SAID IBN AL-MUSAYYIB (Sosok Ulama Langka; Takut Fitnah, Lamaran Khalifah Ditolaknya)
SAID IBN AL-MUSAYYIB (Sosok Ulama Langka; Takut Fitnah, Lamaran Khalifah Ditolaknya)
“Said Ibn al-Musayyib sudah berfatwa saat para sahabat masih hidup” (Ahli Sejarah)
Amirul Mukminin Abdul Malik ibn Marwan bertekad untuk menunaikan haji ke Baitullah al-Haram dan berziarah ke al-Haram an-Nabawy serta untuk menyampaikan salam kepada Rasulullah SAW.
Ketika bulan Dzul Qa’dah datang, khalifah yang agung tersebut menyiapkan untanya untuk perjalanan menuju tanah Hijaz dengan ditemani oleh para petinggi kalangan umara Bani Umayyah dan para pejabat teras negaranya serta beberapa orang putranya.
Rombongan berangkat dari Damaskus menuju Madinah Munawwarah dengan tidak terlalu pelan dan tidak pula tergesa-gesa.
Setiap kali singgah di suatu tempat, mereka mendirikan tenda, menggelar permadani dan mengadakan majlis-majlis ilmu dan penyampaian nasehat untuk memperdalam agama mereka dan mengikat hati dan jiwa mereka dengan hikmah dan Mau’izhah Hasanah.
Tatkala khalifah sampai di Madinah Munawwarah, beliau mengimami Masjid Nabawi dan memberikan penghormatan dengan menyampaikan salam kepada penghuninya, Nabi Muhammad –shalawat yang paling afdlol dan salam yang paling suci semoga tercurahkan kepadanya- serta berbahagia dengan mengerjakan shalat di Raudlah yang suci lagi mulia. Beliau merasakan kesejukan hati dan keselamatan jiwa yang belum pernah beliau rasakan sebelumnya.
Beliau juga bertekad untuk tinggal dalam waktu yang lama di kota Rasul SAW selama ada jalan untuk itu.
Di antara hal yang sangat menarik perhatiannya di Madinah Munawwarah adalah adanya halaqoh-halaqoh ilmu yang memakmurkan masjid nabawi yang mulia.
Di masjid itu para ulama yang langka dari para pembesar tabi’in berkumpul sebagaimana kumpulan (gugusan) bintang-bintang yang bersinar di jantung langit.
Ada halaqoh yang dipimpin ‘Urwah ibn az-Zubair…
Ada halaqah yang dipimpin Said ibn al-Musayyib…
Dan ada halaqah yang dipimpin Abdullah ibn ‘Utbah… (salah seorang kibar tabi’in)
Pada suatu hari, khalifah terbangun dari Qailulah (tidur di waktu dhuha atau siang hari) di waktu yang beliau tidak terbiasa terbangun padanya. Ia lantas memanggil penjaganya dan berkata, “Wahai Maesaroh.”
“Aku penuhi panggilanmu, wahai Amirul Mukminin” jawab Maesaroh.
Ia berkata, “Pergilah ke masjid Rasul SAW dan undanglah salah seorang ulama untukku agar ia memberikan petuahnya kepada kita….”
Maesaroh pergi menuju masjid nabawi yang mulia. Ia menerawangkan pandangannya namun tidak melihat kecuali hanya satu halaqoh ilmu saja, di tengah-tengahnya ada seorang syaikh yang berumur lebih dari sembilan puluh tahun. Padanya terpancar wajah ulama, wibawa dan ketenangan ulama…
Maesaroh berdiri tidak jauh dari halaqoh, kemudian ia menunjuk (memberi isyarat) ke arah syaikh dengan jarinya. Namun, syaikh tidak menoleh dan tidak memperdulikannya.
Maesaroh mendekat kepadanya seraya berkata, “Tidakkah kamu melihat bahwa aku menunjuk ke arahmu?.”
“Kepadaku?!” jawab syaikh.
“Ya” kata Maesaroh.
“(Lalu) apa hajatmu?” tanya syaikh.
Maesaroh menjawab, “Amirul Mukminin terbangun dari tidurnya dan berkata, “Pergilah ke masjid dan carilah seseorang dari para penceramahku dan bawalah kepadaku.”
