Zaid al-Khair
Zaid al-Khair
Rasulullah saw bersabda, “Dalam pribadi Anda terdapat dua perkara yang disukai Allah dan Rasul-Nya, yaitu kesabaran dan penyantun.”
Manusia bagaikan logam tambangan. Mereka yang terbaik pada masa jahiliah, terbaik juga pada masa Islam. Milikilah dua karakter yang keduanya telah diterapkan oleh seorang sahabat yang mulia pada masa jahiliyah, kemudian ditonjolkan pula pada masa Islam. Sahabat tersebut pada masa jahiliyah adalah Zaid al-Khail dan pada masa Islam dipanggil “Zaid al-Khair”, sesuai dengan panggilan Rasulullah kepadanya sesudah ia masuk Islam.
Adapun karakternya yang pertama ialah seperti diceritakan dalam buku-buku sastra. Imam Syaibani menceritakan dari seorang tua Bani ‘Amir, katanya, “Pada suatu ketika kami dapat musibah mengalami musim kemarau sehingga tanaman dan ternak kami binasa. Seorang laki-laki di antara kami pergi dengan keluarganya ke Hirah, lalu ditinggalkan keluarganya di sana. Tunggu aku di sini sampai aku kembali.”
Kemudian dia bersumpah tidak akan kembali kepada mereka, kecuali setelah berhasil memperoleh harta untuk mereka, atau dia mati. Maka, disiapkannya perbekalan, lalu dia berjalan sepanjang hari. Ketika hari sudah malam, dia sampai ke sebuah kemah. Di dekat kemah itu terdapat seekor kuda. Katanya, “Inilah rampasanku yang pertama.” Lalu dihampirinya anak kuda itu dan ikatannya dilepaskan. Ketika dia hendak mengendarainya, tiba-tiba ia mendengar suatu suara memanggil, “Lepaskanlah anak kuda itu dan pergilah kamu!” Maka ditinggalkannya kuda itu, kemudian dia pergi meninggalkan tempat itu.
Tujuh hari tujuh malam lamanya dia belajar. Akhirnya, dia sampai ke tempat peristirahatan onta. Tidak jauh dari situasi terdapat sebuah kemah besar bertenda kulit, menunjukkan kekayaan dan kemewahan pemiliknya.
Laki-laki (musafir) itu berkata kepada dirinya sendiri, “Di sini tentu ada unta, dan di dalam kemah itu tentu ada penghuninya.”
Ketika itu hari hampir maghrib. Dia masuk ke dalam kemah, dan didapatinya seorang tua yang sudah uzur/jompo. Lalu, dia duduk di belakang orang tua itu dengan sembunyi-sembunyi.
Tidak berapa lama kemudian hari pun mulai gelap. Seorang penunggang kuda (al-Faris) bertubuh tinggi besar datang ke kemah. Dua orang hamba sahaya mengikuti dari belakang di sebelah kiri dan kanan dengan berjalan kaki. Mereka menggiring kira-kira seratus ekor unta yang didahului oleh seekor onta jantan yang besar. Bila unta jantan berlutut di tempat peristirahatan, berlutut pula seluruh unta-unta betina.
Sambil menunjuk seekor unta betina yang gemuk, al-Faris berkata kepada sahayanya, “Perah susu unta ini, kemudian suguhkan kepada syekh (bapak).”
Sahaya itu segera memerah susu unta tersebut semangkuk penuh, lalu dihidangkannya kepada syekh. Sesudah itu dia pergi. Orang tua itu meneguk susu tersebut seteguk, dua teguk, sesudah itu diletakkannya kembali.
Kata si musafir, “Saya merangkak perlahan-lahan mendekati syekh. Saya ambil bejana di hadapannya, lalu saya habsikan semua isinya.”
Kemudian, sahaya datang mengambil mangkuk susu. Dia berkata kepada majikannya, “Syekh telah menghabiskan minumannya.”
