Ja’far bin Abi Thalib
Ja’far bin Abi Thalib
Ia seorang yang gagah, tampan, berwibawa. Warna kulitnya yang cerah bercahaya, kelemah-lembutannya yang sopan santun, kebaikannya yang rendah hati dan kasih sayang, serta kebersihan hidup dan kesucian jiwanya, semua itu memperlihatkan kepada kita betapa miripnya jasmani dan perangainya dengan Rasulullah saw. Pada dirinya juga bertemau pokok kebaikan dan keutamaan.
Ia diberi gelar oleh Rasulullah saw sebagai “bapak si miskin.”
Ia datang kepada Rasulullah saw memasuki agama Islam dengan mengambil kedudukan tinggi di antara mereka yang sama-sama pertama kali beriman. Isterinya, Amma binti ‘Umais, juga ikut menganut Islam pada hari yang sama. Keduanya, dengan keberanian dan ketabahannya, tampil ke muka untuk hijrah ke Habsy (Ethiopia) hingga tinggal di sana selama bebarap tahun. Di sana mereka dikaruniai tiga orang anak: Muhammad, Abdullah, dan ‘Auf.
Dengan hati yang tenang, akal pikiran yang cerdas, jiwa yang mempu membaca situasi dan kondisi, serta lidah yang fasih, Ja’far bin Abi Thalib menjadi juru bicara yang lancar dan sopan selama di Ethiopia.
Kaum Quraisy yang musyrik tidak senang dengan hijrahnya beberapa kaum muslimin ke Ethiopia. Mereka sangat takut dan cemas jika kaum muslimin menyebar dan bertambah kuat. Oleh karena itu, para pemimpin Quraisy mengirimkan dua orang utusan terpilih untuk menghadap kaisar (Negus) di Habsy lengkap dengan membawa hadiah-hadiah yang sangat berharga. Kedua utusan itu, Abdullah bin Abi rabi’ah dan Amar bin Ash (keduanya waktu itu belum masuk Islam), menyampaikan harapan Quraisy agar Negus mengusir kaum muslimin yang hijrah ke Habsy.
Negus yang waktu itu bertahta di singgasana Ethiopia, adalah seorang tokoh yang mempunyai iman yang kuat. Dalam lubuk hatinya, ia menganut agama Nasrani secara murni dan padu, jauh dari penyelewengan dan lepas dari fanatik buta dan menutup diri. Nama baiknya telah tersebar ke mana-mana dan perjalanan hidupnya yang adil telah melampaui batas negerinya. Oleh karena itulah Rasulullah memilih negerinya menjadi tempat hijrah bagi sahabat-sahabatnya, dan karena ini pulalah kaum kafir Quraisy merasa khawatir kalau-kalau maksud dan tipu muslihat mereka menjadi gagal dan tidak berhasil.
Pemimpin-pemimpin Quraisy menasehati kedua utusannya agar mereka mendekati dan memberikan hadiah-hadiah kepada patrik dan uskup terlebih dahulu, sebelum menghadap kepada kaisar. Hal itu bertujuan agar para pendeta merasa puas dan berpihak kepada mereka.
Sampailah kedua utusan itu ke tempat tujuan mereka, Ethiopia. Mereka menghadap pemimpin-pemimpin agama dengan membawa hadiah-hadiah yang besar, kemudian mengirim hadiah-hadiah kepada Negus. Demikianlah, keduanya terus-menerus membangkitkan dendam kebencian di antara para pendeta. Dengan sokongan moril para pendeta itu, keduanya berharap kepada Negus agar mengusir kaum muslimin kelaur dari negerinya.
Suatu ketika, dataglah hari-hari di saat keduanya akan menghadap kaisar yang telah ditetapkan. Kaum muslimin pun diundang untuk menghadapi dendam kesumat Quraisy yang masih hendak melakukan muslihat keji dan menimpakan siksaan kepada mereka.
