Legenda Gunung Pinang
Legenda Gunung Pinang
SEMILIR angin senja pantai teluk Banten mempermainkan rambut Dampu Awang yang tengah bersender di bawah pohon nyiur. Pandangannya menembus batas kaki langit teluk Banten. Pikirannya terbang jauh. Jauh sekali. Meninggalkan segala kepenatan hidup dan mengenyahkan kekecewaan atas ibunya. Menuju suatu dunia pribadi dimana hanya ada dirinya sendiri. Ya, hanya dirinya.
“Ibu tidak akan izinkan kamu pergi, Dampu.” Dia teringat kata-kata Ibunya tadi pagi.
“Tapi, Bu…” sergah Dampu Awang.
“Tidak! Sekali tidak, tetap tidak!” Wajah ibunya mulai memerah. “Ibu tahu, nong. Kamu pergi supaya kita tidak sengsara terus. Tapi ibu sudah cukup dengan keadaan kita seperti ini,” lanjut ibunya sambil terus menginang.
“Ibu, Dampu janji. Kalau Dampu pulang nanti, Dampu akan membahagiakan ibu. Dampu akan menuruti segala perintah ibu. Coba ibu bayangkan, nanti kita akan kaya, Bu. Kita akan bangun rumah yang besar seperti rumah para bangsawan.” Dampu Awang merayu ibunya.
“Dampu … Ibu lelah,” ujar ibunya. “Ibu sudah bosan mendengar ocehanmu tentang harta kekayaan. Setiap hari kamu selalu saja melamun ingin cepat kaya”
Perkataan itu betul-betul menohok tepat di ulu hati Dampu.
“Kamu tahu nong,” Ibu melanjutkan ceramahnya. “Ibu masih kuat sampai sekarang, itu karena kamu. Karena masih ada kamu, Dampu. Nanti kalau kamu pergi, siapa yang menemani ibu? Sudahlah, Dampu… Ibu sudah lelah”
Selepas shalat maghrib Dampu Awang kembali menemani laut dari beranda rumah. Wajahnya masih menyisakan harapan sekaligus kekecewaan yang teramat sangat mendalam. Batinnya terus menerus bergejolak. la masih kesal dengan ucapan ibunya.
Apakah ibu tidak tahu di Malaka sana banyak sekali pekerjaan yang akan membuat aku kaya? ujar Dampu dalam hati. Dan kalau aku kaya, tentu ibu akan turut kaya raya. Seharusnya ibu melihat jauh ke masa depan, kita tidak akan kaya kalau kita selamanya hidup di kampung nelayan miskin ini terus.
Kesempatan ini telah lama aku nantikan. Seorang saudagar asal Samudera Pasai datang berdagang ke Banten. Setelah satu bulan lamanya menetap di Banten, kini saatnya saudagar itu angkat sauh dan kembali berlayar ke negeri asal. Tinggal satu minggu lagi, kapal itu akan berlabuh. Namun, ibu belum juga memberikan izin.
“Dampu…” ucap ibunya lembut, khawatir mengagetkan anaknya.
Dampu melihat ibunya tersenyum. Di matanya ada kehangatan cinta yang mendalam. Batin Dampu kembali terguncang. Hatinya terus bertanya-tanya.
“Ada apa, Ibu?” tanya Dampu.
Ibu hanya tersenyum. Matanya meneravvang mencari bintang di langit cerah kemudian memandang’ deburan ombak di lautan yang bersinar karena ditimpa sinar gemerlap rembulan.
Betapa bahagia hati Dampu Awang mendengar ibunva memberi izin. la merasakan dadanya menghangat. seolah diselimuti pusaran energi yang dahsyat. Matanya mulai berembun. Dampu Awang pun membentuk sebuah lengkungan manis di bibirnya.
“Terima kasih, Ibu…”
Deburan ombak, semilir angin laut, bau asin pantai, kepak sayap burung-burung camar, lambaian orang-orang kampung, mengiringi kepergian rombongan saudagar dari pelabuhan. Dampu Awang melihat ibunya meratapi kepergiannya. Sebening embun menggenang di pelupuk mata. Masih terngiang di telinganya petuah-petuah yang diberikan ibunya sesaat sebelum ia pergi.