Al-Faris (si penunggang kuda) gembira seraya berkata kepada sahayanya, “Perah lagi susu unta ini” sambil menunjuk seekor unta yang lain. Sahaya itu segera melaksanakan perintah majikannya dan menghidangkan lagi semangkuk susu kepada syekh. Syekh meminum susu seteguk, lalu diletakkannya. Kemudian, mangkuk susu itu diambil oleh si musafir dan diminumnya setengah. Katanya, “Saya enggan menghabiskannya, karena saya khawatir si penunggang kuda menaruh curiga.” Kemudian, al-Faris memerintahkan sahaya yang lain menyembelih domba. Al-Faris memasak domba itu, kemudian memberi makan syekh dengan tangannya sendiri sampai dia kenyang. Sesudah syekh kenyang, barulah al-Faris makan bersama-sama dengan kedua hamba sahanya. Tidak lama kemudian, mereka semua pergi tidur. Ketika mereka tidur nyenyak, aku pergi ke tempat unta jantan. Lalu, kulepas ikatannya, aku kendarai lalu pergi. Onta-onta lainnya mengikuti onta jantan pergi dan aku terus pergi tengah malam itu. Setelah hari mulai siang, aku melihat sekeliling. Ternyata tidak tampak seorang pun yang menyusulku. Aku terus berjalan sampai tengah hari. Pada suatu ketika aku menoleh ke belakang, tiba-tiba terlihat olehku di kejauhan suatu bayangan bergerak cepat menuju ke arahku, bagaikan seekor burung yang amat besar. Semakin lama, bayangan itu tambah dekat kepadaku dan tambah nyata. Akhirnya, jelas bagiku, bayangan itu tak lain melainkan al-Faris (si penunggang kuda) mencari ontanya yang aku bawa pergi. Aku segera turun menambatkan unta jantan. Kemudian, aku keluarkan anak panah dari tabung dan aku pasang pada busur. Aku berdiri dengan posisi membelakangi unta-unta. Agak jauh di hadapanku berdiri al-Faris. Dia berkata kepadaku, “Lepaskan unta jantan.”
Aku menjawab, “Tidak! keluargaku kutinggalkan di Hirah sedang kelaparan. Aku telah bersumpah tidak akan kembali kepada mereka sebelum berhasil membawakan mereka makanan atau aku mati karenanya.”
Kata al-Faris, “Jika tidak kamu lepaskan, kubunuh kamu. Lepaskan! Terkutuklah kamu.”
Jawabku, “Tidak! Tidak akan kulepaskan walau apa yang akan terjadi.
Al-Faris berkata, “Celakalah kamu! Kamu pencuri!”
Katanya pula menlanjutkan, “Rentangkanlah tali unta jantan itu. Di situ terdapat tiga buhul! Tunjukkan buhul mana yang harus kupanah!”
Saya tunjukkan kepadanya buhul yang di tengah. Dia membidik, lalu melepaskan anak panahnya tepat mengenai sasaran bagai ditancapkan layaknya dengan tangan. Kemudian, dipanahnya pula buhul kedua dan ketiga tanpa meleset sedikit pun. Melihat kenyataan itu, anak panahku kumasukkan kembali ke dalam tabung. Aku berdiri dan menyerah. Dia datang menghampiriku. Lalu diambilnya pedang dan panahku. Katanya memerintahkanku, “Bonceng di belakangku!”
Aku naik membonceng di belakangnya. Dia bertanya, “Hukuman apa menurutmu yang akan kujatuhkan terhadap dirimu?” Jawabku, “Tentu hukuman berat!”Dia bertanya pula, “Mengapa?” Jawabku, “Karena perbuatanku yang tidak terpuji dan menyusahkan engaku. Allah memenangkan engkau dan mengalahkanku!”
Katanya, “Mengapa kamu menyangka begitu?” Bukankah kamu telah menemani Muhalhil (bapakku) makan, minum, dan tidur semalam dengannya?”
Mendengar dia berkata “Muhalhil”, aku bertanya kepadanya, “Apakah engkau ini “Zaid al-Khail?” Dia menjawab, “Ya.” Aku berkata, “Engkau penawan yang baik.” Jawabnya, “Jangan khawatir.” Dia membawaku kembali ke perkemahannya. Katanya, “Demi Allah, seandainya unta-unta itu milikku sendiri, sungguh kuberikan semuanya kepadamu. Tetapi sayang, unta-unta ini milik saudara perempuanku. Tinggallah di sini barang dua, tiga hari. Tidak lama lagi akan terjadi peperangan, di mana aku akan menang dan memperoleh rampasan.”
