SAID IBN AL-MUSAYYIB (Sosok Ulama Langka; Takut Fitnah, Lamaran Khalifah Ditolaknya)
SAID IBN AL-MUSAYYIB (Sosok Ulama Langka; Takut Fitnah, Lamaran Khalifah Ditolaknya)
“Said Ibn al-Musayyib sudah berfatwa saat para sahabat masih hidup” (Ahli Sejarah)
Amirul Mukminin Abdul Malik ibn Marwan bertekad untuk menunaikan haji ke Baitullah al-Haram dan berziarah ke al-Haram an-Nabawy serta untuk menyampaikan salam kepada Rasulullah SAW.
Ketika bulan Dzul Qa’dah datang, khalifah yang agung tersebut menyiapkan untanya untuk perjalanan menuju tanah Hijaz dengan ditemani oleh para petinggi kalangan umara Bani Umayyah dan para pejabat teras negaranya serta beberapa orang putranya.
Rombongan berangkat dari Damaskus menuju Madinah Munawwarah dengan tidak terlalu pelan dan tidak pula tergesa-gesa.
Setiap kali singgah di suatu tempat, mereka mendirikan tenda, menggelar permadani dan mengadakan majlis-majlis ilmu dan penyampaian nasehat untuk memperdalam agama mereka dan mengikat hati dan jiwa mereka dengan hikmah dan Mau’izhah Hasanah.
Tatkala khalifah sampai di Madinah Munawwarah, beliau mengimami Masjid Nabawi dan memberikan penghormatan dengan menyampaikan salam kepada penghuninya, Nabi Muhammad –shalawat yang paling afdlol dan salam yang paling suci semoga tercurahkan kepadanya- serta berbahagia dengan mengerjakan shalat di Raudlah yang suci lagi mulia. Beliau merasakan kesejukan hati dan keselamatan jiwa yang belum pernah beliau rasakan sebelumnya.
Beliau juga bertekad untuk tinggal dalam waktu yang lama di kota Rasul SAW selama ada jalan untuk itu.
Di antara hal yang sangat menarik perhatiannya di Madinah Munawwarah adalah adanya halaqoh-halaqoh ilmu yang memakmurkan masjid nabawi yang mulia.
Di masjid itu para ulama yang langka dari para pembesar tabi’in berkumpul sebagaimana kumpulan (gugusan) bintang-bintang yang bersinar di jantung langit.
Ada halaqoh yang dipimpin ‘Urwah ibn az-Zubair…
Ada halaqah yang dipimpin Said ibn al-Musayyib…
Dan ada halaqah yang dipimpin Abdullah ibn ‘Utbah… (salah seorang kibar tabi’in)
Pada suatu hari, khalifah terbangun dari Qailulah (tidur di waktu dhuha atau siang hari) di waktu yang beliau tidak terbiasa terbangun padanya. Ia lantas memanggil penjaganya dan berkata, “Wahai Maesaroh.”
“Aku penuhi panggilanmu, wahai Amirul Mukminin” jawab Maesaroh.
Ia berkata, “Pergilah ke masjid Rasul SAW dan undanglah salah seorang ulama untukku agar ia memberikan petuahnya kepada kita….”
Maesaroh pergi menuju masjid nabawi yang mulia. Ia menerawangkan pandangannya namun tidak melihat kecuali hanya satu halaqoh ilmu saja, di tengah-tengahnya ada seorang syaikh yang berumur lebih dari sembilan puluh tahun. Padanya terpancar wajah ulama, wibawa dan ketenangan ulama…
Maesaroh berdiri tidak jauh dari halaqoh, kemudian ia menunjuk (memberi isyarat) ke arah syaikh dengan jarinya. Namun, syaikh tidak menoleh dan tidak memperdulikannya.
Maesaroh mendekat kepadanya seraya berkata, “Tidakkah kamu melihat bahwa aku menunjuk ke arahmu?.”
“Kepadaku?!” jawab syaikh.
“Ya” kata Maesaroh.
“(Lalu) apa hajatmu?” tanya syaikh.
Maesaroh menjawab, “Amirul Mukminin terbangun dari tidurnya dan berkata, “Pergilah ke masjid dan carilah seseorang dari para penceramahku dan bawalah kepadaku.”