“Dampu…” ujar ibunya, “Ibu titip si Ketut. Kamu harus merawat si Ketut baik-baik, ya nong. Si Ketut ini dulunya peliharaan bapakmu. Bapakmu dulu sangat menyayangi si Ketut. la sangat mahir sebagai burung pengirim pesan. Kamu harus rutin mengirimi ibu kabar. Jaga baik-baik si Ketut seperti kamu menjaga ibu, ya nong,” Ibu melanjutkan petuah-petuahnya. Air matanya sudah tidak mampu dibendung lagi.
“Enggih, Bu.” Hanya itu yang mampu Dampu ucapkan saat ibunya memberikan puluhan petuah sebelum Dampu berlayar. Tapi ia berjanji akan mengirimi Surat untuk Ibunya tercinta setiap awal purnama.
Setiap hari, saat bola api langit masih malu-malu menyembulkan jidatnya di permukaan bumi, Dampu Awang bekerja membersilikan seluruh galangan kapal dan merapihkan barang-barang di kapal saudagar Teuku Abu Matsyah.
Hari berganti, bulan bergulir, tahun bertambah. Dampu Awang kini terkenal sebagai pekerja yang rajin. Tak aneh, jika Teuku Abu Matsyah begitu perhatian padanya. Bahkan Siti Nurhasanah, putri Teuku Abu Matsyah, diam-diam menaruh hati padanya. Hingga suatu hari Teuku Abu Matsyah memanggil Dampu Awang untuk berbicara empat mata.
“Dampu…” Ujar Abu Matsyah mengawali pembicaraan.
“Saya, Juragan”
“Kita Sudah saling kenal lebih dari lima tahun. Itu bukanlah waktu yang sebentar untuk saling mengenal,” suara Abu Matsyah terdengar berat. -Saya kagum dengan kerajinanmu, Dampu.”
“Terima kasih, Juragan”
“Karena itu, saya berniat untuk menjodohkan kamu dengan putriku. Siti Nurhasanah,” kata Abu Matsyah seraya menyisir-nyisir janggut putihnya.
Dampu Awang terkejut bukan main. la tak menyangka Teuku Abu Matsyah berbuat sejauh ini. Diam-diam ia memang mencintai Siti Nurhasanah, tapi apa pastas? Lantas bagaimana dengan restu ibunya di Banten’? Apakah ia marnpu membahagiakan Siti? Berpuluh-puluh pertanyaan bersarang di kepala Dampu Awang.
“Bagaimana, Dampu?” Pertanyaan Abu Matsyah membawa Dampu Awang kembali ke alam nyata.
“Maaf, Juragan. Saya bukan rnenolak niat baik juragan.” Dampu menanti saat yang tepat. “Tetapi apakah saya pastas?”
“Jadi kamu menolak niat baik saya, Dampu?”
“Maaf. Juragan. saya tidak berani menolak niat baik juragan. Tapi …”
Sudah satu dasawarsa Dampu Awang meninggalkan tanah kelahirannya. la hanya mengirimkan empat kali surat kepada ibunva di Banten. Hingga suatu hari, tersiarlah kabar akan ada saudagar besar dari Malaka. Kabar itu merembet dengan cepat seperti kecepatan awan yang ditiup angin. Setiap orang ramai membicarakan kekayaan saudagar itu.
“Jangan-jangan Dampu Awang pulang,” ujar ibunya sumringah. “Dampu Awang, putraku, akhirnya pulang.” Ujar ibunya lagi. Dari suaranya tercermin jelas keharuan dan kegembiraan yang tiada terkira. Yang tidak akan mampu terangkum dalam rangkaian kata atau terlalu besar untuk disimpan di dalam gubuk reotnya.
“Alhamdulillah, hatur nuhun Gusti Allah. Alhamdulillah… Alhamdulillah… Alhamdulillah,” berkali-kali wanita itu berucap syukur.
“Woi! Kapalnya sudah datang!” seseorang berseru dari arah pantai
“Hei lihat! Kapalnya besar sekali!” sahut orang yang lain.
Kapalnya luar biasa besar dan megah. Sampai-sampai membentuk bayangan di pantai. Kayunya dari bahan kayu pilihan. Layarnya luas terbentang. Para awak kapal yang gagah tengah sibuk menurunkan barang bawaan.
