Gantungan Kunci Wayang Bima
Rp 15.000Kode | 7985 |
Stok | |
Kategori | Pusaka Terjual |
Gantungan Kunci Wayang Bima
Gantungan Kunci Wayang Bima, Gantungan Kunci Wayang Bima Bahan Atom Karya Anak Indonesia, Ukuran Gantungan Kunci Wayang Rama ini 7 x 4,6 x 0,7 cm.
Bima (Mahabharata)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
“Bhima” beralih ke halaman ini. Untuk pengertian lain, lihat Bima (disambiguasi).
Bima (Dewanagari: भीम; IAST: Bhīma) atau Bimasena (Dewanagari: भीमसेन; IAST: Bhīmaséna) adalah seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia merupakan putra Kunti, dan dikenal sebagai tokoh Pandawa yang kuat, bersifat selalu kasar dan menakutkan bagi musuh,[1] walaupun sebenarnya berhati lembut. Di antara Pandawa, dia berada di urutan kedua dari lima bersaudara. Saudara seayahnya ialah Hanoman, wanara terkenal dalam epos Ramayana. Mahabharata menceritakan bahwa Bima gugur di pegunungan bersama keempat saudaranya setelah Bharatayuddha berakhir. Cerita tersebut dikisahkan dalam jilid ke-18 Mahabharata yang berjudul Mahaprasthanikaparwa. Bima setia pada satu sikap, yaitu tidak suka berbasa-basi, tak pernah bersikap mendua, serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri.
Etimologi
Kata bhīma dalam bahasa Sanskerta artinya kurang lebih adalah ‘hebat’, ‘dahsyat’, ‘mengerikan’.[2] Nama lain Bima yaitu Wrekodara, dalam alih aksara bahasa Sanskerta dieja vṛkodhara, artinya ialah “perut serigala”, dan merujuk ke kegemarannya makan.[3] Nama julukan yang lain adalah Bhīmasena yang berarti panglima perang.
Kelahiran
Dalam wiracarita Mahabharata diceritakan bahwa Pandu tidak dapat membuat keturunan akibat kutukan dari seorang resi di hutan. Kunti (istri Pandu) berseru kepada Bayu, sang dewa angin. Dari hubungan Kunti dengan Bayu, lahirlah Bima. Atas anugerah dari Bayu, Bima menjadi orang yang paling kuat dan penuh dengan kasih sayang.
Masa muda
Pada masa kanak-kanak, kekuatan Bima tidak ada tandingannya di antara anak-anak sebayanya. Kekuatan tersebut sering dipakai untuk menjahili para sepupunya, yaitu Korawa. Duryodana—salah satu Korawa—sangat benci dengan sikap Bima yang selalu jahil. Kebencian tersebut berkembang menjadi niat untuk membunuh Bima. Pada suatu hari ketika para Korawa serta Pandawa pergi bertamasya di daerah sungai Gangga, Duryodana menyuguhkan makanan dan minuman kepada Bima, yang sebelumnya telah dicampur dengan racun. Karena Bima tidak curiga, ia menyantap makanan tersebut. Makanan tersebut membuat Bima jatuh pingsan, lalu tubuhnya diikat kuat-kuat oleh Duryodana dengan menggunakan tanaman menjalar, setelah itu dihanyutkan ke sungai Gangga dengan rakit. Saat rakit yang membawa Bima sampai di tengah sungai, ular-ular yang hidup di sekitar sungai tersebut mematuk badan Bima. Secara ajaib, bisa ular tersebut berubah menjadi penangkal bagi racun yang dimakan Bima. Ketika sadar, Bima langsung melepaskan ikatan tanaman menjalar yang melilit tubuhnya, lalu ia membunuh ular-ular yang menggigit badannya. Beberapa ular menyelamatkan diri untuk menemui rajanya, yaitu Antaboga (Naga Basuki). Saat Antaboga mendengar kabar bahwa putra Pandu yang bernama Bima telah membunuh anak buahnya, ia segera menyambut Bima dan memberinya minuman, yang semangkuknya memiliki kekuatan setara dengan sepuluh gajah.[4] Bima meminumnya tujuh mangkuk, sehingga tubuhnya menjadi sangat kuat, setara dengan tujuh puluh gajah. Bima tinggal di istana Naga Basuki selama delapan hari, dan setelah itu ia pulang.
7985
Pada usia remaja, Bima dan saudara-saudaranya dididik dan dilatih dalam bidang militer oleh Drona. Dalam mempelajari senjata, Bima lebih memusatkan perhatiannya untuk menguasai ilmu menggunakan gada, sebagaimana Duryodana. Mereka berdua menjadi murid Baladewa, yaitu saudara Kresna yang mahir dalam menggunakan senjata gada. Dibandingkan dengan Bima, Baladewa lebih menyayangi Duryodana, dan Duryodana juga setia kepada Baladewa.
Peristiwa di Waranawata
Ketika Bima beserta ibu dan saudara-saudaranya berlibur di Waranawata, ia dan Yudistira sadar bahwa rumah penginapan yang disediakan untuk mereka, telah dirancang untuk membunuh mereka serta ibu mereka. Pesuruh Duryodana, yaitu Purocana telah membangun rumah tersebut sedemikian rupa dengan bahan seperti lilin sehingga cepat terbakar. Bima hendak segera pergi, namun atas saran Yudistira mereka tinggal di sana selama beberapa bulan.
Pada suatu malam, Dewi Kunti mengadakan pesta dan seorang wanita yang dekat dengan Purocana turut hadir di pesta itu bersama dengan kelima orang puteranya. Ketika Purocana beserta wanita dan kelima anaknya tersebut tertidur lelap karena makanan yang disuguhkan oleh Kunti, Bima segera menyuruh agar ibu dan saudara-saudaranya melarikan diri dengan melewati terowongan yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian, Bima mulai membakar rumah lilin yang ditinggalkan mereka. Oleh karena ibu dan saudara-saudaranya merasa mengantuk dan lelah, Bima membawa mereka sekaligus dengan kekuatannya yang dahsyat. Kunti digendong di punggungnya, Nakula dan Sadewa berada di pahanya, sedangkan Yudistira dan Arjuna berada di lengannya.[5]
Ketika keluar dari ujung terowongan, Bima dan saudaranya tiba di sungai Gangga. Di sana mereka diantar menyeberangi sungai oleh pesuruh Widura, yaitu menteri Hastinapura yang mengkhwatirkan keadaan mereka. Setelah menyeberangi sungai Gangga, mereka melewati Sidawata sampai Hidimbawana. Dalam perjalanan tersebut, Bima memikul semua saudaranya dan ibunya melewati jarak kurang lebih tujuh puluh dua mil.
Peristiwa di Hidimbawana
Di Hidimbawana, Bima bertemu dengan raksasa wanita bernama Hidimbi. Hidimbi menyamar menjadi wanita normal dan jatuh cinta kepada Bima. Hidimba (kakak Hidimbi) marah karena Hidimbi telah jatuh cinta dengan seseorang yang seharusnya menjadi santapan mereka. Perkara itu berujung pada perkelahian antara Bima dengan Hidimba. Bima memenangkan pertarungan dan berhasil membunuh Hidimba. Kemudian Bima menikah dengan Hidimbi. Seorang putra yang diberi nama Gatotkaca lahir dari perkawinan mereka. Bima dan keluarganya tinggal selama beberapa bulan bersama dengan Hidimbi dan Gatotkaca, setelah itu mereka melanjutkan perjalanan.
Pembunuh Raksasa Baka
Bima bertarung dengan raksasa Baka.
Setelah melewati Hidimbawana, para Pandawa beserta ibunya tiba disebuah kota yang bernama Ekacakra. Di sana mereka menumpang di rumah keluarga brahmana. Pada suatu hari ketika Bima dan ibunya sedang sendiri, sementara keempat Pandawa lainnya pergi mengemis, brahmana pemilik rumah memberitahu mereka bahwa seorang raksasa yang bernama Bakasura meneror kota Ekacakra. Atas permohonan penduduk desa, raksasa tersebut berhenti mengganggu kota, namun sebaliknya seluruh penduduk kota diharuskan untuk mempersembahkan makanan yang enak serta seorang manusia setiap minggunya. Kini, keluarga brahmana yang menyediakan tempat tinggal bagi mereka yang mendapat giliran untuk mempersembahkan salah seorang keluarganya. Merasa berhutang budi dengan kebaikan hati keluarga brahmana tersebut, Kunti berkata bahwa ia akan menyerahkan Bima yang nantinya akan membunuh raksasa Baka. Mulanya Yudistira sangsi, namun akhirnya ia setuju.
Pada hari yang telah ditentukan, Bima membawa segerobak makanan ke gua Bakasura. Di sana ia menghabiskan makanan yang seharusnya dipersembahkan kepada sang raksasa. Bakasura merasa terhina atas kelakuan Bima. Ia marah dan menyerang Bima. Setelah pertarungan berlangsung lama, Bima meremukkan tubuh Bakasura. Lalu ia menyeret tubuh Bakasura sampai di pintu gerbang Ekacakra. Atas usaha Bima, kota Ekacakra menjadi tenang kembali. Ia dan keluarganya tinggal di sana selama beberapa lama, sampai akhirnya Pandawa memutuskan untuk pergi ke Kampilya, ibukota Kerajaan Panchala, karena mendengar cerita mengenai Dropadi dari seorang brahmana. Bima juga mempunyai anak dari Dropadi bernama Sutasoma, sedangkan anak dari pernikahannya dengan Putri Balandhara dari Kerajaan Kashi adalah Sarwaga. Semua anak Bima gugur dalam Perang di Kurukshetra.
Bima dalam Bharatayuddha
Dalam perang di Kurukshetra, Bima berperan sebagai komandan tentara Pandawa. Ia berperang dengan menggunakan senjata gada. Pada hari terakhir Bharatayuddha, Bima berkelahi melawan Duryodana dengan menggunakan senjata gada. Pertarungan berlangsung dengan sengit dan lama, sampai akhirnya Kresna mengingatkan Bima bahwa ia telah bersumpah akan mematahkan paha Duryodana. Seketika Bima mengayunkan gadanya ke arah paha Duryodana. Setelah pahanya diremukkan, Duryodana jatuh ke tanah, dan beberapa lama kemudian ia mati. Baladewa marah hingga ingin membunuh Bima, namun ditenangkan Kresna karena Bima hanya ingin menjalankan sumpahnya.
Bima dalam pewayangan Jawa
Sifat
Bima memiliki sifat gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur, serta menganggap semua orang sama derajatnya, sehingga dia digambarkan tidak pernah menggunakan bahasa halus (krama inggil) atau pun duduk di depan lawan bicaranya. Bima melakukan kedua hal ini (bicara dengan bahasa krama inggil dan duduk) hanya ketika menjadi seorang resi dalam lakon Bima Suci, dan ketika dia bertemu dengan Dewaruci. Ia mahir bermain gada, serta memiliki berbagai macam senjata, antara lain: Kuku Pancanaka, Gada Rujakpala, Alugara, Bargawa (kapak besar), dan Bargawasta. Sedangkan jenis ajian yang dimilikinya antara lain: Aji Bandungbandawasa, Aji Ketuglindhu, Aji Bayubraja dan Aji Blabak Pangantol-antol.
Bima juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran, yaitu: Gelung Pudaksategal, Pupuk Jarot Asem, Sumping Surengpati, Kelatbahu Candrakirana, ikat pinggang Nagabanda dan Celana Cinde Udaraga. Sedangkan beberapa anugerah dewata yang diterimanya antara lain: Kampuh atau Kain Poleng Bintuluaji, Gelang Candrakirana, Kalung Nagasasra, Sumping Surengpati dan Pupuk Pudak Jarot Asem.
Dalam pencarian jati dirinya, Bima sering diberi tugas oleh gurunya—yang sesungguhnya dihasut oleh para Korawa untuk membunuh Bima—yang terasa mustahil untuk dikerjakan, seperti mencari kayu gung susuhing angin dan air banyu perwitasari, yang akhirnya membawa Bima bertemu dengan Dewaruci.
Gantungan Kunci Wayang Bima
Berat | 250 kg |
Kondisi | Baru |
Dilihat | 803 kali |
Batu Mustika Cahaya Kalimaya. Khasiat, Tuah, Manfaat Insya Allah Super Multi Fungsi yang artinya Insya Allah apa yang ada dalam fikiran/keinginan anda terdapat dalam tuah Mustika ini, kami tidak menulis karena terlalu banyak khasiatnya tetapi diantaranya untuk Membuka dan Menajamkan Aura, Pembangkit Kekuatan Pengasihan Alami, Mudah mencari jodoh idaman hati, Daya Pesona dan Kewibawaan Artis,… selengkapnya
Rp 1.750.000Mustika Tunggal Keramat. Khasiat, Tuah, Manfaat Insya Allah mempunyai energi alami yang sangat kuat sejak penarikan, membuka karomah bagi pemilik, memudahkan meraih jabatan, menanjakan karir, kewibawaan sehingga disegani semua kalangan, memudahkan meluluhkan hati siapapun seperti ilmu gendam, membuat suara kata kata mengandung energi hingga merasuk ke hati yang mendengarnya hingga jadi penurut pada pemilik mustika…. selengkapnya
Rp 875.000Mustika Cahaya Cakra Bercahaya. Khasiat, Tuah, Manfaat Insya Allah sangat baik untuk orang yang sedang mengalami masalah usaha, masalah urusan cinta dan masalah urusan jabatan politik, mustika ini mempunyai energi tingkat tinggi seputar aji asihan atau pengasihan dan juga kelancaran dalam mencari rejeki, bagi yang berkarir di dunia poltitik atau bisnis bisa juga memakai mustika… selengkapnya
Rp 925.000Mustika Alam Gaib Jagad Lelembut adalah batu mustika alam gaib yang sangat ibdah dan unik sekali perpaduan corak pamornya, terbentuk secara alami dan bukan karena isian maupun gambaran manusia. Khasiat Mustika Alam Gaib Jagad Lelembut Insya Allah mengendalikan dan mempengaruhi pikiran orang lain biar penurut dan membuat orang sekitar tunduk dan patuh, memudahkan bergaul dan… selengkapnya
Rp 300.000Mustika Badar Besi Merah Asli Alam Mustika Badar Besi Merah Asli Alam adalah salah satu batu mustika bertuah yang bisa menempel di magnet dan sangat langka karena itu mustika ini bernama Mustika Badar Besi Merah Serta Mungkin Hanya Ada di Pusaka Dunia. Selain itu mustika ini juga sudah di tes dan ternyata bisa menempel di… selengkapnya
Rp 275.000Parfum Roman Wish Parfum Roman Wish merupakan parfum oles kemasan 25 ml yang dapat dipakai pria ataupun wanita. Produk parfum / minyak wangi ini merupakan produk parfum yang banyak dicari karena memiliki aroma yang sangat khas dan wanginya bisa bertahan lama yakni antara 2 – 8 jam. Untuk penyimpanan parfum ini, sebaiknya hindarilah suhu panas… selengkapnya
Rp 20.000Batu Mustika Naga Sasra Nama daripada Produk ini. Batu Mustika Naga Sasra berkhasiat sama dengan Keris Naga Sasra Insya Allah untuk kejayaan, kewibawaan, jabatan, pengayom, menjadi panutan, tauladan, disegani banyak kalangan, kepemimpinan, mudah dalam mengatur, mudah meraih tahta dan kekayaan, rejeki banyak mengalir masuk, pengasihan pemikat, menaklukan banyak orang, menangkal bencana, musibah dan kesialan, keselamatan… selengkapnya
Rp 550.000Mustika Penunduk Sakti Nama daripada Produk ini. Mustika Penunduk Sakti berkhasiat Insya Allah untuk penunduk hati yang ampuh, sekeras apapun hatinya akan mudah ditundukan, menundukan pasangan hingga tak berdaya, pengasihan alami penembus hati lawan jenis hingga ia suka rela jatuh cinta tanpa daya. Produk Jenis ini bernama Batu Akik Pamor Gumpalan Awan. Produk jenis ini… selengkapnya
Rp 300.000Nama Mustika Bulu Macan Hijau, Jenis Batu Bulu Macan Hijau, Khasiat, Tuah, Manfaat Insya Allah untuk Orang hidup butuh sandang pangan papan dan pasangan, artinya orang hidup membutuhkan pakaian, makanan, tempat tinggal dan pendamping hidup. Semua berarti sangat luas, semisal makanan maknanya tidak pernah kekurangan dan rejeki akan selalu ada, pakaian kebutuhan atau keinginan akan… selengkapnya
*Harga Hubungi CSAksesoris Koin China Antique Yang Indah Aksesoris Koin China Antique Yang Indah merupakan aksesoris koin yang unik menyerupai koin china yang ada tulisan huruf chinanya. Koin ini sungguh indah dan elegan. Koin ini juga sangat cocok untuk digunakan sebagai souvenir pernikahan, dan lain-lain. Koin tersebut memiliki warna kuning emas bronze yang terkesan seperti kuno. Nama… selengkapnya
Rp 7.500