Hari ketiga dia menyerang Bani Numair. Dia menang dan memperoleh rampasan hampir seratus ekor unta. Unta rampasan itu hampir semuanya diberikan kepadaku. Kemudian, ditugaskannya dua orang pengawal untuk mengawal unta-unta itu selama dalam perjalanan sampai ke Hirah.
Itulah karakter Zaid al-Khail pada masa jahiliyah. Adapun bentuk kehidupannya dalam Islam, banyak ditulis oleh buku-buku sejarah.
Ketika berita mengenai munculnya Nabi saw dengan dakwah yang didakwahkannya terdengar oleh Zaid al-Khail, maka disiapkannya kendaraannya. Kemudian, diajaklah para pemimpin terkemuka dari kaumnya berkunjung ke Yatsrib (Madinah) menemui Nabi Muhammad saw. Satu delegasi besar yang terdiri dari para pemimpin kaum Thayi pergi bersama-sama dengannya menemui Nabi yang mulia, antara lain terdapat Zur bin Sadus, Malik bin Jubair, ‘Amir bin Juwain, dan lain-lain. Setibanya di Madinah, mereka terus menuju ke masjid Nabawi yang mulia dan memberhentikan untanya di depan pintu masjid. Ketika mereka masuk ke masjid, kebetulan Rasulullah saw sedang berkhotbah di atas mimbar. Mereka tergugah mendengar ucapan-ucapan Rasulullah saw dan kagum melihat kaum muslimin diam mendengarkannya dengan penuh perhatian.
Ketika Rasulullah saw melihat mereka, beliau mengucapkan pidatonya kepada kaum muslimin:
“Aku lebih baik bagi tuan-tuan sekalian daripada berhala ‘Uzza dan sekalian berhala yang tuan-tuan sembah. Aku lebih baik bagi tuan-tuan daripada unta hitam dan daripada segala yang tuan-tuan sembah selain Allah.”
Ucapan-ucapan Rasulullah saw dalam pidatonya itu sangat berkesan dalam hati Zaid al-Khail. Orang-orang serombongannya terbagi dua. Sebagian menerima panggilan yang hak, dan sebagian lagi menolak dengan sombong. Sebagian mendambahkan surga dan sebagian lagi pasrah ke neraka.
Melihat Rasulullah saw yang berpidato mempesona pendengarnya, dikelilingi orang-orang mukmin yang mncucurkan air mata kesedihan, timbul rasa benci dalam hati Zur bin Sadus yang penuh ketakutan. Dia berkata kepada kawan-kawannya, “Demi Allah! Orang ini pasti akan menguasai seluruh bangsa Arab. Demi Allah! Saya tidak akan membiarkan kuduk saya dikuasainya selama-lamanya.”
Kemudian, dia pergi ke negara Syam. Di sana dia mencukur rambutnya seperti pendeta, kemudian dia masuk agama Nasrani.
Zaid al-Khail lain lagi. Ketika Rasulullah saw selesai berpidato, ia berdiri di antara jamaah kaum muslimin. Zaid seorang laki-laki ganteng, cakap, dan berperawakan tinggi. Kalau menunggang kuda, kakinya tergontai hampir sampai ke tanah. Dia berdiri dengan tubuhnya yang tegap dan berbicara dengan suaranya yang lantang. Dia berkata, “Ya Muhammad! Saya bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah, dan sesungguhnya engkau Rasulullah.”
Rasulullah menoleh kepadanya seraya bertanya, “Siapa Anda?” Zaid menjawab, “Saya Zaid al-Khail bin Muhalhil.” Rasulullah saw berkata, “Tentunya Anda Zaid al-Khair, bukan al-Khail. Segala puji bagi Allah yang membawa Anda ke sini dari kampung Anda, dan melunakkan hati Anda menerima Islam.”
