Kerajaan Pengging
Kerajaan Pengging.
A. Data Administrasi Lokasi
Situs keraton Pengging berada didesa Ngaru yang termasuk wilayah Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah, jika diukur dari permukaan air laut ketinggian situs sekitar 177 meter dengan letak astronomis 40 21 1311 Bujur Timur dan 7 0 131 39 ½ 1 Lintang Selatan Kawasan ini memiliki kepadatan penduduk 1.776 jiwa / km2, pada umumnya masyarakat hidup disektor pertanian khususnya tanaman pangan, daerah ini merupakan salah satu daerah subur dan andalan penghasil pangan bagi kabupaten Boyolali
B. Pengertian Keraton
Istilah keraton berasal dari kata ka-ratu-an, maksudnya adalah tempat bersemayam bagi ratu. Di samping keraton, istilah kadaton sering juga digunakan untuk menyebut pengertian yang sama. Istilah kadaton berasal dari kata ka-dhatu-an, maksudnya adalah tempat bersemayam bagi para dhatu. Ada pula yang menyatakan bahwa keraton berasal dari bahasa Sansekerta, kratu yang berarti kebijaksanaan. Dengan demikian, arti keraton di samping sebagai tempat bersemayam para ratu/raja juga diartikan sebagai sumber/tempat kebijaksanaan. Sumber yang dimaksud adalah raja. Oleh karena itu pula keraton pada zaman dulu diakui sebagai tempat tinggal ratu dan memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan dan kebudayaan, secara sederhana, bahwa seluruh struktur dan bangunan wilayah Keraton mengandung arti berkaitan dengan pandangan hidup Jawa yang essensial, yakni Sangkan Paraning Dumadi (dari mana asalnya manusia dan kemana akhirnya manusia setelah mati) Sama seperti rumah, keraton atau istana terdiri atas beberapa bagian bangunan atau tempat yang mempunyai fungsi berbeda-beda. Di samping itu, ditinjau dari keseluruhan bangunan/tempat di dalam keraton, semuanya mengandung arti kefilsafatan, kebudayaan, dan keagamaan. Istilah keraton sering pula diidentikkan dengan pengertian negara. Ada juga yang mengartikan bahwa keraton adalah bangunan yang berpagar dan berparit keliling sebagai pusat kerajaan, tempat bersemayam raja-raja dengan kerabat/keluarganya Istilah keraton sudah jarang digunakan oleh umum. Istilah kraton-lah yang lebih sering digunakan/populer. Hal ini berkait erat dengan proses peluluhan huruf e dalam pengucapan kata keraton yang telah berlangsung cukup lama.
Keraton ditinjau dari sisi arkeologis hanyalah sebuah artefact (monumen bisu), namun apabila ditinjau dari sisi historiografi merupakan monumen hidup (living museum) yang dapat menjadi sumber sejarah kemanusiaan maupun saksi peradaban kekuasaan, pemerintahan, budaya dan agama secara sekaligus. Hal ini dikuatkan adagium yang mengatakan bahwa Sejarah adalah kenyataan politik masa lalu, sedangkan Politik adalah kenyataan sejarah bagi masa yang akan datang. Kraton dalam sejarah panjang kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan mata rantai kekuasaan seorang raja atas rakyat, budaya dan agama, baik ditinjau secara mithos ataupun secara spiritualitas legitimasi kekuasaan atas agama dan budaya ternyata mampu menggantikan peran demokrasi pada saat itu, karena hubungan antara kawula lan gusti dalam konteks mikrokosmos (jagad alit) dilakukan atas dasar rasa saling percaya, saling menjaga, saling melindungi, saling menghormati, dan masing–masing menempatkan diri pada posisinya sesuai peran, fungsi dan stratanya (empan-mapan).
