Legenda Gunung Pinang
Legenda Gunung Pinang
SEMILIR angin senja pantai teluk Banten mempermainkan rambut Dampu Awang yang tengah bersender di bawah pohon nyiur. Pandangannya menembus batas kaki langit teluk Banten. Pikirannya terbang jauh. Jauh sekali. Meninggalkan segala kepenatan hidup dan mengenyahkan kekecewaan atas ibunya. Menuju suatu dunia pribadi dimana hanya ada dirinya sendiri. Ya, hanya dirinya.
“Ibu tidak akan izinkan kamu pergi, Dampu.” Dia teringat kata-kata Ibunya tadi pagi.
“Tapi, Bu…” sergah Dampu Awang.
“Tidak! Sekali tidak, tetap tidak!” Wajah ibunya mulai memerah. “Ibu tahu, nong. Kamu pergi supaya kita tidak sengsara terus. Tapi ibu sudah cukup dengan keadaan kita seperti ini,” lanjut ibunya sambil terus menginang.
“Ibu, Dampu janji. Kalau Dampu pulang nanti, Dampu akan membahagiakan ibu. Dampu akan menuruti segala perintah ibu. Coba ibu bayangkan, nanti kita akan kaya, Bu. Kita akan bangun rumah yang besar seperti rumah para bangsawan.” Dampu Awang merayu ibunya.
“Dampu … Ibu lelah,” ujar ibunya. “Ibu sudah bosan mendengar ocehanmu tentang harta kekayaan. Setiap hari kamu selalu saja melamun ingin cepat kaya”
Perkataan itu betul-betul menohok tepat di ulu hati Dampu.
“Kamu tahu nong,” Ibu melanjutkan ceramahnya. “Ibu masih kuat sampai sekarang, itu karena kamu. Karena masih ada kamu, Dampu. Nanti kalau kamu pergi, siapa yang menemani ibu? Sudahlah, Dampu… Ibu sudah lelah”
Selepas shalat maghrib Dampu Awang kembali menemani laut dari beranda rumah. Wajahnya masih menyisakan harapan sekaligus kekecewaan yang teramat sangat mendalam. Batinnya terus menerus bergejolak. la masih kesal dengan ucapan ibunya.
Apakah ibu tidak tahu di Malaka sana banyak sekali pekerjaan yang akan membuat aku kaya? ujar Dampu dalam hati. Dan kalau aku kaya, tentu ibu akan turut kaya raya. Seharusnya ibu melihat jauh ke masa depan, kita tidak akan kaya kalau kita selamanya hidup di kampung nelayan miskin ini terus.
Kesempatan ini telah lama aku nantikan. Seorang saudagar asal Samudera Pasai datang berdagang ke Banten. Setelah satu bulan lamanya menetap di Banten, kini saatnya saudagar itu angkat sauh dan kembali berlayar ke negeri asal. Tinggal satu minggu lagi, kapal itu akan berlabuh. Namun, ibu belum juga memberikan izin.
“Dampu…” ucap ibunya lembut, khawatir mengagetkan anaknya.
Dampu melihat ibunya tersenyum. Di matanya ada kehangatan cinta yang mendalam. Batin Dampu kembali terguncang. Hatinya terus bertanya-tanya.
“Ada apa, Ibu?” tanya Dampu.
Ibu hanya tersenyum. Matanya meneravvang mencari bintang di langit cerah kemudian memandang’ deburan ombak di lautan yang bersinar karena ditimpa sinar gemerlap rembulan.
Betapa bahagia hati Dampu Awang mendengar ibunva memberi izin. la merasakan dadanya menghangat. seolah diselimuti pusaran energi yang dahsyat. Matanya mulai berembun. Dampu Awang pun membentuk sebuah lengkungan manis di bibirnya.
“Terima kasih, Ibu…”
Deburan ombak, semilir angin laut, bau asin pantai, kepak sayap burung-burung camar, lambaian orang-orang kampung, mengiringi kepergian rombongan saudagar dari pelabuhan. Dampu Awang melihat ibunya meratapi kepergiannya. Sebening embun menggenang di pelupuk mata. Masih terngiang di telinganya petuah-petuah yang diberikan ibunya sesaat sebelum ia pergi.