“Aku tidak termasuk penceramahnya,” jawab syaikh
“Akan tetapi ia menginginkan seorang penceramah yang bisa menceramahinya,” kata Maesaroh
Syaikh menjawab, “Sesungguhnya orang yang menginginkan sesuatu maka ia akan mendatanginya…dan sesungguhnya halaqoh masjid ini masih lapang (luas) bila ia menginginkannya. Ceramah itu hendaklah didatangi, bukan mendatangi….”
Penjaga tersebut kembali dan berkata kepada khalifah, “Aku tidak menemukan seseorang di masjid kecuali hanya seorang syaikh yang aku tunjuk ke arahnya namun ia tidak mau bangkit. Lalu aku mendekat kepadanya dan aku katakan, sesungguhnya Amirul Mukminin telah terbangun pada waktu ini dan berkata kepadaku, “Carilah, apakah kamu melihat seseorang dari para penceramahku di masjid dan undanglah untuk menemuiku…”, lalu dengan tenang ia menjawab, “Sesungguhnya aku tidak termasuk penceramahnya dan sesungguhnya halaqoh masjid ini masih lapang bila ia menginginkan ceramah.”
Abdul Malik ibn Marwan mendesah panjang beberapa saat dengan perasaan sedih dan sakit. Ia lalu bangkit berdiri menuju ke dalam rumahnya seraya berkata “Ia adalah Said ibn al-Musayyib…alangkah bagusnya seandainya kamu tadi tidak mendatanginya dan tidak mengajaknya bicara…”
Ketika Abdul Malik telah menjauh dari majlis itu dan berada di dalam, putra Abdul Malik yang termuda (sang adik) menoleh ke arah saudara tuanya (sang kakak) dan berkata, “Siapa orang ini yang telah berani membangkang terhadap Amirul Mukminin dan tidak mau berdiri di hadapannya serta tidak mau menghadiri majlisnya…(padahal) dunia telah tunduk kepadanya dan raja-raja Romawi tunduk karena wibawanya.”
Kakaknya berkata, “Ia adalah orang yang putrinya telah dipinang Amirul Mukminin untuk saudaramu al-Walid, akan tetapi ia enggan untuk menikahkannya dengannya.”
Sang adik berkata, “Ia tidak mau menikahkah putrinya dengan al-Walid ibn Abdul Malik?! Apakah ia akan menemukan suami untuknya yang lebih mulia dari putra mahkota Amirul Mukminin?! Yang akan menggantikannya sebagai khalifah muslimin.”
Kakaknya diam dan tidak menjawab sepatah katapun…
Adiknya berkata lagi, “Apabila ia telah bakhil terhadap putrinya untuk dinikahkan dengan putra mahkota Amirul Mukminin, apakah ia (akan) menemukan orang yang setara dan cocok dengannya? Ataukah ia menghalangi putrinya menikah seperti yang dilakukan oleh sebagian orang dan membiarkan putrinya terus-menerus tinggal di rumah.”
Kakaknya menimpali, “Sungguh aku tidak mengetahui sedikitpun tentang kisahnya, dan kisah dia bersama putrinya….”
Maka, salah seorang anggota majlis dari penduduk Madinah menoleh kepada keduanya seraya berkata, “Apabila Amir mengizinkan, (maka) aku akan ceritakan kepadanya seluruh kisahnya. Ia (gadis tersebut) telah menikah dengan seorang pemuda dari kampung kami yang biasa dipanggil “Abu Wada’ah”, ia adalah tetangga samping rumah kami. Ada cerita menarik tentang pernikahannya dengan gadis tersebut yang ia ceritakan sendiri kepadaku.”
“Ceritakanlah” kata kedua bersaudara tersebut kepadanya.
Orang tadi berkata, “Abu Wada’ah bercerita kepadaku, ia menuturkan, “Aku –sebagaimana yang kamu tahu- selalu berada di masjid Rasulullah SAW untuk menuntut ilmu. Aku senantiasa berada di halaqoh Said ibn al-Musayyib, dan aku ikut berdesak-desakan bersama manusia…(Kemudian) dalam beberapa hari aku menghilang dari halaqoh syaikh sehingga ia mencari-cariku dan menyangka aku sakit atau ada sesuatu yang menimpaku…Ia bertanya tentang aku kepada orang-orang di sekelilingnya, namun tidak ada berita yang ia dapatkan dari mereka. Tatkala aku kembali kepadanya setelah beberapa hari, ia menyalamiku dan mengucapkan selamat datang. Ia bertanya, “Dimanakah kamu wahai Abu Wada’ah?”
