Legenda Gunung Pinang
Legenda Gunung Pinang
SEMILIR angin senja pantai teluk Banten mempermainkan rambut Dampu Awang yang tengah bersender di bawah pohon nyiur. Pandangannya menembus batas kaki langit teluk Banten. Pikirannya terbang jauh. Jauh sekali. Meninggalkan segala kepenatan hidup dan mengenyahkan kekecewaan atas ibunya. Menuju suatu dunia pribadi dimana hanya ada dirinya sendiri. Ya, hanya dirinya.
“Ibu tidak akan izinkan kamu pergi, Dampu.” Dia teringat kata-kata Ibunya tadi pagi.
“Tapi, Bu…” sergah Dampu Awang.
“Tidak! Sekali tidak, tetap tidak!” Wajah ibunya mulai memerah. “Ibu tahu, nong. Kamu pergi supaya kita tidak sengsara terus. Tapi ibu sudah cukup dengan keadaan kita seperti ini,” lanjut ibunya sambil terus menginang.
“Ibu, Dampu janji. Kalau Dampu pulang nanti, Dampu akan membahagiakan ibu. Dampu akan menuruti segala perintah ibu. Coba ibu bayangkan, nanti kita akan kaya, Bu. Kita akan bangun rumah yang besar seperti rumah para bangsawan.” Dampu Awang merayu ibunya.
“Dampu … Ibu lelah,” ujar ibunya. “Ibu sudah bosan mendengar ocehanmu tentang harta kekayaan. Setiap hari kamu selalu saja melamun ingin cepat kaya”
Perkataan itu betul-betul menohok tepat di ulu hati Dampu.
“Kamu tahu nong,” Ibu melanjutkan ceramahnya. “Ibu masih kuat sampai sekarang, itu karena kamu. Karena masih ada kamu, Dampu. Nanti kalau kamu pergi, siapa yang menemani ibu? Sudahlah, Dampu… Ibu sudah lelah”
Selepas shalat maghrib Dampu Awang kembali menemani laut dari beranda rumah. Wajahnya masih menyisakan harapan sekaligus kekecewaan yang teramat sangat mendalam. Batinnya terus menerus bergejolak. la masih kesal dengan ucapan ibunya.
Apakah ibu tidak tahu di Malaka sana banyak sekali pekerjaan yang akan membuat aku kaya? ujar Dampu dalam hati. Dan kalau aku kaya, tentu ibu akan turut kaya raya. Seharusnya ibu melihat jauh ke masa depan, kita tidak akan kaya kalau kita selamanya hidup di kampung nelayan miskin ini terus.
Kesempatan ini telah lama aku nantikan. Seorang saudagar asal Samudera Pasai datang berdagang ke Banten. Setelah satu bulan lamanya menetap di Banten, kini saatnya saudagar itu angkat sauh dan kembali berlayar ke negeri asal. Tinggal satu minggu lagi, kapal itu akan berlabuh. Namun, ibu belum juga memberikan izin.
“Dampu…” ucap ibunya lembut, khawatir mengagetkan anaknya.
Dampu melihat ibunya tersenyum. Di matanya ada kehangatan cinta yang mendalam. Batin Dampu kembali terguncang. Hatinya terus bertanya-tanya.
“Ada apa, Ibu?” tanya Dampu.
Ibu hanya tersenyum. Matanya meneravvang mencari bintang di langit cerah kemudian memandang’ deburan ombak di lautan yang bersinar karena ditimpa sinar gemerlap rembulan.
Betapa bahagia hati Dampu Awang mendengar ibunva memberi izin. la merasakan dadanya menghangat. seolah diselimuti pusaran energi yang dahsyat. Matanya mulai berembun. Dampu Awang pun membentuk sebuah lengkungan manis di bibirnya.
“Terima kasih, Ibu…”
Deburan ombak, semilir angin laut, bau asin pantai, kepak sayap burung-burung camar, lambaian orang-orang kampung, mengiringi kepergian rombongan saudagar dari pelabuhan. Dampu Awang melihat ibunya meratapi kepergiannya. Sebening embun menggenang di pelupuk mata. Masih terngiang di telinganya petuah-petuah yang diberikan ibunya sesaat sebelum ia pergi.