“Aku tidak termasuk penceramahnya,” jawab syaikh
“Akan tetapi ia menginginkan seorang penceramah yang bisa menceramahinya,” kata Maesaroh
Syaikh menjawab, “Sesungguhnya orang yang menginginkan sesuatu maka ia akan mendatanginya…dan sesungguhnya halaqoh masjid ini masih lapang (luas) bila ia menginginkannya. Ceramah itu hendaklah didatangi, bukan mendatangi….”
Penjaga tersebut kembali dan berkata kepada khalifah, “Aku tidak menemukan seseorang di masjid kecuali hanya seorang syaikh yang aku tunjuk ke arahnya namun ia tidak mau bangkit. Lalu aku mendekat kepadanya dan aku katakan, sesungguhnya Amirul Mukminin telah terbangun pada waktu ini dan berkata kepadaku, “Carilah, apakah kamu melihat seseorang dari para penceramahku di masjid dan undanglah untuk menemuiku…”, lalu dengan tenang ia menjawab, “Sesungguhnya aku tidak termasuk penceramahnya dan sesungguhnya halaqoh masjid ini masih lapang bila ia menginginkan ceramah.”
Abdul Malik ibn Marwan mendesah panjang beberapa saat dengan perasaan sedih dan sakit. Ia lalu bangkit berdiri menuju ke dalam rumahnya seraya berkata “Ia adalah Said ibn al-Musayyib…alangkah bagusnya seandainya kamu tadi tidak mendatanginya dan tidak mengajaknya bicara…”
Ketika Abdul Malik telah menjauh dari majlis itu dan berada di dalam, putra Abdul Malik yang termuda (sang adik) menoleh ke arah saudara tuanya (sang kakak) dan berkata, “Siapa orang ini yang telah berani membangkang terhadap Amirul Mukminin dan tidak mau berdiri di hadapannya serta tidak mau menghadiri majlisnya…(padahal) dunia telah tunduk kepadanya dan raja-raja Romawi tunduk karena wibawanya.”
Kakaknya berkata, “Ia adalah orang yang putrinya telah dipinang Amirul Mukminin untuk saudaramu al-Walid, akan tetapi ia enggan untuk menikahkannya dengannya.”
Sang adik berkata, “Ia tidak mau menikahkah putrinya dengan al-Walid ibn Abdul Malik?! Apakah ia akan menemukan suami untuknya yang lebih mulia dari putra mahkota Amirul Mukminin?! Yang akan menggantikannya sebagai khalifah muslimin.”
Kakaknya diam dan tidak menjawab sepatah katapun…
Adiknya berkata lagi, “Apabila ia telah bakhil terhadap putrinya untuk dinikahkan dengan putra mahkota Amirul Mukminin, apakah ia (akan) menemukan orang yang setara dan cocok dengannya? Ataukah ia menghalangi putrinya menikah seperti yang dilakukan oleh sebagian orang dan membiarkan putrinya terus-menerus tinggal di rumah.”
Kakaknya menimpali, “Sungguh aku tidak mengetahui sedikitpun tentang kisahnya, dan kisah dia bersama putrinya….”
Maka, salah seorang anggota majlis dari penduduk Madinah menoleh kepada keduanya seraya berkata, “Apabila Amir mengizinkan, (maka) aku akan ceritakan kepadanya seluruh kisahnya. Ia (gadis tersebut) telah menikah dengan seorang pemuda dari kampung kami yang biasa dipanggil “Abu Wada’ah”, ia adalah tetangga samping rumah kami. Ada cerita menarik tentang pernikahannya dengan gadis tersebut yang ia ceritakan sendiri kepadaku.”
“Ceritakanlah” kata kedua bersaudara tersebut kepadanya.
