Legenda Gunung Pinang
Legenda Gunung Pinang
SEMILIR angin senja pantai teluk Banten mempermainkan rambut Dampu Awang yang tengah bersender di bawah pohon nyiur. Pandangannya menembus batas kaki langit teluk Banten. Pikirannya terbang jauh. Jauh sekali. Meninggalkan segala kepenatan hidup dan mengenyahkan kekecewaan atas ibunya. Menuju suatu dunia pribadi dimana hanya ada dirinya sendiri. Ya, hanya dirinya.
“Ibu tidak akan izinkan kamu pergi, Dampu.” Dia teringat kata-kata Ibunya tadi pagi.
“Tapi, Bu…” sergah Dampu Awang.
“Tidak! Sekali tidak, tetap tidak!” Wajah ibunya mulai memerah. “Ibu tahu, nong. Kamu pergi supaya kita tidak sengsara terus. Tapi ibu sudah cukup dengan keadaan kita seperti ini,” lanjut ibunya sambil terus menginang.
“Ibu, Dampu janji. Kalau Dampu pulang nanti, Dampu akan membahagiakan ibu. Dampu akan menuruti segala perintah ibu. Coba ibu bayangkan, nanti kita akan kaya, Bu. Kita akan bangun rumah yang besar seperti rumah para bangsawan.” Dampu Awang merayu ibunya.
“Dampu … Ibu lelah,” ujar ibunya. “Ibu sudah bosan mendengar ocehanmu tentang harta kekayaan. Setiap hari kamu selalu saja melamun ingin cepat kaya”
Perkataan itu betul-betul menohok tepat di ulu hati Dampu.
“Kamu tahu nong,” Ibu melanjutkan ceramahnya. “Ibu masih kuat sampai sekarang, itu karena kamu. Karena masih ada kamu, Dampu. Nanti kalau kamu pergi, siapa yang menemani ibu? Sudahlah, Dampu… Ibu sudah lelah”
Selepas shalat maghrib Dampu Awang kembali menemani laut dari beranda rumah. Wajahnya masih menyisakan harapan sekaligus kekecewaan yang teramat sangat mendalam. Batinnya terus menerus bergejolak. la masih kesal dengan ucapan ibunya.
Apakah ibu tidak tahu di Malaka sana banyak sekali pekerjaan yang akan membuat aku kaya? ujar Dampu dalam hati. Dan kalau aku kaya, tentu ibu akan turut kaya raya. Seharusnya ibu melihat jauh ke masa depan, kita tidak akan kaya kalau kita selamanya hidup di kampung nelayan miskin ini terus.
Kesempatan ini telah lama aku nantikan. Seorang saudagar asal Samudera Pasai datang berdagang ke Banten. Setelah satu bulan lamanya menetap di Banten, kini saatnya saudagar itu angkat sauh dan kembali berlayar ke negeri asal. Tinggal satu minggu lagi, kapal itu akan berlabuh. Namun, ibu belum juga memberikan izin.
“Dampu…” ucap ibunya lembut, khawatir mengagetkan anaknya.
Dampu melihat ibunya tersenyum. Di matanya ada kehangatan cinta yang mendalam. Batin Dampu kembali terguncang. Hatinya terus bertanya-tanya.
“Ada apa, Ibu?” tanya Dampu.
Ibu hanya tersenyum. Matanya meneravvang mencari bintang di langit cerah kemudian memandang’ deburan ombak di lautan yang bersinar karena ditimpa sinar gemerlap rembulan.
Betapa bahagia hati Dampu Awang mendengar ibunva memberi izin. la merasakan dadanya menghangat. seolah diselimuti pusaran energi yang dahsyat. Matanya mulai berembun. Dampu Awang pun membentuk sebuah lengkungan manis di bibirnya.
“Terima kasih, Ibu…”
Deburan ombak, semilir angin laut, bau asin pantai, kepak sayap burung-burung camar, lambaian orang-orang kampung, mengiringi kepergian rombongan saudagar dari pelabuhan. Dampu Awang melihat ibunya meratapi kepergiannya. Sebening embun menggenang di pelupuk mata. Masih terngiang di telinganya petuah-petuah yang diberikan ibunya sesaat sebelum ia pergi.
