Beranda » Blog » Keris Pusaka Condong Campur Warangka Gayaman Solo

Keris Pusaka Condong Campur Warangka Gayaman Solo

Diposting pada 22 Mei 2017 oleh Pusaka Dunia / Dilihat: 532 kali

Keris Pusaka Condong Campur Warangka Gayaman Solo

Keris Pusaka Condong Campur Warangka Gayaman Solo adalah keris pusaka dapur condong campur dengan warangka gayaman surakarta seperti pada gambar keris dan warangka yang dibawa oleh model cantik berikut ini.

Keris Pusaka Condong Campur Warangka Gayaman Solo

Keris Pusaka Condong Campur Warangka Gayaman Solo

Keris Pusaka Condong Campur adalah salah satu keris pusaka milik Kerajaan Majapahit yang banyak disebut dalam legenda dan folklor. Keris ini dikenal dengan nama Kanjeng Kyai Condong Campur.

Keris ini merupakan salah satu dapur keris lurus. Panjang bilahnya sedang dengan kembang kacang, satu lambe gajah, satu sogokan di depan dan ukuran panjangnya sampai ujung bilah, sogokan belakang tidak ada. Selain itu, keris ini juga menggunakan gusen dan lis-lis-an.

Keris Condong Campur merupakan suatu perlambang keinginan untuk menyatukan perbedaan. Condong berarti miring yang mengarah ke suatu titik, yang berarti keberpihakan atau keinginan. Sedangkan campur berarti menjadi satu atau perpaduan. Dengan demikian, Keris Condong Campur adalah keinginan untuk menyatukan suatu keadaan tertentu.

Pembuatan Keris Condong Campur

Ketika Kerajaan Majapahit sudah menjapai masa kejayaannya, terjadi banyak sekali perbedaan (heterogenitas di negeri itu. Heteroginitas ini menyebabkan terjadinya perpecahan di masyarakat,baik dari aspek agama, budaya, kasta, dsb. Paling tidak ada 2 golongan yang memiliki perbedaan pandangan sangat tajam pada masa itu, yaitu :

  • Golongan pertama, yaitu golongan pemilik modal, pedagang dan pejabat.
  • Golongan kedua, yaitu golongan masyarakat bawah yang kecewa dengan kondisi yang mereka alami, seperti keterpurukan nasib, tekanan hidup dan penindasan.

Dalam dunia keris, golongan pertama di atas dapat diibaratkan dengan keris dengan dapur Sabuk Inten. Sabuk berarti ikat pinggang. Sedangkan Inten berarti intan atau permata. Dengan demikian, Sabuk Inten memvisualisasikan golongan pemilik modal yang bergelimang harta benda.

Golongan kedua yang disebutkan di atas adalah masyarakat kelas bawah yang kecewa, marah, terhadap keadaan. Dalam bahasa Jawa, perasaan mereka disebut sengkel atine atau jengkel hatinya. Dalam dunia keris, kondisi ini identik dengan keris dengan dapur Sengkelat, yang namanya diambil dari kata sengkel atine.

Dengan adanya perbedaan tersebut, diupayakan adanya persatuan dan pembauran (condong campur) antar golongan. Tetapi yang kemudian terjadi hanyalah pembauran semu di permukaan saja. Padahal sesungguhnya tidak terjadi pembauran dalam kehidupan masyarakat. Tidak berhasilnya upaya pembauran ini sesungguhnya disebabkan ketidakinginan para pemilik modal untuk melakukan pembauran tersebut dan khawatir akan terganggunya kepentingan mereka.

Konon keris pusaka ini dibuat beramai-ramai oleh seratus orang mpu. Bahan kerisnya diambil dari berbagai tempat. Dan akhirnya keris ini menjadi keris pusaka yang sangat ampuh tetapi memiliki watak yang jahat.

Setelah pembuatan keris tersebut konon pada suatu ketika, wilayah kerajaan Majapahit dilanda “pagebluk” yang sangat nggegirisi, hingga banyak para kawula (rakyat jelata) yang pagi sakit sore meninggal dan sore sakit paginya meninggal. Tidak hanya para rakyat jelata, banyak juga beberapa bangsawan, pandita dan sebagainya terserang penyakit  yang sangat misterius ini.

Hingga pada suatu hari tiba-tiba dari arah Gedong pusaka muncul sinar merah kehitaman yang sangat terang benderang, sinar itu naik memanjat langit setinggi  lima pohon kelapa dewasa.Sinar tersebut berpendar pendar ke segala penjuru, menebarkan  hawa teluh atau wabah penyakit yang mengakibatkan pageblug tersebut. Setelah itu barulah diketahui bahwa yang menebar teluh tersebut ternyata adalah Keris Condong Campur.

Pertempuran Keris Condong Campur

Setelah mengetahui hal tersebut lalau terjadilah pertempuran keris condong campur dengan keris sabuk inten dan keris condong campur dengan keris sengkelat.

Sabuk Inten yang sedari tadi sudah okrak-okrok pengen keluar dari warangkanya tiba tiba melesat naik ke angkasa, pertempuran condong campur dan sabuk inten tak terelakan lagi, namun sabuk inten memang jauh dibawah condong campur, baru sekitar sepuluh menit sabuk inten dapat dikalahkan dan balik ke warangkanya. Bahkan lambung Sabuk Inten “grimpil” dibagian depan , akibat hantaman Condong Campur.

Sengkelat segera dicabut dari warangkanya setelah mendapat restu, keris pusaka tersebut membumbung tinggi ke angkasa, pertempuran terjadi sangat sengit sekali, desak mendesak dan serang menyerang.
Setelah hampir subuh condong campur mulai kewalahan hingga akhirnya Sengkelat berhasil mematahkan ujung condong campur satu luk, akhirnya condong campurpun ngibrit ketakutan dan masuk kembali ke gedong pusaka.
Sejak saat itu condong campur tak pernah keluar lagi menebar pageblug,  semenjak saat itu pula Dyah Ayu sekar kedaton berangsur angsur sembuh, dan  atas jasa-jasanya Jaka Supa akhirnya diangkat menjadi Empu Kerajaan kesayangan sang Prabu.

Jika anda menginginkan Keris Pusaka Dunia silahkan kunjungi Kategori Keris Kamardikan atau Keris Pusaka Kuno

Pusaka Dunia Yang paling banyak Dicari Di google antara lain keris pusaka setan kober, sejarah keris kyai carubuk, keris condong lawe, keris majapahit yang hilang, keris condong campur majapahit, asal usul keris megalamat, keris kyai sengkelat sunan kalijaga, kesaktian ronggo lawe.

Keris Pusaka Condong Campur Warangka Gayaman Solo

Keris Pusaka Condong Campur Warangka Gayaman Solo

Tutup Sidebar
Sidebar
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah:

Chat via Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Admin 1
● online
Admin 2
● online
Admin 1
● online
Halo, perkenalkan saya Admin 1
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja