Abdullah bin Abbas
Abdullah bin Abbas
Dia pemuda tua, banyak bertanya (belajar), dan sangat cerdas.
Sahabat yang mulia ini mulia segala-galanya, tidak ada yang ketinggalan. Dalam pribadinya terdapat kemuliaan sebagai sahabat Rasulullah saw. Dia beroleh kemuliaan sebagai keluarga dekat Rasulullah karena sebagai anak paman beliau, Abbas bin Abdul Mutthalib. Dia mulia dari sudut ilmu karena dia umat Muhammad yang amat alim dan saleh.
Nama lengkapnya Abdullah bin Abbas. Dia sangat alim tentang kitabullah (Alquran) dan sangat paham maknanya. Dia menguasai Alquran sampai ke dasar-dasarnya, mengetahui sasaran, dan segala rahasianya.
Ibnu Abbas lahir tiga tahun sebelum hijrah. Ketika Rasulullah saw. wafat, dia baru berumur tiga belas tahun. Dalam usia sebaya itu, dia telah menghafal seribu enam ratus enam puluh hadis untuk kaum muslimin yang diterimanya langsung dari Rasulullah dan dicatat oleh Bukhari dan Muslim dalam kitab sahih mereka.
Setelah Ibnu Abbas lahir ke dunia, bayi yang masih merah itu segera dibawa ibunya kepada Rasulullah saw. Beliau memasukkan air liurnya ke dalam kerongkongan bayi itu. Air liur Nabi yang suci dan penuh berkat itulah yang pertama-tama masuk ke dalam rongga perut anak tersebut, sebelum ia disusukan ibunya. Seiring dengan air liur Nabi, masuk pulalah ke dalam pribadi bayi itu takwa dan hikmah. “Dan siapa saja yang diberi hikmah, sungguh dia telah diberi kebajikan yang banyak.” ( Al-Baqarah: 269).
Ketika anak itu meninggalkan usia kanak-kanak dan mulai memasuki usia tamyiz (usia 6 atau 7 tahun), dia tinggal di rumah Rasulullah seperti adik terhadap kakak yang saling mengasihi. Dia menyediakan air wudu beliau apabila hendak wudu. Bila Rasulullah salat, anak itu ikut salat; bila beliau bepergian, dia membonceng di belakang. Sehingga, Ibnu Abbas bagaikan bayang-bayang yang senantiasa mengikuti ke mana saja beliau pergi, atau dia senantiasa berada di seputar beliau. Sementara itu, anak tersebut dapat menyimpan dalam hati dan pikirannya yang bersih segala peristiwa yang dilihat dan kata-kata yang didengarnya, tanpa alat tulis menulis seperti yang kita kenal sekarang.
Ibnu Abbas bercerita mengenai dirinya, “Pada suatu ketika Rasulullah saw. hendak mengerjakan salat. Aku segera menyediakan air wudu untuk beliau. Beliau gembira dengan apa yang kulakukan. Ketika beliau siap untuk salat, dia memberi isyarat kepadaku supaya berdiri di sampingnya. Tetapi, aku berdiri di belakang beliau. Setelah selesai salat, beliau menoleh kepadaku seraya bertanya, “Mengapa engkau tidak berdiri di sampingku?” Jawabku, “Anda sangat tinggi dalam pandanganku, dan sangat mulia untukku berdiri di samping Anda.” Rasulullah menadahkan tangannya, lalu berdoa, “Wahai Allah, berilah dia hikmah.”
Allah memperkenankan doa Rasulullah tersebut. Dia memberi cucu Hasyim tersebut hikmah, melebihi hikmah ahli-ahli hikmah yang besar-besar. Tentu Anda ingin tahu, hikmah bentuk apa yang telah dilimpahkan Allah kepada Abdullah bin Abbas. Marilah kita perhatikan kisah selanjutnya.
