Artikel Nang Butuh Bosel
Berita Artikel Nang Butuh Bosel
Alkisah, ada dua orang bersaudara yang bernama Nang Butuh Mosel dan pamannya yang bernama Uwa Babrung. Nang Butuh Mosel adalah seorang yang sangat miskin. Bahkan, karena terlalu miskin sampai-sampai ia tidak dapat memberi makan isteri dan dua orang anak perempuannya. Jangankan memberi makan mereka, untuk makan dirinya sendiri saja ia tidak mampu. Untuk hidup sehari-hari, keluarga Nang Butuh Mosel hanya mengandalkan belas kashian dari para tetangganya.
Sementara itu, di sebelah utara rumah Nang Butuh Mosel tinggallah saudaranya yang bernama Uwa Babrung. Berbeda dengan Nang Butuh Mosel, Uwa Babrung adalah seorang yang kaya raya. Ia mempunyai banyak sawah, ladang dan hewan ternak. Namun, walau Uwa Babrung kaya raya, ia sangat kikir dan tidak mempunyai rasa belas kasihan terhadap orang lain. Bahkan terhadap saudaranya sendiri pun Uwa Babrung tidak bersedia membantunya.
Suatu hari, karena isteri Nang Butuh Mosel sudah merasa malu untuk selalu meminta belas kasihan para tetangganya, Nang Butuh Mosel menyuruh anak tertuanya untuk meminta beras kepada Uwa Babrung. Setelah sang anak pergi dan bertemu dengan Uwa Babrung, ia pun berkata, “Paman, saya disuruh oleh bapak untuk meminta sedikit beras.”
“Wah, orang tuamu itu masih sehat dan kuat. Daripada meminta-minta lebih baik suruh orang tuamu pergi bekerja. Aku tidak punya beras!” kata Uwa Babrung.
Tanpa menghiraukan kata-kata Uwa Babrung, si anak berkata lagi, “kalau tidak ada beras, berilah kami sedikit nasi, paman.”
“Nasi juga tidak ada!” jawab Uwa Babrung ketus.
Mendengar kata-kata ketus yang keluar dari mulut pamannya, si anak langsung pulang sambil menangis. Sesampai di rumah ia segera menceritakan kepada orang tuanya.
“Sakit hatiku mendengar perkataan pamanmu itu. Biar aku mati tidak makan!” kata isteri Nang Butuh Mosel.
Karena telah berputus asa, Nang Butuh Mosel segera meninggalkan rumah untuk menghanyutkan diri di sungai. Namun, saat sampai di tepi sungai, ia menjumpai banyak sayuran segar dan juga daun bulung bawang. Ia menjadi heran, sebab selama ini ia tidak pernah melihat sayur-sayuran tersebut tumbuh di sekitar sungai. Dan, tanpa banyak pikir lagi ia segera memetik sayur-sayuran itu untuk dibawanya pulang. Begitulah, hari-hari berikutnya Nang Butuh Mosel selalu mengambil sayuran yang ada di pinggir sungai tersebut agar keluarganya dapat makan.
Suatu hari isteri Nang Butuh Mosel mendengar bahwa Uwa Babrung akan pergi ke Buleleng untuk menjual barang-barang hasil sawah dan ladangnya. Mak Butuh Mosel pun segera mendatangi suaminya dan berkata, “Pak, lebih baik tumpangkan saja dirimu dengan pamanmu di sebelah utara. Dia akan pergi ke Buleleng untuk berjualan.”
“Ya, kalau demikian pergilah ke sana dan katakan kepada saudaraku bahwa aku akan ikut dengannya ke Buleleng,” jawab Nang Butuh Mosel.
Mak Butuh Mosel segera pergi ke rumah Uwa Babrung. Setelah bertemu Uwa Babrung, Mak Butuh Mosel lalu menjelaskan maksudnya, “Paman Babrung, kalau paman akan pergi ke Buleleng ajaklah Nang Butuh Mosel. Apabila diperkenankan ikut, suruhlah dia untuk memegang kuda, membawa beras atau barang-barang lain yang akan paman jual.”
“Baiklah kalau begitu,” jawab Uwa Babrung singkat.
“Lalu, kapan Uwa akan berangkat?” tanya Mak Butuh Mosel dengan gembira.
“Sesudah nasi masak,” jawab Uwa Babrung.
Mendengar jawaban itu, Mak Butuh Mosel langsung mengucapkan terima kasih dan sekaligus minta diri untuk memberitahu suaminya. Setelah sampai di rumah, dengan perasaan gembira ia memberitahukan suaminya, “Pak, besok Uwa Babrung akan pergi ke Buleleng sesudah nasi masak.”
“Apa yang harus aku persiapkan?” tanya Nang Butuh Mosel.
“Bawa saja sebuah besek. Mungkin nanti kamu akan disuruh untuk membawa barang-barang hasil sawah dan ladangnya.”
Keesokan harinya, sebelum tengah hari Nang Butuh Mosel menyuruh salah seorang anak perempuannya untuk menanyakan apakah Uwa Babrung telah siap untuk pergi ke Buleleng. Namun, saat si anak telah berada di rumah Uwa Babrung, ia mendapat penjelasan dari isteri Uwa Babrung bahwa suaminya telah berangkat sejak tengah malam. Setelah mendapat penjelasan itu, si anak buru-buru berpamitan untuk menyampaikan hal tersebut kepada ayahnya. Jadi, telah terjadi suatu kesalahpahaman antara Uwa Babrung dengan Mak Butuh Mosel. Maksud Uwa Babrung mengatakan sesudah nasi masak adalah sesudah nasi masak pada sore hari untuk makan malam. Sementara kata-kata sesudah nasi masak yang dipahami oleh Mak Butuh Mosel adalah setelah nasi masak pada pagi hari untuk persiapan makan siang.
Saat mendengar laporan anaknya, Mak Butuh Mosel segera ke rumah tetangga terdekat untuk meminjam uang sebesar sepuluh kepeng. Uang itu kemudian diberikan kepada suaminya sebagai bekal untuk menyusul Uwa Babrung ke Buleleng. Selain itu, uang tadi dimaksudkan sebagai bekal bagi Nang Butuh Mosel untuk mencari pekerjaan di sana.
Setelah semua perbekalan siap, Nang Butuh Mosel segera berangkat menyusul Uwa Babrung. Beberapa saat setelah meninggalkan rumah, tiba-tiba turun hujan yang cukup lebat. Ia kemudian berlari menuju sebuah gubuk yang telah kosong. Gubuk tersebut pada pagi harinya digunakan oleh pemiliknya sebagai tempat untuk berjualan buah kelapa. Sambil berteduh, Nang Butuh Mosel mengambil dan memakan beberapa potongan kecil buah kelapa yang masih tersisa di gubuk itu.
Setelah hujan reda, Nang Butuh Mosel kembali melanjutkan perjalanan. Ketika ia sampai di sebuah desa, ia melihat ada beberapa orang anak yang sedang menyeret seekor ular yang masih hidup dengan menggunakan tali. Ia lalu mendekati anak-anak itu dan bertanya, “Mengapa kalian mengikat leher ular itu? Apakah hendak kalian bunuh?”
“Ya. Ular ini telah memakan beberapa ekor anak ayam kami.” Jawab salah seorang anak.
“Kalau begitu, bolehkah aku membelinya?” tanya Nang Butuh Mosel.
“Wah, mau dibunuh malah diminta untuk dibeli. Kalau memang mau, ambilah ular sialan ini!” demikian gerutu anak-anak itu.
“Tidak, aku akan membelinya dua kepeng,” jawab Nang Butuh Mosel.
“Ya, baiklah kalau begitu,” jawab mereka gembira.
Ular tersebut lalu diambil dan dimasukkan ke dalam besek. Setelah itu, Nang Butuh Mosel kembali meneruskan perjalanan. Namun belum sampai satu jam berjalan, ia melihat ada orang yang sedang memukuli seekor kucing. Karena merasa kasihan, ia kemudian menghampiri orang tersebut dan bermaksud membeli kucing yang sedang disiksa itu.