Orang tadi berkata, “Abu Wada’ah bercerita kepadaku, ia menuturkan, “Aku –sebagaimana yang kamu tahu- selalu berada di masjid Rasulullah SAW untuk menuntut ilmu. Aku senantiasa berada di halaqoh Said ibn al-Musayyib, dan aku ikut berdesak-desakan bersama manusia…(Kemudian) dalam beberapa hari aku menghilang dari halaqoh syaikh sehingga ia mencari-cariku dan menyangka aku sakit atau ada sesuatu yang menimpaku…Ia bertanya tentang aku kepada orang-orang di sekelilingnya, namun tidak ada berita yang ia dapatkan dari mereka. Tatkala aku kembali kepadanya setelah beberapa hari, ia menyalamiku dan mengucapkan selamat datang. Ia bertanya, “Dimanakah kamu wahai Abu Wada’ah?”
“Istriku meninggal, sehingga aku sibuk dengan urusannya” jawabku.
“Mengapa kamu tidak memberitakannya kepada kami wahai Abu Wada’ah, sehingga kami bisa menolongmu dan menghadiri jenazahnya bersamamu serta membantumu atas apa yang telah menimpamu” kata syaikh.
“Jazakallahu khairan” jawabku…Aku berkehendak untuk bangkit, namun ia menahanku untuk tetap tinggal sehingga seluruh orang yang ada di majlis pergi. Kemudian ia berkata kepadaku, “Tidakkah kamu berpikir untuk mencari istri baru wahai Abu Wada’ah?”
“Yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu), siapakah yang akan (mau) menikahkan anak gadisnya denganku, sedangkan aku adalah pemuda yang tumbuh yatim dan hidup fakir, dan aku tidak memiliki kecuali hanya dua atau tiga dirham saja,” jawabku
“Aku, aku akan menikahkan kamu dengan putriku,” kata syaikh
Lidahku menjadi kelu, dan aku berkata, “Anda?!…Apakah anda akan menikahkan aku dengan putri anda setelah mengetahui perkaraku?!”
“Ya…dan kami apabila ada orang yang datang kepada kami yang kami ridlai agama dan akhlaknya maka kami nikahkan ia, sedangkan kamu di sisi kami adalah orang yang diridlai agama dan akhlaknya,” jawabnya
Ia kemudian menoleh kepada orang yang (duduk) dekat dari kami dan memanggil mereka. Setelah mereka menghampirinya dan berada di sisinya, ia memuji dan menyanjung Allah AWJ dan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Kemudian ia mengakadkan aku dengan putrinya dan menjadikan dua dirham sebagai maharnya…
Aku berdiri, aku tidak tahu apa yang harus aku katakan saking gemetar dan bahagianya.
Kemudian aku menuju rumahku. Ketika itu aku sedang berpuasa sehingga aku lupa akan puasaku. Aku mulai berkata, “Celaka kamu wahai Abu Wada’ah, apakah yang telah kamu perbuat dengan dirimu?!…Dari siapa kamu akan berhutang?!…Dari siapa kamu akan meminta harta?!…”
Aku terus menerus dalam keadaan seperti itu hingga adzan Maghrib berkumandang.
Aku lalu melaksanakan shalat fardlu, dan duduk untuk menyantap makanan berbuka yang ketika itu adalah roti dan minyak (zaet). Belum selesai aku menyantap satu atau dua suap tiba-tiba aku mendengar pintu diketuk. Aku bertanya, “Siapa yang datang?”
“Said,” jawabnya
Demi Allah seluruh orang yang bernama Said yang aku kenal telah terlintas dalam benakku kecuali Said ibn al-Musayyib (yang tidak terlintas dalam benakku). Hal ini, karena semenjak empat puluh tahun lamanya ia tidak terlihat kecuali hanya antara rumahnya dan masjid.
Aku membuka pintu, dan ternyata Said ibn al-Musayyib telah berdiri di hadapanku. Aku mengira ia telah merubah keputusannya dalam perkara pernikahanku dengan putrinya.
Aku berkata kepadanya, “Wahai Abu Muhammad (Said)?!…Mengapa anda tidak mengutus seseorang kepadaku, sehingga aku mendatangi anda.”
“Bahkan, engkaulah yang lebih berhak untuk aku datangi hari ini,” jawabnya
“Silahkan masuk,” kataku
“Tidak, aku hanyalah datang untuk suatu keperluan,” katanya
Aku bertanya, “Apa itu, semoga Allah merahmati anda?.”