Ketika sebagian sahabat memencilkan dan menghina Khalifah Ali bin Abu Thalib, Abdullah bin Abbas berkata kepada Ali, “Ya, Amirul Mukminin, izinkanlah saya mendatangi mereka dan berbicara kepadanya.” Kata Ali, “Saya khawatir risiko yang mungkin engkau terima dari mereka.” Jawab Ibnu Abbas, “Insya Allah tidak akan terjadi apa-apa.” Ibnu Abbas masuk ke dalam majlis mereka. Dilihatnya mereka orang-orang yang sangat rajin beribadah. Mereka berkata, “Selamat datang, hai Ibnu Abbas. Apa maksud kedatangan Anda kemari?” Jawab Ibnu Abbas, “Saya datang untuk berbicara dengan tuan-tuan.” Sebagian yang lain berkata, “Katakanlah, kami akan mendengarkan bicara Anda.” Ibnu Abbas berkata, “Coba tuan-tuan katakan kepada saya, apa sebabnya tuan-tuan membenci anak paman Rasulullah yang sekaligus suami anak perempuan beliau (mantu Rasulullah), dan orang yang pertama-tama iman dengan beliau?” Jawab mereka, “Kami membencinya karena tiga perkara.” Tanya Ibnu Abbas, “Apa itu?” Mereka menjawab, “Pertama, dia bertahkim (mengangkat hakim) kepada manusia tentang urusan agama Allah. Kedua, dia memerangi Aisyah dan Muawiyah, tetapi dia tidak mengambil harta rampasan dan tawanan. Ketiga, dia menanggalkan gelar Amirul Mukminin dari dirinya, padahal kaum muslimin yang mengukuhkan dan mengangkatnya. Kata Ibnu Abbas, “Sudikah tuan-tuan mendengar Alquran dan hadis Rasulullah yang saya bacakan? Tuan-tuan tentu tidak akan membantah keduanya. Apakah tuan-tuan bersedia mengubah pendirian tuan-tuan sesuai dengan maksud ayat dan hadis tersebut?” Jawab mereka, “Tentu!” Kata Ibnu Abbas, “Masalah pertama, bertahkim kepada manusia dalam urusan agama Allah. Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian membunuh binatang buruan ketika kamu sedang ihram, siapa saja di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak yang seimbang dengan buruan yang dibunuhnya menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu.” (Al-Maidah: 95). Saya bersumpah dengan tuan-tuan menyebut nama Allah. Apakah putusan seseorang tentang hak darah atau jiwa, dan perdamaian antara kaum muslimin yang lebih penting ataukah seekor kelinci yang harganya seperempat dirham?”
Jawab mereka, “Tentu darah kaum muslimin dan perdamaian di antara mereka yang lebih penting.” Kata Ibnu Abbas, “Marilah kita keluar dari persoalan ini.”
Kata Ibnu Abbas, “Masalah kedua, Ali berperang tetapi dia tidak menawan para wanita seperti yang terjadi pada masa Rasulullah. Mengenai masalah ini, sudikah tuan-tuan mencaci Aisyah, lantas tuan-tuan halalkan dia seperti wanita-wanita tawanan yang lain-lain. Jika tuan-tuan mengatakan “Ya,” tuan-tuan kafir. Dan, jika tuan-tuan menjawab, dia bukan ibu kami, tuan-tuan kafir juga. Allah SWT berfirman: “Nabi itu hendaknya lebih utama bagi orang-orang mukmin daripada diri mereka sendiri, dan istri-istri Nabi adalah ibu-ibu mereka.” (Al-Ahzab: 6).
“Nah, pilihlah mana yang tuan-tuan suka. Mengakui ibu atau tidak. Kata Ibnu Abbas, “Ali menanggalkan gelar ‘Amirul Mukminin’ dari dirinya. Sesungguhnya ketika Perjanjian Hudaibiyah ditandatangani, mula-mula Rasulullah menyuruh untuk ditulis, inilah perjanjian dari Muhammad Rasulullah. Lalu kata kaum musyrikin, “Seandainya kami mengakui engkau Rasulullah, tentu kami tidak menghalangi engkau mengunjungi Baitullah dan tidak memerangi engkau. Karena itu, tuliskan nama engkau saja, “Muhammad bin Abdullah.”
Rasulullah memenuhi permintaan mereka seraya berkata, “Demi Allah, aku adalah Rasulullah, sekalipun kalian tidak mempercayaiku.