“Istriku meninggal, sehingga aku sibuk dengan urusannya” jawabku.
“Mengapa kamu tidak memberitakannya kepada kami wahai Abu Wada’ah, sehingga kami bisa menolongmu dan menghadiri jenazahnya bersamamu serta membantumu atas apa yang telah menimpamu” kata syaikh.
“Jazakallahu khairan” jawabku…Aku berkehendak untuk bangkit, namun ia menahanku untuk tetap tinggal sehingga seluruh orang yang ada di majlis pergi. Kemudian ia berkata kepadaku, “Tidakkah kamu berpikir untuk mencari istri baru wahai Abu Wada’ah?”
“Yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu), siapakah yang akan (mau) menikahkan anak gadisnya denganku, sedangkan aku adalah pemuda yang tumbuh yatim dan hidup fakir, dan aku tidak memiliki kecuali hanya dua atau tiga dirham saja,” jawabku
“Aku, aku akan menikahkan kamu dengan putriku,” kata syaikh
Lidahku menjadi kelu, dan aku berkata, “Anda?!…Apakah anda akan menikahkan aku dengan putri anda setelah mengetahui perkaraku?!”
“Ya…dan kami apabila ada orang yang datang kepada kami yang kami ridlai agama dan akhlaknya maka kami nikahkan ia, sedangkan kamu di sisi kami adalah orang yang diridlai agama dan akhlaknya,” jawabnya
Ia kemudian menoleh kepada orang yang (duduk) dekat dari kami dan memanggil mereka. Setelah mereka menghampirinya dan berada di sisinya, ia memuji dan menyanjung Allah AWJ dan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Kemudian ia mengakadkan aku dengan putrinya dan menjadikan dua dirham sebagai maharnya…
Aku berdiri, aku tidak tahu apa yang harus aku katakan saking gemetar dan bahagianya.
Kemudian aku menuju rumahku. Ketika itu aku sedang berpuasa sehingga aku lupa akan puasaku. Aku mulai berkata, “Celaka kamu wahai Abu Wada’ah, apakah yang telah kamu perbuat dengan dirimu?!…Dari siapa kamu akan berhutang?!…Dari siapa kamu akan meminta harta?!…”
Aku terus menerus dalam keadaan seperti itu hingga adzan Maghrib berkumandang.
Aku lalu melaksanakan shalat fardlu, dan duduk untuk menyantap makanan berbuka yang ketika itu adalah roti dan minyak (zaet). Belum selesai aku menyantap satu atau dua suap tiba-tiba aku mendengar pintu diketuk. Aku bertanya, “Siapa yang datang?”
“Said,” jawabnya
Demi Allah seluruh orang yang bernama Said yang aku kenal telah terlintas dalam benakku kecuali Said ibn al-Musayyib (yang tidak terlintas dalam benakku). Hal ini, karena semenjak empat puluh tahun lamanya ia tidak terlihat kecuali hanya antara rumahnya dan masjid.
Aku membuka pintu, dan ternyata Said ibn al-Musayyib telah berdiri di hadapanku. Aku mengira ia telah merubah keputusannya dalam perkara pernikahanku dengan putrinya.
Aku berkata kepadanya, “Wahai Abu Muhammad (Said)?!…Mengapa anda tidak mengutus seseorang kepadaku, sehingga aku mendatangi anda.”
“Bahkan, engkaulah yang lebih berhak untuk aku datangi hari ini,” jawabnya
“Silahkan masuk,” kataku
“Tidak, aku hanyalah datang untuk suatu keperluan,” katanya
Aku bertanya, “Apa itu, semoga Allah merahmati anda?.”
Ia berkata, “Sesungguhnya putriku telah menjadi istrimu dengan syariat Allah sejak siang, dan aku tahu tidak ada seorang pun bersamamu yang menemani kesepianmu. Sehingga aku tidak suka kalau kamu tinggal malam ini di suatu tempat dan istrimu di tempat lain. Maka, aku datang mengantarkannya kepadamu.”