Sejak itu Zaid al-Khail terkenal dengan nama Zaid al-Khair. Kemudian, Rasulullah saw membawanya ke rumah beliau, diikuti Umar bin Khaththab dan beberapa sahabat lain. Sesampainya di rumah Rasulullah saw, beliau melepaskan alas duduknya kepada Zaid. Tetapi, Zaid al-Khair segan menerimanya dan mengembalikannya kepada beliau. Rasulullah saw melemparkannya sampai tiga kali, tetapi Zaid al-Khair tetap menolak, karena merasa rikuh duduk di alas duduk Rasulullah saw yang mulia. Setelah Zaid duduk dengan tenang di dalam majlis, Rasulullah saw berkata, “Belum pernah saya mengenal seseorang yang ciri-cirinya berlainan daripada yang disebutkan orang kepadaku. Hai Zaid! Dalam diri Anda terdapat dua sifat yang disukai Allah dan Rasul-Nya. Apa itu ya Rasulullah? tanya Zaid. Jawab Rasulullah saw, “Kesabaran dan penyantun.” Kata Zaid, “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikanku memiliki sifat-sifat yang disukai Allah dan rasul-Nya.” Kemudian. Dia berkata lebih lanjut, “Berilah saya tiga ratus penunggang kuda yang cekatan. Saya berjanji kepada Anda akan menyerang negeri Romawi (Ruum) dan mengambil negeri itu dari tangan mereka.” Rasulullah saw mengagumi cita-cita Zaid itu. Kata beliau, “Alangkah besarnya cita-cita Anda, hai Zaid. Belum ada orang yang seperti Anda.” Ketika Zaid dan orang-orang yang sepaham dengannya hendak kembali ke Nejed, Rasulullah saw berkata, “Alangkah baiknya dia. Banyak keuntungan yang mungkin terjadi seandainya dia selamat dari wabah yang berjangkit di Madinah.” Justru Madinah al-Munawwaroh sedang dilanda wabah demam panas. Pada suatu malam Zaid al-Khair diserang penyakit tersebut. Zaid al-Khair berkata kepada para pengikutnya, “Singkirkan saya ke kampung Qais! Sesungguhnya antara kita dengan mereka tidak ada permusuhan jahiliyah. Tetapi, demi Allah! Saya tidak ingin membunuh kaum muslimin sehingga mereka mati kena wabah penyakit ini.” Zaid al-Khair meneruskan perjalanan ke kampungnya di Nejed. Tetapi sayang, demamnya semakin menjadi-jadi.
Dia ingin menemui kaumnya di Nejed dan mengharapkan agar mereka masuk Islam di tangannya. Dia telah bercita-cita yang baik. Tetapi, suatu cobaan mendahuluinya sebelum cita-citanya terlaksana. Tidak lama kemudian dia menghembuskan nafasnya yang terakhir di perjalanan. Sedikit sekali waktu terluang baginya sesudah dia masuk Islam, sehingga tidak ada peluang untuk berbuat dosa. Dia meninggal tidak lama sesudah dia menyatakan Islamnya di hadapan Rasulullah saw. Semoga Allah meridhai Zaid al-Khair.
Zaid al-Khair
Mustika Blue Sapphire Yang Bertuah Lulus Tes Istimewa Nama daripada Produk ini. Mustika Blue Sapphire Yang Bertuah Lulus Tes Istimewa berkhasiat Insya Allah untuk Produk Jenis ini bernama Blue Sapphire Yang Lulus Tes Istimewa Produk jenis ini ditemukan Tahun 1800. Tingkat Kekerasan 9 Mohs. Ukuran dan Berat : Tertulis di Sertifikat.. Jaminan : Dijamin Asli… selengkapnya
Rp 950.000Mustika Sarang Khodam Keramat Sakti adalah nama Produk ini. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Sarang Khodam Keramat Sakti Insya Allah untuk Kewibawaan Tingkat Tinggi, disegani banyak kalangan, mudah meraih jabatan, mudah bergaul, mudah mendapat relasi bisnis, mudah mencari teman kencan dan semakin disayang semua orang sekitar, membangkitkan kekuatan pemikat tingkat tinggi, pengasihan ampuh dan pelet alami,… selengkapnya
Rp 325.000Mustika Ular Naga Hitam Pagar Gaib Mustika Ular Naga Hitam Pagar Gaib adalah mustika bertuah yang berisikan energi spiritual tingkat tinggi yang berasal dari khodam batu mustika, mustika ini diperoleh dari penarikan gaib di sebuah gua keramat di hutan angker. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Ular Naga Hitam Pagar Gaib Mustika Ular Naga Hitam Pagar Gaib… selengkapnya