“Dampu…” ujar ibunya, “Ibu titip si Ketut. Kamu harus merawat si Ketut baik-baik, ya nong. Si Ketut ini dulunya peliharaan bapakmu. Bapakmu dulu sangat menyayangi si Ketut. la sangat mahir sebagai burung pengirim pesan. Kamu harus rutin mengirimi ibu kabar. Jaga baik-baik si Ketut seperti kamu menjaga ibu, ya nong,” Ibu melanjutkan petuah-petuahnya. Air matanya sudah tidak mampu dibendung lagi.
“Enggih, Bu.” Hanya itu yang mampu Dampu ucapkan saat ibunya memberikan puluhan petuah sebelum Dampu berlayar. Tapi ia berjanji akan mengirimi Surat untuk Ibunya tercinta setiap awal purnama.
Setiap hari, saat bola api langit masih malu-malu menyembulkan jidatnya di permukaan bumi, Dampu Awang bekerja membersilikan seluruh galangan kapal dan merapihkan barang-barang di kapal saudagar Teuku Abu Matsyah.
Hari berganti, bulan bergulir, tahun bertambah. Dampu Awang kini terkenal sebagai pekerja yang rajin. Tak aneh, jika Teuku Abu Matsyah begitu perhatian padanya. Bahkan Siti Nurhasanah, putri Teuku Abu Matsyah, diam-diam menaruh hati padanya. Hingga suatu hari Teuku Abu Matsyah memanggil Dampu Awang untuk berbicara empat mata.
“Dampu…” Ujar Abu Matsyah mengawali pembicaraan.
“Saya, Juragan”
“Kita Sudah saling kenal lebih dari lima tahun. Itu bukanlah waktu yang sebentar untuk saling mengenal,” suara Abu Matsyah terdengar berat. -Saya kagum dengan kerajinanmu, Dampu.”
“Terima kasih, Juragan”
“Karena itu, saya berniat untuk menjodohkan kamu dengan putriku. Siti Nurhasanah,” kata Abu Matsyah seraya menyisir-nyisir janggut putihnya.
Dampu Awang terkejut bukan main. la tak menyangka Teuku Abu Matsyah berbuat sejauh ini. Diam-diam ia memang mencintai Siti Nurhasanah, tapi apa pastas? Lantas bagaimana dengan restu ibunya di Banten’? Apakah ia marnpu membahagiakan Siti? Berpuluh-puluh pertanyaan bersarang di kepala Dampu Awang.
“Bagaimana, Dampu?” Pertanyaan Abu Matsyah membawa Dampu Awang kembali ke alam nyata.
“Maaf, Juragan. Saya bukan rnenolak niat baik juragan.” Dampu menanti saat yang tepat. “Tetapi apakah saya pastas?”
“Jadi kamu menolak niat baik saya, Dampu?”
“Maaf. Juragan. saya tidak berani menolak niat baik juragan. Tapi …”
Sudah satu dasawarsa Dampu Awang meninggalkan tanah kelahirannya. la hanya mengirimkan empat kali surat kepada ibunva di Banten. Hingga suatu hari, tersiarlah kabar akan ada saudagar besar dari Malaka. Kabar itu merembet dengan cepat seperti kecepatan awan yang ditiup angin. Setiap orang ramai membicarakan kekayaan saudagar itu.
“Jangan-jangan Dampu Awang pulang,” ujar ibunya sumringah. “Dampu Awang, putraku, akhirnya pulang.” Ujar ibunya lagi. Dari suaranya tercermin jelas keharuan dan kegembiraan yang tiada terkira. Yang tidak akan mampu terangkum dalam rangkaian kata atau terlalu besar untuk disimpan di dalam gubuk reotnya.
“Alhamdulillah, hatur nuhun Gusti Allah. Alhamdulillah… Alhamdulillah… Alhamdulillah,” berkali-kali wanita itu berucap syukur.
“Woi! Kapalnya sudah datang!” seseorang berseru dari arah pantai
“Hei lihat! Kapalnya besar sekali!” sahut orang yang lain.
Kapalnya luar biasa besar dan megah. Sampai-sampai membentuk bayangan di pantai. Kayunya dari bahan kayu pilihan. Layarnya luas terbentang. Para awak kapal yang gagah tengah sibuk menurunkan barang bawaan.