“Dampu…” ujar ibunya, “Ibu titip si Ketut. Kamu harus merawat si Ketut baik-baik, ya nong. Si Ketut ini dulunya peliharaan bapakmu. Bapakmu dulu sangat menyayangi si Ketut. la sangat mahir sebagai burung pengirim pesan. Kamu harus rutin mengirimi ibu kabar. Jaga baik-baik si Ketut seperti kamu menjaga ibu, ya nong,” Ibu melanjutkan petuah-petuahnya. Air matanya sudah tidak mampu dibendung lagi.
“Enggih, Bu.” Hanya itu yang mampu Dampu ucapkan saat ibunya memberikan puluhan petuah sebelum Dampu berlayar. Tapi ia berjanji akan mengirimi Surat untuk Ibunya tercinta setiap awal purnama.
Setiap hari, saat bola api langit masih malu-malu menyembulkan jidatnya di permukaan bumi, Dampu Awang bekerja membersilikan seluruh galangan kapal dan merapihkan barang-barang di kapal saudagar Teuku Abu Matsyah.
Hari berganti, bulan bergulir, tahun bertambah. Dampu Awang kini terkenal sebagai pekerja yang rajin. Tak aneh, jika Teuku Abu Matsyah begitu perhatian padanya. Bahkan Siti Nurhasanah, putri Teuku Abu Matsyah, diam-diam menaruh hati padanya. Hingga suatu hari Teuku Abu Matsyah memanggil Dampu Awang untuk berbicara empat mata.
“Dampu…” Ujar Abu Matsyah mengawali pembicaraan.
“Saya, Juragan”
“Kita Sudah saling kenal lebih dari lima tahun. Itu bukanlah waktu yang sebentar untuk saling mengenal,” suara Abu Matsyah terdengar berat. -Saya kagum dengan kerajinanmu, Dampu.”
“Terima kasih, Juragan”
“Karena itu, saya berniat untuk menjodohkan kamu dengan putriku. Siti Nurhasanah,” kata Abu Matsyah seraya menyisir-nyisir janggut putihnya.
Dampu Awang terkejut bukan main. la tak menyangka Teuku Abu Matsyah berbuat sejauh ini. Diam-diam ia memang mencintai Siti Nurhasanah, tapi apa pastas? Lantas bagaimana dengan restu ibunya di Banten’? Apakah ia marnpu membahagiakan Siti? Berpuluh-puluh pertanyaan bersarang di kepala Dampu Awang.
“Bagaimana, Dampu?” Pertanyaan Abu Matsyah membawa Dampu Awang kembali ke alam nyata.
“Maaf, Juragan. Saya bukan rnenolak niat baik juragan.” Dampu menanti saat yang tepat. “Tetapi apakah saya pastas?”
“Jadi kamu menolak niat baik saya, Dampu?”
“Maaf. Juragan. saya tidak berani menolak niat baik juragan. Tapi …”
Sudah satu dasawarsa Dampu Awang meninggalkan tanah kelahirannya. la hanya mengirimkan empat kali surat kepada ibunva di Banten. Hingga suatu hari, tersiarlah kabar akan ada saudagar besar dari Malaka. Kabar itu merembet dengan cepat seperti kecepatan awan yang ditiup angin. Setiap orang ramai membicarakan kekayaan saudagar itu.
“Jangan-jangan Dampu Awang pulang,” ujar ibunya sumringah. “Dampu Awang, putraku, akhirnya pulang.” Ujar ibunya lagi. Dari suaranya tercermin jelas keharuan dan kegembiraan yang tiada terkira. Yang tidak akan mampu terangkum dalam rangkaian kata atau terlalu besar untuk disimpan di dalam gubuk reotnya.
“Alhamdulillah, hatur nuhun Gusti Allah. Alhamdulillah… Alhamdulillah… Alhamdulillah,” berkali-kali wanita itu berucap syukur.
“Woi! Kapalnya sudah datang!” seseorang berseru dari arah pantai
“Hei lihat! Kapalnya besar sekali!” sahut orang yang lain.
Kapalnya luar biasa besar dan megah. Sampai-sampai membentuk bayangan di pantai. Kayunya dari bahan kayu pilihan. Layarnya luas terbentang. Para awak kapal yang gagah tengah sibuk menurunkan barang bawaan.
Penduduk Banten semakin lama semakin banyak yang merubungi pantai. Mereka penasaran siapa yang datang berkunjung. Ibu Dampu Awang adalah salah satu diantara lautan manusia yang semakin membludak saja itu. Tampang Ibu Dampu Awang lusuh bukan main, bahkan pakaiannya lebih kumal dibanding bendera kapal megah itu.
