Beranda » Blog » Wanita Haid Dan Puasa

Wanita Haid Dan Puasa

Diposting pada 26 November 2016 oleh Pusaka Dunia / Dilihat: 237 kali

Tentang Wanita Haid Dan Puasa
Sahkah Puasa Bila Haid Berhenti Sebelum Fajar
Tanya :
Jika haid berhenti sebelum fajar lalu bersuci, maka bagaimana hukumnya ?

Jawab :
Puasanya tetap sah bila wanita yakin bahwa haidnya berhenti sebelum fajar. Berarti yang penting ada keyakinan bahwa ia telah berhenti haidnya. Memang ada sebagian wanita yang mengira haidnya telah berhenti padahal tidak. Karena itu para wanita dengan membawa kapas (tanda bekas darah haid) datang kepada Aisyah untuk memperlihatkan tanda haid berhenti. Aisyah berkata : “Kalian jangan tergesa-gesa sebelum kalian melihat cairan putih”.

Oleh sebab itu, seorang wanita yang terburu-buru berpuasa sebelum yakin dirinya telah berhenti haid. Ketika telah yakin tak berhaid, barulah berniat puasa walau mandi haidnya dilakukan setelah fajar. Tetapi sebaiknya setelah haid berhenti, hendaklah seorang wanita cepat mandi untuk segera shalat fajar tepat pada waktunya, sebab wanita haid wajib segera mandi untuk shalat pada waktunya bahkan ia berhak mempersingkat mandinya. Juga ia tak dilarang untuk menambah kebersihannya setelah terbit matahari. Hal seperti ini berlaku pula bagi yang junub, baik wanita atau laki-laki. Dalam suatu riwayat diterangkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi junub setelah fajar terbit padahal beliau sedang berpuasa.

Haid Setelah Hampir Terbit Matahari

Tanya :
Sahkan puasanya seorang wanita yang datang haid setelah hampir terbenam matahari ?

Jawab :
Puasa tetap sah bahkan jika tanda-tanda haid seperti panas dan sakit sudah terasa sebelum terbenam matahari namun tak terlihat keluar haid kecuali setelah terbenam, maka puasanya tetap sah. Sebab yang merusak puasa itu adalah keluarnya darah haid, bukan karena merasa akan haid.

Kami ketahui kebanyakan wanita yang memakai pil telah membingungkan kebiasaan waktu haidnya sehingga ulama pun merasa cape dalam menetapkan hukumnya. Maka saya sarankan sebaiknya para wanita jangan memakai pil-pil anti haid, baik dalam bulan Ramadhan atau lainnya.

Memakai Pil Anti Haid Pada Bulan Ramadhan

Tanya :
Bolehkan wanita memakai pil anti haid dalam bulan Ramadhan ?

Jawab :
Setahu saya wanita jangan menggunakan berbagai pil, baik pada bulan Ramadhan atau lainnya, sebab ternyata menurut penelitian dokter pil-pil itu berbahaya bagi wanita; kandungan, urat-uratan dan darah. Segala yang membahayakan dilarang agama. Nabi bersabda.

“Artinya : Tidak boleh memadaratkan diri sendiri dan diri orang lain”.
Haid Menghalangi Puasa dan Shalat
Tanya :
Bagaimana wanita yang datang bulan (haid) sebelum waktunya dan dengan pengobatan darah tersebut terhenti. Namun setelah delapan hari haid tiba pada waktunya, maka bagaimana hukumnya hari-hari yang kosong dari shalatnya ?

Jawab :
Wanita tersebut tak perlu qadla atas shalatnya bila membuat sebab turunnya haid, sebab haid itu darah. Ketika ada darah berarti ada hukum. Umpamanya ia menelan sesuatu yang menghalangi turunnya darah haid, maka ia tetap harus shalat dan puasa, sebab ia tak haid dan hukum itu berjalan menurut ‘ilatnya. Allah berfirman :

“Artinya : Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah : ‘Haid itu adalah suatu kotoran”. (Al-Baqarah : 222)
Ketika ada kotoran itu maka hukumnya ada dan sebaliknya.
Qadla Bagi Yang Haid Bila Darah Haidnya Habis Sebelum Fajar

Tanya :
Jika haid telah berhenti dan ketika sudah tiba waktu shalat fajar (Shubuh) mandi baru dilakukan, lalu shalat serta terus berpuasa, maka mestikah puasa tersebut di qadla ?