Hubungan raja dengan abdi dalem tidak ada sekat pemisah karena dalam struktur kepunggawaan/kepemerintahan menggunakan bahasa bagongan dan sistim interaksi timbal-balik sebagaimana relasi Ksatria dengan Punokawan, dimana seorang raja diibaratkan sebagai ksatriya selalu membutuhkan kehadiran pamomongnya yang diidentikkan dengan sosok Ki Lurah Semar (Ki Badranaya/Begawan Ismoyo) beserta Gareng, Petruk, Bagong yang berfungsi sebagai kawan bercanda, tempat bertanya sekaligus sebagai penasehat spiritualitas, politik maupun filsafat. Sunan Kalijaga dalam Wayang Purwo menambahkan sosok Punokawan sebagai manifestasi rakyat kecil (kawula alit) yang berperan sebagai penyeimbang dalam kehidupan kekuasaan (elit) yang dimanifestasikan seorang ksatria/raja. Prinsip keseimbangan ini untuk menghapus sistim klas (kasta) dalam struktur sosial Jawa agar tidak sama dengan struktur sosial India sebagaimana sejarah peradaban kekuasaan yang dikisahkan dalam Mahabarata.( A. Daliman : 2001) Penentuan lokasi Keraton Pengging yang diapit oleh dua buah sungai besar yaitu Sungai Sungsang dan Sungai Pepe, hal ini dapat dianalogikan dengan pemilihan lokasi bangunan suci oleh orang – orang Hindu. Menurut kitab-kitab suci agama Hindu untuk lokasi bangunan suci yang berupa candi dipilih tempat yang berbeda dengan alam sekitarnya karena menampakkan kekuasaan dewa atau keajaiban lainnya. Puncak gunung dan lereng bukit, daerah kegiatan vulkanik, dataran tinggi yang menjulang di atas tepi lembah, tepian sungai atau danau, tempat bertemunya dua sungai, adalah diantaranya daerah yang baik untuk lokasi bangunan suci (Soekmono,1991)
C. Diskripsi Letak Keraton Pengging
Pemilihan letak Kraton Pengging tidak lepas dari upaya memanfaatkan potensi air disekitar keraton karena bagi ajaran Hindu disebut air disebut dengan “tirtha amrta” yaitu sebagai pembersih pencuci dan juga sebagai unsur pertumbuhan kehidupan masa mendatang ( Nawawi : 1990), mata air yang terdapat disekitar situs keraton Pengging oleh masyarakat Hindu dipandang sebagai tempat “tirtha amrta” , maka tidak mustahil banyak bangunan Hinduistik selalu berdekatan dengan sumber air.
Disekitar situs ini ditemukan berbagai artefak antara lain tiga buah Yoni serta reruntuhan batu bata di pemakaman umum dukuh Bodean, bahkan Knebel pernah melaporkan bahwa di Bantulan kecamatan Banyudono kabupaten Boyolali dekat perkebunan tembakau terdapat empat buah arca ganeca, sebuah arca Padmapani, sebuah arca Nandi, sebuah Yoni, sebuah saluran air dan sebuah Makara ( Nawawi : 1990).
Wilayah Pengging mengandung akuifer produktif dengan persebaran yang luas. Akuifer ini mempunyai keterusan sedang dengan muka air tanah yang dangkal (Djaeni : 1982) hingga dipastikan bahwa sejak dahulu kerajaan Pengging meletakkan pertanian sebagai andalan kehidupan masyarakat , mengingat ketersediaan air diwilayah Pengging yang selalu melimpah dan terjadi sebelum masa interaksi budaya Pengging berlangsung. Hal ini dapat dibuktikan dengan pembentukan fragipan yang dijadikan landasan bagi struktur bangunan ( Sunarto : 1991 ). Struktur bangunan kuno itu dibangun diatas batu padas yang biasa disebut fragipan. Batu padas ini terbentuk karena dua sebab, sebab yang pertama padas tersebut terbentuk selama proses pembentukan tanah atau warisan suatu siklus pelapukan menjadi bahan induk yang sekarang ada. Sebab yang kedua padas itu terbentuk akibat pengolahan tanah terhadap penetrasi air atau dalamnya persebaran akar Vegetasi (Isa Darmawijaya : 1990 ). Proses ini berlangsung secara terus menerus menyebabkan timbulnya padas. Hasil analisis Palinologi menunjukkan teridentifikasi adanya serbuk padi didalam tanah padas tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kehidupan masyarakat Pengging dahulu menitik beratkan pada sektor pertanian dalam waktu yang relatif lama dan berlangsung terus menerus ( Sunarto : 1990 ).