“Celakalah aku, anda datang mengantarkannya kepadaku,” kataku
“Ya…” katanya.
Aku memandangnya, dan ternyata ia (putrinya) telah berdiri tegap.
Ia (Said) menoleh kepadanya seraya berkata, “Masuklah ke rumah suamimu wahai purtiku dengan memohon nama Allah dan berkah-Nya.”
Ketika akan melangkah, ia tersandung pakaiannya karena malu sehingga ia hampir jatuh ke tanah.
Adapun aku, aku berdiri di hadapannya, bingung dan tidak tahu apa yang akan aku katakan. Kemudian aku bersegera menuju tempayan yang terdapat roti dan zaet padanya, aku menyingkirkannya dari cahaya lentera agar ia tidak melihatnya.
Aku lalu naik ke loteng dan memanggil para tetanggaku. Mereka menghampiriku seraya berkata, “Ada apa denganmu?”
“Said ibn al-Musayyib telah menikahkanku dengan putrinya hari ini di masjid. Sekarang ia telah datang mengantarkannya kepadaku tanpa sepengetahuanku. Maka, kemarilah hiburlah dan temanilah kesendiriannya hingga aku memanggil ibuku karena rumahnya jauh,” kataku
Seorang wanita tua di antara mereka berkata, “Celaka kamu, apakah kamu sadar atas apa yang kamu katakan?! Apakah Said ibn al-Musayyib (benar-benar) telah menikahkan kamu dengan putrinya, dan mengantarkannya sendiri untukmu ke rumah?! Padahal dialah yang enggan menikahkannya dengan al-Walid ibn Abdul Malik!!”
“Ya…sekarang dia ada di sisiku, di rumahku. Segeralah temui dia dan lihatlah,” kataku
Para tetangga bersegara menuju ke rumah dan mereka hampir-hampir tidak mempercayaiku. Mereka mengucapkan selamat datang kepadanya dan menemani kesepiannya.
Tidak begitu lama sehingga datanglah ibuku. Tatkala ia melihat istriku, ia menoleh kepadaku dan berkata, “Haram bagiku melihat wajahmu apabila kamu tidak meninggalkannya bersamaku sehingga aku meriasnya, lalu aku menyandingkannya kepadamu sebagaimana disandingkannya wanita-wanita mulia.”
“Terserah ibulah.” kataku.
Ia (ibuku) menemaninya selama tiga hari, kemudian menyandingkannya kepadaku. Dan ternyata ia adalah wanita Madinah tercantik, manusia yang paling hafal terhadap kitab Allah AWJ, paling banyak meriwayatkan hadits Rasul SAW, dan wanita yang paling paham terhadap hak-hak suami.
Aku tinggal bersamanya beberapa hari. Ayahnya atau salah seorang dari keluarganya tidak mengunjungiku. Kemudian aku mendatangi halaqoh syaikh di masjid. Aku mengucapkan salam kepadanya. Ia menjawab salamku namun tidak mengajakku bicara. Ketika orang-orang yang hadir di majlis telah pergi, dan tinggal aku, ia berkata, “Bagaimana keadaan istrimu wahai Abu Wada’ah?.”
“Ia dalam keadaan yang dicintai oleh teman dan dibenci oleh musuh” jawabku.
“Alhamdulillah,” katanya
Ketika aku pulang ke rumah, aku mendapatkan syaikh telah mengirim kepada kami harta yang cukup untuk kami jadikan penopang kehidupan kami.
Setelah selesai berkisah, putra Abdul Malik berkata, “Sungguh aneh perkara orang ini (yaitu Said)…”
Seorang penduduk Madinah yang menceritakan kisah tersebut berkata kepadanya “Apa yang aneh darinya wahai Amir? Sesungguhnya ia adalah orang yang telah menjadikan dunianya sebagai bahtera untuk menuju akhirat dan membeli akhirat yang kekal untuk dirinya dan keluarganya dengan dunia yang fana. Demi Allah, ia bukanlah orang yang enggan untuk menikahkan putrinya dengan putra Abdul Malik. Aku tidak melihatnya tidak setara dengan putrinya, hanya saja ia takut fitnah dunia atas diri putrinya. Sungguh beberapa sahabatnya telah bertanya kepadanya, “Apakah kamu menolak pinangan Amirul Mukminin dan menikahkan putrimu dengan orang biasa dari kaum muslimin?!”
Ia manjawab, “Sesungguhnya putriku ini adalah amanah di pundakku dan aku berusaha mencari untuk kebaikan urusannya pada apa yang telah aku perbuat.”
“Bagaimanakah itu?!” Tanya seseorang kepadanya.
Ia menjawab, “Apa anggapan kalian terhadapnya bila ia pindah ke istana Bani Umayyah dan bergelimang di antara baju-baju mewah dan perabotan megah. Pembantu, pengawal serta para budak berdiri di depannya, sebelah kanan dan kirinya…kemudian ia mendapatkan dirinya setelah itu telah menjadi istri khalifah? Bagaimana jadinya agamanya ketika itu?.”
Maka seseorang dari penduduk Syam berkata, “Nampaknya sahabat kalian ini (Said) adalah model manusia langka.”
Dan seorang penduduk kota yang lain berkata, “Demi Allah, engkau tidak salah …”
Ia adalah orang yang selalu berpuasa di siang hari…
Bangun di malam hari…
Menunaikan haji sekitar empat puluh kali…
Dan sejak empat puluh tahun ia tidak pernah terlambat dari takbir pertama di masjid Rasul SAW…
Dan tidak pernah diketahui darinya bahwa ia melihat kepada tengkuk seseorang di dalam shalat sejak itu selamanya, karena ia selalu menjaga untuk berada di shaf pertama. Adalah ia dalam kelapangan rizkinya bisa menikah dengan siapa saja yang ia kehendaki dari wanita Quraisy, namun ia lebih memilih putri Abu Hurairah RA dari seluruh para wanita. Yang demikian itu karena kedudukannya dari Rasulullah SAW dan keluasan riwayatnya terhadap hadits serta raghbah-nya (keinginannya) yang begitu besar dalam mengambil hadits darinya. Ia telah mempersembahkan dirinya untuk ilmu semenjak kecil.
Ia masuk (belajar) kepada istri-istri Nabi SAW dan mengambil manfaat dari mereka…
Ia berguru kepada Zaid ibn Tsabit, Abdullah ibn Abbas dan Abdullah ibn Umar.
Ia juga mendengar dari Utsman, Ali dan Shuhaib serta sahabat Nabi mulia SAW yang lainnya.
Akhlak dan kepribadiannya meniru mereka. Ia memiliki kalimat yang selalu ia ulang-ulang hingga tersebar, seakan-akan itu adalah syi’arnya, yaitu perkataanya,
“Tidak ada yang seperti perbuatan ta’at kepada Allah di dalam dapat memuliakan jiwa hamba dan tidak ada yang seperti perbuatan maksiat kepada-Nya di dalam menghinakan jiwanya.”
SAID IBN AL-MUSAYYIB (Sosok Ulama Langka; Takut Fitnah, Lamaran Khalifah Ditolaknya)
Batu Mustika Pelet Plereng Trenggono Batu Mustika Pelet Plereng Trenggono mampu menjadi sarana untuk membantu pemiliknya mewujudkan keinginanya. Mustika kami yang sudah masuk kedalam website resmi pusaka dunia terjamin keaslianya dan khasiatnya karena sudah melalui uji tes khasiat terlebih dahulu sebelum terpampang di website pusaka dunia. Mustika kami memiliki energi yang alami karena menjadi pantangan… selengkapnya
Rp 300.000Kalung Mustika Jimat Keselamatan Kalung Mustika Jimat Keselamatan kalung mustika bertuah yang memiliki bentuk yang masih alami dan dengan pamor alami yang indah sekali. Kalung mustika ini sangat jarang sekali untuk didapatkan, maka dari itu mustika tersebut sangat cocok untuk dijadikan koleksi. Khasiat Manfaat Bertuah Kalung Mustika Jimat Keselamatan Insya Allah untuk tolak sihir, keselamatan,… selengkapnya
Rp 450.000Mustika Asih Geni Tarik Sukma Mustika Asih Geni Tarik Sukma merupakan mustika bertuah yang sangat indah. Batu mustika ini memiliki corak seperti sesuatu yang tertarik paksa sehingga mustika ini menjadi sangat eksotik dan menawan. Mustika ini sangat cocok dijadikan cincin maupun ageman seperti jimat dan pusaka. Mustika ini murni dari penarikan alam sehingga energinya masih… selengkapnya