Jawab :
Apabila yang haid bersih beberapa menit menjelang terbit Fajar dan diyakini bersihnya, maka puasa Ramadhan mesti dipenuhi dan sah serta tak wajib di qadla, karena ia puasa dalam keadaan sudah tidak haid walau belum mandi kecuali setelah terbit Fajar. Hal ini berlaku pula lelaki yang junub habis bersenggama atau keluar mani akibat mimpi lalu ia sahur dan bersuci setelah terbit Fajar. Kaitannya dengan hal ini, saya ingatkan hal penting bagi wanita, karena ada sebagian wanita yang menduga bahwa jika haid datang setelah mereka berbuka puasa sebelum shalat Isya adalah batal puasanya. Dugaan seperti itu tak ada dasar hukumnya, sebab yang benar adalah puasa tetap sah walau haid datang beberapa detik setelah terbenam matahari.

Peringatan Bagi Wanita haid Yang Tak Qadla Puasa

Tanya :
Seorang wanita mengakui bahwa dirinya selalu berpuasa Ramadhan, namun ketika haid tak pernah mengqadha puasa yang ditinggalkannya selama haid tersebut, disamping tidak tahunya jumlah hari-hari haid, maka kini ia memintakan petunjuk apa yang wajib dilakukannya.

Jawab :
Alangkah malangnya andaikan hal seperti itu menimpa segenap wanita muslimah kita, sebab meninggalkan qadla puasa seperti itu adalah suatu bencana, baik karena sikap bodoh yang harus diobati dengan ilmu atau karena menyepelekan yang harus diatasi dengan taqwa, mendekatkan diri kepada Allah, takut akan siksa-Nya serta segera mendapatkan keridhaan-Nya. Karena itu, wanita seperti di atas hendaklah segera bertaubat kepada Allah atas perbuatannya dengan memohon ampun dan mengqadla atas hari-hari puasa yang ditinggalkannya secara hati-hati. Semoga Allah menerima taubatnya.

Wanita Nifas dan Puasa

Tanya :
Saya seorang yang baru nikah dan dianugrahi Allah dua anak kembar. Masa nifasku telah sampai empat puluh hari yang bertepatan dengan tanggal tujuh Ramadhan, tetapi darahku terus mengalir dengan perubahan warnanya, maka bagaimana hukum shalat dan puasaku ?

Jawab :
Jika darah yang mengalir setelah habis masa nifas (40 hari) dianggap bertetapan dengan kebiasaan waktu haidnya, maka hendaklah darah tersebut ditunggu sampai tuntas (selama masa haid). Jika tak bertepatan dengan masanya haid, maka ulama memperselisihkan hukumnya. Di antaranya ada yang berpendapat bahwa ketika itu wanita wajib mandi bersuci, shalat dan berpuasa walau darahnya terus mengalir, sebab sebagai darah istihadhah (penyakit). Sebagian ulama berpendapat bahwa hal itu perlu ditunggu sampai 60 hari, sebab ada beberapa wanita yang bernifas selama 60 hari.

Disalin dari buku 257 Tanya Jawab Fatwa-Fatwa Al-Utsaimin, karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, hal. 196-199, terbitan Gema Risalah Press, alih bahasa Prof.Drs.KH.Masdar Helmy
12 Hadits Perihal Amal Perbuatan
1. Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman. (HR. Ath-Thabrani)

2. Sesungguhnya jika Allah Ta’ala menghendaki kebaikan bagi seorang hamba maka dia dikaryakannya. Para sahabat lalu bertanya tentang sabda Nabi Saw tersebut, “Bagaimana dikaryakannya itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Diberinya taufiq untuk beramal sholeh sebelum wafatnya.” (Mashabih Assunnah)

3. Barangsiapa melakukan amal perbuatan yang bukan atas perintah kami maka itu tertolak. (HR. Muslim).

4. Seorang yang melakukan perbuatan di dalam batu besar yang tidak ada pintu maupun lubang anginnya, pasti akan diketahui manusia apapun yang terjadi (mau tidak mau). (HR. Al Hakim)