“Bagaimana?” tanya Ibnu Abbas, “Tidak pantaskah masalah memakai atau tidak memakai gelar ‘Amirul Mukminin’ itu kita tanggalkan saja? Jawab mereka, “Ya Allah, kami setuju.” Hasil pertemuan Ibnu Abbas dengan mereka (kaum Khawarij) dan alasan-alasan yang dikemukakannya menyebabkan 20.000 orang yang membenci Ali kembali masuk ke dalam barisan Ali. Yang memusuhinya hanya tinggal 4.000 orang.
Waktu muda Abdullah bin Abbas mencari ilmu dengan berbagai cara yang dapat dilakukannya. Waktunya dihabiskan umtuk menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh. Mula-mula dia memperoleh ilmu dari mata air yang mulia, yaitu langsung dari Rasulullah sampai beliau wafat. Setelah beliau tiada, dihubunginya ulama-ulama sahabat, lalu dia belajar kepada mereka. Ibnu Abbas pernah bercerita, “Apabila seseorang menyampaikan sebuah hadis kepadaku yang diperolehnya dari seorang sahabat Rasulullah, maka kudatangi sahabat tersebut ke rumahnya waktu dia tidur siang. Lalu, aku bentangkan serbanku dekat tangga rumahnya dan aku duduk di situ menunggu dia bangun. Sementara itu, angin bertiup memenuhi tubuhku dengan debu tanah. Seandainya aku minta izin masuk kepadanya, tentu dia akan mengizinkanku. Tetapi, memang aku sengaja melakukan demikian supaya tidak menganggunya tidur. Ketika dia keluar dan melihatku dalam keadaan demikian, dia berkata, “Wahai anak paman Rasulullah. Mengapa Anda sendiri yang datang ke sini? Mengapa tidak Anda suruh saja seseorang memanggilku. Tentu aku datang memenuhi panggilan Anda!” Jawabku, “Akulah yang harus mendatangi Anda, ilmu harus didatangi, bukan ilmu yang harus mendatangi. Sesudah itu kutanyakan kepadanya hadis yang kumaksud.”
Ibnu Abbas rendah hati dalam menuntut ilmu. Dia menghormati derajat ulama. Pada suatu hari Zaid bin Tsabit, penulis wahyu dan ketua pengadilan Madinah bidang Fiqih, Qira’ah, dan Faraidh, mendapat kesulitan karena hewan yang ditungganginya bertingkah. Lalu, Abdullah bin Abbas berdiri ke hadapannya seperti seorang hamba di hadapan majikannya. Ditahannya hewan kendaraan Zain bin Tsabit. Kata Zaid, “Biarkan saja, wahai anak paman Rasulullah!” Jawab Ibnu Abbas, “Beginilah caranya kami diperintahkan Rasulullah terhadap ulama kami.” Kata Zaid bin Tsabit, “Coba perlihatkan tangan Anda kepada saya!”
Ibnu Abbas mengulurkan tanganya kepada Zaid, lalu dicium oleh Zaid. “Begitulah caranya kami diperintahkan Rasulullah menghormati keluarga Nabi kami, Kata Zaid.”
Ibnu Abbas sangat rajin menuntut ilmu sehingga mencengangkan ulama-ulama besar. Masruq bin Ajda’, seorang ulama besar tabi’in berkata, “Paras Ibnu Abbas sangat elok. Bila dia berbicara, bicaranya sangat fasih. Bila dia menyampaikan hadits, dia sangat ahli dalam bidang itu.”
Setelah ilmu yang dicarinya sempurna, Ibnu Abbas beralih menjadi guru mengajar. Rumahnya berubah menjadi jam’iah (universitas) kaum muslimin. Memang tidak salah kalau kita katakan universitas, seperti yang kita kenal sekarang. Beda universitas Ibnu Abbas dengan universitas kita sekarang ialah di universitas kita yang mengajar ada sepuluh sampai ratusan orang dosen atau profesor. Tetapi, di universitas Ibnu Abbas yang mengajar Ibnu Abbas seorang.