Sementara itu, di dalam kapal Dampu Awang gelisah. la sekarang sudah menjadi pewaris kekayaan tunggal dari Teuku Abu Matsyah. Sejak Dampu menikah dengan Siti Nurhasanah, mertuanya itu mempercayakan seluruh harta kekayaannya kepada Dampu. Selang beberapa lama Teuku Abu Matsyah meninggal dunia. Dan kini, namanya sudah tersohor menjadi pedagang yang kaya raya dari Malaka.
Sengaja ia singgah di kampung halamannya, ingin melihat apakah ibunya masih hidup. Hanya untuk sekadar melihat saja. Ratusan pasang tatap mata mengiringi seorang lelaki tampan nan gagah yang keluar dari ruangan kapal. Bajunya terbuat dari kain emas dan pecinya sangat indah sekali. Di pinggangnya terselip golok sakti yang menjadi idaman setiap pendekar. Di pundaknya bertengger seekor burung perkutut yang terlihat sangat sehat.
Di samping lelaki itu terdapat seorang perempuan cantik yang digapitnya mesra. Dia pasti istrinya. Wajahnya putih bersih dan bercahaya. Sedangkan rambutnya hitam legam seperti langit malam. Suatu kombinasi yang sempurna. Cantik sekali!
“Dampuuuuuu! Dampu Awaaaaaang! Ini Ibu. Di sini. Sebelah sini!” teriak Ibu Dampu Awang sambil melambai-lambaikan tangan. Mendadak wanita tua itu kembali mendapatkan tenaganya kembali. Gairah yang ia rasakan seperti dulu sebelum Dampu Awang, putranya, pergi.
“Dampu Awaaaaaang!” teriak sang ibu sekali lagi.
Semua perhatian terpusat pada Ibu Dampu Awang yang dari tadi berteriak-teriak. Semua heran, apa betul wanita tua dekil ini adalah ibu dari saudagar yang kaya raya itu.
“Kang Mas, apa betul dia ibumu?” tanya istri Dampu Awang. “Mengapa Kang Mas tidak pernah cerita, kalau orang tua Kang Mas masih hidup’?”
“Tidak! Wanita tua itu bukan ibuku!” tampik Dampu Awang dengan cepat. “Dia hanya seorang wanita gila yang sedang meracau!”
Dari atas kapal Dampu Awang menatap kerumunan penduduk yang wajahnya tampak kebingungan.
“Wahai penduduk Banten!” seru Dampu Awang. “Tidak usah bingung. Dia bukan ibuku. Kedua orang tuaku sudah mati. Mereka adalah manusia terhormat yang kaya raya. Bukan seperti wanita tua itu yang berpakaian compang camping dan miskin sengsara!”
Perkataan Dampu Awang tadi bagai petir di siang bolong. Seperti ada godam besar yang menghujam berkali-kali ke sanubari Ibu Dampu Awang. Perasaannya lebih sakit dibanding saat kematian suaminya atau saat melepas putranya berlayar.
“Hei, wanita tua gila!” Dampu Awang menunjuk ibunya. “Aku tidak pernah mempunyai ibu sepertimu. Demi Allah, ibuku adalah seorang yang kaya raya, bukan seorang wanita miskin yang hina sepertimu!”
Luka yang ditorehkan oleh ucapan Dampu Awang itu semakin membesar. Menganga di dalam hati sang ibu. Sang ibu tertunduk lesu. la bersimpuh di atas kedua lutut keriputnya.
“Nakhoda, cepat kita pergi dari sini. Batalkan janji bertemu dengan Sultan. Kita akan lanjutkan perjalanan!” Dampu Awang memerintah. la harus lekas pergi sebelum orang-orang tahu kalau wanita tua yang dekil itu adalah ibu kandungnya. Mau ditaruh di mana mukaku, ujarnya dalam hati.
Sang ibu tertunduk lesu. Air matanya semakin tidak terbendung. Harapan, kebahagian, kegembiraan, suka cita, yang telah dihimpunnya selama puluhan tahun, kini seolah semuanya telah menguap tanpa bekas. Penantiannya selama puluhan tahun harus berakhir dalam kesakithatian yang semakin mendalam.