Dengan air muka yang jernih berwibawa, dan kerendahan hati yang penuh pesona, Baginda Negus pun duduk di atas kursi kebesarannya yang tinggi, dikelilingi oleh para pembesar gereja dan lingkungan terdekat istana. Di hadapannya, di atas suatu ruangan luas, duduk pula kaum Muhajirin Islam yang diliputi suasana penuh ketenangan dan ketenteraman.
Kedua utusan kaum Quraisy berdiri mengulangi tuduhan mereka yang pernah mereka lontarkan terhadap kaum muslimin di hadapan kaisar pada suatu pertemuan khusus yang disediakan oleh kaisar sebelum pertemuan besar yang menegangkan ini.
“Baginda Raja yang mulia…! telah menyasar orang-orang bodoh dan tolol ke negeri paduka. Mereka tinggalkan agama nenek moyang mereka, tetapi tidak pula hendak memasuki agama paduka; bahkan mereka membawa agama baru yang mereka ada-adakan, yang tak pernah kami kenal, dan tidak pula oleh paduka. Sungguh kami telah diutus oleh orang-orang mulia dan terpandang di antara bangsa dan bapak-bapak mereka, paman-paman mereka, keluarga-keluarga mereka, agar paduka sudi mengembalikan orang-orang ini kepada kaumnya kembali.”
Negus memalingkan mukanya ke arah kaum muslimin sambil melontarkan pertanyaan, “Agama apakah itu yang menyebabkan kalian meninggalkan bangsa kalian, tetapi tidak memandang perlu kepada agama kami?”
Ja’far bin Abi Thalib pun bangkit berdiri untuk menunaikan tugas yang telah dibebankan oleh kawan-kawannya sesama Muhajirin, yakni tugas yang telah mereka tetapkan dalam suatu rapat yang diadakan sebelum pertemuan ini. Dilepaskannya pandangan ramah penuh kecintaan kepada baginda Raja yang telah berbuat baik menerima mereka, lalu berkata, “Wahai paduka yang mulia! Dahulu kami memang orang-orang jahil dan bodoh: kami menyembah berhala, memakan bangkai, melakukan pekerjaan keji, memutuskan tali silaturahmi, menyakiti tetangga dan orang yang berhampiran. Waktu itu yang kuat memakan yang lemah, hingga datanglah masanya Allah mengirim Rasul-Nya kepada kami dari kalangan kami. Kami kenal asal-usul, kejujuran, ketulusan, dan kemuliaan jiwanya. Ia mengajak kami untuk mengesakan Allah dan mengabdikan diri pada-Nya, dan agar membaung jauh-jauh apa yang pernah kami sembah bersama bapak-bapak kami dulu, berupa batu-batu dan berhala. Beliau menyuruh kami bicara benar, menunaikan amanah, menghubungkan silaturrahmi, berbuat baik kepada tetangga dan menahan diri dari menumpahkan darah serta semua yang dilarang Allah.”
“Dilarangnya kami berbuat keji dan zina, mengeluarkan ucapan bohong, memakan harta anak yatim, dan menuduh berbuat jahat terhadap wanita-wanita yang baik-baik. Lalu kami benarkan dia dan kami beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa dan tidak kami persekutukan sedikit pun juga; dan kami haramkan apa yang diharamkan-Nya kepada kami; dan kami halalkan apa yang dihalalkan-Nya untuk kami, karenanya kaum kami sama memusuhi kami, dan menggoda kami dari agama kami agar kami kembali menyembah berhala lagi, dan kepada perbautan-perbuatan jahat yang pernah kami lakukan dulu. Maka sewaktu mereka memaksa dan menganiaya kami, dan mengencet hidup kami, dan mengahalangi kami dari agama kami, kami kelaur hijrah ke negeri paduka, dengan harapan agar mendapatkan perlindungan paduka dan terhindar dari perbuatan-perbautan aniaya mereka….”
Ja’far bin Abi Thalib mengucapkan kata-kata mempesona ini laksana cahaya fajar. Kata-kata itu membagkitkan perasaan dan keharuan pada jiwa Negus, lalu sambil menolak pada Ja’far bin Abi Thalib, baginda bertanya, “Apakah Anda ada membawa sesuatu (wahyu) yang diturunkan atas Rasulmu itu?”