Salah seorang kawan Ibnu Abbas bercerita, “Saya berpendapat, seandainya kaum Quraisy mau membanggakan universitas Ibnu Abbas, memang pantas mereka bangga. Saya lihat orang banyak sudah penuh berkumpul di jalan menuju ke rumah Ibnu Abbas, sehingga jalan itu sempit dan tertutup oleh kepala orang banyak. Saya masuk menemuinya dan memberi tahu bahwa orang banyak sudah berdesak-desak di muka pintu. Katanya, “Tolong ambilkan saya air wudu!” Lalu dia berwudu dan sesudah itu duduk di ruangan majelis. Katanya, “Siapa yang hendak belajar Alquran suruhlah mereka masuk.” Saya keluar memberi tahu orangn banyak. Mereka pun masuk, sehingga seluruh ruangan dan kamar-kamar penuh dengan orang yang hendak belajar Alquran. Apa saja yang mereka tanyakan dijawabnya panjang lebar. Kemudian berkata kepada mereka, “Beri kesempatan kawan-kawan yang lain!” Lalu mereka keluar semuannya. Katanya, “Suruh masuk orang-orang yang hendak belajar tafsir Alquran dan takwilnya!” Maka, kuumumkan kepada orang banyak, sehingga mereka masuk pula memenuhi ruangan dan kamar-kamar. Apa yang ditanyakan mereka dijawabnya sampai mereka puas. Katanya, “Sekarang beri kesempatan pula kawan-kawan yang lain!” Saya disuruhnya keluar menyilakan orang yang hendak belajar tentang halal dan haram dan masalah-masalah fikih. Mereka pun masuk. Segala pertanyaan mereka dijawabnya panjang lebar. Setelah cukup waktunya, dia berkata pula, “Kini beri kesempatan kawan-kawan yang hendak belajar faraid dan sebagainya!” Mereka pun keluar, dan masuk pula orang-orang yang hendak belajar ilmu faraidh. Setelah selesai pelajaran faraid, disuruh masuk pula orang-orang yang hendak sastra Arab, syi’ir dan kata-kata arab yang sulit. Kemudian Ibnu Abbas membagi-bagi hari untuk beberapa macam bidang ilmu dalam beberapa hari, guna mencegah orang berdesak-desakkan di muka pintu. Umpamanya, sehari dalam seminggu untuk bidang ilmu tafsir, besok ilmu fikih, besok ilmu peperangan (sejarah peperangan Rasulullah) atau strategi perang. Sesudah itu ilmu syi’ir, sesudah itu ilmu sastra Arab. Tidak ada orang alim yang duduk dalam majelis Ibnu Abbas melainkan menundukkan diri kepadanya.
Karena kealiman dan kemahirannya dalam berbagai bidang ilmu, dia senantiasa diajak bermusyawarah oleh khalifah rasyidah (bijaksana) sekalipun dia masih muda belia. Apabila Khalifah Umar bin Khattab menghadapi suatu persoalan yang rumit, diundangnya ulama-ulama terkemuka termasuk Ibnu Abbas yang muda belia. Bila Ibnu Abbas hadir, Khalifah Umar memberikan tempat duduk yang lebih tinggi bagi Ibnu Abbas dan Khalifah sendiri duduk di tempat yang lebih rendah seraya berkata, “Anda lebih berbobot daripada kami.”
Pada suatu ketika Khalifah Umar mendapat kritik karena perlakuan yang diberikannya kepada Ibnu Abbas melebihi dari ulama yang tua-tua. Maka, kata Umar, “Dia pemuda tua, dia lebih banyak belajar dan berhati tenang.”
Ketika Ibnu Abbas beralih mengajar orang-orang tertentu, dia tetap tidak melupakan kewajibannya terhadap orang-orang awam. Maka, dibentuknya majelis-majelis wa’azh dan tadzkir (pendidikan dan pengajaran). Di antara pengajarannya, dia berkata kepada orang-orang yang berdoa, “Wahai orang yang berbuat dosa! Jangan sepelekan akibat-akibat perbuatan dosa itu, sebab ekornya jauh lebih gawat daripada dosa itu sendiri. Kalau engkau tidak merasa malu kepada orang lain, padahal engkau telah berbuat dosa, maka sikap tidak punya malu itu sendiri adalah juga dosa. Kegembiraanmu ketika melakukan dosa, padahal engkau tidak tahu apa yang diperbuat Allah atas dirimu adalah juga dosa. Kalau engkau sedih karena tidak dapat berbuat dosa, maka kesedihanmu itu jauh lebih dosa daripada perbuatan itu. Engkau takut kalau-kalau angin bertiup membukakan rahasiamu, tetapi engkau sendiri telah berbuat dosa tanpa takut akan Allah yang melihatmu. Maka, sikap seperti itu adalah lebih besar dosanya ketimbang perbuatan dosa itu.”
“Wahai orang yang berdosa! Tahukah Anda dosa Nabi Ayyub a.s. Yang menyebabkannya mendapat bala (ujian) mengenai jasad dan harta bendanya? Ketahuilah, dosanya hanya karena ia tidak menolong seorang miskin yang minta pertolongannya untuk menyingkirkan kezaliman.”
Ibnu Abbas tidak termasuk orang-orang yang pandai berkata tetapi tidak berbuat. Dia tidak termasuk orang yang pandai melarang tetapi tidak menghentikan. Abdullah bin Mulaikah bercerita, “Saya pernah menemani Ibnu Abbas dalam suatu perjalanan dari Mekah ke Madinah. Ketika kami berhenti di suatu tempat, dia bangun tengah malam, sementara yang lain-lain tidur karena lelah. Saya pernah pula melihatnya pada suatu malam membaca ayat ke-19 surah Qaf berkali-kali sambil menangis hingga terbit fajar. Sebagai kesimpulan, tahulah kita bahwa Ibnu Abbas yang berparas tampan itu senantiasa menangis tengah malam karena takut akan siksa Allah sehingga air mata membasahi kedua pipinya.
Ibnu Abbas sampai ke puncak ilmu yang dimilikinya. Pada suatu ketika musim haji, Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan pergi haji. Bersamaan dengan khalifah, pergi pula Abdullah bin Abbas. Khalifah Muawiyah diiringkan oleh pasukan pengawal kerajaan. Abdullah bin Abbas diiringkan oleh murid-muridnya yang berjumlah lebih banyak daripada pengiring Khalifah.
Usia Abdullah bin Abbas mencapai tujuh puluh satu tahun. Selama itu dia telah memenuhi dunia dengan ilmu, paham, hikmah, dan takwa. Ketika dia meninggal, Muhammad bin Hanafiyah turut melakukan salat atas jenazahnya bersama-sama dengan para sahabat yang lain-lain serta para pemuka tabi’in.
Tatkala mereka menimbun jenazahnya dengan tanah, mereka mendengar sura membaca, “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati puas lagi diridai-Nya. Masuklah ke dalam kelompok jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke surga-Ku”
Abdullah bin Abbas
Mustika Urat Huruf L Ampuh adalah nama Produk ini. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Urat Huruf L Ampuh Insya Allah untuk menjadikan pandai dalam urusan asmara cinta, melancarkan bujuk rayuan maut, memikat banyak pasangan, perkasa urusan bercinta, memudahkan memikat hati siapapun sesuai keinginan, membangkitkan kekuatan raja pengasihan, memudahkan mempengaruhi sukma seseorang. Produk Jenis ini bernama Batu… selengkapnya
Rp 250.000Alat Sulap Mengeluarkan Api Dari Tangan Merupakan Alat Sulap Untuk Mengeluarkan Api Dari Telapak Tangan Atau Bisa Disebut Fickle Fire Kualitas No Satu, Kondisi Alat Sulap Alat Sulap Mengeluarkan Api Dari Tangan Atau Fickle Fire Masih Baru. Dengan Menggunakan Alat Sulap Ini Anda Mampu Menciptakan Api Di Tangan Anda Sendiri Langsung Tanpa Perlu Banyak Pergerakan,… selengkapnya
Rp 180.000Poster Ayat Kursi dan Artinya Poster Ayat Kursi dan Artinya adalah poster bergambar bertuliskan Ayat Kursi. atau Ayat Singgasana adalah ayat ke-255 dari Surah Al-Baqarah. Ayat ini disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ubay bin Ka’ab sebagai ayat paling agung dalam Al Qur’an. Isinya tentang keesaan Allah serta kekuasaan Allah yang mutlak atas segala sesuatu… selengkapnya