Penduduk Banten semakin lama semakin banyak yang merubungi pantai. Mereka penasaran siapa yang datang berkunjung. Ibu Dampu Awang adalah salah satu diantara lautan manusia yang semakin membludak saja itu. Tampang Ibu Dampu Awang lusuh bukan main, bahkan pakaiannya lebih kumal dibanding bendera kapal megah itu.
Sementara itu, di dalam kapal Dampu Awang gelisah. la sekarang sudah menjadi pewaris kekayaan tunggal dari Teuku Abu Matsyah. Sejak Dampu menikah dengan Siti Nurhasanah, mertuanya itu mempercayakan seluruh harta kekayaannya kepada Dampu. Selang beberapa lama Teuku Abu Matsyah meninggal dunia. Dan kini, namanya sudah tersohor menjadi pedagang yang kaya raya dari Malaka.
Sengaja ia singgah di kampung halamannya, ingin melihat apakah ibunya masih hidup. Hanya untuk sekadar melihat saja. Ratusan pasang tatap mata mengiringi seorang lelaki tampan nan gagah yang keluar dari ruangan kapal. Bajunya terbuat dari kain emas dan pecinya sangat indah sekali. Di pinggangnya terselip golok sakti yang menjadi idaman setiap pendekar. Di pundaknya bertengger seekor burung perkutut yang terlihat sangat sehat.
Di samping lelaki itu terdapat seorang perempuan cantik yang digapitnya mesra. Dia pasti istrinya. Wajahnya putih bersih dan bercahaya. Sedangkan rambutnya hitam legam seperti langit malam. Suatu kombinasi yang sempurna. Cantik sekali!
“Dampuuuuuu! Dampu Awaaaaaang! Ini Ibu. Di sini. Sebelah sini!” teriak Ibu Dampu Awang sambil melambai-lambaikan tangan. Mendadak wanita tua itu kembali mendapatkan tenaganya kembali. Gairah yang ia rasakan seperti dulu sebelum Dampu Awang, putranya, pergi.
“Dampu Awaaaaaang!” teriak sang ibu sekali lagi.
Semua perhatian terpusat pada Ibu Dampu Awang yang dari tadi berteriak-teriak. Semua heran, apa betul wanita tua dekil ini adalah ibu dari saudagar yang kaya raya itu.
“Kang Mas, apa betul dia ibumu?” tanya istri Dampu Awang. “Mengapa Kang Mas tidak pernah cerita, kalau orang tua Kang Mas masih hidup’?”
“Tidak! Wanita tua itu bukan ibuku!” tampik Dampu Awang dengan cepat. “Dia hanya seorang wanita gila yang sedang meracau!”
Dari atas kapal Dampu Awang menatap kerumunan penduduk yang wajahnya tampak kebingungan.
“Wahai penduduk Banten!” seru Dampu Awang. “Tidak usah bingung. Dia bukan ibuku. Kedua orang tuaku sudah mati. Mereka adalah manusia terhormat yang kaya raya. Bukan seperti wanita tua itu yang berpakaian compang camping dan miskin sengsara!”
Perkataan Dampu Awang tadi bagai petir di siang bolong. Seperti ada godam besar yang menghujam berkali-kali ke sanubari Ibu Dampu Awang. Perasaannya lebih sakit dibanding saat kematian suaminya atau saat melepas putranya berlayar.
“Hei, wanita tua gila!” Dampu Awang menunjuk ibunya. “Aku tidak pernah mempunyai ibu sepertimu. Demi Allah, ibuku adalah seorang yang kaya raya, bukan seorang wanita miskin yang hina sepertimu!”
Luka yang ditorehkan oleh ucapan Dampu Awang itu semakin membesar. Menganga di dalam hati sang ibu. Sang ibu tertunduk lesu. la bersimpuh di atas kedua lutut keriputnya.
“Nakhoda, cepat kita pergi dari sini. Batalkan janji bertemu dengan Sultan. Kita akan lanjutkan perjalanan!” Dampu Awang memerintah. la harus lekas pergi sebelum orang-orang tahu kalau wanita tua yang dekil itu adalah ibu kandungnya. Mau ditaruh di mana mukaku, ujarnya dalam hati.