Jawab Ja’far bin Abi Thalib, “Ada” Tukas Negus lagi, “Cobalah bacakan padaku.”
Lalu Ja’far bin Abi Thalib membacakan bagian dari surat Maryam dengan irama yang penuh merdu, penuh kekhusuan, dan memikat hati. Mendengar itu, Negus lalu menangis dan para pendeta serta pembesar-pembesar agama lainnya pun tak tahan untuk meneteskan air matanya. Sewaktu air mata lebat dari baginda sudah terhenti, ia pun berpaling kepada kedua utusan Quraisy itu seraya berkata, “Sesungguhnya apa yang dibaca tadi dan yang dibawa oleh Isa as sama memancar dari satu pelita. Kamu keduanya dipersilahkan pergi! Demi Allah, kami tak akan menyerahkan mereka kepada kamu!”
Akhirnya, pertemuan itu pun bubar. Allah telah menolong hamba-hamba-Nya dan menguatkan mereka, sementara kedua utusan Quraisy mendapat kekalahan yang hina. Akan tetapi, Amr bin Ash, seorang yang lihai dan ulung yang penuh dengan tipu muslihat licik, tidak hendak menyerah begitu saja, apalagi berputus asa. Begitu ia kembali bersama temannya ke tempat tinggalnya, tak habis-habisnya ia berpikir dan memutar otak, dan akhirnya berkata kepada temannya, “Demi Allah, besok aku akan kembali menemui Negus, akan kusampaikan kepada baginda keterangan-keterangan yang akan memukul kaum muslimin dan membasmi urat akar mereka.”
Teman-temannya menjawab, “Jangan lakukan itu, bukankah kita masih ada hubungan keluarga dengan mereka, sekalipun mereka berselisih paham dengan kita.” Jawab Amr, “Demi Allah, akan kuberitakan kepada Negus bahwa mereka mendakwakan Isa anak Maryam itu manusia biasa seperti manusia yang lainnya.”
Inilah rupanya tipu muslihat baru yang telah diatur oleh utusan Quraisy terhadap kaum Muslimin, untuk memojokkan mereka ke sudut yang sempit, dan untuk menjauhkan mereka ke lembah yang curam. Seandainya orang Islam terang-terangan mengatakan, bahwa Isa itu salah seorang hamba Allah seperti manusia lainnya, pasti hal ini akan membangkitkan kemarahan dan permusuhan raja. Sebaliknya, jika mereka meniadakan pada Isa ujud manusia biasa, niscaya keluarlah mereka dari aqidah agama mereka.
Besok paginya kedua utusan itu segera menghadap Raja, dan berkata kepadanya, “Wahai Sri Paduka! orang-orang Islam itu telah mengucapkan suatu ucapan keji yang merendahkan kedudukan Isa.” Para pendeta dan kaum agama menjadi geger dan gempar. Gambaran dari kalimat itu cukup menggoncangkan Negus dan para pengikutnya. Mereka memanggil orang-orang Islam sekali lagi untuk menanyai bagaimana sebenarnya pandangan agama Islam tentang Isa al Masih.
Sebelum datang, orang-orang Islam duduk berunding untuk menentukan sikap terbaiknya dalam menghadapi situasi semacam ini. Akhirnya memperoleh kata sepakat, untuk menyatakan yang haq saja, sebagaimana yang mereka dengar dari Nabi Muhammad saw. Mereka tak hendak menyimpang serambut pun dari padanya, dan biarlah apa yang akan terjadi.
Pertemuan baru pun diadakan. Negus mulai melakukan percakapan dengan bertanya kepada Ja’far bin Abi Thalib, “Bagaimana pandangan kalian terhadap Isa?”