Rp 10.000Mustika Buka Aura Pengasihan merupakan cincin mustika bertuah yang sangat indah dan elegan sekali, corak warna mustika tersebut sungguh terpancar sekali, mustika ini bisa dipakai untuk laki-laki maupun perempuan. untuk meningkatkan daya tarik terhadap lawan jenis. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Buka Aura Pengasihan Insya Allah untuk Memancarkan daya tarik, Terbukanya aura seorang perempuan akan menjadikannya… selengkapnya
Rp 325.000Liontin Mustika Lipan Hitam Liontin Mustika Lipan Hitam merupakan mustika bertyuah yang sudah diikat dengan liontin berbahan rhodium yang disepuh emas serta semakin menambah elegan dan indah mustika tersebut. Khasiat Manfaat Bertuah Liontin Mustika Lipan Hitam Insya Allah untuk Tembus Pandang maksudnya untuk membuka cakra kepekaan mata batin, membantu membuka mata batin atau memudahkan membangkitkan… selengkapnya
Rp 450.000Mustika Genderuwo Berkhasiat adalah nama Produk ini. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Genderuwo Berkhasiat Insya Allah untuk sarana pesugihan menambah kekayaan tanpa harus memakai tumbal, sebagai sarana penarik rejeki melimpah melalui sebuah usaha yang nyata. Produk Jenis ini bernama Batu Akik Pamor Yang Sangat Indah Dan Langka. Produk jenis ini ditemukan Tahun 1548. Tingkat Kekerasan 6.5-7 Mohs…. selengkapnya
Rp 285.000Nama Produk Mustika Merah Delima Bentuk Bulat dan Bersertifikat. Khasiat, Tuah, Manfaat Mustika Merah Delima ini Insya Allah untuk kesuksesan usaha, memudahkan meraih posisi jabatan, pengasihan ampuh, pelarisan ampuh, kelancaran meraih rejeki berlimpah dari semua penjuru, daya tarik, kawibawaan, pemikat alami, lancar jodoh, membangkitkan kekuatan batin, membuka ilmu spiritual, membangkitkan saudara gaib, pagar gaib, pagar… selengkapnya
Rp 1.150.000Nama Produk Mustika Lipan Asli / Geliga Lipan Asli / Batu Mustika Lipan / Geliga Lipan. Khasiat, Tuah, Manfaat Insya Allah untuk Tembus Pandang maksudnya untuk membuka cakra kepekaan mata batin, membantu membuka mata batin atau memudahkan membangkitkan ilmu terawangan dan ilmu indera keenam. Kekebalan / Kebal dari ancaman santet, guna guna dan ilmu sihir…. selengkapnya
Rp 200.000Batu Mustika Buka Indra Ke Enam PUSAKADUNIA – Mustika Buka Indra Ke Enam Insya Allah untuk kepekaan tingkat tinggi, memunculkan ilmu spiritual pada diri, mampu merasakan adanya makhluk ghaib, membuka cakra mata batin atau indra ke enam, apabila sudah mengusai indra ke enam bisa berkomunikasi dengan makhluk gaib dan berinteraksi dan memiliki pagar gaib yang… selengkapnya
Rp 450.000Kata Pencarian Jimat Sabuk Rajah Emas, Azimat Sabuk Hijau Rajah Emas, Pusaka Ikat Pinggang, Azimat Pusaka Rajah Emas, Azimat Pusaka Sabuk Ikat Pinggang. Khasiat Azimat Sabuk Hijau Rajah Emas ini Menurut Pandangan IMAM ABIL ABHAS SYEH AHMAD ALIL BAUNI AL MASHURI Di dalam AL KITAB SYAMSUL MA’ARUF NOMBRO seperti di bawah ini: A. FAEDAH Azimat Sabuk… selengkapnya
Rp 150.000Zaid al-Khair Rasulullah saw bersabda, “Dalam pribadi Anda terdapat dua perkara yang disukai Allah dan Rasul-Nya, yaitu kesabaran dan penyantun.” Manusia bagaikan logam tambangan. Mereka yang terbaik pada masa jahiliah, terbaik juga pada masa Islam. Milikilah dua karakter yang keduanya telah diterapkan oleh seorang sahabat yang mulia pada masa jahiliyah, kemudian ditonjolkan pula pada masa… selengkapnya