“Duhai, Gusti. Hampura dosa,” Ibu Dampu awang berdoa. “Kalau memang benar dia bukan anakku, biarkan ia pergi. Tapi kalau dia adalah putraku, hukumlah ia karena telah menyakiti perasaan ibunya sendiri.” Ibu Dampu Awang khusyuk berdoa. Khidmat.
Tiba-tiba langit gelap. Awan-awan hitam datang tanpa diundang. Berkumpul menjadi satu kesatuan. Hitam dan besar. Hingga sinar matahari pun tidak mampu lagi terlihat. Siang hari yang cerah mendadak seperti malam yang gelap gulita. Petir. Kilat. Guntur. Saling sambar menyambar. Hujan deras.
“Ada badai. Cepat berlindung!” teriak seorang warga.
Langit muntah. Langit muntah. Muntah besar. la menumpahkan segala yang dikandungnya. Dunia serasa kiamat. Dampu Awang beserta kapalnya terombang-ambing di lautan. Dipermainkan oleh alam. Allah telah menjawab rintihan seorang hamba yang didzalimi. Para awak kapal ketakutan, mereka ramai-ramai menerjunkan diri ke laut. Petir menyambar galangan kapal dan layar. Tiang-tiang kapal tumbang.
Tiba-tiba keajaiban terjadi. Si Ketut bisa bicara. “Akuilah….Akuilah… Akuilah ibumu, Dampu Awang.”
“Tidak! Dia bukan ibuku! Dia bukan ibuku. Ibuku telah mati!” sergah Dampu Awang.
“Akuilah….Akuilah… Akuilah ibumu, Dampu Awang” si Ketut mengulangi ucapannya.
“Ya Allah, berilah pelajaran yang setimpal sebagaimana yang ia lakukan padaku,” Ibu Dampu Awang kembali berdoa.
Angin puyuh besar pun datang. Meliuk-liuk ganas di atas laut. Menyedot dan terus berputar. Kapal Dampu Awang ikut tersedot. Kapal Dampu Awang terbang masuk ke dalam pusaran angin puyuh. Berputar-putar. Terus berputar dalam pusaran angin puyuh.
“lbuuuuuu, tolong aku! Ini anakmu Dampu Awang!” Dampu Awang berteriak ketakutan.
Sang Ibu tetap tidak bergeming.
Kapal yang berisi segala macam harta kekayaan itu dipermainkan oleh angin. Berputar-putar. Dan akhirnya terlempar jauh ke selatan. Jatuh terbalik.
Menurut penuturan masyarakat, kapal Dampu Awang yang karam berubah menjadi Gunung Pinang. Gunung itu terletak tepat di samping jalur lalu lintas Serang – Cilegon, kecamatan Kramat Watu, kabupaten Serang, propinsi Banten. Hingga kini, setiap orang dengan mudah dapat menyaksikan simbol kedurhakaan anak pada ibunya itu.
Legenda Gunung Pinang
Mustika Junjung Derajat Yang Banyak Lapisan Mustika Junjung Derajat Yang Banyak Lapisanmerupakan mustika bertuah dengan motif junjung derajat yang banyak lapisannya dan terkesan sangat elegan sekali. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Junjung Derajat Yang Banyak Lapisan Insya Allah untuk MUSTIKA JUNJUNG DERAJAT BERKHASIAT UNTUK KEWIBAWAAN Energi alami dalam Mustika Junjung Derajat ini secara khusus bermanfaat meningkatkan… selengkapnya
Rp 300.000Mustika Merah Delima Super Indah Mustika Merah Delima Super Indah merupakan batu mustika asli dan bukan sintetis. Mustika ini memiliki warna merah yang sangat indah mempesona sekali. Mustika ini juga termasuk mustika bertuah yang ampuh dan sudah sangat terkenal serta mendunia. Mustika tersebut dijamin keasliannya walaupun belum disertifikatkan. Mustika ini sangat cocok untuk dijadikan ageman… selengkapnya
Rp 600.000Keris Naga Temanten Eyang Petapa Keris Naga Temanten Eyang Petapa merupakan Keris pusaka yang mempunyai bentuk kepala naga menghadap ke kanan dan ke kiri ditambah lagi pesi keris tersebut berbentuk sosok eyang petapa yang elegan dan jarang sekali ada. Keris naga ini mempunyai jenis kelamin naga pria dan naga wanita karena itu banyak di sebut… selengkapnya