5. Seorang melakukan amalan-amalan ahli surga sebagaimana tampak bagi orang-orang tetapi sesungguhnya dia termasuk penghuni neraka, dan seorang lagi melakukan amalan-amalan ahli neraka sebagaimana disaksikan orang-orang tetapi sebenarnya dia tergolong penghuni surga. (HR. Bukhari)

6. Dunia dihuni empat ragam manusia. Pertama, seorang hamba diberi Allah harta kekayaan dan ilmu pengetahuan lalu bertakwa kepada Robbnya, menyantuni sanak-keluarganya dan melakukan apa yang diwajibkan Allah atasnya maka dia berkedudukan paling mulia. Kedua, seorang yang diberi Allah ilmu pengetahuan saja, tidak diberi harta, tetapi dia tetap berniat untuk bersungguh-sungguh. Sebenarnya jika memperoleh harta dia juga akan berbuat seperti yang dilakukan rekannya (kelompok yang pertama). Maka pahala mereka berdua ini adalah (kelompok pertama dan kedua) sama.

Ketiga, seorang hamba diberi Allah harta kekayaan tetapi tidak diberi ilmu pengetahuan. Dia membelanjakan hartanya dengan berhamburan (foya-foya) tanpa ilmu (kebijaksanaan). Ia juga tidak bertakwa kepada Allah, tidak menyantuni keluarga dekatnya, dan tidak memperdulikan hak Allah. Maka dia berkedudukan paling jahat dan keji. Keempat, seorang hamba yang tidak memperoleh rezeki harta maupun ilmu pengetahuan dari Allah lalu dia berkata seandainya aku memiliki harta kekayaan maka aku akan melakukan seperti layaknya orang-orang yang menghamburkan uang, serampangan dan membabi-buta (kelompok yang ketiga), maka timbangan keduanya sama. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

7. Seorang yang kurang amalan-amalannya maka Allah akan menimpanya dengan kegelisahan dan kesedihan. (HR. Ahmad)

8. Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, yang bagaimanakah orang yang baik itu?” Nabi Saw menjawab, “Yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya.” Dia bertanya lagi, “Dan yang bagaimana orang yang paling buruk (jahat)?” Nabi Saw menjawab, “Adalah orang yang panjang usianya dan jelek amal perbuatannya.” (HR. Ath-Thabrani dan Abu Na’im)

9. Amalan-amalan yang paling disukai Allah ialah yang lestari (langgeng atau berkesinambungan) meskipun sedikit. (HR. Bukhari)

10. Jangan mengagumi amal perbuatan sampai ia menyelesaikan yang terakhir. (HR. Ath-Thabrani dan Al Bazzar)

11. Lakukan apa yang mampu kamu amalkan. Sesungguhnya Allah tidak jemu sehingga kamu sendiri jemu. (HR. Bukhari)

12. Amalkan semua yang diwajibkan (fardhu) Allah, niscaya kamu menjadi orang yang paling bertakwa. (Ath-Thahawi).
Ya Fat Ham : Mimpi Mendengar Suara Azan
Saya WNI keturunan Cina. Sejak kecil saya beragama Konghucu, karena papa dan mama saya juga beragama Konghucu. Tapi saya disekolahkan di yayasan Katolik, karena sekolah Katolik dipandang lebih disiplin dan maju. Kebanyakan orang keturunan Cina bersekolah di sekolah swasta milik yayasan Katolik. Selain itu, saya juga dipanggilkan guru les privat khusus untuk baca-tulis huruf Cina. Sehingga, sampai sekarang saya dapat membaca dan menulis huruf Cina. Bahkan, saya pun berlangganan majalah dan koran berbahasa Cina.

Saya hanya tamatan SMA dan tidak melanjutkan kuliah, karena keluarga saya banyak dan saya memberikan kesempatan pada adik-adik agar dapat rata mengenyam sekolah sampai SMA. Waktu itu mencari uang amat susah. Kalau ingin melanjutkan sekolah harus siap hidup prihatin.

Setamat SMA saya membantu papa berjualan barang barang kelontong. Selain itu, saya juga mengembangkan hobi fotografi saya. Saya sempat ikut kursus fotografi satu tahun. Untuk mengembangkan hobi saya itu, lava menjadi tukang foto amatiran dan membuka kios afdruk dan melayani foto panggilan, seperti mengabadikan acara pemikahan, hari ulang tahun, wisuda, kegiatan kongres organisasi, dan lain sebagainva. Saya merasa senang jika basil jepretan sava baik hasilnya. Pelanggan pun puas.

Saya mulai sering mendapat order mengabadikan berbagai acara. Sava dengan beberapa teman seprofesi membentuk kelompok usaha, sehingga antara sesama fotografer tak terjadi saingan yang tak sehat, tapi justru bekerja sama dan terkoordinasi. Tiap anggota mempunvai wilayah sendiri-sendiri. Jika kelebihan order, biasanya diberikan kepada anggota yang ordemya sedikit. Dengan demikian, dapat saling untung dan menolong teman.

Mimpi mendengar suara Azan

Pada suatu malam tatkala tidur, sava bermimpi mendengar suara azan. Padahal, saya tak pemah memperhatikan suara azan. Kejadian aneh tersebut saya ceritakan kepada teman yang beragama Islam. Teman saya mengatakan bahwa saya akan mendapat hidayah atau petunjuk dari Allah untuk beragama tauhid, yaitu agama Islam, sayapun merenung dalam.

Pesan atau saran teman saya ini akhirnya saya pikirkan dalam-dalam dengan berbagai pertimbangan yang matang. Untuk memeluk agama Islam saya memerlukan waktu yang lama, karena sejak kecil sampai dewasa dan berkeluarga saya sama sekali belum mengenal Islam. Semua keluarga saya dan keluarga istri juga tak ada yang beragama Islam.

Setelah sava musyawarahkan dengan istri tentang pembicaraan teman saya itu, agar kami mengenal agama Islam lebih jauh, istri saya juga perlu memikirkannya terlebih dulu. Maklum, selama ini ia belum mengenal agama Islam dan perlu mempelajari ajarannya terlebih dulu. Istilahnva berkenalan dulu.

Setelah agama Islam saya pelajari melalui teman saya itu, ditambah dengan membaca buku-buku Islam, akhirya saya mantap beragama Islam. Dengan bimbingan petugas Departemen Agama di Semarang, saya mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat. Saya mendapat nama baru, yaitu Muhammad Hanafi.

Banyak teman-teman yang heran saya pindah agama, terutama mereka yang keturunan Cina. Bahkan, mereka menganggap saga “sakit”. Sejak saya masuk Islam, banyak pelanggan yang meninggalkan saya. Bahkan, ada yang sampai membenci saya. Hal itu saya anggap biasa, karena rezeki itu kaurunia Ilahi dan yang mengatur adalah Allah.

Setelah memahami dan melaksanakan ajaran Islam, saya merasa lebih mantap dan bangga menjadi seorang muslim. Sebab, Islam adalah agama yang rasional. Sejak beragama Islam, semua gambar dewa dan patung-patung atau area-area kecil yang saya kumpulkan dan diberi sesaji sewaktu saya masih beragama Konghucu, saya buang. Kini, rumah saya beri hiasan kaligrafi ayat Al-Qur’an.

Anak-anakpun dengan kesadaran sendiri ikut masuk Islam

Tak lama setelah saya masuk Islam, anak saya dengan kesadarannya sendiri mengikuti jejak saya masuk Islam. la cukup lama berpikir dan mempelajari Islam. Alhamdulillah, istri dan anak-anak saya kini telah memeluk Islam. Saya pun bersyukur telah diberi kesempatan melaksanakan ibadah haji. Anak saya yang SMA saya kirim belajar ke Pondok Modem “Darussalam” Gontor, Ponorogo. Sedangkan, anak saya yang bungsu saya kirim belajar ke Pondok Pesantren as-Salam Pabelan, Surakarta. Sava berharap agar anak kami dapat membaca dan menulis huruf At-Qur’an serta mempelajari Islam melalui sumber ulama salaf di pondok-pesantren. Mohon doa dari saudara sesama muslim dimanapun.
Demikian Artikel Tentang Wanita Haid Dan Puasa

Wanita Haid Dan Puasa

Wanita Haid Dan Puasa

Sidebar
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah:

Chat via Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Admin 1
● online
Admin 2
● online
Admin 1
● online
Halo, perkenalkan saya Admin 1
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja