Legenda Gunung Pinang
Legenda Gunung Pinang
SEMILIR angin senja pantai teluk Banten mempermainkan rambut Dampu Awang yang tengah bersender di bawah pohon nyiur. Pandangannya menembus batas kaki langit teluk Banten. Pikirannya terbang jauh. Jauh sekali. Meninggalkan segala kepenatan hidup dan mengenyahkan kekecewaan atas ibunya. Menuju suatu dunia pribadi dimana hanya ada dirinya sendiri. Ya, hanya dirinya.
“Ibu tidak akan izinkan kamu pergi, Dampu.” Dia teringat kata-kata Ibunya tadi pagi.
“Tapi, Bu…” sergah Dampu Awang.
“Tidak! Sekali tidak, tetap tidak!” Wajah ibunya mulai memerah. “Ibu tahu, nong. Kamu pergi supaya kita tidak sengsara terus. Tapi ibu sudah cukup dengan keadaan kita seperti ini,” lanjut ibunya sambil terus menginang.
“Ibu, Dampu janji. Kalau Dampu pulang nanti, Dampu akan membahagiakan ibu. Dampu akan menuruti segala perintah ibu. Coba ibu bayangkan, nanti kita akan kaya, Bu. Kita akan bangun rumah yang besar seperti rumah para bangsawan.” Dampu Awang merayu ibunya.
“Dampu … Ibu lelah,” ujar ibunya. “Ibu sudah bosan mendengar ocehanmu tentang harta kekayaan. Setiap hari kamu selalu saja melamun ingin cepat kaya”
Perkataan itu betul-betul menohok tepat di ulu hati Dampu.
“Kamu tahu nong,” Ibu melanjutkan ceramahnya. “Ibu masih kuat sampai sekarang, itu karena kamu. Karena masih ada kamu, Dampu. Nanti kalau kamu pergi, siapa yang menemani ibu? Sudahlah, Dampu… Ibu sudah lelah”
Selepas shalat maghrib Dampu Awang kembali menemani laut dari beranda rumah. Wajahnya masih menyisakan harapan sekaligus kekecewaan yang teramat sangat mendalam. Batinnya terus menerus bergejolak. la masih kesal dengan ucapan ibunya.
Apakah ibu tidak tahu di Malaka sana banyak sekali pekerjaan yang akan membuat aku kaya? ujar Dampu dalam hati. Dan kalau aku kaya, tentu ibu akan turut kaya raya. Seharusnya ibu melihat jauh ke masa depan, kita tidak akan kaya kalau kita selamanya hidup di kampung nelayan miskin ini terus.
Kesempatan ini telah lama aku nantikan. Seorang saudagar asal Samudera Pasai datang berdagang ke Banten. Setelah satu bulan lamanya menetap di Banten, kini saatnya saudagar itu angkat sauh dan kembali berlayar ke negeri asal. Tinggal satu minggu lagi, kapal itu akan berlabuh. Namun, ibu belum juga memberikan izin.
“Dampu…” ucap ibunya lembut, khawatir mengagetkan anaknya.
Dampu melihat ibunya tersenyum. Di matanya ada kehangatan cinta yang mendalam. Batin Dampu kembali terguncang. Hatinya terus bertanya-tanya.
“Ada apa, Ibu?” tanya Dampu.
Ibu hanya tersenyum. Matanya meneravvang mencari bintang di langit cerah kemudian memandang’ deburan ombak di lautan yang bersinar karena ditimpa sinar gemerlap rembulan.
Betapa bahagia hati Dampu Awang mendengar ibunva memberi izin. la merasakan dadanya menghangat. seolah diselimuti pusaran energi yang dahsyat. Matanya mulai berembun. Dampu Awang pun membentuk sebuah lengkungan manis di bibirnya.
“Terima kasih, Ibu…”
Deburan ombak, semilir angin laut, bau asin pantai, kepak sayap burung-burung camar, lambaian orang-orang kampung, mengiringi kepergian rombongan saudagar dari pelabuhan. Dampu Awang melihat ibunya meratapi kepergiannya. Sebening embun menggenang di pelupuk mata. Masih terngiang di telinganya petuah-petuah yang diberikan ibunya sesaat sebelum ia pergi.
“Dampu…” ujar ibunya, “Ibu titip si Ketut. Kamu harus merawat si Ketut baik-baik, ya nong. Si Ketut ini dulunya peliharaan bapakmu. Bapakmu dulu sangat menyayangi si Ketut. la sangat mahir sebagai burung pengirim pesan. Kamu harus rutin mengirimi ibu kabar. Jaga baik-baik si Ketut seperti kamu menjaga ibu, ya nong,” Ibu melanjutkan petuah-petuahnya. Air matanya sudah tidak mampu dibendung lagi.
“Enggih, Bu.” Hanya itu yang mampu Dampu ucapkan saat ibunya memberikan puluhan petuah sebelum Dampu berlayar. Tapi ia berjanji akan mengirimi Surat untuk Ibunya tercinta setiap awal purnama.
Setiap hari, saat bola api langit masih malu-malu menyembulkan jidatnya di permukaan bumi, Dampu Awang bekerja membersilikan seluruh galangan kapal dan merapihkan barang-barang di kapal saudagar Teuku Abu Matsyah.
Hari berganti, bulan bergulir, tahun bertambah. Dampu Awang kini terkenal sebagai pekerja yang rajin. Tak aneh, jika Teuku Abu Matsyah begitu perhatian padanya. Bahkan Siti Nurhasanah, putri Teuku Abu Matsyah, diam-diam menaruh hati padanya. Hingga suatu hari Teuku Abu Matsyah memanggil Dampu Awang untuk berbicara empat mata.
“Dampu…” Ujar Abu Matsyah mengawali pembicaraan.
“Saya, Juragan”
“Kita Sudah saling kenal lebih dari lima tahun. Itu bukanlah waktu yang sebentar untuk saling mengenal,” suara Abu Matsyah terdengar berat. -Saya kagum dengan kerajinanmu, Dampu.”
“Terima kasih, Juragan”
“Karena itu, saya berniat untuk menjodohkan kamu dengan putriku. Siti Nurhasanah,” kata Abu Matsyah seraya menyisir-nyisir janggut putihnya.
Dampu Awang terkejut bukan main. la tak menyangka Teuku Abu Matsyah berbuat sejauh ini. Diam-diam ia memang mencintai Siti Nurhasanah, tapi apa pastas? Lantas bagaimana dengan restu ibunya di Banten’? Apakah ia marnpu membahagiakan Siti? Berpuluh-puluh pertanyaan bersarang di kepala Dampu Awang.
“Bagaimana, Dampu?” Pertanyaan Abu Matsyah membawa Dampu Awang kembali ke alam nyata.
“Maaf, Juragan. Saya bukan rnenolak niat baik juragan.” Dampu menanti saat yang tepat. “Tetapi apakah saya pastas?”
“Jadi kamu menolak niat baik saya, Dampu?”
“Maaf. Juragan. saya tidak berani menolak niat baik juragan. Tapi …”
Sudah satu dasawarsa Dampu Awang meninggalkan tanah kelahirannya. la hanya mengirimkan empat kali surat kepada ibunva di Banten. Hingga suatu hari, tersiarlah kabar akan ada saudagar besar dari Malaka. Kabar itu merembet dengan cepat seperti kecepatan awan yang ditiup angin. Setiap orang ramai membicarakan kekayaan saudagar itu.
“Jangan-jangan Dampu Awang pulang,” ujar ibunya sumringah. “Dampu Awang, putraku, akhirnya pulang.” Ujar ibunya lagi. Dari suaranya tercermin jelas keharuan dan kegembiraan yang tiada terkira. Yang tidak akan mampu terangkum dalam rangkaian kata atau terlalu besar untuk disimpan di dalam gubuk reotnya.
“Alhamdulillah, hatur nuhun Gusti Allah. Alhamdulillah… Alhamdulillah… Alhamdulillah,” berkali-kali wanita itu berucap syukur.
“Woi! Kapalnya sudah datang!” seseorang berseru dari arah pantai
“Hei lihat! Kapalnya besar sekali!” sahut orang yang lain.
Kapalnya luar biasa besar dan megah. Sampai-sampai membentuk bayangan di pantai. Kayunya dari bahan kayu pilihan. Layarnya luas terbentang. Para awak kapal yang gagah tengah sibuk menurunkan barang bawaan.