“Kalau engkau menghendaki, belilah kucing jahat ini seharga tiga kepeng!” demikian kata pemilik kucing itu.
“Ya, baiklah,” kata Nang Butuh Mosel sambil mengambil dan memasukkan kucing itu ke dalam beseknya.
Saat ia berjalan lagi dan sampai di perempatan jalan, dilihatnya seseorang yang sedang mengejar tikus. Begitu sang tikus tertangkap dan akan dibunuh, ia berlari mendekati orang tersebut dan bermaksud membeli tikus itu.
“Wah, mau dibunuh malah diminta untuk dibeli. Kalau memang mau membeli dengan harga dua kepeng, ambilah tikus sialan ini!” demikian kata orang itu.
“Ya, baiklah,” kata Nang Butuh Mosel sambil mengambil dan memasukkan tikus itu ke dalam beseknya.
Oleh karena beseknya telah menjadi berat dengan isi tikus, kucing dan ular, Nang Butuh Mosel lalu mencari sebuah tempat untuk melepas lelah. Ia kemudian menghampiri sebuah pohon besar yang sangat rindang. Di tempat itu ia berteduh dari panasnya sinar matahari sambil melepaskan lelah.
Saat ia sedang duduk di bawah pohon itu, tiba-tiba datang seekor ular besar. Ular itu berkata kepadanya, “Hai Bapak Mosel, Bapak telah menyelamatkan anak saya. Sekarang saya akan menebusnya kembali. Berapa kepeng pun yang Bapak minta akan saya beri.”
Nang Butuh Mosel yang sangat terkejut melihat ada seekor ular besar telah berada di hadapannya, segera berkata, “Saya tidak bermaksud untuk menjual ular ini. Jadi, harga berapapun yang engkau tawarkan tidak akan saya berikan.”
“Janganlah begitu Bapak. Ular itu adalah anak saya satu-satunya. Kasihanilah saya. Saya akan tebus dengan apapun yang Bapak minta,” kata ular itu memelas.
Setelah berpikir beberapa saat sambil melihat-lihat tubuh ular itu, akhirnya Nang Butuh Mosel berkata, “Ya kalau memang sungguh demikian, saya minta cincin yang ada di ujung ekormu itu. Bagaimana?”
“Sebenarnya cincin ini adalah benda keramat yang dapat memberikan apa saja kepada saya. Namun apabila Bapak menghendaki, saya rela menukarkannya dengan anak saya,” jawab si ular.
Setelah melepaskan cincin dari ekornya dan memberikannya kepada Nang Butuh Mosel, sang ular besar berkata lagi, “Cincin ini dapat mendatangkan kekayaan buat Bapak. Caranya cukup memasukkan benda apa saja melewati lubang cincin. Apabila telah melewati lubang cincin, niscaya benda tersebut akan menjadi emas.”
Nang Butuh Mosel yang merasa kasihan kepada ular besar itu, kemudian membuka beseknya dan menyerahkan anak ular yang tadi dibelinya. Setelah terjadi serah terima, maka si ular beserta anaknya segera masuk ke dalam hutan, sementara Nang Butuh Mosel kembali melanjutkan perjalanannya menuju Buleleng.
Dalam perjalanan ke Buleleng itu, ia melihat orang menghunus pedang dan hendak membunuh seekor anjing. Nang Butuh Mosel langsung menghampiri orang itu dan bertanya, “Hendak engkau apakan anjing itu?”
“Anjing ini sering sekali melarikan pepesku. Sekarang ia akan aku bunuh!” jawab orang itu.
“Kalau begitu, bolehkah aku membelinya?” tanya Nang Butuh Mosel.
“Beli sajalah, seharga berapa saja!” kata orang itu.
“Uangku hanya tinggal tiga kepeng. Bolehkan aku membelinya seharga tiga kepeng?” tanya Nang Butuh Mosel.
“Ya, baiklah!” kata orang itu.
Beberapa saat setelah Nang Butuh Mosel melanjutkan perjalanannya kembali, akhirnya ia bertemu dengan Uwa Babrung yang telah kembali dari Buleleng. Uwa Babrung yang tidak ingin dibilang sebagai orang yang ingkar janji segera berkata, “Aku telah memberitahukan pada isterimu bahwa setelah nasi masak pada sore hari aku akan berangkat. Kenapa engkau tidak datang malam itu?”
“Mungkin telah terjadi kesalahpahaman, Uwa?” jawab Nang Butuh Mosel singkat.
“Wah, apa yang kau bawa itu? Kelihatannya berat sekali?” tanya Uwa Babrung mengalihkan pembicaraan.
Tanpa berkata apa-apa Nang Butuh Mosel segera membuka beseknya dan terlihatlah tiga ekor binatang yang tadi dibelinya.
“Akan kau apakan binatang-binatang itu? Akan kau berikan pada anak dan isterimu sebagai makan malam? Ya sudah, potong dan masaklah binatang itu, aku mau pulang!” kata Uwa Babrung sambil tertawa dan berlalu bersama kudanya.
Mendengar perkataan itu Nang Butuh Mosel hanya tertawa kecut. Di dalam hatinya, ia sendiri juga bingung. Tujuannya ke Buleleng adalah untuk mencari Uwa Babrung. Namun sekarang Uwa Babrung telah kembali dari Buleleng. Sementara tujuannya yang lain yaitu untuk mencari pekerjaan di Buleleng telah pupus, sebab uang yang diberikan oleh isterinya kini telah habis untuk membeli ular, tikus, kucing dan anjing. Dan, setelah berpikir agak lama, akhirnya Nang Butuh Mosel memutuskan untuk tidak meneruskan perjalanan ke Buleleng dan kembali pulang ke rumahnya.
Dalam perjalanan pulang itu terbersit keinginannya untuk mencoba cincin pemberian si ular besar. Ia lalu mengambil sebatang lidi dan memasukkannya ke lubang cincin. Dan, alangkah terkejutnya Nang Butuh Mosel ketika lidi telah melewati lubang cincin, tiba-tiba berubah menjadi emas yang berbentuk lidi. Lidi emas itu kemudian ditukarkannya kepada seorang penjual labu bercampur laklak dan ia memperoleh sebungkus besar buah-buahan tersebut.
Malam harinya setelah sampai di rumah, binatang-binatang yang tadi dibelinya langsung diberikan kepada kedua anak perempuannya untuk teman bermain. Selanjutnya, ia mengajak isterinya masuk ke dalam kamar dan mulai menceritakan segala kejadian yang dialaminya sejak ia berangkat dari rumah hingga pulang kembali. Mendengar seluruh keterangan suaminya, terutama tentang cincin yang dapat membuat semua benda menjadi emas, isterinya sangat gembira. Keesokan harinya mereka bersama-sama pergi ke pura untuk bersembahyang dan mengucapkan terima kasih kepada Tuhan atas segala karunia-Nya.
Singkat cerita, beberapa bulan kemudian keluarga Nang Butuh Mosel sudah hidup bahagia. Kedua anak mereka sudah menjadi gemuk dan mulai terlihat paras cantiknya. Selain itu, keluarga ini juga mempunyai banyak sekali emas yang dihasilkan dengan cara memasukkan suatu benda ke dalam cincin ajaib yang diperoleh dari sang ular besar. Emas-emas itu kemudian dibawa ke seorang tukang pandai emas untuk dijadikan cincin, gelang, kalung dan berbagai macam perhiasan lainnya.
Suatu hari, tanpa sepengetahuan ayahnya cincin ajaib itu dipakai bermain oleh kedua anaknya. Saat mereka bermain, cincin itu terjatuh dan patah menjadi dua bagian. Mereka kemudian mengambilnya dan sambil menangis menyerahkannya kepada ayahnya. Namun, karena Nang Butuh Mosel adalah seorang ayah yang sangat menyayangi anak-anaknya, melihat cincin ajaibnya patah ia tidak marah. Ia lantas mengambil cincin yang diberikan oleh anaknya dan kemudian pergi ke tukang pandai emas.