Keris Pusaka Empu Gandring Yang Ampuh Keris Pusaka Empu Gandring Yang Ampuh merupakan keris pusaka yang sangat melegenda sekali namanya, keris pusaka empu gandring sepertihalnya keris pusaka yang dipegang oleh model cantik dan seksi berikut ini. Keris Pusaka Empu Gandring Yang Ampuh Keris Pusaka Empu Gandring adalah senjata pusaka yang terkenal dalam riwayat berdirinya Kerajaan… selengkapnya
Ajian Kresna Ajian Kresna hampir sama dengan Ajian Tiwikrama hanya saja ajian kresna ini lebih tinggi tingkatnya di banding dengan aji tiwikrama. Pemilik ajian ini,akan seperti raksasa dalam pandangan bathin musuh-musuhnya,bukan saja dalam pandangan manusia dalam bangsa jin atau lelembutpun takut di buatnya.dalam tataran ketingkatan sempurna, maka ajian Krisna tersebut akan membuat lawan menjadi gila… selengkapnya
Cara Perawatan Batu Mustika Bertuah Sakti. Raja-raja jaman dulu mempunyai Batu Mustika tidak hanya satu, bisa ratusan bahkan ribuan Batu Mustika. Saat bepergian mereka tidak selalu membawa semua mustika karena sifat tuah berfungsi otomatis dimananpun dia berada. Setelah anda Memilih Batu Mustika dari Dunia Pusaka Tuahnya akan disatukan dengan anda melalui ritual doa khusus sebelum… selengkapnya
Tentang Sabar Dan Keutamaannya. Allah berfirman : Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas. (QS. 39:10) Dan firman-Nya : Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadam, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (QS. 2:155) (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka… selengkapnya
Tentang Sholawat jibril Muthowwif Bhinnur (Jibri AS pemandu cahaya wahyu). BISMILLAHIRROHMANIRROHIM. ALLAAHUMMA SHOLLI ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADININ NUURIL KAAMILI WA ALAA SAYYIDINAA JIBRIILA AL-MUTHOWWIFI BINNUURI ROSUULI ROBBIL AALAMIIN YAA QORIIBU YAA MUJIIBU YAA SAMII ADDUAA-I YAA LATHIIFAN BIMAA YASYAAU NAWWIRILLAAHUMMA ALAINAA QULUUBANA WAQUBUURONAA WA ABSHOORONAA WABASHOO IRONA BIROHMATIN MINKA YAA ARHAMAR ROOHIMIIN. Manfaat SHOLAWAT JIBRIL MUTHOWWIF… selengkapnya
Tentang Sumayyah binti Khayyat (Wanita Syahidah Pertama dalam Islam). Dialah Sumayyah binti Khayyat, hamba sahaya dari Abu Hudzaifah bin Mughirah. Beliau dinikahi oleh Yasir, seorang pendatang yang kemudian menetap di Mekah. Karenanya, tidak ada kabilah yang dapat membelanya, menolongnya, dan mencegah kezaliman atas dirinya. Sebab, dia hidup sebatang kara, sehingga posisinya sulit di bawah naungan… selengkapnya
Anak-Anak BK Menggugat Anak-Anak BK Menggugat adalah salah satu artikel dari sekian banyak artikel yang kami buat, anda juga bisa melihat artikel yang serupa pada majalah posmo edisi 735. Rachmawati Soekarnoputri adalah Putri ketiga Bung Karno ( BK), yang pada saat itu melayangkan surat somasi kepada Ketua MPR Taufiq Kiemas, yang tak lain adalah suami… selengkapnya
Mentaati Orang Tua “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah… selengkapnya
Sulaiman Menyembelih Kuda Karena Allah, Lalu Allah Menggantikanya Dengan (Anugerah) Angin Yang Tunduk Kepadanya. “Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba. Sesunguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya). (Ingatlah) ketika dipertunjukan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan cepat waktu berlari pada waktu sore, maka ia berkata, “Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap… selengkapnya