Ia berkata, “Sesungguhnya putriku telah menjadi istrimu dengan syariat Allah sejak siang, dan aku tahu tidak ada seorang pun bersamamu yang menemani kesepianmu. Sehingga aku tidak suka kalau kamu tinggal malam ini di suatu tempat dan istrimu di tempat lain. Maka, aku datang mengantarkannya kepadamu.”
“Celakalah aku, anda datang mengantarkannya kepadaku,” kataku
“Ya…” katanya.
Aku memandangnya, dan ternyata ia (putrinya) telah berdiri tegap.
Ia (Said) menoleh kepadanya seraya berkata, “Masuklah ke rumah suamimu wahai purtiku dengan memohon nama Allah dan berkah-Nya.”
Ketika akan melangkah, ia tersandung pakaiannya karena malu sehingga ia hampir jatuh ke tanah.
Adapun aku, aku berdiri di hadapannya, bingung dan tidak tahu apa yang akan aku katakan. Kemudian aku bersegera menuju tempayan yang terdapat roti dan zaet padanya, aku menyingkirkannya dari cahaya lentera agar ia tidak melihatnya.
Aku lalu naik ke loteng dan memanggil para tetanggaku. Mereka menghampiriku seraya berkata, “Ada apa denganmu?”
“Said ibn al-Musayyib telah menikahkanku dengan putrinya hari ini di masjid. Sekarang ia telah datang mengantarkannya kepadaku tanpa sepengetahuanku. Maka, kemarilah hiburlah dan temanilah kesendiriannya hingga aku memanggil ibuku karena rumahnya jauh,” kataku
Seorang wanita tua di antara mereka berkata, “Celaka kamu, apakah kamu sadar atas apa yang kamu katakan?! Apakah Said ibn al-Musayyib (benar-benar) telah menikahkan kamu dengan putrinya, dan mengantarkannya sendiri untukmu ke rumah?! Padahal dialah yang enggan menikahkannya dengan al-Walid ibn Abdul Malik!!”
“Ya…sekarang dia ada di sisiku, di rumahku. Segeralah temui dia dan lihatlah,” kataku
Para tetangga bersegara menuju ke rumah dan mereka hampir-hampir tidak mempercayaiku. Mereka mengucapkan selamat datang kepadanya dan menemani kesepiannya.
Tidak begitu lama sehingga datanglah ibuku. Tatkala ia melihat istriku, ia menoleh kepadaku dan berkata, “Haram bagiku melihat wajahmu apabila kamu tidak meninggalkannya bersamaku sehingga aku meriasnya, lalu aku menyandingkannya kepadamu sebagaimana disandingkannya wanita-wanita mulia.”
“Terserah ibulah.” kataku.
Ia (ibuku) menemaninya selama tiga hari, kemudian menyandingkannya kepadaku. Dan ternyata ia adalah wanita Madinah tercantik, manusia yang paling hafal terhadap kitab Allah AWJ, paling banyak meriwayatkan hadits Rasul SAW, dan wanita yang paling paham terhadap hak-hak suami.
Aku tinggal bersamanya beberapa hari. Ayahnya atau salah seorang dari keluarganya tidak mengunjungiku. Kemudian aku mendatangi halaqoh syaikh di masjid. Aku mengucapkan salam kepadanya. Ia menjawab salamku namun tidak mengajakku bicara. Ketika orang-orang yang hadir di majlis telah pergi, dan tinggal aku, ia berkata, “Bagaimana keadaan istrimu wahai Abu Wada’ah?.”
“Ia dalam keadaan yang dicintai oleh teman dan dibenci oleh musuh” jawabku.
“Alhamdulillah,” katanya
Ketika aku pulang ke rumah, aku mendapatkan syaikh telah mengirim kepada kami harta yang cukup untuk kami jadikan penopang kehidupan kami.
Setelah selesai berkisah, putra Abdul Malik berkata, “Sungguh aneh perkara orang ini (yaitu Said)…”
Seorang penduduk Madinah yang menceritakan kisah tersebut berkata kepadanya “Apa yang aneh darinya wahai Amir? Sesungguhnya ia adalah orang yang telah menjadikan dunianya sebagai bahtera untuk menuju akhirat dan membeli akhirat yang kekal untuk dirinya dan keluarganya dengan dunia yang fana. Demi Allah, ia bukanlah orang yang enggan untuk menikahkan putrinya dengan putra Abdul Malik. Aku tidak melihatnya tidak setara dengan putrinya, hanya saja ia takut fitnah dunia atas diri putrinya. Sungguh beberapa sahabatnya telah bertanya kepadanya, “Apakah kamu menolak pinangan Amirul Mukminin dan menikahkan putrimu dengan orang biasa dari kaum muslimin?!”