Sesampai di rumah si pandai emas, Nang Butuh Mosel lalu menyerahkan cincinnya untuk diperbaiki. Namun karena waktu itu sedang sibuk, si pandai emas menyuruh Nang Butuh Mosel meletakkan cincinnya di atas meja kerjanya. Si pandai emas berjanji akan memperbaikinya nanti malam dan besok sore Nang Butuh Mosel boleh mengambilnya kembali.
Malam harinya ketika si pandai emas mulai menempa cincin Nang Butuh Mosel, tiba-tiba landasan dan palu yang digunakan untuk menempa cincin itu berubah menjadi emas. Hal ini membuat si pandai emas terkejut dan dengan akal bulusnya ia segera membuat cincin baru yang bentuknya persis seperti cincin Nang Butuh Mosel. Cincin baru itu yang keesokan harinya akan diberikan kepada Nang Butuh Mosel. Sementara cincin yang asli diperbaikinya dan disimpan untuk dirinya sendiri.
Keesokan harinya ketika Nang Butuh Mosel telah datang untuk mengambil cincinnya, si pandai emas langsung memberikan cincin palsu buatannya dan lantas berpura-pura sibuk dengan pekerjaan lainnya. Nang Butuh Mosel yang tidak ingin mengganggu pekerjaan si pandai emas, tanpa meneliti dahulu cincinnya langsung membayar dan berlalu dari situ. Namun setelah sampai di rumah, cincin itu tidak bekerja sebagaimana biasanya. Ia tidak dapat menjadikan benda apapun menjadi emas. Dan, setelah diperhatikan tahulah ia bahwa cincin itu ternyata palsu. Nang Butuh Mosel menjadi sedih, sebab cincin itulah yang selama ini menjadi tumpuan hidup keluarganya.
Melihat tuannya sedang bersedih hati, ketiga hewan yang dipeliharanya merasa kasihan dan mendekatinya. Setelah emosi Nang Butuh Mosel agak terkendali, mewakili ketiga temannya, si kucing bertanya, “Mengapa Bapak bersedih? Apakah Bapak tidak sanggup lagi memberi makan kami?”
Mendengar kuncing peliharaannya tiba-tiba dapat berbicara, Nang Butuh Mosel menjadi kaget setengah mati. Beberapa saat kamudian, setelah dapat mengatasi keterkejutannya itu, ia berkata, “Ah, bukan demikian. Kalian jangan salah sangka, aku bersedih karena cincinku telah ditukar oleh si pandai emas.”
Tiba-tiba menyahutlah si tikus, “Kalau demikian mari kita ambil kembali cincin itu dari tangan si pandai emas.”
“Tapi, bagaimana caranya? Kita sama-sama kecil,” kata si anjing.
Sang tikus berkata, “Jangan takut pada orang yang lebih besar. Kalau memang salah, pasti ia akan kalah. Dan, meskipun tubuhku paling kecil, aku tidak takut. Apalagi sudah demikian besar jasa dan kasih sayang yang kita peroleh dari Pak Nang Butuh Mosel.”
“Kalau begitu, marilah kita berangkat ke rumah si pandai emas,” kata si kucing sambil berjalan keluar rumah.
Singkat cerita, tidak berapa lama kemudian mereka pun telah tiba di rumah si pandai emas. Mereka lalu membagi tugas. Kucing dan tikus akan menyelinap masuk melewati lubang yang ada di tembok rumah itu. Sedangkan, anjing akan berdiri di depan pintu, berjaga-jaga kalau si pandai emas atau isterinya tiba-tiba terbangun.
Setelah itu, si kucing dan tikus pun masuk ke dalam rumah dan mulai mencari di mana cincin ajaib itu disembunyikan. Saat berkeliling mencari, akhirnya mereka melihat sinar cincin milik Nang Butuh Mosel berada di dalam sebuh peti. Si kucing kemudian berbisik pada tikus, “Wah, bagaimana cara mengeluarkannya?”
“Mudah, akan kugigit bagian tepi peti itu!” kata tikus sambil berjalan ke arah peti.
Saat si tikus sedang menggerogoti peti, isteri si pandai emas terbangun dan berkata pada suaminya, “Wah, suara apa itu?”
Si kucing yang melihat pemilik rumah terbangun, segera mengeong untuk mengalihkan perhatiannya. Sementara si anjing yang mendengar suara kucing segera menggonggong, agar terkesan seperti sedang mengejar kucing.
“Sepertinya ada anjing yang sedang mengejar kucing,” kata si pandai emas lalu melanjutkan tidurnya kembali.
Setelah berhasil melubangi peti, si tikus segera mengambil cincin ajaib itu dan bersama si kucing dan si anjing berlalu dari rumah si pandai emas. Namun, sewaktu mereka menyeberangi sungai untuk sampai di rumah Nang Butuh Mosel, cincin yang dipegang oleh si tikus terjatuh. Untunglah pada saat itu ada seekor katak yang bersedia menyelam dan mengambilnya, sehingga ketiga binatang itu tidak pulang dengan tangan hampa.
Sesampainya di rumah cincin itu langsung diberikan kepada majikannya. Nang Butuh Mosel dan keluarganya yang telah lama menanti, segera mencoba cincin itu untuk memastikan keasliannya. Dan, setelah dicoba dengan memasukkan sebatang lidi, ternyata lidi seketika berubah menjadi emas. Keluarga Nang Butuh Mosel menjadi sangat bahagia dan sejak saat itu mereka selalu menjaga cincin ajaib pemberian ular besar dengan sebaik-baiknya.
Demikian Artikel Tentang Nang Butuh Bosel, Semoga Bermanfaat Untuk anda
Artikel Nang Butuh Bosel
Mustika Mata Gaib Merah Ganas Mustika Mata Gaib Merah Ganas merupakan mustika bertuah yang paling di cari para kolektor dan pecinta batu mustika, mustika ini memiliki pamor mata merah bagai mata genderuwo yang ganas. Keterangan Mustika. Produk Jenis ini bernama Batu Puser Bumi. Produk jenis ini ditemukan Tahun 1548. Tingkat Kekerasan 6.5-7 Mohs. Ukuran Batu… selengkapnya
Rp 550.000Mustika Kilang Air Kesuksesan Kejayaan Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Insya Allah untuk sudah banyak pengusaha dan pedagang sukses yang mencarinya. mengingat terutama masyarakat asia percaya bahwa mempunyai Batu Mustika Kilang Air akan dipermudah urusan keuangan, lancar dalam meraih rejeki dan diberi kemudahan dalam merintis usaha kecil hingga perusahaan besar. pemilik batu mustika kilang air dipercaya… selengkapnya
Rp 500.000Mustika Lawang Ghaib Mustika Lawang Ghaib merupakan mustika bertuah yang merupakan mustika bertuah yang sangat indah. Batu mustika ini memiliki warna yang sangat eksotik dan menawan, sehingga batu ini sangat cocok untuk dijadikan cincin atau liontin. Batu mustika ini memiliki tuah khasiat yang sangat ampuh, tidak heran jika pecinta pusaka bertuah banyak memburunya. Batu Mustika… selengkapnya
Rp 385.000Mustika Khodam Macan Gunung Lawu Yang Keramat Mustika Khodam Macan Gunung Lawu Yang Keramat merupakan mustika bertuah yang memiliki pamor sangat indah namun garang. Mustika tersebut didalamnya bersemayam sosok khodam macan kuning gunung lawu yang jarang sekali untuk didapatkan. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Khodam Macan Gunung Lawu Yang Keramat Insya Allah untuk pesona wibawa tingkat… selengkapnya