Penduduk Banten semakin lama semakin banyak yang merubungi pantai. Mereka penasaran siapa yang datang berkunjung. Ibu Dampu Awang adalah salah satu diantara lautan manusia yang semakin membludak saja itu. Tampang Ibu Dampu Awang lusuh bukan main, bahkan pakaiannya lebih kumal dibanding bendera kapal megah itu.
Sementara itu, di dalam kapal Dampu Awang gelisah. la sekarang sudah menjadi pewaris kekayaan tunggal dari Teuku Abu Matsyah. Sejak Dampu menikah dengan Siti Nurhasanah, mertuanya itu mempercayakan seluruh harta kekayaannya kepada Dampu. Selang beberapa lama Teuku Abu Matsyah meninggal dunia. Dan kini, namanya sudah tersohor menjadi pedagang yang kaya raya dari Malaka.
Sengaja ia singgah di kampung halamannya, ingin melihat apakah ibunya masih hidup. Hanya untuk sekadar melihat saja. Ratusan pasang tatap mata mengiringi seorang lelaki tampan nan gagah yang keluar dari ruangan kapal. Bajunya terbuat dari kain emas dan pecinya sangat indah sekali. Di pinggangnya terselip golok sakti yang menjadi idaman setiap pendekar. Di pundaknya bertengger seekor burung perkutut yang terlihat sangat sehat.
Di samping lelaki itu terdapat seorang perempuan cantik yang digapitnya mesra. Dia pasti istrinya. Wajahnya putih bersih dan bercahaya. Sedangkan rambutnya hitam legam seperti langit malam. Suatu kombinasi yang sempurna. Cantik sekali!
“Dampuuuuuu! Dampu Awaaaaaang! Ini Ibu. Di sini. Sebelah sini!” teriak Ibu Dampu Awang sambil melambai-lambaikan tangan. Mendadak wanita tua itu kembali mendapatkan tenaganya kembali. Gairah yang ia rasakan seperti dulu sebelum Dampu Awang, putranya, pergi.
“Dampu Awaaaaaang!” teriak sang ibu sekali lagi.
Semua perhatian terpusat pada Ibu Dampu Awang yang dari tadi berteriak-teriak. Semua heran, apa betul wanita tua dekil ini adalah ibu dari saudagar yang kaya raya itu.
“Kang Mas, apa betul dia ibumu?” tanya istri Dampu Awang. “Mengapa Kang Mas tidak pernah cerita, kalau orang tua Kang Mas masih hidup’?”
“Tidak! Wanita tua itu bukan ibuku!” tampik Dampu Awang dengan cepat. “Dia hanya seorang wanita gila yang sedang meracau!”
Dari atas kapal Dampu Awang menatap kerumunan penduduk yang wajahnya tampak kebingungan.
“Wahai penduduk Banten!” seru Dampu Awang. “Tidak usah bingung. Dia bukan ibuku. Kedua orang tuaku sudah mati. Mereka adalah manusia terhormat yang kaya raya. Bukan seperti wanita tua itu yang berpakaian compang camping dan miskin sengsara!”
Perkataan Dampu Awang tadi bagai petir di siang bolong. Seperti ada godam besar yang menghujam berkali-kali ke sanubari Ibu Dampu Awang. Perasaannya lebih sakit dibanding saat kematian suaminya atau saat melepas putranya berlayar.
“Hei, wanita tua gila!” Dampu Awang menunjuk ibunya. “Aku tidak pernah mempunyai ibu sepertimu. Demi Allah, ibuku adalah seorang yang kaya raya, bukan seorang wanita miskin yang hina sepertimu!”
Luka yang ditorehkan oleh ucapan Dampu Awang itu semakin membesar. Menganga di dalam hati sang ibu. Sang ibu tertunduk lesu. la bersimpuh di atas kedua lutut keriputnya.
“Nakhoda, cepat kita pergi dari sini. Batalkan janji bertemu dengan Sultan. Kita akan lanjutkan perjalanan!” Dampu Awang memerintah. la harus lekas pergi sebelum orang-orang tahu kalau wanita tua yang dekil itu adalah ibu kandungnya. Mau ditaruh di mana mukaku, ujarnya dalam hati.
Sang ibu tertunduk lesu. Air matanya semakin tidak terbendung. Harapan, kebahagian, kegembiraan, suka cita, yang telah dihimpunnya selama puluhan tahun, kini seolah semuanya telah menguap tanpa bekas. Penantiannya selama puluhan tahun harus berakhir dalam kesakithatian yang semakin mendalam.
“Duhai, Gusti. Hampura dosa,” Ibu Dampu awang berdoa. “Kalau memang benar dia bukan anakku, biarkan ia pergi. Tapi kalau dia adalah putraku, hukumlah ia karena telah menyakiti perasaan ibunya sendiri.” Ibu Dampu Awang khusyuk berdoa. Khidmat.
Tiba-tiba langit gelap. Awan-awan hitam datang tanpa diundang. Berkumpul menjadi satu kesatuan. Hitam dan besar. Hingga sinar matahari pun tidak mampu lagi terlihat. Siang hari yang cerah mendadak seperti malam yang gelap gulita. Petir. Kilat. Guntur. Saling sambar menyambar. Hujan deras.
“Ada badai. Cepat berlindung!” teriak seorang warga.
Langit muntah. Langit muntah. Muntah besar. la menumpahkan segala yang dikandungnya. Dunia serasa kiamat. Dampu Awang beserta kapalnya terombang-ambing di lautan. Dipermainkan oleh alam. Allah telah menjawab rintihan seorang hamba yang didzalimi. Para awak kapal ketakutan, mereka ramai-ramai menerjunkan diri ke laut. Petir menyambar galangan kapal dan layar. Tiang-tiang kapal tumbang.
Tiba-tiba keajaiban terjadi. Si Ketut bisa bicara. “Akuilah….Akuilah… Akuilah ibumu, Dampu Awang.”
“Tidak! Dia bukan ibuku! Dia bukan ibuku. Ibuku telah mati!” sergah Dampu Awang.
“Akuilah….Akuilah… Akuilah ibumu, Dampu Awang” si Ketut mengulangi ucapannya.
“Ya Allah, berilah pelajaran yang setimpal sebagaimana yang ia lakukan padaku,” Ibu Dampu Awang kembali berdoa.
Angin puyuh besar pun datang. Meliuk-liuk ganas di atas laut. Menyedot dan terus berputar. Kapal Dampu Awang ikut tersedot. Kapal Dampu Awang terbang masuk ke dalam pusaran angin puyuh. Berputar-putar. Terus berputar dalam pusaran angin puyuh.
“lbuuuuuu, tolong aku! Ini anakmu Dampu Awang!” Dampu Awang berteriak ketakutan.
Sang Ibu tetap tidak bergeming.
Kapal yang berisi segala macam harta kekayaan itu dipermainkan oleh angin. Berputar-putar. Dan akhirnya terlempar jauh ke selatan. Jatuh terbalik.
Menurut penuturan masyarakat, kapal Dampu Awang yang karam berubah menjadi Gunung Pinang. Gunung itu terletak tepat di samping jalur lalu lintas Serang – Cilegon, kecamatan Kramat Watu, kabupaten Serang, propinsi Banten. Hingga kini, setiap orang dengan mudah dapat menyaksikan simbol kedurhakaan anak pada ibunya itu.