Ia manjawab, “Sesungguhnya putriku ini adalah amanah di pundakku dan aku berusaha mencari untuk kebaikan urusannya pada apa yang telah aku perbuat.”
“Bagaimanakah itu?!” Tanya seseorang kepadanya.
Ia menjawab, “Apa anggapan kalian terhadapnya bila ia pindah ke istana Bani Umayyah dan bergelimang di antara baju-baju mewah dan perabotan megah. Pembantu, pengawal serta para budak berdiri di depannya, sebelah kanan dan kirinya…kemudian ia mendapatkan dirinya setelah itu telah menjadi istri khalifah? Bagaimana jadinya agamanya ketika itu?.”
Maka seseorang dari penduduk Syam berkata, “Nampaknya sahabat kalian ini (Said) adalah model manusia langka.”
Dan seorang penduduk kota yang lain berkata, “Demi Allah, engkau tidak salah …”
Ia adalah orang yang selalu berpuasa di siang hari…
Bangun di malam hari…
Menunaikan haji sekitar empat puluh kali…
Dan sejak empat puluh tahun ia tidak pernah terlambat dari takbir pertama di masjid Rasul SAW…
Dan tidak pernah diketahui darinya bahwa ia melihat kepada tengkuk seseorang di dalam shalat sejak itu selamanya, karena ia selalu menjaga untuk berada di shaf pertama. Adalah ia dalam kelapangan rizkinya bisa menikah dengan siapa saja yang ia kehendaki dari wanita Quraisy, namun ia lebih memilih putri Abu Hurairah RA dari seluruh para wanita. Yang demikian itu karena kedudukannya dari Rasulullah SAW dan keluasan riwayatnya terhadap hadits serta raghbah-nya (keinginannya) yang begitu besar dalam mengambil hadits darinya. Ia telah mempersembahkan dirinya untuk ilmu semenjak kecil.
Ia masuk (belajar) kepada istri-istri Nabi SAW dan mengambil manfaat dari mereka…
Ia berguru kepada Zaid ibn Tsabit, Abdullah ibn Abbas dan Abdullah ibn Umar.
Ia juga mendengar dari Utsman, Ali dan Shuhaib serta sahabat Nabi mulia SAW yang lainnya.
Akhlak dan kepribadiannya meniru mereka. Ia memiliki kalimat yang selalu ia ulang-ulang hingga tersebar, seakan-akan itu adalah syi’arnya, yaitu perkataanya,
“Tidak ada yang seperti perbuatan ta’at kepada Allah di dalam dapat memuliakan jiwa hamba dan tidak ada yang seperti perbuatan maksiat kepada-Nya di dalam menghinakan jiwanya.”
SAID IBN AL-MUSAYYIB (Sosok Ulama Langka; Takut Fitnah, Lamaran Khalifah Ditolaknya)
Mustika Banaspati Kembar adalah nama Produk ini. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Banaspati Kembar Insya Allah untuk berisi energi bertuah tingkat tinggi sebagai sarana menuntaskan masalah cinta, keharmonisan rumah tangga, keharmonisan pacaran, keharmonisan hubungan gelap, masalah hutang piutang agar cepat lunas, membangkitkan usaha surut/bangkrut serta setelah itu diberikan kelancaran dalam usaha, jabatan dan urusan memikat hati… selengkapnya
Rp 275.000Mustika Pesona Aura Wajah adalah nama Produk ini. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Pesona Aura Wajah Insya Allah untuk membangkitkan aura wajah tingkat tinggi, jika dipakai pria akan membuka aura ketampanan, jika dipakai wanita akan membuka aura kecantikan, membangkitkan aura pengasihan yang akan memikat lawan jenis, siapapun yang memandang akan mudah terpikat dan terperdaya. Produk Jenis… selengkapnya
Rp 250.000Mustika Segitiga Bermuda Merah Mustika Segitiga Bermuda Merah merupakan mustika bertuah yang memiliki pamor segitiga bermuda warna merah yang sangat langka sekali. pamor mustika juga terbentuk secara alami. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Segitiga Bermuda Merah Insya Allah untuk Mustika Segitiga Bermuda Merah merupakan mustika bertuah yang memiliki pamor segitiga bermuda warna merah yang sangat langka… selengkapnya
Rp 325.000Nama Produk : Azimat Pusaka Cemeti Naga. Azimat Pusaka Cemeti Naga mempunyai Khasiat Insya Allah untuk pelarisan, karir dan jabatan, mudah mencari pekerjaan dan tender usaha, tolak bala dari serangan ilmu hitam, membangkitkan kepekaan indera keenam. Tangguh / Era Pembuatan / Estimasi : Kamardikan. Ukuran : -+ 12 CM. Foto Keris Asli Tanpa Editan, Dijamin… selengkapnya
Rp 150.000Mustika Sumbara Pemberi Keturunan Pusaka Dunia Mustika Sumbara Pemberi Keturunan Pusaka Dunia mampu menjadi sarana untuk membantu pemiliknya mewujudkan keinginanya. Mustika kami yang sudah masuk kedalam website resmi pusaka dunia terjamin keaslianya dan khasiatnya karena sudah melalui uji tes khasiat terlebih dahulu sebelum terpampang di website pusaka dunia. Mustika kami memiliki energi yang alami karena… selengkapnya
Rp 385.000Mustika Serat Sutra adalah nama Produk ini. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Serat Sutra Insya Allah untuk membersihkan aura dalam diri, membedah aura agar terpancar cerah positif, membuka aura ketampanan/kecantikan, membangkitkan daya tarik pesona, dan pengasihan. Produk Jenis ini bernama Batu Akik Pamor Serat Sutra. Produk jenis ini ditemukan Tahun 1548. Tingkat Kekerasan 6.5-7 Mohs. Ukuran… selengkapnya
Rp 225.000Mustika Putri Kinurung Pelet Ampuh Mustika Putri Kinurung Pelet Ampuh merupakan batu mustika asli tarikan alam dan memiliki energi spiritual yang tinggi. Batu mustika ini memiliki corak warna menawan yang murni berasal dari alam. Dengan memiliki Mustika Bertuah ini Insya Allah akan membuat kehidupan anda lebih baik dan lebih berkembang positif daripada tidak mempunyai Mustika… selengkapnya
Rp 330.000Gantungan Kunci Keris & Wayang terbuat dari logam Rodium Anti Karat, panjang 7 cm. Keris merupakan salah satu senjata khas dari Indonesia. Semenjak tahun 2005 secara resmi keris terdaftar di UNESCO sebagai warisan warisan budaya dunia non bendawi. Sebagai orang Indonesia sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga warisan budaya ini. keris telah membanggakan kita dimata… selengkapnya
Rp 45.000Cincin Mani Gajah Alam Ghaib Cincin Mani Gajah Alam Ghaib merupakan batu yang banyak diburu para kolektor maupun para pecinta benda bertuah. Batu mani gajah adalah jenis batu mustika yang sangat langka selain itu alasan menjadi diburu karena khasiatnya yang sangat dahsyat. Batu mani gajah ini sudah di ikat menggunakan cincin sehingga energinya akan selalu… selengkapnya