“Dampu…” ujar ibunya, “Ibu titip si Ketut. Kamu harus merawat si Ketut baik-baik, ya nong. Si Ketut ini dulunya peliharaan bapakmu. Bapakmu dulu sangat menyayangi si Ketut. la sangat mahir sebagai burung pengirim pesan. Kamu harus rutin mengirimi ibu kabar. Jaga baik-baik si Ketut seperti kamu menjaga ibu, ya nong,” Ibu melanjutkan petuah-petuahnya. Air matanya sudah tidak mampu dibendung lagi.
“Enggih, Bu.” Hanya itu yang mampu Dampu ucapkan saat ibunya memberikan puluhan petuah sebelum Dampu berlayar. Tapi ia berjanji akan mengirimi Surat untuk Ibunya tercinta setiap awal purnama.
Setiap hari, saat bola api langit masih malu-malu menyembulkan jidatnya di permukaan bumi, Dampu Awang bekerja membersilikan seluruh galangan kapal dan merapihkan barang-barang di kapal saudagar Teuku Abu Matsyah.
Hari berganti, bulan bergulir, tahun bertambah. Dampu Awang kini terkenal sebagai pekerja yang rajin. Tak aneh, jika Teuku Abu Matsyah begitu perhatian padanya. Bahkan Siti Nurhasanah, putri Teuku Abu Matsyah, diam-diam menaruh hati padanya. Hingga suatu hari Teuku Abu Matsyah memanggil Dampu Awang untuk berbicara empat mata.
“Dampu…” Ujar Abu Matsyah mengawali pembicaraan.
“Saya, Juragan”
“Kita Sudah saling kenal lebih dari lima tahun. Itu bukanlah waktu yang sebentar untuk saling mengenal,” suara Abu Matsyah terdengar berat. -Saya kagum dengan kerajinanmu, Dampu.”
“Terima kasih, Juragan”
“Karena itu, saya berniat untuk menjodohkan kamu dengan putriku. Siti Nurhasanah,” kata Abu Matsyah seraya menyisir-nyisir janggut putihnya.
Dampu Awang terkejut bukan main. la tak menyangka Teuku Abu Matsyah berbuat sejauh ini. Diam-diam ia memang mencintai Siti Nurhasanah, tapi apa pastas? Lantas bagaimana dengan restu ibunya di Banten’? Apakah ia marnpu membahagiakan Siti? Berpuluh-puluh pertanyaan bersarang di kepala Dampu Awang.
“Bagaimana, Dampu?” Pertanyaan Abu Matsyah membawa Dampu Awang kembali ke alam nyata.
“Maaf, Juragan. Saya bukan rnenolak niat baik juragan.” Dampu menanti saat yang tepat. “Tetapi apakah saya pastas?”
“Jadi kamu menolak niat baik saya, Dampu?”
“Maaf. Juragan. saya tidak berani menolak niat baik juragan. Tapi …”
Sudah satu dasawarsa Dampu Awang meninggalkan tanah kelahirannya. la hanya mengirimkan empat kali surat kepada ibunva di Banten. Hingga suatu hari, tersiarlah kabar akan ada saudagar besar dari Malaka. Kabar itu merembet dengan cepat seperti kecepatan awan yang ditiup angin. Setiap orang ramai membicarakan kekayaan saudagar itu.
“Jangan-jangan Dampu Awang pulang,” ujar ibunya sumringah. “Dampu Awang, putraku, akhirnya pulang.” Ujar ibunya lagi. Dari suaranya tercermin jelas keharuan dan kegembiraan yang tiada terkira. Yang tidak akan mampu terangkum dalam rangkaian kata atau terlalu besar untuk disimpan di dalam gubuk reotnya.
“Alhamdulillah, hatur nuhun Gusti Allah. Alhamdulillah… Alhamdulillah… Alhamdulillah,” berkali-kali wanita itu berucap syukur.
“Woi! Kapalnya sudah datang!” seseorang berseru dari arah pantai
“Hei lihat! Kapalnya besar sekali!” sahut orang yang lain.
Kapalnya luar biasa besar dan megah. Sampai-sampai membentuk bayangan di pantai. Kayunya dari bahan kayu pilihan. Layarnya luas terbentang. Para awak kapal yang gagah tengah sibuk menurunkan barang bawaan.
Penduduk Banten semakin lama semakin banyak yang merubungi pantai. Mereka penasaran siapa yang datang berkunjung. Ibu Dampu Awang adalah salah satu diantara lautan manusia yang semakin membludak saja itu. Tampang Ibu Dampu Awang lusuh bukan main, bahkan pakaiannya lebih kumal dibanding bendera kapal megah itu.
Sementara itu, di dalam kapal Dampu Awang gelisah. la sekarang sudah menjadi pewaris kekayaan tunggal dari Teuku Abu Matsyah. Sejak Dampu menikah dengan Siti Nurhasanah, mertuanya itu mempercayakan seluruh harta kekayaannya kepada Dampu. Selang beberapa lama Teuku Abu Matsyah meninggal dunia. Dan kini, namanya sudah tersohor menjadi pedagang yang kaya raya dari Malaka.
Sengaja ia singgah di kampung halamannya, ingin melihat apakah ibunya masih hidup. Hanya untuk sekadar melihat saja. Ratusan pasang tatap mata mengiringi seorang lelaki tampan nan gagah yang keluar dari ruangan kapal. Bajunya terbuat dari kain emas dan pecinya sangat indah sekali. Di pinggangnya terselip golok sakti yang menjadi idaman setiap pendekar. Di pundaknya bertengger seekor burung perkutut yang terlihat sangat sehat.
Di samping lelaki itu terdapat seorang perempuan cantik yang digapitnya mesra. Dia pasti istrinya. Wajahnya putih bersih dan bercahaya. Sedangkan rambutnya hitam legam seperti langit malam. Suatu kombinasi yang sempurna. Cantik sekali!
“Dampuuuuuu! Dampu Awaaaaaang! Ini Ibu. Di sini. Sebelah sini!” teriak Ibu Dampu Awang sambil melambai-lambaikan tangan. Mendadak wanita tua itu kembali mendapatkan tenaganya kembali. Gairah yang ia rasakan seperti dulu sebelum Dampu Awang, putranya, pergi.
“Dampu Awaaaaaang!” teriak sang ibu sekali lagi.
Semua perhatian terpusat pada Ibu Dampu Awang yang dari tadi berteriak-teriak. Semua heran, apa betul wanita tua dekil ini adalah ibu dari saudagar yang kaya raya itu.
“Kang Mas, apa betul dia ibumu?” tanya istri Dampu Awang. “Mengapa Kang Mas tidak pernah cerita, kalau orang tua Kang Mas masih hidup’?”
“Tidak! Wanita tua itu bukan ibuku!” tampik Dampu Awang dengan cepat. “Dia hanya seorang wanita gila yang sedang meracau!”
Dari atas kapal Dampu Awang menatap kerumunan penduduk yang wajahnya tampak kebingungan.
“Wahai penduduk Banten!” seru Dampu Awang. “Tidak usah bingung. Dia bukan ibuku. Kedua orang tuaku sudah mati. Mereka adalah manusia terhormat yang kaya raya. Bukan seperti wanita tua itu yang berpakaian compang camping dan miskin sengsara!”
Perkataan Dampu Awang tadi bagai petir di siang bolong. Seperti ada godam besar yang menghujam berkali-kali ke sanubari Ibu Dampu Awang. Perasaannya lebih sakit dibanding saat kematian suaminya atau saat melepas putranya berlayar.
“Hei, wanita tua gila!” Dampu Awang menunjuk ibunya. “Aku tidak pernah mempunyai ibu sepertimu. Demi Allah, ibuku adalah seorang yang kaya raya, bukan seorang wanita miskin yang hina sepertimu!”
Luka yang ditorehkan oleh ucapan Dampu Awang itu semakin membesar. Menganga di dalam hati sang ibu. Sang ibu tertunduk lesu. la bersimpuh di atas kedua lutut keriputnya.
“Nakhoda, cepat kita pergi dari sini. Batalkan janji bertemu dengan Sultan. Kita akan lanjutkan perjalanan!” Dampu Awang memerintah. la harus lekas pergi sebelum orang-orang tahu kalau wanita tua yang dekil itu adalah ibu kandungnya. Mau ditaruh di mana mukaku, ujarnya dalam hati.