Legenda Gunung Pinang
Mustika Aura Tarik Pesona Mustika Aura Tarik Pesona merupakan mustika mustika bertuah yang memiliki bentuk pamor serta perpaduan warna yang indah mempesona. Mustika ini corak warnanya asli alamid an bukan karena isian maupun gambaran manusia. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Tersebut Insya Allah untuk membersihkan aura, bedah aura, membuka aura ketampanan/kecantikan, membangkitkan daya tarik pesona, pengasihan,… selengkapnya
Rp 300.000Batu Mustika Khodam Raksasa Batu Mustika Khodam Raksasa adalah mustika bertuah yang berisikan sosok khodam raksasa yang unik dan memang jarang untuk didapatkan. Pamor dan warna mustika ini juga terbentuk melalui proses alam secara alami dan bukan hasil isian maupun gambaran manusia. Energi dari Batu Mustika Khodam Raksasa tesrebut alami dan sangat bermanfaat secara positif… selengkapnya
Rp 315.000Mustika Golok Es Bertuah Ampuh Mustika Golok Es Bertuah Ampuh merupakan mustika bertuah yang memiliki corak pamor bagaikan es yang menjulang ke atas dan terkesan indah serta nyata. Mustika ini pamornya terbentuk secara alami dan bukan karena gambaran maupun isian manusia. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Golok Es Bertuah Ampuh Insya Allah untuk Tolak Balak Serta… selengkapnya
Rp 300.000Garansi Uang Mahar Kembali, Kami Menjamin Mustika Batu Asli, Bukan Sintetis. Nama : Mustika Mata Kucing Bertuah Ukuran Mustika : 9 X 12 milimeter Jenis Batu : Cat Eye Quartz Bahan Ring : Alpaka Anti Karat Ukuran Ring : 19-20 Asal Usul : Penarikan, Natural 100%. Khasiat Bertuah Insya Allah untuk Pengasihan, Kawibawaan, Daya Tarik,… selengkapnya
*Harga Hubungi CSBatu akik mustika widuri merupakan salah satu jenis batu bertuah yang dipercaya memiliki energi positif dan dapat membawa Dunia Pusaka keberuntungan bagi pemiliknya. Batu ini memiliki warna yang unik dan khas, serta dipercaya memiliki khasiat yang luar biasa. Apa Itu Batu Akik Mustika Widuri? Batu akik mustika widuri adalah batu bertuah yang berasal dari alam… selengkapnya
*Harga Hubungi CSPusaka Kuku Macan Khodam Kyai Bala Rajam Pusaka Dunia Pusaka Kuku Macan Khodam Kyai Bala Rajam Pusaka Dunia ini memiliki energi super power. Pusaka ini merupakan kuku macan dari macan yang mati sendirinya ( ngurak ). Pusaka ini memiliki khodam bernama Bala Rajam yang sangat kuat dan energinya tidak terkalahkan. Pusaka ini dapat menjadi andalan… selengkapnya
Rp 1.200.000Pusaka Patung Arjuna Bertuah Pusaka Patung Arjuna Bertuah ini adalah jenis patung keramat yang memiliki energi ghaib tingkat tinggi. Patung pusaka ini dapat menjadi pusaka andalan anda karena patung ini selain unik dan antik tetapi memiliki energi yang bisa dijadikan andalan anda. Pusaka ini tidak akan membawa dampak buruk/negatif kepada anda dan keluarga anda. Pusaka… selengkapnya
Rp 600.000Mustika Pelet Penggetar Jiwa Mustika Pelet Penggetar Jiwa memiliki aura dan getaran yang spesial. Mustika jenis ini sangat cocok digunakan untuk masalah aura, asmara dan pelet pengasihan. Selain itu mustika juga dapat digunakan untuk berbagai maksud tujuan. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Pelet Penggetar Jiwa Insya Allah untuk aura pengasihan, aura pelet pengasihan, aura wibawa yang… selengkapnya
Rp 315.000Mustika Sayap Malaikat Bertuah Mustika Sayap Malaikat Bertuah merupakan mustika bertuah yang memiliki bentuk pamor membentuk sosok sayap malaikat yang memang unik dan jarang sekali untuk didapatkan. Mustika tersebut perpaduan warnanya juga sangat serasi sekali. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Tersebut Insya Allah untuk pagar gaib, memiliki khodam ampuh, menarik kekuatan khodam jin muslim, buka aura… selengkapnya
Rp 325.000Mustika Ujung Tombak Putih Kyai Pleret Mustika Ujung Tombak Putih Kyai Pleret merupakan mustika bertuah yang memiliki bentuk pamor ujung tombak putih yang unik dan memang jarang didapatkan. Pamor yang terdapat pada mustika bertuah ini muncul secara almi karena kuasa Allah. Mustika yang menjadi incaran banyak orang karena memiliki energi alami yang melimpah. Khasiat Manfaat… selengkapnya
Rp 300.000Ritual Penyempurnaan Arwah Tujuh Jenderal Ritual Penyempurnaan Arwah Tujuh Jenderal merupakan salah satu artikel kami yang diambil dari beberapa sumber, jika anda pernah melihatnya mungkin ada di majalah posmo edisi 696, artike tersebut yang kami maksutkan adalah pahlawan revolusi indonesia yang telah gugur dalam tragedi penghianatan partai komunis indonesia. Pada 1 Oktober 1965 dini hari,… selengkapnya
Karisma Keris Buntel Mayit. Nama yang menyeramkan, artinya “pembungkus mayat”. Tergolong pamor sangat pemilih. Kalau cocok akan cepat menanjak kariernya atau kekayaannya tetapi kalau tidak cocok bisa mendapatkan malapetaka. Karena itu bila menginginkan pamor ini sebaiknya ditanyakan dulu pada mereka yang tahu agar bisa dilihat cocok atau tidaknya.
28 Pusaka dan Mustika Mahal Benda Pusaka Mahal Pusaka Termahal Pusaka Paling Mahal Di Dunia Barang Pusaka Mahal Pusaka Yg Mahal Pusaka Paling Mahal Di Indonesia, 28 Pusaka dan Mustika Mahal ADA DISINI Keris Pusaka Mahal Pusaka Mahal Benda Pusaka Berharga Mahal Benda Pusaka Yg Mahal Harganya Pusaka Paling Mahal Benda Pusaka Paling Mahal Keris… selengkapnya
Hukuman Bagi Pelaku Riba Shahabat yang mulia, Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آكِلَ الرِّبَا وَمُؤْكِلَهُ “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang memakan riba dan yang memberi riba.” Ketika mendengar hadits tersebut dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ‘Alqamah berkata: “(Apakah laknat juga ditujukan kepada) juru tulisnya… selengkapnya
Khasiat Surat AL-FALAQ dan AN-NAAS 1.Aisyah R.a menerangkan : Bahwa Rosululloh SAW pada setiap malam apabila hendak tidur,beliau membaca Surat Al-Ikhlas, Surat Al-Falaq,Surat An-Naas, kemudian ditiupkan padakedua telapak tangannya kemudian diusapkan keseluruh tubuh dan kepala. Keterangan : Agar terhindar dari sihir,tenung,santet,dan lainnya. 2.Sayyidina Ali bin Abi Tholib Ra menerangkan : Pernah Rosululloh digigit Kala, kemudianbeliau… selengkapnya
Bersendau Gurau Dengan Menyebut Allah, Al-Qur’an Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Firman Allah Ta’ala (artinya): “Dan jika kamu tanyakan kepada orang-orang munafik (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanyalah bersendau gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan Rasul-Nya kamu selalu… selengkapnya
Ramalan Zodiak Pisces 2020 Ramalan Zodiak Pisces 2020 ini merupakan sebuah perkiraan dan untuk ketepatannya tidak pasti 100%. Pusaka Dunia memprediksi bahwa ketika tahun bergulir Anda akan mencari lebih banyak aksi dan petualangan dalam hidup Anda. Anda akan merasa lebih impulsif, percaya diri, dan mandiri daripada yang Anda rasakan selama beberapa tahun terakhir. Pada saat… selengkapnya
Inilah Manfaat Menggunakan Ritual Buang Sengkolo Sebuah ritual buang sengkolo, merupakan sebuah ilmu yang sudah ada sejak zaman dahulu. Ritual ini menggunakan pusaka yang bisa digunakan untuk menghilangkan energi negatif yang ada di dalam diri seseorang, pengaruh negatif ini bisa datang kapanpun dan dimanapun. Bisa saja berasal dari lingkungan sekitar, atau bisa juga ada seseorang… selengkapnya
Penarikan Pusaka Bisa Berakhir Maut Penarikan Pusaka Bisa Berakhir Maut adalah hal yang belum banyak diketahui masyarakat. Penarikan pusaka adalah hal yang biasa bagi paranormal berilmu tinggi. Tetapi semua paranormal pasti memperhitungkan pusaka yang mau ditariknya, karena setiap pusaka memiliki power dan resiko yang berbeda-beda. Pusaka biasa terletak di pepohonan, perairan, goa hingga pegunungan. Ritual penarikan… selengkapnya
Alamat Paranormal Gresik Alamat Paranormal Gresik sering dicari oleh masyarakat karena datang ketempat praktek adalah kebiasaan orang-orang jika ingin bertransaksi. Banyak sekali orang-orang yang tertipu karena mengambil jasa paranormal atau dukun dari jarak jauh. Anda tidak perlu khawatir karena Pusaka Dunia membuka layanan jasa spiritual yang ampuh dan terpercaya. Alamat Pusaka Dunia Gresik Masyarakat Gresik… selengkapnya