Rp 385.000Batu Mustika Pesugihan Gunung Kemukus Jika Anda mendambakan kehidupan yang lebih baik, maka batu mustika ini adalah pilihan yang tepat. ini adalah batu mustika yang sempurna untuk membawa keberuntungan dan perlindungan didalam kehidupan Anda. Mendatangkan rejeki dari berbagai arah, dapat melancarkan segala usaha, membatu meningkatkan penjualan maupun pendapatan anda, wujudkan keinginan Anda dengan batu mustika… selengkapnya
Rp 450.000Kesaktian Mustika Merah Delima Kesaktian Mustika Merah Delima tidak lagi diragukan lagi kemampuanya. Merah delima adalah mustika incaran banyak orang karena langka dan memiliki tuah khasiat yang mujarab dan ampuh. Merah delima sering dimaharkan hingga ratusan juta karena mustika ini benar-benar langka. Mustika merah delima memiliki khodam seperti malaikat yang selalu siap membantu doa hajad pemilik… selengkapnya
Tentang Al-Mutanabbi dan Penjual Semangka. Seseorang mencela Al-Mutanabbi karena kekikirannya, “Di mana-mana kamu dikenal sebagai orang yang sangat kikir. Semua orang tahu, sifat kikir amat buruk. Namun kamu lebih buruk lagi, karena syairmu sendiri mengecam kekikiran dan memuji-muji kedermawanan. Kamu orang yang sok baik. Kamu munafik.” “Sifat kikir itu ada sebabnya,” jawab Al-mutanabbi dengan tenang…. selengkapnya
Alamat Dukun Banjarmasin Alamat Dukun Banjarmasin sering dicari oleh masyarakat karena datang ketempat praktek adalah kebiasaan orang-orang jika ingin bertransaksi. Banyak sekali orang-orang yang tertipu karena mengambil jasa Dukun atau dukun dari jarak jauh. Anda tidak perlu khawatir karena Pusaka Dunia membuka layanan jasa spiritual yang ampuh dan terpercaya. Alamat Pusaka Dunia Banjarmasin Masyarakat Banjarmasintidak… selengkapnya
Kesaktian Qulhu Geni. Qulhu Geni merupakan ajian khusus untuk mengalahkan bangsa jin setan, Menurut orang dulu bila dibaca 1 kali, maka syetan putus tangan kirinya, bila dibaca 2 kali putus tangan kanannya, bila dibaca 3 kali putus kedua kakinya dan bila dibaca 4 kali akan lebur seluruh badannya.Selain Kesaktian Qulhu Geni inilah 47 Macam Ajian… selengkapnya
Aji Sirep Macan Putih Aji yang harus di baca : “Bismillahir rahmanir rahiim Sun matek aji sirep Macan Putih Naga Wisa ing Rupaku Heh…!! Aku si-Macan Putih Ingkang tak sirep atine…… (sebut nama obyek/sasaran) Rep sirep soko kersaning Allah Laaillahaillalah Muhammadar Rasulullah ” Aji Sirep Macan Putih adalah berfungsi untuk melemahkan daya kesadaran lawan. Dalam… selengkapnya
Tes Getah Katilayu, Tes Getah Katilayu Tes Getah Katilayu, Getah Katilayu, Getah Katilayu anda bisa mengunjungi galeri Pusaka Dunia dengan klik ini Katilayu Dijamin Asli
Hantu Kuyang, Hantu Paling Menyeramkan di Kalimantan Hantu Kuyang merupakan salah satu hantu paling menyeramkan di Kalimantan. Dipercaya bahwa hantu ini adalah roh jahat yang muncul dalam bentuk perempuan cantik pada siang hari, namun berubah menjadi sosok menyeramkan dengan rambut panjang dan tangan panjang yang bisa menjulur hingga ke lantai pada malam hari. Kuyang konon… selengkapnya
7 Foods That Become Toxic When Reheated Many people have a habit of storing food in the refrigerator and reheating it later when needed or reheating leftovers from a previous meal. But what most people don’t know is that this bad habit can put us at risk, make us and our children sick, sometimes poisoned,… selengkapnya
Larangan Bepergian Tanpa Adanya Muhrim Yang Mendampinginya Amr bin Abdul Mun’im Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, telah bersabda. “Artinya : Tidak diperbolehkan seorang wanita bepergian selama tiga hari melainkan bersamanya ada seorang muhrim”. [Hadits Riwayat Muttafaqun ‘alaihi] Dan dari Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda…. selengkapnya
Berita Artikel Nang Butuh Bosel Alkisah, ada dua orang bersaudara yang bernama Nang Butuh Mosel dan pamannya yang bernama Uwa Babrung. Nang Butuh Mosel adalah seorang yang sangat miskin. Bahkan, karena terlalu miskin sampai-sampai ia tidak dapat memberi makan isteri dan dua orang anak perempuannya. Jangankan memberi makan mereka, untuk makan dirinya sendiri saja ia… selengkapnya