Sang ibu tertunduk lesu. Air matanya semakin tidak terbendung. Harapan, kebahagian, kegembiraan, suka cita, yang telah dihimpunnya selama puluhan tahun, kini seolah semuanya telah menguap tanpa bekas. Penantiannya selama puluhan tahun harus berakhir dalam kesakithatian yang semakin mendalam.
“Duhai, Gusti. Hampura dosa,” Ibu Dampu awang berdoa. “Kalau memang benar dia bukan anakku, biarkan ia pergi. Tapi kalau dia adalah putraku, hukumlah ia karena telah menyakiti perasaan ibunya sendiri.” Ibu Dampu Awang khusyuk berdoa. Khidmat.
Tiba-tiba langit gelap. Awan-awan hitam datang tanpa diundang. Berkumpul menjadi satu kesatuan. Hitam dan besar. Hingga sinar matahari pun tidak mampu lagi terlihat. Siang hari yang cerah mendadak seperti malam yang gelap gulita. Petir. Kilat. Guntur. Saling sambar menyambar. Hujan deras.
“Ada badai. Cepat berlindung!” teriak seorang warga.
Langit muntah. Langit muntah. Muntah besar. la menumpahkan segala yang dikandungnya. Dunia serasa kiamat. Dampu Awang beserta kapalnya terombang-ambing di lautan. Dipermainkan oleh alam. Allah telah menjawab rintihan seorang hamba yang didzalimi. Para awak kapal ketakutan, mereka ramai-ramai menerjunkan diri ke laut. Petir menyambar galangan kapal dan layar. Tiang-tiang kapal tumbang.
Tiba-tiba keajaiban terjadi. Si Ketut bisa bicara. “Akuilah….Akuilah… Akuilah ibumu, Dampu Awang.”
“Tidak! Dia bukan ibuku! Dia bukan ibuku. Ibuku telah mati!” sergah Dampu Awang.
“Akuilah….Akuilah… Akuilah ibumu, Dampu Awang” si Ketut mengulangi ucapannya.
“Ya Allah, berilah pelajaran yang setimpal sebagaimana yang ia lakukan padaku,” Ibu Dampu Awang kembali berdoa.
Angin puyuh besar pun datang. Meliuk-liuk ganas di atas laut. Menyedot dan terus berputar. Kapal Dampu Awang ikut tersedot. Kapal Dampu Awang terbang masuk ke dalam pusaran angin puyuh. Berputar-putar. Terus berputar dalam pusaran angin puyuh.
“lbuuuuuu, tolong aku! Ini anakmu Dampu Awang!” Dampu Awang berteriak ketakutan.
Sang Ibu tetap tidak bergeming.
Kapal yang berisi segala macam harta kekayaan itu dipermainkan oleh angin. Berputar-putar. Dan akhirnya terlempar jauh ke selatan. Jatuh terbalik.
Menurut penuturan masyarakat, kapal Dampu Awang yang karam berubah menjadi Gunung Pinang. Gunung itu terletak tepat di samping jalur lalu lintas Serang – Cilegon, kecamatan Kramat Watu, kabupaten Serang, propinsi Banten. Hingga kini, setiap orang dengan mudah dapat menyaksikan simbol kedurhakaan anak pada ibunya itu.