Rp 350.000Mustika Cendrawasih Pelet Alami PUSAKA DUNIA – Mustika Cendrawasih Pelet Alami adalah sebuah mustika alami yang diyakini memiliki kekuatan untuk memikat hati seseorang secara alami. Mustika ini diyakini memiliki energi positif yang dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan seseorang sehingga mereka menjadi lebih terbuka dan terpikat kepada pemilik mustika. Mustika Cendrawasih sering digunakan untuk memikat hati… selengkapnya
Rp 400.000Nama Batu Mustika Rambut Setan Kober. Khasiat, Tuah, Manfaat Insya Allah untuk : Pengasihan Tingkat Tinggi. Pemikat Tingkat Tinggi. Pesona Tingkat Tinggi. Pelet Alami Tingkat Tinggi. Kewibawan Tingkat Tinggi. Pelarisan Usaha Tingkat Tinggi. Tolak Bala / Pagar Gaib Pelet Alami Tingkat Tinggi. Pembangkit Ilmu Gendam Alami. Pembangkit Ilmu Hipnotis Mudah Pengaruhi Pikiran Orang Lain. Mudah… selengkapnya
Rp 650.000Mustika Pelet Marongge Sumedang Mustika Pelet Marongge Sumedang merupakan mustika bertuah dengan pamor guratan-guratan dan mustika tersebut berwarna kelawu yang terkesan wingit. Mustika tersebut pamor dan corak warnanya asli dan bukan karena gambaran maupun isian manusia. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Pelet Marongge Sumedang Insya Allah untuk buka aura pelet pengasihan, ajian pelet penggetar hati, mampu… selengkapnya
Rp 315.000Kol Buntet Hitam Nama Produk ini. Kol Buntet Hitam ini mempunyai Khasiat Insya Allah untuk kekebalan yang maksudnya untuk keselamatan, kekebalan ilmu sihir dan segala macam ilmu hitam lainnya, tolak bala / pagar diri dari marabahaya yang datang. Berasal Dari Bahan : Tanah Lempung Keramat. Ukuran : 27x24x20 Milimeter. Stok produk barang ini : Jumlah… selengkapnya
Rp 100.000Buku Kamus Lengkap 250 Milyar Inggris Indonesia Buku Kamus Lengkap 250 Milyar Inggris Indonesia adalah buku kamus bahasa inggris yang memiliki ukuran termasuk kecil dan mudah dibawa kemanapun. Kamus ini sangat lengkap dilengkapi dengan verb, tenses, reguler verb, iregular verbs dan plus kamus bergambar. Dengan kamus ini maka pemakai akan lebih enak dalam mencari apa… selengkapnya
Rp 25.500Mustika Kesuksesan Karir Bisnis Mustika Kesuksesan Karir Bisnis merupakan mustika bertuah yang memiliki energi spiritual dengan corak warna yang indah, warna mustika ini terbentuk secara alami oleh alam dan bukan gambaran manusia. Khasiat yang terdapat pada mustika ini untuk melancarkan dan memuluskan karir maupun bisnis anda. Keterangan Mustika. Produk Jenis ini bernama Mustika Kesuksesan Karir… selengkapnya
Rp 280.000Mustika Kilang Air Natural Alami Mustika Kilang Air Natural Alami merupakan mustika bertuah yang sangat unik. Batu mustika ini juga salah satu dari sekian banyak bukti nyata keagungan Sang Maha Pencipta. Di dalam batu mustika ini terdapat rongga udara dan air murni yang terbuat dari proses alam jutaan tahun. Mustika Kilang Air Natural Alami merupakan… selengkapnya
Rp 450.000Ini adalah artikel Seputar Keris Omyang Jimbe Tambah Beras, Harga Keris Omyang Jimbe, Omyang Jimbe Asli, Omyang Jimbe Blitar, Keris Omyang Jimbe Asli, Keris Pusaka Omyang Jimbe, Ciri Ciri Keris Omyang Jimbe Asli, Pesugihan Omyang Jimbe, Keris Omyang Jimbe Asli Kuno, Cara Menggunakan Keris Omyang Jimbe, Jual Beli Omyang, Cara Proses Keris Omyang Jimbe, Ciri… selengkapnya