Hasil penelitian Hidrogeomorfologi menunjukkan bahwa erat kaitan antara fragipan dengan bangunan kuno karena bangunan kuno di Pengging diletakkan diatas fragipan maka kemungkinan juga keraton Pengging yang sudah hancur ini masih terpendam pada fragipan seperti halnya struktur bangunan kuno yang pernah ditemukan pada makam Bodean. Jika demikian kemungkinan besar lokasi keraton Pengging berada diantara makam Bodean dan umbul Kendat seperti yang disebut sebut pada Babad Jaka Tingkir bahwa makam adik ratu Pembayun isteri raja Pengging Handayaningrat yang bernama ratu Masrara atau rara Kendat dimakamkan berada sebelah timur kedaton Pengging ( Moelyono Sastronaryatmo : 1981 ) Nama Pengging itu sendiri disebutkan dalam kitab Negara Kretagama pada Pupuh XVII bait 10. Dilokalisir dikawasan sebelah barat delta Brantas yaitu daerah hulu bengawan Solo (Abdul Choliq Nawawi : 1990 ).
Berdasarkan keyakinan masyarakat, kerajaan Pengging ini dibangun oleh Prabu Aji Pamasa atau Kusumowicitro dari Kediri pada tahun 901 Caka sekitar tahun 979 Masehi ( Andjar Any : 1979) namun keterangan ini belum dapat dijadikan landasan sejarah kerajaan Pengging, mengingat kerajaan Kediri itu sendiri baru berdiri pada abad 11. Berdasartkan publikasi van Bemmelen (1956) dalam Verhandelingen van het Koninklijk Nederland Geologie Mijnbouw Genootschap, v. XVI, p. 20-36. Ada satu prasasti berangka tahun 1041 M tentang maklumat Erlangga di tempat pertapaannya di Jawa Timur dan prasasti ini memuat tentang kerusakan kerajaan (Mataram Hindu di Jawa Tengah) pada tahun 928 Syaka (+ 78 = 1006 M ). Dari angka tahun prasasti Kalkuta tersebut menunjukkan bahwa kerajaan Kediri belum berdiri, karena kerajaan Kediri muncul setelah kerajaan Kahuripan pecah menjadi dua yaitu Jenggala dan Kediri atas bantuan empu Bharadah.
Dari persebaran artefak yang ditemukan disekitar situs Pengging ditemukan fragmen piring dari dinasti T’ang ( 618 – 906 M ) dan fragmen mangkok cina tipe Yueh ( 906 -960 M). Serta fragmen lain yang dibuat pada masa dinasti Sung ( 960 – 1279 M ) Jika dilihat dari persebaran fragmen keramik ini dapat dipastikan bahwa komunitas sosial budaya masyarakat Pengging sejalan dengan kehidupan masyarakat pada masa kerajaan Mataram Hindu yang didirikan oleh wangsa Sanjaya pada tahun 654 Caka (732 M ). Bukti lain bahwa Kerajaan Pengging satu jaman dengan Mataram Hindu yaitu terdapat sisa sisa bangunan monumental berupa candi-candi disekitar wilayah Pengging. N.J. Krom pernah melaporkan tentang temuan bangunan candi disekitar wilayah Pengging antara lain candi Krikil dan candi lor di kecamatan Selo candi ini seusia dengan candi Sewu dekat Prambanan. Selanjutnya NJ. Krom juga melaporkan adanya candi Lembu dan candi Peta sekitar dua kilometer sebelah utara candi krikil, sedangkan desa Canden merupakan suatu kompleks percandian dimasa lalu ( Nawawi : 1990 ), maka dapat diperkirakan kurun waktunya sekitar abad IX – X Masehi. Namun budaya pembuatan bangunan monumental ini berhenti setelah kerajaan Matam Hindu pindah ke Jawa Timur Pindahnya Kerajaan Mataram Hindu ke Jawa Timur pada abad ke 10, menurut van Bemmelen (1956) ada dua sebab : (1) sedimentasi pelabuhan Mataram Hindu di Bergota – Semarang sekarang, dan (2) erupsi besar (volcanic calamity) Merapi di sekitar 928 Caka ( 1006 M ). Menurut van Bemmelen, Merapi telah menyebabkan “death-blow” kepada Mataram Hindu, memunahkan peradabannya yang jaya. Inskripsi (tulisan) di Prasasti Kalkuta menggunakan kata Sanskerta “arnawa” yang digunakan untuk menggambarkan suatu bencana, banjir besar volcanic mud flows (lahar) (van Labberton, 1922 – Natuurk. Tijdschr. V. Nederland Indie, vol. 81). Kata Prof. C.C. Berg, epigraf dan sejarahwan, “arnawa” atau “ekarnawa” artinya Lautan Susu. Mitologi Hindu menyebutkan bahwa lautan susu ini diaduk oleh para dewa pada awal zaman untuk keabadian. Inskripsi di prasasti berbunyi “Jawa seperti sebuah lautan susu” – Jawa dalam keadaan chaos ! Dari chaos itu timbullah keabadian. Begitulah yang dituliskan Erlangga pada 1041 M. Raja-raja Jawa percaya mati dan lahirnya raja baru selalu disertai letusan gunung api yang hebat Inskripsi di Prasasti Kalkuta menceritakan : orang hidup senang seperti di Negeri Indra (Indra = gunung) sampai akhirnya “Mahapralaya” menimpa Jawa, kraton hancur dan kerajaan pun mati. Hanya Erlangga yang dapat melarikan diri bersama seorang teman ke Pegunungan Selatan, di sana hidup sekian tahun lamanya sebagai pertapa, sebelum akhirnya mereka pergi ke Jawa Timur dan mendirikan kerajaan di sana. Walaupun Kerajaan Mataram hancur dan berpindah ke Jawa Timur namun uniknya komunitas kehidupan masyarakat Pengging tidak terpengaruh, Dari hasil penelitian menyebutkan bahwa wilayah Pengging aman dari letusan gunung Merapi ( Sunarto : 1990 ) hanya saja budaya monumental yaitu pembuatan bangunan bangunan Hindu dari batu besar mulai ditinggalkan. Dan digantikan bangunan tanah liat berupa batu bata, hal ini dapat dibuktikan dengan masih adanya sisa-sisa batu bata ukuran besar disekitar makam Bodean
D. KEHIDUPAN POLITIK
Secara politik kerajaan Pengging ini belum dapat dipastikan apakah merupakan vasal ( raja bawahan ) dari kerajaan Mataram atau mungkin juga merupakan bumi perdikan yang lepas dari kerajaan Mataram. mengingat prasasti yang menerangkan kerajaan Pengging belum ditemukan, satu-satunya bukti tertulis hanyalah prasasti pengging yang dikeluarkan pada tahun 819 oleh Rakarayan i Garung bersamaan dengan Smarattungga berkuasa di Mataram. Pada Prasasti Pengging yang berangka tahun 819 M hanya menyebutkan adanya pendirian bangunan suci agama siwa dan tanah itu diberikan pada masyarakat setempat untuk dijaga sebaik mungkin, kemungkinan besar bangunan yang dimaksud adalah sebuah candi Hindu mengingat didaerah Pengging banyak terdapat Yoni yang bertebaran diberbagai tempat belum lagi banyaknya arca arca siwa yang telah hilang
Pada waktu itu telah ada konsep Otonomi kekuasaan walaupun memunculkan Ketegangan politik karena benturan kepentingan pusat dan daerah sering timbul. Itu pula yang pernah terjadi. Di Jawa, lebih sepuluh abad silam populasi penduduk terbatas, wilayah berpenduduk terisolasi dan juga sulit komunikasi. Penyelenggaraan kekuasaan yang terpusat atas beberapa wilayah susah terselenggara. Penguasa masa lalu hanya dapat mempertahankan kekuasaannya dengan tiga jurus sakti. Pertama pemberian otonomi luas, kekayaan, martabat dan juga perlindungan. Kedua memelihara kultus kebesaran mengenai diri dan istananya. Ketiga memiliki militer yang kuat. Tidak ada bentuk negara dengan kekuasaan mutlak dan kekuasaan tunggal waktu itu. Kerajaan terdiri dari daerah-daerah otonom yang diperintah oleh para rakai atau rakryan. Mereka adalah penguasa di daerah yang mempunyai otonomi cukup luas. Umumnya masih merupakan garis keturunan Sri Maharaja baik melalui garis darah maupun melalui perkawinan. ( Sarjiyanto : 2003 ) dan Pengging tampaknya merupakan bagian dari wilayah yang memiliki otonomi yang dimaksud. Jika Pengging sebagai daerah otonomi, dimana letaknya? Sementara pusat ibukota Mataram Kuna baru dikenal dari namanya yaitu Medang i bhumi Mataram i Poh pitu, i Mamrati dan i Watugaluh. Seorang rakai sering memiliki sejumlah wanua atau komunitas desa dan senantiasa berusaha meningkatkan prestise dengan memperbanyak bangunan suci. Wanua berada dibawah rama (pejabat desa) sebagai pembesar mereka dan sudah berkelompok dalam watak atau federasi-federasi regional. Seorang Rakai juga sering membuka tanah untuk dianugerahkan pada komunitas Hindu atau Budha yang pada gilirannya diimbangi dengan balasan berupa pemberian gelar-gelar simbolis terutama gelar maharaja, sebuah gelar tertinggi. Dari sini tampaknya integrasi pedesaan dan konsolidasi kekuasaan pada waktu itu sudah cukup maju. Sebagai penguasa dalam lingkungan daerah seorang rakai kadang menguasai arah kebijakan yang akan dilakukan dalam wilayah kekuasaannya termasuk pengembangan bangunan sucinya. Dalam membangun bangunan suci tidak jarang seorang rakai meniru budaya pusat yang menarik dan sebagian yang lain membangun ciri spesifik tersendiri. ( Sarjiyanto : 2003 ) Jika demikian maka dapat disimpulkan pertama tahun 819 Pengging merupakan daerah otonomi yang diperintah oleh seorang Rakai atau Rakryan bawahan raja Mataram. Kedua Pengging merupakan kerajaan tersendiri tetapi menjadi sekutu Mataram, jika dilihat dari sisa peninggalan disekitar situs Pengging menunjukkan bahwa Pengging adalah penganut Siswa sama seperti dinasti Sanjaya. Setelah Rakai Pikatan berhasil menyatukan kedua wangsa melalui perkawinannya dengan Pramodhawardhani kerajaan Mataram bersekutu dengan Pengging untuk menghancurkan kekuatan Balaputradewa yang bertahan di Benteng Ratu Boko . dari epigrafi yang tertulis di benteng Ratu Boko menunjukkan bahwa tempat itu didirikan oleh Rakai Panadwara yang beragama Budha tetapi disekitar bangunan terdapat bentuk bentuk yang bercirikan Hindu. Jelas adanya campur tangan kekuasaan Hindu hal inilah yang mendukung teori Penguasa Mataram Hindu berupaya menghancurkan kekuatan Balaputradewa yang beragama Budha, kekalahannya melawan kekuatan sekutu Pengging-Mataram menyebabkan ia harus melarikan diri ke Sriwijaya.
E. STRUKTUR BANGUNAN
Adapun bentuk bangunan keraton Pengging diperkirakan seperti model keraton Hindu pada umumnya namun berbentuk lebih sederhana mengingat Pengging bukanlah kerajaan besar yang menguasai wilayah pulau Jawa tetapi lebih cenderung seperti raja bawahan penguasa otonomi daerah. Kemungkinan bentuk bangunan keraton Pengging digambarkan dalam bentuk joglo, yang terdiri atas pendhapa, gandhok, pringgitan, senthong, longkang, dan pawon, yang setiap bagiannya mengadung makna simbolis yang diyakini oleh masyarakat jawa. Sekarang ini mungkin hanya dimiliki oleh sedikit orang Jawa “papan atas” yang masih begitu taat ngugemi (memegang teguh) kejawen-nya. Dalam konsepsi Jawa, rumah adalah satuan simbolis, sosial, dan praktis. pendhapa, bagian depan rumah Jawa, sebagai: pendapa dengan empat saka guru dan delapan tiang penjuru di atas tempat menerima tamu-tamu, sanak kadang, tangga teparo, Yang nggadhuh sawah, ladang, merembuk sesuatu untuk kesejahteraan bersama. ( Darmanto Yatman : 1985 ). Selain itu secara tata letak ada ruang-ruang yang menjadi ciri keraton yaitu sebuah alun-alun dan Magersari sebagai benteng pertahanan lapis dalam. Dengan jalan jalan kecil sebagai lalu lintas keluarga keraton dengan masyarakat luar. Dari data tersebut sangat sayang apabila situs keraton Pengging ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah karena dengan memahami peninggalan masa lampau kita dapat menyelamatkan budaya agung sehingga tidak sia sialah pemerintah berupaya meyelamatkan aset budaya ini yang sangat berguna sekali bagi generasi penerusnya. Jika ditinjau dari aspek budaya jelas situs keraton Pengging ini mempunyai peranan yang sangat penting karena terdapat kesinambungan sejarah masa lalu, kejayaan masa lampau dan menjadi spirit bagi anak turunnya untuk selalu berkarya dan berinisiatif mengisi pembangunan ini. Demikian artikel mengenai Kerajaan Pengging dari PusakaDunia.Com.
Tags: Ilmu Pusaka Dunia
Kerajaan Pengging
Mustika Warisan Raja Majapahit: Pusaka Langka dengan Energi Kejayaan Kerajaan! Apakah Anda ingin merasakan kekuatan dan kejayaan seperti para raja di masa lalu? Kini hadir Mustika Warisan Raja Majapahit, sebuah pusaka mistis yang diyakini merupakan peninggalan spiritual dari era kejayaan Kerajaan Majapahit. Mustika ini mengandung energi luar biasa yang mampu membawa keberuntungan, kewibawaan, dan kesuksesan… selengkapnya
Rp 666.000Mustika Pelet Asmara Cinta Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Tersebut Insya Allah untuk untuk buka aura pelet pengasihan, ajian pelet penggetar hati, mampu tundukan musuh, pagar gaib, penangkal gangguan gaib, membuat pasangan setia, membuat pasangan tidak berpaling kelain hati, membuat orang selalu setia baik itu pacar maupun anak buah. Sudah Mendapatkan Bonus Minyak Pusaka untuk Perawatan… selengkapnya
Rp 325.000Cincin Mustika Merah Delima Ampuh Koleksi Sesepuh Cincin Mustika Merah Delima Ampuh Koleksi Sesepuh adalah mustika yang memiliki energi spiritual tingkat tinggi. Batu mustika dengan corak warna merah yang menawan dan berwibawa. Mustika ini akan menjadi sarana mencapai kesuksesan diri anda. Batu mustika ini merupakan salah satu mustika bertuah koleksi salah satu sesepuh di Pusaka… selengkapnya
Rp 1.600.000Mustika Sabdo Langit Nama daripada Produk ini. Mustika Sabdo Langit berkhasiat Insya Allah untuk Kawibawaan Tingkat Tinggi, Disegani kawan dan lawan, omongan banyak dipercaya, menundukan hati yang keras, meraih simpati pimpinan maupun orang umum, melancarkan negosiasi. Produk Jenis ini bernama B atu Akik Pamor Antik Sabdo Iangit Produk jenis ini ditemukan Tahun 1548. Tingkat Kekerasan… selengkapnya
Rp 300.000Mustika Sarang Lipan Wingit Mustika Sarang Lipan Wingit merupakan batu mustika yang memiliki corak dan motif yang unik. Jika diamati dengan seksama, gumpalan di tengah mustika ini memiliki banyak makna. Mustika ini merupakan mustika alami dan buka mustika asmaan. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Tersebut Insya Allah untuk pagar gaib penangkal tenung dan santet, menarik khodam… selengkapnya
Rp 310.000Mustika Lungging Pelet Birahi Wanita Mustika Lungging Pelet Birahi Wanita mampu menjadi sarana untuk membantu pemiliknya mewujudkan keinginanya. Mustika kami yang sudah masuk kedalam website resmi pusaka dunia terjamin keaslianya dan khasiatnya karena sudah melalui uji tes khasiat terlebih dahulu sebelum terpampang di website pusaka dunia. Mustika kami memiliki energi yang alami karena menjadi pantangan… selengkapnya
Rp 500.000Souvenir Sendok Garpu Kecil Box Kertas Souvenir Sendok Garpu Kecil Box Kertas adalah souvenir dengan bentuk sendok garpu kecil. Souvenir Sendok Garpu Kecil Box Kertas ini biasa untuk digunakan sebagai souvenir pernikahan, souvenir acara syukuran, souvenir pindahan rumah, souvenir syukuran dari kedatangan haji / umroh, souvenir ulang tahun, souvenir aqiqah, souvenir khitanan, souvenir ucapan hari… selengkapnya
Rp 1.800Nama Pusaka : Keris Pasopati Mataram Dapur / Bentuk : Pasopati Pamor / Lambang / Filosofi : Beras Tumpah / Wos Wutah Tangguh / Era Pembuatan / Estimasi : Kerajaan Mataram Tahun Pembuatan : Abad 14-16 Model Bilah Pusaka : Lurus Panjang Bilah Keris : 31,2 CM Panjang Seluruh Keris : 38,5 CM Asal Usul… selengkapnya
*Harga Hubungi CSNama Produk Cara Tes Uang Soekarno Melengkung. Manfaat Insyaallah untuk menarik rejeki melimpah, membuka jalannya rejeki. Nilai Rupiah Uang Soekarno ini : 10.000,- Cara Tes Uang Soekarno Bisa Melengkung : Usapkan kedua tangan gosok gosok sampai mengeluarkan hawa panas, setelah itu letakkan uang soekarno ini diatas telapak tangan, tunggu beberapa saat maka kami garansi uang… selengkapnya
Rp 150.000Mustika Pencari Rezeki Mustika Pencari Rezeki merupakan mustika bertuah yang memiliki energi spiritual memang khusus guna melancarkan rejeki pemiliknya. Mustika ini juga salah satu mustika bertuah yang disukai banyak orang dan banyak kalangan pelaku bisnis agar rezekinya selalu lancar tanpa terhambat apapun. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Tersebut Insya Allah untuk melancarkan rezeki, melancarkan macam macam… selengkapnya
Rp 300.000Fadhilah TASBIH ”Subhanallohi Walhamdulillahi Walailaaha illallohu Wallohu Akbar Wala Haula Wala Quwwata Illa Billahil ‘Aliyyil Azhiim” Cara Mengamalkan: Puasa Riyadhoh 11 hari, selama puasa di amalkan tiap-tiap nishful lail/tengah malam4.444 kali dalam sekali majelis selesai Kalau sudah selesai mengamalkannya kemudian wirid tasbih tersebut di baca terus tiap selesai sholat fardlu 100 Kali. Insya Alloh bagi… selengkapnya