Rp 1.950.000Mustika Pelarisan Singep Lodra Pusaka Dunia Mustika Pelarisan Singep Lodra Pusaka Dunia mampu menjadi sarana untuk membantu pemiliknya mewujudkan keinginanya. Mustika kami yang sudah masuk kedalam website resmi pusaka dunia terjamin keaslianya dan khasiatnya karena sudah melalui uji tes khasiat terlebih dahulu sebelum terpampang di website pusaka dunia. Mustika kami memiliki energi yang alami karena… selengkapnya
Rp 350.000Mustika Kendit Birowo Mustika Kendit Birowo adalah batu mustika bertuah yang memiliki pamor kendit warna putih yang mempesona. Pamor dan warna mustika ini juga terbentuk melalui proses alam secara alami dan bukan hasil isian maupun gambaran manusia. Energi dari Mustika Kendit Birowo tesrebut alami dan sangat bermanfaat secara positif bagi pemiliknya. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika… selengkapnya
Rp 335.000Nama Produk Liontin Kalung Mustika Panca Warna. Khasiat, Tuah, Manfaat Insya Allah untuk spesial mempunyai energi khusus pelet pemikat pengasihan, siapapun orangnya mudah takluk dengan anda dan sulit dipisahkan kecuali berniat untuk memisahkan, sangat cocok bagi yang ingin punya teman/relasi/pasangan dalam jumlah banyak. Produk Jenis ini bernama Liontin Kalung Batu Akik Panca Warna. Produk jenis… selengkapnya
Rp 550.000Jasa Paranormal Santet Runtuh Jantung Jasa Paranormal Santet Runtuh Jantung adalah salah satu ilmu santet yang cukup mengerikan karena efek dari ilmu ini tidak tanggung-tanggung. Ilmu santet ini hanya dimiliki oleh paranormal yang memiliki tingkat ilmu yang tinggi. Ilmu santet ini akan berefek kematian kepada target. Jasa Paranormal Santet Runtuh Jantung dapat membuat anda untuk… selengkapnya
Rp 5.000.000Mustika Pelarisan Dagang Usaha #mustikapelarisandagangusaha #mustikapelarisandagang #mustikapelarisanusaha #mustikakerejekian #batumustikapelarisan #mustikapenarikrejeki #mustikakerejekianampuh Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Tersebut Insya Allah untuk sarana pelarisan usaha dagang yang ampuh, kesuksesan membuka usaha baru, merintis usaha dari nol, membangkitkan usaha toko yang surut, mengembalikan kebangrutan, dan menarik pembeli, memudahkan pemilik dalam meraih kekayaan berlimpah, bergelimangan harta, kelancaran rejeki melimpah dari… selengkapnya
Rp 400.000Bros Keris Tanpa Mata Mutiara Bros Keris Tanpa Mata Mutiara merupakan aksesoris bros yang berbentuk keris yang akan menambah elegan style dan fashion anda, Bros tersebut dapat digunakan dalam acara formal maupun non formal. Bros keris tersebut estimasi bahan tembaga disepuh emas yang semakin terkesan elegan sekali. Nama Produk : Bros Keris Tanpa Mata Mutiara… selengkapnya
Rp 75.000Mustika Bertuah Dua Alam Gaib Mustika Bertuah Dua Alam Gaib merupakan mustika bertuah yang memiliki dua perpaduan warna dalam satu batu mustika bertuah. Mustika ini asli alami dan bukan isian maupun gambaran manusia. Mustika ini juga jarang untuk didapatkan. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Tersebut Insya Allah untuk ditakuti bangsa jin dan siluman menjadi sahabat, memudahkan… selengkapnya
Rp 300.000Ilmu Serut Bumi Kegunaan Ilmu Serut Bumi ini adalah untuk mendeteksi barang ghaib seperti pusaka keris batu aji, mustika dll. Tata cara lelakunya : Puasa mutih 3 (tiga) hari, dan terakhir di tutup dengan pati geni (tidak makan, tidak minum, tidak merokok, tidak tidur sehari semalam) Selama puasa asma/aji dibaca sebanyak-banyaknya Bacaannya sebagai berikut: Bismillahirohmanirrohim… selengkapnya