Do’a Basymakh Isa A.S Di riwayatkan oleh Syeikh Al-imam Al-Allamah Al-Hamam Sayyyid Muhammad bin Khotiruddin bin Bayazid bin Khowajah Di dalam kitabnya AL-JAWAHIR AL-KHOMSI ( Lima Permata ) “ Do’a Basymakh merupakan do’a yang di turunkan kepada nabi Isa A.S, Do’a ini terdapat juga di dalam kitab Injil Do’a Basymakh ini merupakan wirid yang di… selengkapnya
Khasiat Batu Permata Aeschynite Aeschynite Variasi Warna : Hitam, Kuning-Orange, Coklat Kadar Transparasi : Opak hingga semi transparan Luster : Resinous, Waxy, Pearly, Sub-Metalic Index Bias : 2,19 – 2,50 Kadar Keras : 5.0 – 6.0 Skala Mohs. Berat Jenis : 2.48 gr/cm3 Formula Kimia : (Y,Ca,Fe,Th)(Ti,Nb)2 (O,OH) 6 Yttrium Calcium Iron Titanium Niobium Oxide… selengkapnya
Seputar Ta’addud (poligami) : merelakan giliran kepada madu Mukaddimah Islam telah mensyari’atkan Ta’addud (polygami) sebagai salah satu pemecahan bagi problematika rumah tangga, khususnya manakala sebuah rumah tangga sudah diambang kehancuran. Bila sebuah rumah tangga sudah tidak lagi harmonis dan hubungan suami-isteri selalu diwarnai oleh pertengkaran bahkan pengkhianatan (baca: perselingkuhan), maka kehancurannya hanya tinggal menunggu waktu…. selengkapnya
Abdullah bin Ummi Maktum Siapakah laki-laki itu, yang karenanya Nabi yang mulia mendapat teguran dari langit dan menyebabkan beliau sakit? Siapakah dia, yang karena peristiwanya Jibril al-Amin harus turun membisikkan wahyu Allah ke dalam hati Nabi yang mulia? Dia tidak lain adalah Abdullah bin Ummi Maktum, muazzin Rasulullah. Abdullah Ummi Maktum, orang Mekah suku Quraisy…. selengkapnya
Kesaktian Ilmu Penarik Sukma Kesaktian Ilmu Penarik Sukma belum banyak diketahui orang karena pemilik ilmu ini selalu menggunakanya dengan rapi tanpa diketahui. Ilmu penarik sukma bisa digunakan untuk membuat target menjadi tergila-gila dan tidak bisa berpaling dari pemilik ilmu ini. Selain itu ilmu ini juga bisa menjadi guna-guna yang sangat fatal. Ilmu ini juga bisa digunakan… selengkapnya
Tentang Pintu-pintu Masukanya Syetan. Oleh Dr.H. Achmad Satori Hati manusia bagaikan benteng sedangkan syetan adalah musuh yang senantiasa mengintai untuk menguasai benteng tersebut. Kita tidak bisa menjaga benteng kalau tidak melindungi atau menjaga/menutup pintu-pintu masuknya syetan ke dalam hati. Hati manusia bagaikan benteng sedangkan syetan adalah musuh yang senantiasa mengintai untuk menguasai benteng tersebut. Kita… selengkapnya
Berita Artikel Sejarah Peperangan Di Jaman Nabi dan Detail Jumlah Korbannya Perang Badar Inilah perang pertama yang dilakukan kaum muslimin. Sekaligus peristiwa paling penting bagi sejarah perkembangan da’wah Islam. Meski dengan kekuatan yang jauh lebih kecil dibanding kekuatan musuh, dengan pertolongan Allah, kaum muslimin berhasil menang menaklukkan pasukan kafir. Rasulullah SAW berngkat bersma tigaratusan orang… selengkapnya
Manfaat Buah Delima Buah delima (punica granatum L) memiliki banyak khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan. Tumbuhan ini berasal dari Timur Tengah, tersebar didaerah subtropik sampai tropic, dan dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl. Tumbuhan ini sangat cocok di tanah yang gembur dan tidak terendam air, dengan air tanah yang tidak dalam. Buah delima dapat… selengkapnya
TipsTradisional Untuk Obati Hernia Bahan : 1 butir telur ayam kampung 3 sendok makan madu asli 3 sendok makan minyak samin Caranya : Telur ayam diambil kuningnya lalu masukkan ke dalam gelas yang berisi air panas. Tambahkan madu dan minyak samin. Aduk rata. Minum dalam keadaan hangat sekaligus setiap hari. Lakukan secara rutin selama beberapa… selengkapnya