Ja’far bin Abi Thalib bangkit sekali lagi laksana menara laut yang memancarkan sinar terang, ujarnya, “Kami akan mengatakan tentang Isa as sesuai dengan keterangan yang dibawa Nabi kami, Muhammad saw, bahwa Ia adalah seorang hamba Allah dan Rasul-Nya serta kalimah-Nya yang ditiupkan-Nya kepada Maryam dari pada-Nya.”
Negus bertepuk tangan tanda setuju, seraya mengumumkan, memang demikianlah yang dikatakan al Masih tentang dirinya. Tetapi pada barisan pembesar agama yang lain terjadi hiruk-pikuk, seolah-oleh melihat ketidaksetujuan mereka.
Negus yang terpelajar lagi beriman, terus melanjutkan bicaranya seraya berkata kepada orang-orang Islam, “Silakan sekalian Anda hidup bebas di negeriku! Siapa berani mencela dan menyakiti Anda, orang itu akan mendapat hukuman yang setimpal dengan perbuatannya itu.”
Kemudian Negus berpaling kepada orang-orang besarnya yang terdekat, lalu sambil mengisyaratkan dengan telunjuknya ke arah kedua utusan kaum Quraisy, berkatalah ia, “Kembalikan hadiah-hadiah itu kepada kedua orang ini! Aku tak membutuhkannya! Demi Allah, Allah tak pernah mengambil uang sogokan dari padaku, di kala ia mengaruniakan takhta ini kepadaku, karena itu aku pun tak akan menerimanya dalam hal ini.”
Kedua kalinya kedua utusan Quraisy itu pun pergi keluar meninggalkan tempat pertemuan dengan perasan hina dan terpukul. Mereka segera memalingkan arah perjalanannya pulang menuju Mekah. Orang-orang Islam pun keluar di bawah pimpinan Ja’far bin Abi Thalib untuk memulai kehidupan baru di tanah Ethiopia, yakni penghidupan yang aman tenteram, sebagaimana mereka katakan, “Dinegeri yang baik dengan tetangga yang baik,” hingga akhirnya datang saatnya Allah mengizinkan mereka kembali kepada Rasul mereka, kepada sahabat dan handai taulan serta kampung halaman mereka.
Di kala Rasulullah bersama Kaum Muslimin sedang bersukaria dengan kemenangan atas jatuhnya Khaibar, tiba-tiba mucullah Ja’far bin Abi Thalib bersama sisa Muhajirin lainnya dari Ethiopia.
Tak terkatakan besarnya hati Nabi dan betapa bertambah bahagia dan gembiranya ia karena kedatangan mereka. Dipeluknya Ja’far bin Abi Thalib dengan mesra sambil berkata, “Aku tak tahu, entah mana yang lebih menggembirakanku: Apakah dibebaskannya Khaibar atau kembalinya Ja’far bin Abi Thalib.”
Dengan berkendaraan, Rasulullah pergi bersama sahabat-sahabatnya ke Mekah untuk melaksanakan umrah qadla. Sekembalinya ke Madinah, jiwa Ja’far bin Abi Thalib bergelora dan dipenuhi keharuan setelah mendengar berita dan cerita sekitar sahabat-sahabatnya kaum muslimin, baik yang gugur sebagai syuhada, maupun yang masih hidup selaku pahlawan-pahlawan yang berjasa dari perang Badar, perang Uhud, Khandak, dan peperangan-peperangan lainnya. Kedua matanya basah berlinang mengenang mukminin yang telah menepati janjinya dengan mengorbankan nyawa karena Allah. “Kapankah aku akan berbuat demikian?” pikirnya. Hatinya terasa terbang merindukan surga, ia pun menunggu-nunggu kesempatan dan peluang yang berharga itu: berjuang sebagai shahid di jalan Allah.
Suatu ketika, pasukan-pasukan Islam yang telah kita bicarakan dahulu, sedang bersiap-siap hendak diberangkatkan menuju medan perang Muktah. Bendera dan panji-panji perang berkibar dengan megahnya, disertai dengan gemerincingnya bunyi senjata. Ja’far memandang peperangan ini sebagai peluang yang sangat baik dan satu-satunya kesempatan seumur hidup untuk merebut salah satu di antara dua kemungkinan: membuktikan kejayaan besar bagi Agama Allah dalam hidupnya, atau ia akan beruntung menemui syahid di jalan Allah. Ia kemudian memohon kepada Rasulullah untuk turut serta mengambil bagian dalam peperangan ini.