Sang ibu tertunduk lesu. Air matanya semakin tidak terbendung. Harapan, kebahagian, kegembiraan, suka cita, yang telah dihimpunnya selama puluhan tahun, kini seolah semuanya telah menguap tanpa bekas. Penantiannya selama puluhan tahun harus berakhir dalam kesakithatian yang semakin mendalam.
“Duhai, Gusti. Hampura dosa,” Ibu Dampu awang berdoa. “Kalau memang benar dia bukan anakku, biarkan ia pergi. Tapi kalau dia adalah putraku, hukumlah ia karena telah menyakiti perasaan ibunya sendiri.” Ibu Dampu Awang khusyuk berdoa. Khidmat.
Tiba-tiba langit gelap. Awan-awan hitam datang tanpa diundang. Berkumpul menjadi satu kesatuan. Hitam dan besar. Hingga sinar matahari pun tidak mampu lagi terlihat. Siang hari yang cerah mendadak seperti malam yang gelap gulita. Petir. Kilat. Guntur. Saling sambar menyambar. Hujan deras.
“Ada badai. Cepat berlindung!” teriak seorang warga.
Langit muntah. Langit muntah. Muntah besar. la menumpahkan segala yang dikandungnya. Dunia serasa kiamat. Dampu Awang beserta kapalnya terombang-ambing di lautan. Dipermainkan oleh alam. Allah telah menjawab rintihan seorang hamba yang didzalimi. Para awak kapal ketakutan, mereka ramai-ramai menerjunkan diri ke laut. Petir menyambar galangan kapal dan layar. Tiang-tiang kapal tumbang.
Tiba-tiba keajaiban terjadi. Si Ketut bisa bicara. “Akuilah….Akuilah… Akuilah ibumu, Dampu Awang.”
“Tidak! Dia bukan ibuku! Dia bukan ibuku. Ibuku telah mati!” sergah Dampu Awang.
“Akuilah….Akuilah… Akuilah ibumu, Dampu Awang” si Ketut mengulangi ucapannya.
“Ya Allah, berilah pelajaran yang setimpal sebagaimana yang ia lakukan padaku,” Ibu Dampu Awang kembali berdoa.
Angin puyuh besar pun datang. Meliuk-liuk ganas di atas laut. Menyedot dan terus berputar. Kapal Dampu Awang ikut tersedot. Kapal Dampu Awang terbang masuk ke dalam pusaran angin puyuh. Berputar-putar. Terus berputar dalam pusaran angin puyuh.
“lbuuuuuu, tolong aku! Ini anakmu Dampu Awang!” Dampu Awang berteriak ketakutan.
Sang Ibu tetap tidak bergeming.
Kapal yang berisi segala macam harta kekayaan itu dipermainkan oleh angin. Berputar-putar. Dan akhirnya terlempar jauh ke selatan. Jatuh terbalik.
Menurut penuturan masyarakat, kapal Dampu Awang yang karam berubah menjadi Gunung Pinang. Gunung itu terletak tepat di samping jalur lalu lintas Serang – Cilegon, kecamatan Kramat Watu, kabupaten Serang, propinsi Banten. Hingga kini, setiap orang dengan mudah dapat menyaksikan simbol kedurhakaan anak pada ibunya itu.