Legenda Gunung Pinang
Batu Mustika Tapak Jalak Koleksi Sesepuh Batu Mustika Tapak Jalak Koleksi Sesepuh adalah mustika hasil penarikan alam ghaib yang dilakukan langsung oleh tim sesepuh pusaka dunia. Mustika ini memiliki corak garis yang bertabrakan dan menyilang. Mustika ini sangat cocok jika dijadikan pusaka andalan karena tuahnya sangat alami dan kuat. Dengan Memiliki Batu Mustika Tapak Jalak… selengkapnya
Rp 900.000Buku Aneka Resep Masakan Jawa Buku Aneka Resep Masakan Jawa merupakan buku yang memuat berbagai resep masakan jawa. Masakan Jawa adalah masakan khas yang berasal dari pulau Jawa, kecuali Jawa Barat yang mempunyai kekhasan khusus sebagai Masakan Sunda. Di dalam masakan jawa tempe menjadi masakan internasional dan menjadi satu satunya masakan Indonesia yang tidak terpengaruh… selengkapnya
Rp 12.500Mustika Prana Kembang Desa Mustika Prana Kembang Desa merupakan salah satu batu mustika yang sangat banyak diburu dan disukai para pecinta batu mustika bertuah. Mustika ini juga termasuk mustika bertuah yang ampuh dan sudah sangat terkenal serta mendunia. Mustika tersebut dijamin keasliannya walaupun belum disertifikatkan. Mustika ini sangat cocok untuk dijadikan ageman / pegangan. Khasiat… selengkapnya
Rp 400.000Mustika Angka Delapan Kuning Emas Mustika Angka Delapan Kuning Emas adalah cincin mustika bertuah yang memiliki pamor membentuk angka delapan yang indah, menawan serta elegan sekali. Mustika tersebut perpaduan warna putih dan kuningnya juga sangat serasi serta cocok sekali. Mustika angka delapan ini sudah diikat ring dengan bahan alpaka berkualitas dan bisa diubah ukuran cincin… selengkapnya
Rp 485.000Manfaat dan Khasiat Batu Bulu Macan Asli / Batu Mustika Bulu Macan Asli / Batu Mustika Bulu Macan Hijau. Khasiat, Tuah, Manfaat Insya Allah Multi Fungsi yang diantaranya untuk pemilik akan diberi kesehatan, kesembuhan dari penyakit, terhindar dari datangnya penyakit, keselamatan diberikan keselamatan dari ancaman dan serangan musuh dalam bentuk apapun, membangkitkan kewibawaan macan ditakuti… selengkapnya
Rp 650.000Batu Mustika Pengasihan Putih Batu Mustika Pengasihan Putih merupakan batu mustika yang memiliki energi yang luar biasa dan sudah teruji. Mustika ini sangat stabil energinya tanpa pantangan dan larangan dalam perawatannya, sangat cocok digunakan sebagai azimat untuk mencari pasangan. Khasiat Manfaat Bertuah Batu Mustika Pengasihan Putih Insya Allah untuk Pengasihan Alami, Penakluk Hati, Enteng Jodoh,… selengkapnya
Rp 300.000Batu Mustika Kanjeng Semar Batu Mustika Kanjeng Semar merupakan batu mustika bertuah yang memiliki energi spiritual alami dan bukan isian manusia. Mustika bertuah seperti ini merupakan salah satu mustika bertuah yang jarang didapatkan. Pamor dan perpaduan warna mustika tersebut juga terbentuk secara alami. Batu mustika bertuah ini salah satu mustika yang paling di buru oleh… selengkapnya
Rp 400.000Nama Pusaka : Keris Jalak Nyucup Madu Dapur / Bentuk : Jalak Nyucup Madu Pamor / Lambang / Filosofi : Winengku Kulit Semongko Tangguh / Era Pembuatan / Estimasi : Kerajaan Mataram Tahun Pembuatan : Abad Ke 14-16 Model Bilah Pusaka : Lurus Panjang Bilah Keris : 37 CM Panjang Seluruh Keris : 44,5 CM… selengkapnya
*Harga Hubungi CSMustika Sayat Gunung Pelebur Santet Mustika Sayat Gunung Pelebur Santet merupakan mustika bertuah yang sangat indah. Batu mustika ini memiliki warna yang sangat eksotik dan menawan, sehingga batu ini sangat cocok untuk dijadikan cincin atau liontin. Batu mustika ini memiliki tuah khasiat yang sangat ampuh, tidak heran jika pecinta pusaka bertuah banyak memburunya. Batu Mustika… selengkapnya
Rp 385.000Mustika Raja Maha Sakti adalah nama Produk ini. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Raja Maha Sakti Insya Allah untuk membangkitkan kekuatan kesaktian untuk kesuksesan segala macam bisnis, pelarisan dagang, usaha selalu rame, kawibawaan maha sakti, pagar gaib dan keselamatan, mengundang bala bantuan khodam, puter giling mengembalikan pasangan, membuka mata batin indera keenam, mengusir jin jahat, menguatkan… selengkapnya
Rp 350.000Cara Ampuh Buang Sengkolo Kesialan Cara Ampuh Buang Sengkolo Kesialan – Mungkin banyak orang yang mengalami berbagai macam kesialan atau sengkolo dalam diri sengkolo itu sendiri membuat diri kita menjadi sial terus menerus seperti kecelakaan-kecelakaan,rejeki seret, usaha bangkrut/tidak berkembang dan masih banyak lagi, Sengkolo itu sendiri bisa berasal dari kiriman-kiriman gaib tertentu dari orang lain… selengkapnya
Cara Mendapatkan Getah Katilayu, Cara Mendapatkan Getah Katilayu Cara Mendapatkan Getah Katilayu anda bisa mengunjungi galeri Pusaka Dunia dengan klik ini Katilayu Dijamin Asli
Merah Delima Asli Bertuah Merah Delima Asli Bertuah merupakan sebuah batu mustika alami yang special tak hanya manfaat tapi juga cara untuk mendapatkan batu merah delima asli sangatlah sulit karena membutuhkan proses atau ritual yang cukup lama. Memiliki batu merah delima adalah hal yang sangat luar biasa bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia, karena mustika merah… selengkapnya
Tanda-Tanda Rumah Angker Banyak sekali orang yang tidak bisa membedakan rumah angker di dunia. Pada era yang modern ini masih banyak sekali tempat-tempat angker terutama rumah yang tersebar di dunia. Ada banyak sekali faktor yang membuat rumah-rumah itu menjadi angker, bahkan hantu di dalamnya sering menunjukan eksistensi. Ada penyebab dan tanda-tanda rumah angker. Salah satu… selengkapnya
Cara Pemasangan Pagar Ghoib Dengan Media Batu Tentunya benda yang akan dijadikan sarana sebagai pagar ghoib harus diAsma’ atau diberi doaterlebih dahulu. Caranya sebagai berikut: 1.Sediakan batu biasa dan batu pengasah senjata tajam (wungkal). 2.Kedua batu tersebut lalu dibacakan Surat Al Fiil 40 x dan Surat Alam Nasyrah 40x. 3.Setiap mendapat 10 kali bacaan lalu… selengkapnya
Tentang SHILAH BIN ASY-YAM AL-‘ADAWI (Ahli Ibadah Yang Pemberani, Singa Tunduk Padanya, Mati Syahid Berdua Putranya!). Kisah ini sangat menarik sekali, sekaligus mengharukan. Betapa tidak? Bagaimana terkoleksi pada seorang tokoh dua sifat; seorang yang ahli ibadah tapi juga pemberani di medan perang. Ia menjadi rebutan para komandan pasukan Islam dalam peperangan mereka karena keberanian dan… selengkapnya
Ilmu Trawang Mimpi Ghaib Ilmu Trawang Mimpi Ghaib berguna untuk mengetahui sesuatu yang kita inginkan,dengan media mimpi pada waktu kita tidur. Manteranya : SIRKU TITISNO DZAT KANG KATON MAUJUD OJO NGANTI LUPUT BYAR PADANG KATRAWANG BYAR BYAR BYAR PADANG SOKO KERSANE ALLAH Lakunya : Puasa mutih 3 hari,di mulai pada hari kemis legi Manteranya di… selengkapnya
Jangan Asal Saat Memilih Paranormal Pelet !!! Paranormal pelet adalah hal yang cukup diminati sekarang. Wajar saja, pusaka pelet ini benar-benar berhasil dalam membuat banyak orang mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tapi saking tenarnya, terdapat sebuah hal buruk yang terjadi sekarang. Hal buruk itu adalah bermunculannya paranormal baru yang notabene nya tidak lah begitu berpengalaman…. selengkapnya
Hal Penting Melewati Tempat Angker Hal Penting Melewati Tempat Angker perlu diketahui karena jika lalai bisa sangat membahayakan. Di Indonesia banyak sekali tersebar tempat angker. Melewati tempat angker ada tata cara yang harus diterapkan yaitu klakson atau berdehem sebanyak 3x. Kita dan para jin hidup berdampingan hanya terbatas dimensi saja. Seperti halnya jika melewati tempat orang… selengkapnya
Abdurrahman bin ‘Auf Apa Sebabnya Anda Menangis, Hai Abu Muhammad….? Pada suatu hari, kota Madinah sedang aman dan tenteram,terlihat debu tebal yang mengepul ke udara, datang dari tempatketinggian di pinggir kota; debu itu semakin tinggi bergumpal-gumpai hingga hampir menutup ufuk pandangan mata. Anginyang bertiup menyebabkan gumpalan debu kuning dari butiran-butiran sahara yang lunak, terbawa menghampiri… selengkapnya