Penduduk Banten semakin lama semakin banyak yang merubungi pantai. Mereka penasaran siapa yang datang berkunjung. Ibu Dampu Awang adalah salah satu diantara lautan manusia yang semakin membludak saja itu. Tampang Ibu Dampu Awang lusuh bukan main, bahkan pakaiannya lebih kumal dibanding bendera kapal megah itu.
Sementara itu, di dalam kapal Dampu Awang gelisah. la sekarang sudah menjadi pewaris kekayaan tunggal dari Teuku Abu Matsyah. Sejak Dampu menikah dengan Siti Nurhasanah, mertuanya itu mempercayakan seluruh harta kekayaannya kepada Dampu. Selang beberapa lama Teuku Abu Matsyah meninggal dunia. Dan kini, namanya sudah tersohor menjadi pedagang yang kaya raya dari Malaka.
Sengaja ia singgah di kampung halamannya, ingin melihat apakah ibunya masih hidup. Hanya untuk sekadar melihat saja. Ratusan pasang tatap mata mengiringi seorang lelaki tampan nan gagah yang keluar dari ruangan kapal. Bajunya terbuat dari kain emas dan pecinya sangat indah sekali. Di pinggangnya terselip golok sakti yang menjadi idaman setiap pendekar. Di pundaknya bertengger seekor burung perkutut yang terlihat sangat sehat.
Di samping lelaki itu terdapat seorang perempuan cantik yang digapitnya mesra. Dia pasti istrinya. Wajahnya putih bersih dan bercahaya. Sedangkan rambutnya hitam legam seperti langit malam. Suatu kombinasi yang sempurna. Cantik sekali!
“Dampuuuuuu! Dampu Awaaaaaang! Ini Ibu. Di sini. Sebelah sini!” teriak Ibu Dampu Awang sambil melambai-lambaikan tangan. Mendadak wanita tua itu kembali mendapatkan tenaganya kembali. Gairah yang ia rasakan seperti dulu sebelum Dampu Awang, putranya, pergi.
“Dampu Awaaaaaang!” teriak sang ibu sekali lagi.
Semua perhatian terpusat pada Ibu Dampu Awang yang dari tadi berteriak-teriak. Semua heran, apa betul wanita tua dekil ini adalah ibu dari saudagar yang kaya raya itu.
“Kang Mas, apa betul dia ibumu?” tanya istri Dampu Awang. “Mengapa Kang Mas tidak pernah cerita, kalau orang tua Kang Mas masih hidup’?”
“Tidak! Wanita tua itu bukan ibuku!” tampik Dampu Awang dengan cepat. “Dia hanya seorang wanita gila yang sedang meracau!”
Dari atas kapal Dampu Awang menatap kerumunan penduduk yang wajahnya tampak kebingungan.
“Wahai penduduk Banten!” seru Dampu Awang. “Tidak usah bingung. Dia bukan ibuku. Kedua orang tuaku sudah mati. Mereka adalah manusia terhormat yang kaya raya. Bukan seperti wanita tua itu yang berpakaian compang camping dan miskin sengsara!”
Perkataan Dampu Awang tadi bagai petir di siang bolong. Seperti ada godam besar yang menghujam berkali-kali ke sanubari Ibu Dampu Awang. Perasaannya lebih sakit dibanding saat kematian suaminya atau saat melepas putranya berlayar.
“Hei, wanita tua gila!” Dampu Awang menunjuk ibunya. “Aku tidak pernah mempunyai ibu sepertimu. Demi Allah, ibuku adalah seorang yang kaya raya, bukan seorang wanita miskin yang hina sepertimu!”
Luka yang ditorehkan oleh ucapan Dampu Awang itu semakin membesar. Menganga di dalam hati sang ibu. Sang ibu tertunduk lesu. la bersimpuh di atas kedua lutut keriputnya.
“Nakhoda, cepat kita pergi dari sini. Batalkan janji bertemu dengan Sultan. Kita akan lanjutkan perjalanan!” Dampu Awang memerintah. la harus lekas pergi sebelum orang-orang tahu kalau wanita tua yang dekil itu adalah ibu kandungnya. Mau ditaruh di mana mukaku, ujarnya dalam hati.
Sang ibu tertunduk lesu. Air matanya semakin tidak terbendung. Harapan, kebahagian, kegembiraan, suka cita, yang telah dihimpunnya selama puluhan tahun, kini seolah semuanya telah menguap tanpa bekas. Penantiannya selama puluhan tahun harus berakhir dalam kesakithatian yang semakin mendalam.