Legenda Gunung Pinang
Azimat Dwisula Naga Emas Azimat Dwisula Naga Emas merupakan tombak yang bermata dua. Tombak ini memiliki sosok naga yang unik dan wingit. Azimat pusaka ini juga bagus untuk dijadikan hiasan jadi tidak terlihat itu adalah pusaka bertuah. Sangat cocok untuk mengisi almari pusaka anda. Azimat Dwisula Naga Emas ini mempunyai Khasiat Insya Allah untuk menambah… selengkapnya
Rp 350.000Batu Mustika Pelet Sulaiman Madu Batu Mustika Sulaiman Madu ini memiliki energi yang sangat kuat, mustika ini sudah bertahun- tahun lamanya digunakan untuk sarana pelet dan pemikat. Insya Allah Mustika Ini akan membuat diri anda dekat dengan jodoh, menarik dimata orang lain, membuat pasangan anda selalu merasa birahi jika berada didekat anda, tutur kata anda… selengkapnya
Rp 395.000Mustika Raja Lipan Hitam Mustika Raja Lipan Hitam merupakan batu mustika bertuah yang memiliki pamor lipan hitam di dalam batunya. Gambar yang muncul pada batu mustika tersebut alami dari alam. Energi spiritualnya juga kuat sangat cocok digunakan untuk perisai diri dari hal gaib. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Raja Lipan Hitam Insya Allah untuk membentengi dari… selengkapnya
Rp 350.000Mustika 1000 Jin adalah nama Produk ini. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika 1000 Jin Insya Allah untuk membangkitkan saudara kembar/prewangan, membuat pemilik banyak dicintai ribuan jin / ribuan khodam sehingga dalam segala urusan banyak dibantu makhluk gaib yang tidak terlihat, menjadikan segala hajat / niat pemilik akan mudah mencapai kesuksesan. Produk Jenis ini bernama Cincin Batu… selengkapnya
Rp 350.000Satu Paket Cincin Merah Delima adalah nama Produk ini. Khasiat Manfaat Bertuah Satu Paket Cincin Merah Delima Insya Allah untuk kesuksesan usaha, memudahkan meraih posisi jabatan, pengasihan ampuh, pelarisan ampuh, kelancaran meraih rejeki berlimpah dari semua penjuru, daya tarik, kewibawaan, pemikat alami, lancar jodoh, di gandrungi banyak lawan jenis, membangkitkan kekuatan batin, membuka ilmu spiritual,… selengkapnya
Rp 1.500.000Nama Pusaka : Keris Kerajaan Pajajaran Dapur / Bentuk : Tilam Upih Pamor / Lambang / Filosofi : Wos Wutah Tangguh / Era Pembuatan / Estimasi : Kerajaan Pajajaran Tahun Pembuatan : Abad 12 Model Bilah Pusaka : Lurus Panjang Bilah-Gonjo Keris : 33 CM Panjang Seluruh Keris : 40,6 CM Asal Usul Pusaka :… selengkapnya
*Harga Hubungi CSMustika Ngalap Berkah Ampuh Mustika Ngalap Berkah Ampuh adalah mustika bertuah dengan motif pamor yang indah serta elegans ekali. Mustika ini juga banyak yang menggemari. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Ngalap Berkah Ampuh Insya Allah untuk mendapatkan berkah dimanapun berada, hidup dan perjalanan karir maupun usaha selalu diberi petunjuk dan mendapatkan berkah/pulung/wahyu, seperti mendapat ngalap berkah… selengkapnya
Rp 300.000Giok Aceh Batu Paling Dicari Saat ini. Khasiat, Tuah, Manfaat Insya Allah untuk kesehatan, mentralisir racun dalam tubuh, membuang energi kotor penyebab datangnya penyakit, meningkatkan stamina, pengobatan penyakit, meningkatkan kekebalan tubuh, menjernihkan pikiran, membuka aura wajah awet muda, mengilangkan rasa lemas dan lesu, tidak mudah lelah, membangkitkan jiwa semangat, membuka keberuntungan, dengan demikian urusan usaha… selengkapnya
Rp 1.650.000Mustika Bara Bencana Mustika Bara Bencana adalah mustika bertuah yang sangat indah. Batu mustika ini memiliki warna yang sangat eksotik dan menawan, sehingga batu ini sangat cocok untuk dijadikan cincin atau liontin. Batu mustika ini memiliki tuah khasiat yang sangat ampuh, tidak heran jika pecinta pusaka bertuah banyak memburunya. Batu Mustika ini akan membawa dampak… selengkapnya
Rp 350.000Mustika Bertuah Mata Kucing Paling Murah Mustika Bertuah Mata Kucing Paling Murah adalah batu mustika yang sudah sangat terkenal sekali. Mustika mata kucing ini berwarna hitam yang semakin menjadikan mustika tersebut semakin diburu, karena mustika mata kucing yang berwarna hitam seperti ini juga sangat jarang untuk didapatkan. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Bertuah Mata Kucing Paling… selengkapnya
