ikan sulit dapat, bagi yang suka judi kartu/mesin/dadu/hewan dan sebagainya… selengkapnya
Rp 400.000Cincin Batu Mustika Penarikan Lawang Sewu Cincin Batu Mustika Penarikan Lawang Sewu adalah batu mustika koleksi sesepuh pusaka dunia. Mustika ini di dapat dari penarikan lawang sewu yang terkenal akan cerita mistisnya. Mustika ini ditarik langsung dari alam ghaib oleh tim sesepuh pusaka dunia. Dengan Memiliki Cincin Batu Mustika Penarikan Lawang Sewu Insya Allah dapat… selengkapnya
Rp 2.000.000Mustika Santet Jalar Pasir Pusaka Dunia Mustika Santet Jalar Pasir Pusaka Dunia mampu menjadi sarana untuk membantu pemiliknya mewujudkan keinginanya. Mustika kami yang sudah masuk kedalam website resmi pusaka dunia terjamin keaslianya dan khasiatnya karena sudah melalui uji tes khasiat terlebih dahulu sebelum terpampang di website pusaka dunia. Mustika kami memiliki energi yang alami karena… selengkapnya
Rp 400.000Azimat Pengasihan Pelet Semar Azimat Pengasihan Pelet Semar merupakan salah satu azimat pusaka bertuah yang paling di gemari oleh para pecinta pusaka untuk dijadikan sarana spiritual pengasihan pelet ampuh. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Tersebut Insya Allah untuk Menaklukan banyak hati, menundukan perasaan, membangkitkan ajian pengasihan dan pelet alami, pasangan akan selalu rindu ingin bertemu, mengirimkan… selengkapnya
Rp 450.000Mustika Pelet Jimpong Lara Pusaka Dunia Mustika Pelet Jimpong Lara Pusaka Dunia mampu menjadi sarana untuk membantu pemiliknya mewujudkan keinginanya. Mustika kami yang sudah masuk kedalam website resmi pusaka dunia terjamin keaslianya dan khasiatnya karena sudah melalui uji tes khasiat terlebih dahulu sebelum terpampang di website pusaka dunia. Mustika kami memiliki energi yang alami karena… selengkapnya
Rp 475.000Keris pusaka jangkung kecil adalah salah satu jenis keris yang memiliki makna dan sejarah tersendiri dalam budaya Indonesia. Keris merupakan senjata tradisional yang dipercaya memiliki kekuatan magis dan spiritual oleh masyarakat Indonesia. Asal Usul Keris Pusaka Jangkung Kecil Keris pusaka jangkung kecil memiliki bentuk yang khas, yaitu gagang yang panjang dan melengkung ke atas Dunia… selengkapnya
*Harga Hubungi CSMustika Sarana Pelaris Dagang Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Insya Allah untuk pelarisan usaha/niaga/bisnis, sarana pesugihan menambah kekayaan tanpa harus memakai tumbal, kekayaan melimpah, sebagai sarana penarik rejeki melimpah melalui sebuah usaha yang nyata, memudahkan pemilik dalam meraih kekayaan berlimpah, bergelimangan harta, kelancaran rejeki melimpah dari berbagai arah. Keterangan Mustika. Produk Jenis ini bernama Batu Agate…. selengkapnya
Rp 275.000Fosil Cula Badak Pusaka Bertuah Ampuh Fosil Cula Badak Pusaka Bertuah Ampuh adalah salah satu pusaka yang sangat langka, unik dan jarang sekali untuk didapatkan. Pusaka ini usianya diperkirakan jutaan tahun. Pusaka cula badak ini sungguh langka sekali cara mendapatkannyapun tidak mudah, dan memerlukan energi yang sangat luar biasa besarnya. Tanpa Sesepuh dapat dipastikan tidak… selengkapnya
Rp 500.000Wirid Sakran Wirid ini dibuat oleh Al Imam Al Hafidh Al Musnid Abubakar Assakran bin Al Hafidh Al Musnid Al Imam Abdurrahman Assegaf. “Allahumma inni ahtath-tu bidarbillahi, thuu luhu maasyaa’Allahu, qufluhu laa ilaaha illaLLahu. baabuhu Muhammadurrasuulullahi shallallahu ‘alaihi wa aalihii wasallama, saqfuhu laa hawla walaa quwwata illaa billahil ‘aliyyil ‘adziimi, ahaathi binaa min (Alfatihah 1x)… selengkapnya
Tentang Keris Kelabang Sayuto. Seperti paduan pamor Blarak Ngirid dan Naga Rangsang. Sepintas seperti seekor klabang dengan kaki seribunya. Dipercaya bisa menambah kewibawaan dan kekuasaan. Pamor ini tergolong pemilih dan hanya cocok bagi yang memegang posisi pimpinan.
Jenis Batu Mustika Terampuh Di Dunia Yang Biasa Ditemukan Di Toko Jenis batu mustika terampuh di dunia Bukan menjadi sebuah rahasia lagi dunia ini memerlukan spiritual, untuk memancarkan sifat spiritual dari diri Anda, pastilah Anda memerlukan sebuah benda yang bisa memancarkan itu semua, salah satunya adalah batu mustika, batu mustika merupakan perantara untuk memancarkan aura positif… selengkapnya
Mahfud Md Satria Piningit Mahfud Md Satria Piningit adalah salah satu artikel dari sekian banyak artikel yang kami buat, anda juga bisa melihat artikel yang serupa di majalah posmo edisi736. Satriyo Piningit, dalam Bahasa Jawa berarti satria yang dipingit. Seorang satria yang disembunyikan dari muka khalayak ramai. Bukan menjelang pilpres 2014 saja Ramalan Jayabaya atau yang… selengkapnya
Khasiat Batu Permata Amethyst Kecubung Ungu Amethyst Kecubung Ungu Variasi Warna : Ungu, Ungu kemerahan, Ungu Muda Kadar Transparasi : Transparan Luster : Vitreous Index Bias : 1.544 -1.553 Kadar Keras : 7.0 Skala Mohs. Berat Jenis : 2.60 – 2.65 gr/cm3 Formula Kimia : SiO2 (Silicon Dioxide) Sistem Kristal : Heksagonal Tahun ditemukan :… selengkapnya
Merah Delima Asli Bertuah Merah Delima Asli Bertuah merupakan sebuah batu mustika alami yang special tak hanya manfaat tapi juga cara untuk mendapatkan batu merah delima asli sangatlah sulit karena membutuhkan proses atau ritual yang cukup lama. Memiliki batu merah delima adalah hal yang sangat luar biasa bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia, karena mustika merah… selengkapnya
Mantera Pemantul Braja Di bawah ini merupakan amalan pemantul braja,yang bermaksud untuk mengembalikan,segala tindak kejahatan orang terhadap diri kita,baik yang berupa ilmu sirep,tenung,guna-guna maupun santet. adapun amalannya sebagai berikut : Dalam keadaan suci dari hadast besar atau kecil,menghadap ke terbenamnya matahari,membaca manteranya sambil menahan nafas.membacanya sebanyak 1x di dalam hati pada waktu matahari terbenam. “Bismillaahir… selengkapnya
Tongkat komando yang dimiliki oleh Soekarno memiliki sejarah yang kaya dan bersimbol. Tongkat komando ini menjadi salah satu lambang kekuasaan dan kekuatan presiden pertama Indonesia. Soekarno pertama kali menggunakan tongkat komando pada saat menyampaikan pidato dalam upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Tongkat komando ini kemudian menjadi ciri khas dari Soekarno selama masa… selengkapnya
Ilmu Hikmah Khodam Baqarah Ilmu Hikmah Khodam Baqarah ini berguna untuk mengudang dan menjalin persahabatan dengan 100 orang malaikat yang menjadi khodam dari Surat Al – Baqarah. Syaratnya puasa sunnah selama 33 hari, dan amalannya dibaca 41 kali setiap selesai sholat fardhu dan 313 kali pada malam hari setelah sholat hajat. Amalannya : “Bismillaahirrahmaanirrahiim. Alif… selengkapnya
Sa’adz bin Mu’adz Sa’adz bin Mu’adz adalah seorang laki-laki yang anggun, berwajah tampan berseri-seri, dengan tubuh tinggi jangkung, dan badan gemuk gempal. Ia masuk Islam pada usia 31 tahun. Dalam usia 37 tahun ia pergi menemui syahidnya. Sejak masuk Islam hingga wafatnya, Sa’adz bin Mu’adz telah mengisi umurnya dengan karya-karyanya yang gemilang dalam berbakti kepada… selengkapnya