Cara Mendeteksi Pemelihara Tuyul Cara Mendeteksi Pemelihara Tuyul belum banyak diketahui oleh masyarakat. Di dunia ini ada banyak sekali ragam pesugihan salah satunya adalah pesugihan tuyul. Sosok tuyul adalah anak kecil yang memiliki kaki panjang dan postur badan yang kecil. Tuyul juga suka bermain layaknya manusia saat masih kecil, bahkan tuyul juga selalu meminta susu. Ada… selengkapnya
Tentang Gary Miller : Sebuah kesaksian Mantan Pendeta dari Canada yang masuk Islam. Seorang ahli Mathematika yang menemukan Islam melalui metode Matematika Sederhana : Adalah suatu kehancuran karena mengatakan bahwa Tuhan dapat melakukan sesuatu yang bukan dari sifat ketuhanan (perlakuan yang merendahkan tuhan) using the word ‘Elohim’ to fool yourselves into thinking Jesus was God… selengkapnya
Praktek Dukun Simalungun Praktek Dukun Simalungun sering dicari oleh masyarakat karena datang ketempat praktek adalah kebiasaan orang-orang jika ingin bertransaksi. Banyak sekali orang-orang yang tertipu karena mengambil jasa Dukun atau dukun dari jarak jauh. Anda tidak perlu khawatir karena Pusaka Dunia membuka layanan jasa spiritual yang ampuh dan terpercaya. Praktek Dukun Simalungun Masyarakat Simalungun tidak… selengkapnya
Kisah Singkat Syekh Magelung Sakti Syekh Magelung Sakti adalah seorang ulama yang berpenampilan sangat khas yaitu kerap menggelung rambut panjangnya kemana-mana. Perihal rambut panjangnya ini konon tak pernah dipotong karena memang tak ada satu pisau cukur pun yang mampu memotong rambutnya yang panjang itu. Maka dari itulah kemudian ia berkelana dari satu tempat ke tempat… selengkapnya
Berita Artikel Mengenal Ilmu Leak Leak merupakan suatu ilmu kuno yang diwariskan oleh leluhur Hindu di Bali. Pada zaman sekarang ini orang bertanya-tanya apa betul leak itu ada?, apa betul leak itu menyakiti? Secara umum leak itu tidak menyakiti, leak itu proses ilmu yang cukup bagus bagi yang berminat. Karena ilmu leak juga mempunyai etika-etika… selengkapnya
535 Jenis Uang Bertuah Gaib Uang Bertuah Kuno Uang Kepeng Bertuah Uang Logam Bertuah Uang Koin Bertuah Mata Uang Bertuah Uang Antik Bertuah Uang Yg Bertuah Uang Yang Bertuah Uang Koin Kuno Bertuah Uang Kuno Yg Bertuah Uang Bertuah Uang Bolong Bertuah Gudang Bertuah Gudang Bertuah Penipu Alamat Gudang Bertuah Merah Delima Gudang Bertuah Gudang… selengkapnya
Alasan Banyaknya Paranormal Nyentrik di Indonesia Dengan semakin banyaknya paranormal nyentrik, Indonesia memang semakin terkenal sebagai negara yang aneh dan memiliki banyak pusaka. Mungkin untuk anda yang menyadari, dulu kesan paranormal sangat kental dengan pakaian serba hitam dan wajah yang nampak bosan dan menyeramkan. Mungkin jika dilihat pada kondisi sekarang, kesan itu sangat tampak sebagai… selengkapnya
Alamat Dukun Palangkaraya Alamat Dukun Palangkaraya sering dicari oleh masyarakat karena datang ketempat praktek adalah kebiasaan orang-orang jika ingin bertransaksi. Banyak sekali orang-orang yang tertipu karena mengambil jasa Dukun atau dukun dari jarak jauh. Anda tidak perlu khawatir karena Pusaka Dunia membuka layanan jasa spiritual yang ampuh dan terpercaya. Alamat Pusaka Dunia Palangkaraya Masyarakat Palangkarayatidak… selengkapnya
Aji Halimun Surah Yassin Lakunya Aji Halimun Surah Yassin : 1. Niat dengan ikhlas 2. Shalat hajat Tawasul kepada : – Nabi Muhammad SAW – Malaikat 4 – Sahabat nabi 4 – Nabi Khidir as – Sech muhiddin Abdul qadir aljailani – Mbah kuwu sangkan/pangeran cakrabuana – Kanjeng Sunan gunung jati – Kanjeng Sunan kalijaga… selengkapnya