Rp 450.000Mustika Salib Bertuah Keselamatan Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Tersebut Insya Allah untuk membersihkan energi negatif pada diri, meningkatkan aura positif, meningkatkan aura wibawa pada diri, mudah bergaul di lingkungan baru, menambah kepercayaan dalam diri, menghilangkan rasa minder, memiliki daya pikat alami. Sudah Mendapatkan Bonus Minyak Pusaka untuk Perawatan Mustika Jika Berminat Dengan Produk Ini Sebutkan… selengkapnya
Rp 320.000Nama Produk Batu Akik Bertuah Sulaiman. Khasiat, Tuah, Manfaat wibawa raja pemikat, Pelet, Pengasihan Ampuh dan Baca Juga Cara Tes Khasiat Batu Akik Sulaiman Asli Produk Jenis ini bernama Batu Akik Sulaiman. Produk jenis ini ditemukan Tahun 1548 dan banyak dipakai para nabi jaman dulu. Tingkat Kekerasan 6.5-7 Mohs. Ukuran : -+ 17x13x6 milimeter. Jaminan… selengkapnya
Rp 275.000Mustika Bulu Macan Hijau Mustika Terindah Mustika Bulu Macan Hijau Mustika Terindah merupakan mustika bertuah yang memiliki pamor bulu macan hijau yang sangat elegan dan indah sekali. Mustika ini merupakan mustika yang langka dengan warna yang menawan dan sangat elegan. Mustika Bulu Macan Hijau Mustika Terindah Khasiat Manfaat Mustika Bulu Macan Hijau Mustika Terindah Insya… selengkapnya
Rp 475.000Souvenir Pernikahan Dompet Souvenir Pernikahan Dompet merupakan souvenir berbentuk dompet oval yang terbuat dari kain batik unik dan menarik dengan berbagai jenis motif. Souvenir Dompet ini memiliki finishing yang detail dan berkualitas tinggi, sehingga sangat praktis untuk dijadikan souvenir dalam berbagai acara. Souvenir Pernikahan Dompet ini biasa untuk digunakan sebagai souvenir pernikahan, souvenir acara syukuran,… selengkapnya
Rp 1.800Mustika Raja Lelembut adalah batu mustika bertuah koleksi sesepuh yang sangat unik dan sangat langka sekali, mustika ini termasuk mustika pilihan sesepuh. pamor pada mustika ini membentuk gambar sosok manusia yang menghadap ke kanan dengan tangan diangkat, bagaikan Sang Raja sedang menenangkan masyarakatnya atau seperti Pendeta yang sedang memberi pemberkatan. Perhatikan dengan seksama corak pamor… selengkapnya
Rp 650.000Batu Red Carnelian Super Langka. Khasiat, Tuah, Manfaat Insya Allah untuk menjernihkan pikiran, membuang rasa gelisah, menghilangkan rasa grogi/minder, kekuatan asihan, pemikat dan pengasihan tingkat tinggi, pembuka aura wajah, mudah mendapatkan pasangan, membangkitkan gairah seksual, kelancaran jodoh, menghilangkan aura negatif, meningkatkan kesehatan, di jauhkan dari berbagai penyakit. Jenis Batu ini bernama Red Carnelian. Tingkat Kekerasan… selengkapnya
Rp 1.500.000Ilmu Hikmah Rijalul Ghaib Ilmu Hikmah Rijalul Ghaib ini berguna untuk bertemu dan bersahabat dengan Wali Khalifah masa ini dari golongan Rijalul Ghaib. Adapun Syaratnya : Selama 41 hari berturut – turut, bacalah amalannya sebanyak 27 kali setiap selesai sholat fardhu dan 73 kali pada malam hari setelah sholat hajad. Amalannya adalah sebagai berikut: “Bismillaahirrahmaanirrahiim…. selengkapnya