Rp 385.000Mustika Khodam Rajawali Sakti Mustika Khodam Rajawali Sakti merupakan mustika bertuah yang memiliki bentuk pamor sosok rajawali yang unik dan terkesan elegan sekali. Pamor pada mustika tersebut berada didalam mustika dan itu juga bukan isian maupun gambaran manusia. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Tersebut Insya Allah berisi energi bertuah tingkat tinggi sebagai sarana menuntaskan masalah cinta,… selengkapnya
Rp 275.000Batu Mustika Mani Jin Kuat Sex PUSAKADUNIA.COM – Kami menjamin ini batu mustika asli tarikan alam, kami tahu ini mungkin terdengar gila tetapi batu ini telah digunakan selama berabad-abad untuk tujuan penyembuhan masalah seksual, spiritual, dan ritual. Batu mustika merupakan tanda ajaib yang dipercaya memiliki khasiat untuk menarik lawan jenis, merangsang lawan jenis, membuat lawan… selengkapnya
Rp 555.000Kegunaan Pusaka Kujang Kegunaan Pusaka Kujang adalah jaman dahulu salah satu senjata andalan yang digunakan pada jaman kerajaan sebagai pusaka yang sangat ampuh dan hanya orang-orang kerajaanlah yang memilikinya. Pusaka kujang ini terbuat dari besi kursani yang sangat indah dan menarik sekali untuk dijadikan koleksi. Pusaka Kujang ini mempunyai Khasiat Insya Allah untuk membuat mata… selengkapnya
Rp 225.000Mustika Jarum Angka 8 Pedot Asmoro Mustika Jarum Angka 8 Pedot Asmoro merupakan mustika bertuah yang sangat indah. Batu mustika ini memiliki warna yang sangat eksotik dan menawan, sehingga batu ini sangat cocok untuk dijadikan cincin atau liontin. Batu mustika ini memiliki tuah khasiat yang sangat ampuh, tidak heran jika pecinta pusaka bertuah banyak memburunya…. selengkapnya
Rp 613.000Buku Surat Yaasiin dan Tahlil Huruf Arab Latin Buku Surat Yaasiin dan Tahlil Huruf Arab Latin merupakan merupakan buku Yaasiin yang sangat praktis untuk dibawa kemanapun karena buku ini merupakan buku saku. kami juga melayani pemesanan dengan jumlah yang banyak atau partai besar untuk digunakan sebagai souvenir acara pernikahan, 40 harian, 100 harian maupun 1000… selengkapnya
Rp 5.700Mustika Perangsang Vagina Mustika Perangsang Vagina cocok digunakan untuk pria. Mustika ini secara alami memiliki energi yang sangat kuat untuk masalah pelet dan seksualitas. Energi mustika membuat anda mampu dengan mudah merangsang vagina / wanita. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Perangsang Vagina Insya Allah untuk sarana untuk meningkatkan daya tarik seksual, sarana gaib untuk merangsang pasangan,… selengkapnya
Rp 300.000Batu Mustika Kilang Air Masih Asli Sejak Penarikan. Khasiat, Tuah, Manfaat Insya Allah untuk Batu Mustika Kilang Air sudah banyak pengusaha dan pedagang sukses yang mencarinya mengingat terutama masyarakat asia percaya bahwa mempunyai Batu Mustika Kilang Air akan dipermudah urusan keuangan, lancar dalam meraih rejeki dan diberi kemudahan dalam merintis usaha kecil hingga perusahaan besar,… selengkapnya
Rp 850.000Berita Artikel Gairah Seks Wanita Menurut Primbon Jawa Keindahan wanita dibahas dalam banyak buku atau kitab kuno, baik di China, India, Amerika Latin, Arab maupun nusantara. Seperti primbon Jawa yang telah ditulis pujangga sejak ribuan tahun silam, hingga kini masih bisa dijadikan referensi. Primbon Jawa sebagai produk kuno masih memiliki penggemar bahkan masih dipakai untuk… selengkapnya