Ja’far mengetahui benar, bahwa peperangan ini tidaklah enteng dan main-main, bahkan bukan peperangan yang kecil, malah sebenarnya inilah suatu peperangan yang luar biasa, baik tentang jauh dan sulitnya medan yang akan ditempuh, maupun tentang besarnya musuh yang akan dihadapi, yang belum pernah dialami umat Islam selama ini. Suatu peperangan melawan bala tentera kerajaan Romawi yang besar dan kuat, yang memiliki kemampuan perlengkapan dan pengalaman serta didukung oleh alat persenjataan yang tak dapat ditandingi oleh orang-orang Arab maupun kaum muslimin. Walaupun demikian, perasaan hati dan semangatnya untuk berjihad di jalan Allah tidak bisa mengurungkan tekadnya untuk ikut berperang bersama pasukan kaum muslimin lainnya. Akhirnya Ja’far diangkat Rasulullah menjadi panglima pasukan. Pasukan kaum muslimin mulai bergerak menuju Syria.
Pada suatu hari yang dahsyat, kedua pasukan itu pun berhadapan muka, dan tak lama kemudian pecahlah pertempuran hebat. Romawi mengerahkan pasukannya sebanyak 200.000 orang prajurit. Meskipun melihat betapa banyaknya pasukan musuh, Ja’far dan kaum muslimin lainnya tidak gentar dan tidak ciut nyalinya untuk menghadapi pasukan kafirin itu.
Pada saat panji-panji pasukan hampir jatuh dari tangan kanan Zaid bin Haritsah, dengan cepatnya panji-panji itu disambar oleh Ja’far dengan tangan kanannya. Dengan panji-panji di tangan, ia terus menyerbu ke tengah-tengah barisan musuh. Prajurit Romawi semakin banyak mengelilinginya. Ja’far melompat terjun dari kudanya dan berjalan kaki, lalu mengayunkan pedangnya ke segala jurusan yang mengenai leher musuhnya laksana malaikat maut pencabut nyawa. Sekilas terlihat olehnya seorang serdadu musuh melompat hendak menunggangi kudanya. Karena ia tak sudi hewannya itu dikenderai oleh manusia najis, Ja’far pun menebas kudanya dengan pedangnya sampai tewas. Setapak demi setapak ia terus berjalan di antara barisan serdadu Romawi yang berlapis-lapis laksana deru angin mengeroyok hendak membinasakannya, sementara suara meninggi dengan ucpannya yang gemuruh, “Wahai surga yang kudambakan mendiaminya, harum semerbak baunya, sejuk segar air minumnya. Tentara Romawi telah menghampiri liang kuburnya, terhalang jauh dari sanak keluarganya, kewajibankulah menghantamnya kala menjumpainya.”
Balatentara Romawi mengepung Ja’far bin Abi Thalib hendak membunuhnya laksana orang-orang gila yang sedang kemasukan setan. Kepungan mereka semakin ketat hingga tak ada harapan untuk lepas lagi. Mereka tebas tangan kanannya dengan pedang hingga putus, tetapi sebelum panji itu jatuh ketanah, segera disambarnya dengan tangan kirinya. Lalu mereka tebas pula tangan kirinya, tetapi Ja’far bin Abi Thalib mengepit panji itu dengan kedua pangkal lengannya kedada. Pada saat yang amat gawat ini, ia bertekad akan memikul tanggung jawab, untuk tidak membairkan panji Rasulullah jatuh menyentuh tanah, yakni selagi hayat masih dikandung badan.