Pantangan Dan Resiko Pengisian Ilmu Kebal Pantangan Dan Resiko Pengisian Ilmu Kebal- Ilmu kebal adalah salah satu keilmuan kesaktian yang sangat ampuh dimata masyarakat indonesia bahkan terkenal hingga di negara-negara tetangga seperti malaysia, Singapore, Brunei Darusallam, bahkan sampai penjuru dunia banyak orang yang tau tentang Ilmu Kebal. Ilmu Kebal bisa di miliki dengan berbagai macam… selengkapnya
Tanggal & Simbol Zodiak Anda, Berikut tentang Zodiak Anda, Simbol Zodiak, Lambang Zodiak, Elemen Zodiak, Tanggal Zodiak, Karakter Zodiak : Zodiak Aries: simbol zodiak pertama. Tanggal Lahir: 21 Maret-19 April. Lambang: Domba. Inilah Mustika Simbol Zodiak Anda Elemen: api Planet: Mars Batu: amethyst, berlian Mineral: metal Warna: merah Karakteristik: aktif, inisiatif, suka memimpin, mandiri, agresif,… selengkapnya
Amalan Untuk Mengembalikan Santet Amalan Untuk Mengembalikan Santet 1.Tawassul kepada : – Rasulullah. – Shahabat. – Malaikat. – Para wali. – Para guru. – Orang tua. 2.WA ILA HADHROTI HAJATI….. (niatkan maksud kita pada dzat penguasa alam) al fatihah… 3.Kemudian membaca : – Al fatihah 7 x – Al ikhlas 7 x – Al falaq… selengkapnya
Khasiat Batu Permata Amazonite Amazonite Variasi Warna : Hijau Kebiruan, Hijau Tua, Putih Kehijauan Kadar Transparasi : Opak hingga Translusant Luster : Vitreous Index Bias : 1.514 – 1.539 Kadar Keras : 6.0 – 6.5 Skala Mohs. Berat Jenis : 2.54 – 2.57 gr/cm3 Formula Kimia : KAlSi3O8 Potassium Alumumunium Silicate Sistem Kristal : Triklinik… selengkapnya
Khasiat Batu Permata Aeschynite Aeschynite Variasi Warna : Hitam, Kuning-Orange, Coklat Kadar Transparasi : Opak hingga semi transparan Luster : Resinous, Waxy, Pearly, Sub-Metalic Index Bias : 2,19 – 2,50 Kadar Keras : 5.0 – 6.0 Skala Mohs. Berat Jenis : 2.48 gr/cm3 Formula Kimia : (Y,Ca,Fe,Th)(Ti,Nb)2 (O,OH) 6 Yttrium Calcium Iron Titanium Niobium Oxide… selengkapnya
Kesaktian Silu Janggah. Kegunaan ilmu ini untuk guna-guna pada seorang gadis yang menjadi rebutan. Apabila gadis tersebut sudah takluk apada anda, jangan dipermainkan cintanya. Selain Kesaktian Silu Janggah inilah 47 Macam Ajian Kesaktian Paling Ampuh
Tentang Gurau dan Canda RASULULLAH S.A.W. Rasulullah SAW bergaul dengan semua orang. Baginda menerima hamba, orang buta, dan anak-anak. Baginda bergurau dengan anak kecil, bermain-main dengan mereka, bersenda gurau dengan orang tua. Akan tetapi Baginda tidak berkata kecuali yang benar saja. Suatu hari seorang perempuan datang kepada beliau lalu berkata, “Ya Rasulullah! Naikkan saya ke… selengkapnya
Hal Penting Melewati Tempat Angker Hal Penting Melewati Tempat Angker perlu diketahui karena jika lalai bisa sangat membahayakan. Di Indonesia banyak sekali tersebar tempat angker. Melewati tempat angker ada tata cara yang harus diterapkan yaitu klakson atau berdehem sebanyak 3x. Kita dan para jin hidup berdampingan hanya terbatas dimensi saja. Seperti halnya jika melewati tempat orang… selengkapnya
Arti Keris Pusaka Pulanggeni, Pulanggeni merupakan salah satu dapur keris yang populer dan banyak dikenal karena memiliki padan nama dengan pusaka Arjuna. Pulanggeni bermakna ratus atau dupa atau juga Kemenyan. Bahwa manusia hidup harus berusaha memiliki nama harum dengan berperilaku yang baik, suka tolong menolong dan mengisi hidupnya dengan hal-hal atau aktivitas yang bermanfaat bagi… selengkapnya