Info Pengasihan Arjuna. Pengasihan Arjuna ini cukup ampuh untuk memelet seorang gadis, khususnya yang telah menyakiti hati Anda. Karena dengan pengasihan ini gadis yang dituju menjadi teringat Anda terus-menerus, cinta berat dan inginnya selalu dekat dengan Anda. Manteranya : Bismillaahirrohmaanirrohiim Niat ingsun arepan njaluk sesambat Ning kebatinane Arjuna Njaluk sapu Tak sabetaken ning segara asat… selengkapnya
Cara Tes Kulit Macan Asli harus diketahui bagi pecinta barang antik dan benda keramat, tetapi tentu harus punya ilmu Cara Tes Kulit Macan Asli mengingat benda ini tergolong barang langka sehingga banyak diburu para kolektor pusaka, begitu larisnya Kulit Macan dan begitu sulitnya mendapatkan Kulit Macan Dijamin Asli menjadikan banyak beredar Kulit Macan Palsu. Namun… selengkapnya
Arti Keris Pusaka Omyang Jimbe, Putut Kembar atau Omyang Jimbe oleh banyak kalangan awam disebut sebagai Keris Umphyang / Omyang / Umyang / Omyang Jimbe. Padahal sesungguhnya Umphyang adalah nama seorang empu, bukan nama dapur keris. Juga ada keris dapur Puthut Kembar yang pada bilahnya terdapat rajah dalam aksara Jawa kuno yang tertulis “Umpyang Jimbe”…. selengkapnya
Pusat Kota Solo Kantor Pusaka Dunia Yang Baru. Kami beritahukan kepada pelanggan Pusaka Dunia / Dunia Pusaka Khususnya dan juga masyarakat pada umumnya, mengingat Alamat Kantor Pusaka Dunia lama tidak berada di tengah kota sehingga sering terjadi masalah keterlambatan dalam pengiriman, oleh karena itu demi meningkatkan pelayanan dalam pengiriman produk pusaka dunia, maka sejak hari… selengkapnya
Tafsiran “Tauhid” Dan Syahadat “Laa ilaha illa Allah” Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Firman Allah Ta’ala: “Orang-orang yang diseru oleh kaum musyrikin itu, mereka sendiri senantiasa berusaha untuk mendekatkan diri kepada Tuhan mereka, siapa diantara mereka yang lebih dekat (kepadaNya), dan mereka mengharapkan rahmat-Nya serta takut akan siksa-Nya, sesungguhnya siksa Tuhanmu adalah sesuatu yang (harus)… selengkapnya
Artis Keris Sumelang Gandring. Keris Lurus Semelang dalam bahasa Jawa bermakna “kekhawatiran atau kecemasan terhadap sesuatu”. Sedangkan Gandring memiliki arti “setia atau kesetiaan” yang juga bermakna “pengabdian”. Dengan demikian, Sumelang Gandring memiliki makna sebagai bentuk dari sebuah kecemasan atas ketidaksetiaan akibat adanya perubahan. Ricikan keris ini antara lain: gandik polos, sogokan satu di bagian depan… selengkapnya
Jenis Batu Mustika Dan Khasiat Ampuhnya Jenis batu mustika dan khastiat ampuhnya Jika Anda mengenal ilmu klenik, memang ada banyak sekali yang bisa Anda bicarakan, mulai dari batu mustika sampai benda klenik lainnya. Sampai sekarang ada banyak sekali batu mustika yang beredar di pasaran, mulai dari pasar toko tradisional sampai yang dionlinekan, berikut ini beberapa… selengkapnya
Khasiat Keris Pancuran Mas Yang Asli Keris Pancuran Mas yang asli diyakini memiliki berbagai khasiat dan manfaat bagi pemiliknya. Beberapa di antaranya adalah: 1. Memiliki energi spiritual yang kuat dan dapat memberikan perlindungan bagi pemiliknya dari energi negatif dan serangan gaib. 2. Membantu memancarkan aura positif sehingga pemiliknya akan lebih percaya diri, berani, dan… selengkapnya
Cenayang Keris. Ilmu tanjeg dalam dunia perkerisan di Pulau Jawa — terutama di Yogyakarta dan Surakarta, adalah ilmu untuk membuat penilaian mengenai karakteristik atau sifat tuah, serta manfaat gaib sebuah keris atau tosan aji lainnya. Dalam budaya perkerisan di Pulau Jawa dikenal adanya istilah angsar yang merupakan kekuatan gaib sebilah keris. Apa manfaat dan apa… selengkapnya