Entah kalau ia telah mati, barulah boleh panji itu jatuh ke tanah. Pada saat jasadnya yang suci telah kaku, panji pasukan masih tertancap di antara kedua pangkal lengan dan dadanya. Bunyi kibaran bendera itu, seolah-oleh memanggil Abdullah bin Rawahah. Pahlawan ini membelah barisan musuh bagaikan anak panah lepas dari busurnya ke arah panji itu, lalu merenggutnya dengan kuat.
Gugurlah Ja’far bin Abi Thalib sebagai syuhada. Hari-harinya yang terdahsyat, teragung, dan terindah telah mengantarkannya menuju keharibaan Ilahi. Sungguh, hari itu adalah hari yang istimewa dan mempesona baginya.
Demikianlah Ja’far bin Abi Thalib mempertaruhkan nyawa dalam menempuh suatu kematian agung yang tiada tara. Begitulah akhirnya ia menghadap Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia, menyampaikan pengorbanan besar yang tidak terkira, berselimutkan darah kepahlawannya.
Allah, Zat yang Maha mengetahui menyampaikan berita tentang akhir kesudahan peperangan kepada Rasul-Nya, begitu pula akhir hidup Ja’far bin Abi Thalib. Tidak tahan untuk meluapkan perasaan haru atas kematian sahabatnya, Rasulullah pun menangis. Rasulullah kemudian pergi ke rumah saudara sepeupunya ini, beliau berdoa untuk anak cucunya. Mereka dipeluk dan diciuminya, sementara air matanya yang mulia bercucuran tak tertahankan.
Berkata Abdullah bin Umar, “Aku sama-sama terjun di perang Muktah dengan Ja’far bin Abi Thalib. Waktu kami mencarinya, kami dapati ia beroleh luka-luka bekas tusukan dan lemparan lebih dari 90 tempat!”
Bayangkan, Ja’far luka dengan 90 tempat bekas tusukan pedang dan lemparan tombak! Jika Anda ingin tahu tentang dirinya, dengarkanlah sabda Rasulullah saw sebagai berikut.
“Aku telah melihatnya di surga, kedua bahunya yang penuh bekas-bekas cucuran darah penuh dihiasi dengan tanda-tanda kehormatan.”
Ja’far bin Abi Thalib
Mustika Seribu Sayatan Gaib Mustika Seribu Sayatan Gaib merupakan mustika bertuah yang memiliki pamor dengan bentuk pamor sayatan gaib yang memang jarang sekali untuk didapatkan. Mustika tersebut juga memiliki energi spiritual yang terbentuk secara alami dan bukan karena isian maupun asma’an manusia. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Tersebut Insya Allah untuk Membuka Keberuntungan Hidup, Menanam Saham,… selengkapnya
Rp 300.000Mustika Helai Rambut Api adalah nama Produk ini. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Helai Rambut Api Insya Allah untuk pengasihan tinggi, Mendatangkan kemudahan meraih harta dan tahta, menangkal serangan sihir, santet, mengembalikan serangan musuh, pagar rumah dan tempat usaha, membersihkan tempat angker, mengusir jin jahat, apabila ada musuh berniat jahat dia bisa terasa tertusuk jarum dalam… selengkapnya
Rp 300.000Mustika Pelarisan Ngunduh Kembang Pusaka Dunia Mustika Pelarisan Ngunduh Kembang Pusaka Dunia mampu menjadi sarana untuk membantu pemiliknya mewujudkan keinginanya. Mustika kami yang sudah masuk kedalam website resmi pusaka dunia terjamin keaslianya dan khasiatnya karena sudah melalui uji tes khasiat terlebih dahulu sebelum terpampang di website pusaka dunia. Mustika kami memiliki energi yang alami karena… selengkapnya
Rp 285.000Mustika Khodam Laba-laba Hitam Keramat Mustika Khodam Laba-laba Hitam Keramat merupakan mustika bertuah dengan bentuk pamor totol hitam unik dan terkesan elegans ekali. Mustika ini pamornya terbentuk melalui proses alam secara alami dan bukan hasil isian maupun gambaran manusia. Mustika tersebut perpaduan warna dan pamornya juga sangat serasi serta indah sekali. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika… selengkapnya