Info Pengasihan Raja Sulaiman. Pengasihan Raja Sulaiman ini mengambil karomah muzijatnya Nabi Sulaiman as, yang dalam sejarah Islam beliau dikenal memiliki mujizat bisa menaklukkan seluruh mahluk yang bernyawa tidak terkecuali bangsa jin dan setan. Pengasihan ini pun menjadikan pemiliknya disegani dan dihormati oleh semua orang dan juga bangsa jin dan setan. Manteranya : Bismillaahirrohmaanirrohiim Jebeleg… selengkapnya
Kerajaan Galuh. Sejarah Kerajaan Galuh (Ciamis) Oleh A. Sobana Hardjasaputra (Putera Galuh, sejarawan dan pustakawan pada Fakultas Sastra Unpad) Pengantar Daerah Galuh yang sekarang bernama Ciamis memiliki perjalanan sejarah sangat panjang. Hal itu terbukti dari periodisasi yang dilewatinya, yaitu masa pra-sejarah, masa kerajaan (abad ke-8 – abad ke-16), masa kekuasaan Mataram, kekuasaan Kompeni, dan Belanda/Hindia… selengkapnya
Kesaktian Batu Mustika Amangkurat 1. Melindungi dari energi negatif: Batu mustika Amangkurat memiliki energi yang kuat dan dapat melindungi pemiliknya dari energi negatif, seperti ilmu hitam atau sihir. 2. Menemukan keberuntungan: Mustika Amangkurat diyakini dapat membantu membuka pintu keberuntungan bagi pemiliknya dalam berbagai aspek kehidupan, seperti rejeki, karir, dan hubungan. 3. Memperkuat keberanian dan percaya… selengkapnya
Tentang Kisah pendeta senior di Afrika Selatan Yang Masuk Islam : bermimpi bertemu Rasul. “Ya Tuhanku… Wahai Dzat yang telah men-ciptakanku… sungguh telah tertutup semua pintu di hadapanku kecuali pintuMu… Janganlah Engkau halangi aku mengetahui kebenaran… manakah yang hak dan di manakah kebenaran? Ya Tuhanku… jangan Engkau biarkan aku dalam kebimbangan… tunjukkan kepadaku jalan yang… selengkapnya
Tentang Kayu Minging. Sejak jaman dulu pohon ini diyakini membuat ular mabuk, disebut juga pohon ular. Sering disimpan sebagai penghalau ular atau dibuat tongkat kalau masuk hutan, warnanya coklat kehitaman dan agak berat. Demikian Artikel Tentang Kayu Minging
Keringanan Untuk Pergi Menuntut Ilmu Yang Diharuskan Syari’at Amr bin Abdul Mun’im Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya telah memerintahkan kita untuk menuntut ilmu yang telah ditetapkan syari’at yang kita butuhkan supaya kita dapat beribadah kepada-Nya dengan benar sehingga benar-benar diridhai-Nya. Dimana Dia berfirman. “Artinya : Katakanlah, Adakah kesamaan antara orang-orang yang berilmu dengan orang-orang… selengkapnya
Cara Ritual Ampung Langgeng Jabatan Tanpa Puasa Cara Ritual Ampung Langgeng Jabatan Tanpa Puasa – Setiap orang yang memiliki karir dengan posisi jabatan yang sangat penting pastilah dirinya tidak akan rela jika jabatan tersebut digantikan oleh orang lain, Karena sekarang ini banyak orang melakukan ritual dengan tujuan untuk melengserkan orang yang memiliki jabatan dalam lingkungan… selengkapnya
Beberapa Jimat Untuk Kekebalan Yang Bisa Anda Dapatkan Dengan Mudah Jimat untuk kekebalan, bagi banyak orang, ilmu kebal merupakan salah satu ilmu yang harus dimiliki, terutama bagi Anda yang biasanya memang berkerja untuk melindungi sesuatu atau seseorang. Di Indonesia, atau bahkan di dunia, ada banyak sekali orang yang memerlukan ilmu kebal ini, mulai dari tentara… selengkapnya
Kerajaan Tuban. Sejarah Kabupaten Tuban pada jaman dulu lebih dikenal dengan nama Kambang Putih adalah salah satu daerah yang menorehkan catatan penting dalam sejarah nasional Indonesia, bahkan dunia. Letak geografis Kambang Putih di jalur pantai utara Jawa menjadikan wilayah ini menjadi jalur lalulintas perdagangan tempo dulu. Oleh karena itu, Kambang Putih merupakan bekas bandar tua… selengkapnya