Rp 450.000447 Jenis Minyak Pelet Paling Ampuh Minyak Pelet Ampuh Minyak Pelet Super Ampuh Minyak Mani Gajah Minyak Pelet Murah Minyak Pelet Ampuh Siap Pakai Minyak Pelet Semar Mesem Minyak Pelet Dayak Kalimantan Minyak Pelet Mani Gajah Minyak Pelet Srikandi Minyak Pelet Ampuh Terbukti Minyak Pelet Paling Ampuh Minyak Pelet Minyak Pelet Asli, 447 Jenis Minyak… selengkapnya
Kesaktian Pusaka Sona Kera Kesaktian Pusaka Sona Kera masih menjadi pertanyaan karena tidak terlalu terkenal di Indonesia. Di Indonesia ada banyak sekali jenis pusaka legendaris dan beragam bentuk serta tuah khasiatnya. Salah satu pusaka sakti asli Indonesia adalah Sona Kera dimana pusaka itu bisa berwujud azimat, mustika hingga keris pusaka. Pusaka Sona Kera memiliki khodam ribuan… selengkapnya
Alamat Paranormal Gresik Alamat Paranormal Gresik sering dicari oleh masyarakat karena datang ketempat praktek adalah kebiasaan orang-orang jika ingin bertransaksi. Banyak sekali orang-orang yang tertipu karena mengambil jasa paranormal atau dukun dari jarak jauh. Anda tidak perlu khawatir karena Pusaka Dunia membuka layanan jasa spiritual yang ampuh dan terpercaya. Alamat Pusaka Dunia Gresik Masyarakat Gresik… selengkapnya
Batu Mustika Ki Ageng Selo dan Cara Mendapatkannya Batu mustika Ki Ageng Selo adalah batu yang dipercaya memiliki energi spiritual tinggi dan bisa memberikan berbagai macam manfaat bagi pemiliknya. Batu mustika ini merupakan batu yang memiliki banyak keistimewaan dan kesaktian. Untuk mendapatkan batu mustika Ki Ageng Selo, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:… selengkapnya
Tentang Kayu Wergu (Rhapis Flabelliformis l’Herit). Palma kipas atau Wergu biasanya tumbuh dalam rumpun yang padat.Batang berbuku-buku lurus keatas dengan daun daun seperti kipas. Pohon ini berasal dari China, Vietnam, Laos dan Kamboja. Biasanya tumbuh liar atau sebagai tanaman pagar. Batang yang berat biasanya berasal dari yang berumur 20 th lebih, dijaman dulu kayunya banyak… selengkapnya
Pukulan Zabaniyah Tata caranya sebagai berikut : Bertawasul 1.Hadiah Fatihah kepada Kanjeng Rasulullah SAW 2. Hadiah Fatihah kepada 4 malaikat, dan para malaikat penjaga Wa ila hadroti ruhi malaikatil Jibriil wa Mika-il wa Isrofil wa `Izroil wal malaikatil muqorrobin wal karubiyyin syai-u lillaahi lahumul fatihah 3. Hadiah Fatihah kepada 4 sahabat, Wa ila hadroti ruhi… selengkapnya
Tentang Sabar Dan Keutamaannya. Allah berfirman : Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas. (QS. 39:10) Dan firman-Nya : Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadam, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (QS. 2:155) (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka… selengkapnya
Kesaktian Ilmu Penghancur Rumah Tangga Kesaktian Ilmu Penghancur Rumah Tangga akan sangat ditakuti oleh banyak orang. Membangun rumah tangga adalah suatu hal yang di impikan banyak orang. Kehancuran rumah tangga hingga berujung di perceraian akan menjadi mimpi buruk semua orang dan pastinya anak akan merasakan imbasnya juga. Membangun rumah tangga adalah impian dan tujuan semua orang… selengkapnya
Cara Mudah Memikat Hati Wanita Idaman Dalam Seminggu Setiap pria pasti mendambakan wanita idaman untuk dijadikan istri, namun mereka belum cukup berani atau bisa mendekati wanita tersebut karena berbagai alasan. Mungkin kurang percaya diri atau mungkin kurang bisa mengajaknya untuk sekedar berbicara. Ada banyak sekali kesalahan pria yang dilakukan ketika mencoba untuk memikat hati wanita… selengkapnya
Interakasi Seorang Hamba Terhadap Rabb, Dirinya Dan Orang Lain Mukaddimah Hadits yang kita kaji kali ini merupakan hadits yang agung dan patut untuk direnungi sekaligus diamalkan sebab berisi tiga hal penting; bagaimana interaksi seorang hamba dengan Rabbnya, interaksinya dengan dirinya sendiri dan interaksinya dengan orang lain. Karena kehidupan kita tidak lepas dari tiga hal itu,… selengkapnya