“Duhai, Gusti. Hampura dosa,” Ibu Dampu awang berdoa. “Kalau memang benar dia bukan anakku, biarkan ia pergi. Tapi kalau dia adalah putraku, hukumlah ia karena telah menyakiti perasaan ibunya sendiri.” Ibu Dampu Awang khusyuk berdoa. Khidmat.
Tiba-tiba langit gelap. Awan-awan hitam datang tanpa diundang. Berkumpul menjadi satu kesatuan. Hitam dan besar. Hingga sinar matahari pun tidak mampu lagi terlihat. Siang hari yang cerah mendadak seperti malam yang gelap gulita. Petir. Kilat. Guntur. Saling sambar menyambar. Hujan deras.
“Ada badai. Cepat berlindung!” teriak seorang warga.
Langit muntah. Langit muntah. Muntah besar. la menumpahkan segala yang dikandungnya. Dunia serasa kiamat. Dampu Awang beserta kapalnya terombang-ambing di lautan. Dipermainkan oleh alam. Allah telah menjawab rintihan seorang hamba yang didzalimi. Para awak kapal ketakutan, mereka ramai-ramai menerjunkan diri ke laut. Petir menyambar galangan kapal dan layar. Tiang-tiang kapal tumbang.
Tiba-tiba keajaiban terjadi. Si Ketut bisa bicara. “Akuilah….Akuilah… Akuilah ibumu, Dampu Awang.”
“Tidak! Dia bukan ibuku! Dia bukan ibuku. Ibuku telah mati!” sergah Dampu Awang.
“Akuilah….Akuilah… Akuilah ibumu, Dampu Awang” si Ketut mengulangi ucapannya.
“Ya Allah, berilah pelajaran yang setimpal sebagaimana yang ia lakukan padaku,” Ibu Dampu Awang kembali berdoa.
Angin puyuh besar pun datang. Meliuk-liuk ganas di atas laut. Menyedot dan terus berputar. Kapal Dampu Awang ikut tersedot. Kapal Dampu Awang terbang masuk ke dalam pusaran angin puyuh. Berputar-putar. Terus berputar dalam pusaran angin puyuh.
“lbuuuuuu, tolong aku! Ini anakmu Dampu Awang!” Dampu Awang berteriak ketakutan.
Sang Ibu tetap tidak bergeming.
Kapal yang berisi segala macam harta kekayaan itu dipermainkan oleh angin. Berputar-putar. Dan akhirnya terlempar jauh ke selatan. Jatuh terbalik.
Menurut penuturan masyarakat, kapal Dampu Awang yang karam berubah menjadi Gunung Pinang. Gunung itu terletak tepat di samping jalur lalu lintas Serang – Cilegon, kecamatan Kramat Watu, kabupaten Serang, propinsi Banten. Hingga kini, setiap orang dengan mudah dapat menyaksikan simbol kedurhakaan anak pada ibunya itu.
Legenda Gunung Pinang
Mustika Pelet Khodam Pemikat Pasangan Mustika Pelet Khodam Pemikat Pasangan merupakan batu mustika bertuah dengan bentuk pamor dan perpaduan warna yang indah dan terkesan elegan sekali. Mustika ini memiliki keindahan yang luarbiasa dan terpancar secara alami. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Pelet Khodam Pemikat Pasangan Insya Allah untuk mudah dalam memikat wanita, memiliki pesona dengan pancaran… selengkapnya
Rp 300.000Mustika Tundung Bawuk Keramat Ampuh Mustika Tundung Bawuk Keramat Ampuh emmiliki corak yang unik membentuk seperti liang vagina wanita. Mustika ini sangat sarat dengan energi supranatural yang bagus untuk pelet pengasihan serta mudah jodoh. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Tundung Bawuk Keramat Ampuh Insya Allah untuk pagar gaib, pemikat hati lawan jenis, menundukkan hati wanita, menaklukan… selengkapnya
Rp 350.000Mustika Bertuah Pamor Salib Mustika Bertuah Pamor Salib merupakan batu mustika bertuah yang berwarna putih kristal. Mustika yang indah dan elegant inimemiliki gambar pamor tanda salib pada batunya. Energi spiritual pada mustika ini berasal dari alam dan bolehdigunakan oleh siapa saja. Cocok untuk dijadikan liontin atau mata incin. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Bertuah Pamor Salib… selengkapnya