Rp 275.000Mustika Red Baron SBY / Mustika Red Baron Seperti Koleksi Pribadi Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Khasiat, Tuah, Manfaat Insya Allah untuk keberhasilan karir jabatan, memudahkan meraih posisi / pangkat, kelancaran bisnis berbagai bidang, memudahkan mendapat relasi/mitra bisnis, pembuka aura wajah tampil mempesona seperti raja, memudahkan memikat hati hanya dengan senyuman, menolak bala dari serangan ilmu… selengkapnya
Rp 1.200.000Mustika Jenglot Putih Koleksi Sesepuh Mustika Jenglot Putih Koleksi Sesepuh adalah mustika yang memiliki energi spiritual tingkat tinggi. Corak pamor pada batu mustika ini terlihat seperti jenglot berwarna putih yang murni karena proses alam. Mustika ini adalah salah satu sarana untuk pesugihan putih tanpa tumbal. Sangat ampuh untuk dijadikan sebagai ageman atau pegangan usaha. Khasiat… selengkapnya
Rp 800.000Mustika Pemagaran Gaib Warung Tempat Usaha Mustika Pemagaran Gaib Warung Tempat Usaha merupakan mustika bertuah yang mempunyai pamor unik dan elegan, mustika ini di peroleh dri penarikan gaib di sebuah gua keramat dan pamor yang terbentuk secara alami oleh energi spiritual khodam. Keterangan Mustika. Produk Jenis ini bernama Batu Agate. Produk jenis ini ditemukan Tahun… selengkapnya
Rp 250.000Mustika 8 Untuk Judi Nama daripada Produk ini. Mustika 8 Untuk Judi berkhasiat Insya Allah untuk Mustika Angka 8 sudah terkenal dan terpercaya untuk Keberuntungan Hidup, Bagi yang sering gagal usaha, sering kalah tender bisnis, urusan cinta sering sial, sering putus cinta, memancing ikan sulit dapat, bagi yang suka judi kartu/mesin/dadu/hewan dan sebagainya dan sering… selengkapnya
Rp 475.000Mustika Khodam Jawara Mustika Khodam Jawara merupakan mustika bertuah yang memiliki guratan rambut yang membentuk sosok wajah khodam jawara yang sangat ampuh dan sangat jarang sekali mustika ini untuk didapatkan. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Khodam Jawara Insya Allah untuk membangkitkan saudara kembar/prewangan, membuat pemilik banyak dicintai ribuan jin / ribuan khodam sehingga dalam segala urusan… selengkapnya
Rp 365.000Batu Mustika Aura Kharisma Batu Mustika Aura Kharisma merupakan mustika bertuah yang memiliki bentuk pamor yang indah dan terkesan elegan sekali. Pamor mustika ini juga terbentuk secara alami dan bukan karena isian maupun gambaran manusia. Mustika ini sungguh mempesona sekali perpaduan warnanya. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Tersebut Insya Allah untuk memunculkan kesan kharismatik serta berwibawa,… selengkapnya
Rp 300.000Tentang Batu Giok Dunia. Batu Giok merupakan salah satu jenis batu perhiasan yang menghiasi perjalanan hidup manusia sejak ribuan tahun silam. Dalam bahasa Inggris, batu yang memiliki ciri khas warna hijau ini lebih dikenal dengan nama Jade – meski sebenarnya batu Giok memiliki beragam jenis dengan aneka warna berbeda. Sumber produksi Giok pada awalnya berada… selengkapnya
Tentang Manusia yang Pertama Kali Diadili Pada Hari Qiyamat. Dari Abu Hurairah ra., diceritakan : Orang-orang berkelompok-kelompok dari Abu Hurairah, Natil penduduk Syam berkata padanya : “Wahai Tuan, ceritakanlah kepadaku sebuah hadits yang engkau dengar dari Rasulullah saw. !”. Ia berkata : “Ya, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling pertama diadili… selengkapnya