Rp 325.000Cincin Mustika Puser Mata Dewa Judi PUSAKADUNIA.COM – Cincin Mustika Puser Mata Dewa Judi ini sudah terkenal dan terpecaya untuk Dapat menajamkan prediksi secara jitu dan meningkatkan keberuntungan saat bermain judi. Mustika jimat keberuntungan bagi yang suka judi kartu/mesin/dadu/hewan/online dan sebagainya dan sering kalah, silahkan miliki Mustika ini karena banyak orang percaya membawa keberuntungan hidup… selengkapnya
Rp 1.500.000Mustika Pelet Selendang Dewi Asmara PUSAKA DUNIA – Mustika Selendang Dewi Asmara ini memiliki khasiat manfaat Insya Allah mengandung energi multi fungsi, kekuatan spiritualnya tingkat tinggi guna Spesial khusus Pelet Kaum hawa, Pelet Janda, Pelet Perawan, Pelet Gadis, Pelet Lawan Jenis, Pelet Wanita, membuat para wanita tergila-gila. Multi fungsi berarti energinya bersifat otomatis mengikuti keinginan… selengkapnya
Rp 415.000Keris Naga Sasra Pusaka Andalan. Khasiat Keris Naga Sasra / Nogo Sosro Insya Allah untuk kejayaan, kawibawaan, jabatan, pengayom, menjadi panutan, tauladan, disegani banyak kalangan, kepemimpinan, mudah dalam mengatur, mudah meraih tahta dan kekayaan, rejeki banyak mengalir masuk, pengasihan pemikat, menaklukan banyak orang, menangkal bencana, musibah dan kesialan, keselamatan dan tolak balak, sangat cocok bagi… selengkapnya
Rp 3.150.000Keris Pusaka Terbaik Museum Dunia Keris Pusaka Terbaik Museum Dunia merupakan keris pusaka yang sangat ISTIMEWA dan keris ini merupakan salah satu keris pusaka KOLEKSI SESEPUH Pusaka Dunia. Keris pusaka tersebut memiliki dapur Lar Monga Kinatah Emas Murni yang sangat indah, berwibawa serta elegan sekali. Keris Lar Monga Kinatah Emas Murni adalah keris pusaka yang… selengkapnya
Rp 45.000.000Batu Mustika Bulan Sakti. Jenis Batu Keladen Bulan / The Ring Stone. Khasiat Mustika Bulan Pusaka Sakti Insya Allah untuk Membangkitkan usaha yang gagal. Kelancaran merintis usaha. Kelancaran berbisnis dan memuluskan negosiasi. Memudahkan meraih jabatan. Terhindar dari mutasi yang tak dikehendaki. Kemudahakan mencari pinjaman hutang. Kemudahan menagih hutang. Mendatangkan pelanggan / nasabah. Membangkitkan energi gendam…. selengkapnya
*Harga Hubungi CSMustika Hoki Angka Tiga Keramat Mustika Hoki Angka Tiga Keramat merupakan mustika bertuah yang memiliki pamor angka tiga yang sangat elegan sekali. Pamor mustika tersebut membentuk angka 3 secara alami dan bukan karena gambaran maupun isian manusia. Keterangan Mustika. Produk Jenis ini bernama Batu Agate. Produk jenis ini ditemukan Tahun 1548. Tingkat Kekerasan 6.5-7 Mohs…. selengkapnya
Rp 450.000Mustika Batara Karang Emas Mustika Batara Karang Emas merupakan mustika bertuah yang memiliki gambar unik di dalamnya. Gambar batara karang yang terdapat pada batu mustika adalah murni dari Allah tanpa adanya campur tangan manusia. Mustika bertuah yang menjadi incaran banyak orang dan memiliki energi alami yang melimpah. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Batara Karang Emas Insya… selengkapnya
Rp 400.000Cara Pengisian Ilmu Gendam Birahi Cara Pengisian Ilmu Gendam Birahi – Ilmu Gendam Birahi merupakan sebuah keilmuan ampuh yang bisa dimiliki oleh seseorang dengan tujuan membuat lawan jenis menjadi birahi ketika berhadapan dengan dirinya. Selian itu Gendam birahi juga biasa digunakan untuk membuat lawan jenis menjadi terpikat memiliki rasa suka atau cinta terhadap kita. Ilmu… selengkapnya
Berita Artikel Kejujuran Seorang Pedagang Permata Pada suatu hari, seorang saudagar perhiasan di zaman Tabiin bernama Yunus bin Ubaid, menyuruh saudaranya menjaga kedainya kerana ia akan keluar solat. Ketika itu datanglah seorang badwi yang hendak membeli perhiasan di kedai itu. Maka terjadilah jual beli di antara badwi itu dan penjaga kedai yang diamanahkan tuannya tadi…. selengkapnya
Jimat Yang Paling Ampuh Sedunia Yang Bisa Beli Di Internet Jimat yang paling ampuh sedunia merupakan salah satu alat perantara antara sesuatu yang Anda inginkan dengan Anda. Dalam kehidupan sehari-hari Anda bisa mendapatkan dengan mudah dengan cara usaha dan do’a akan tetapi sesuatu tersebut kadang sulit untuk didapatkan. Maka dari itulah banyak sekali orang yang… selengkapnya
Berita Artikel Bagaimana Cara Menggoda Tante Seksi Bagaimana Cara Menggoda Tante Seksi. Tante Girang atau sebutan lain Tante Seksi memiliki bakat tertentu dimana wanita yang lebih muda tidak memilikinya. Tante Seksi / Tante Girang sering memiliki banyak uang untuk dibelanjakan, dan dorongan seks yang tinggi, jadi jika Anda mendapatkan salah satu Tante Seksi / Tante… selengkapnya
Kesaktian Minyak Puter Giling Kesaktian Minyak Puter Giling memang tidak bisa disepelekan. Di Indonesia terdapat ilmu jaman dahulu yang sering disebut puter giling. Ilmu ini sering digunakan untuk mengembalikan barang hilang ataupun orang yang hilang. Ilmu ini bisa dikatakan ilmu pemanggil sukma karena seseorang yang terkena ilmu ini akan merasa terpanggil. Ilmu puter giling membutuhkan tirakat… selengkapnya
Anak-Anak BK Menggugat Anak-Anak BK Menggugat adalah salah satu artikel dari sekian banyak artikel yang kami buat, anda juga bisa melihat artikel yang serupa pada majalah posmo edisi 735. Rachmawati Soekarnoputri adalah Putri ketiga Bung Karno ( BK), yang pada saat itu melayangkan surat somasi kepada Ketua MPR Taufiq Kiemas, yang tak lain adalah suami… selengkapnya
Arti Keris Pusaka Kidang Soka, Kidang Soka memiliki makna “kijang yang berduka”. Bahwa hidup manusia akan selalu ada duka, tetapi manusia diingatkan agar tidak terlalu larut dalam duka yang dialaminya. Kehidupan masih terus berjalan dan harus terus dilalui dengan semangat hidup yang tinggi. Keris ini memang memiliki ciri garap sebagaimana keris tangguh Majapahit, tetapi dilihat… selengkapnya
Tidak Bisa Bergerak-gerak, lalu Membaca Surat al-Fatihah Dan Sembuh Ibn al-Qayyim dianggap sebagai salah seorang ulama yang langka dan jenius lagi dapat dipercaya, karena itu, silahkan simak pengalaman pribadinya, “Ketika tinggal di Mekkah, tiba-tiba aku mengalami rasa sakit yang amat mengganggu di mana hampir aku tidak bisa bergerak sama sekali. Hal ini terjadi saat aku… selengkapnya
Tentang Sri Hartini (Tjwan Trien Nio) : Bermula dari Badai Rumah Tangga. Kalau sampai saat ini saya masih menikmati hidup, itu tidak lain karena rahmat Allah semata. Saya, Tjwan Trien Nio, kelahiran Juana, Jawa Tengah, 17 Juli 1953, pernah dihempas badai kehidupan yang nyaris menghancurkan masa depan saya. Tapi lantaran badai itu pula saya mengenal… selengkapnya
Amalan Pelebur Asmara Berikut ini adalah ilmu untuk menolak pelet dan melebur rasa cinta dalam diri seseorang. Kami harap ilmu ini hanya diterapkan untuk memutus tali kasih yang tidak wajar saja, bukan untuk main-main atau sekedar balas dendam. Misalnya penyembuhan akibat terkena pelet atau guna-guna. Atau untuk melebur jalinan cinta dari istri atau suami yang… selengkapnya