Kesaktian Batu Merah Delima Kesaktian Batu Merah Delima sangat populer di Indonesia. Mustika yang satu ini adalah mustika yang banyak diburu dan digemari oleh para pecinta benda bertuah dan kolektor. Mustika merah delima sangat eksotik dan memiliki kharismatik pada bentuknya, sehingga sangat cocok jika dijadikan perhiasan. Merah delima yang asli memiliki harga yang sangat tinggi. Power… selengkapnya
Berita Artikel Ngopi, Hobi yang Membuat Anda Sehat Aroma kopi yang khas telah membuat minuman ini menjadi favorit banyak orang. Karena rasanya yang nikmat, banyak orang berpendapat kalau kebiasaan minum kopi tidak menyehatkan. Padahal, anda bisa memetik manfaat sehat dari secangkir kopi. Berbagai laporan ilmiah sudah menyebutkan bahwa bahaya kopi hitam baik untuk sistem pembuluh… selengkapnya
Info Asma Tangan Seperempat Ton. Asma Tangan Seperempat Ton ini sesuai dengan namanya memiliki kegunaan untuk kekuatan pukulan tangan, sehingga lawan yang terkena pukulan tangan pemilik asma ini menjadi tidak berdaya bahkan kemungkinan bisa meninggal dunia. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمْ عَسَى اللهُ اَنْ يَكُفَّ بَأْسَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَاللهُ اَشَدُّ BISMILLAAHIRROHMAANIRROHIIM ‘ASALLAAHU AN YAKUFFA BASAL LADZIINA… selengkapnya
Cara Mendapatkan Pusaka Kujang Ampuh Prabu Siliwangi Cara Mendapatkan Pusaka Kujang Ampuh Prabu Siliwangi – Pusaka Kujang merupakan salah satu benda pusaka terkenal yang dimiliki oleh Prabu Siliwangi selain ajian macan putih, atau khodam pendamping macan putih yang terkenal dengan kekuatan gaibnya yang ampuh, Hingga kini banyak orang yang sedang berburu pusaka kujang tersebut karena… selengkapnya
Info Ritual Unik Mandi Air Ludah Di India. Beberapa Kisah penampakan Jin Pada Zaman Rasulullah – Sudah tidak asing bagi kita bahwa sejak zaman Nabi Adam As hingga akhir zaman kelak, iblis beserta kawan-kawannya akan terus menjerumuskan manusia agar masuk kedalam perangkap dan golongannya. Dan berikut adalah beberapa bukti nyata, bahwa jin dan golongannya telah… selengkapnya
Alamat Dukun Bandar Lampung Alamat Dukun Bandar Lampung sering dicari oleh masyarakat karena datang ketempat praktek adalah kebiasaan orang-orang jika ingin bertransaksi. Banyak sekali orang-orang yang tertipu karena mengambil jasa Dukun atau dukun dari jarak jauh. Anda tidak perlu khawatir karena Pusaka Dunia membuka layanan jasa spiritual yang ampuh dan terpercaya. Alamat Pusaka Dunia Bandar… selengkapnya
Do’a Basymakh Isa A.S Di riwayatkan oleh Syeikh Al-imam Al-Allamah Al-Hamam Sayyyid Muhammad bin Khotiruddin bin Bayazid bin Khowajah Di dalam kitabnya AL-JAWAHIR AL-KHOMSI ( Lima Permata ) “ Do’a Basymakh merupakan do’a yang di turunkan kepada nabi Isa A.S, Do’a ini terdapat juga di dalam kitab Injil Do’a Basymakh ini merupakan wirid yang di… selengkapnya
Berita Artikel Gadis Albino Dipenggal untuk Ritual Metrogaya-Sungguh malang naasib seorang gadis berusia 11 tahun dari Swaziland. Dirinya ditembak mati di depan teman-temannya dan kemudian dipenggal, polisi menduga hal tersebut dilakukan karena ritual. Saat itu, bocah cilik tersebut sedang dalam perjalanan pulang ke rumah sehabis mencuci baju dan mandi di sungai bersama teman-temannya, tapi seorang… selengkapnya
