Asma’ binti Umais (Wanita yang Hijrah Dua Kali)
Tentang Asma’ binti Umais (Wanita yang Hijrah Dua Kali). Beliau adalah Asma’ binti Umais bin Ma’d bin Tamim bin al-Haris bin Ka’ab bin Malik bin Quhafah, dipanggil dengan nama Ummu Abdillah. Beliau termasuk salah satu di antara empat akhwat mukminah yang telah mendapat pengesahan dari Rasulullah saw dengan sabdanya, “Ada empat akhwat mukminah yaitu Maimunah, Ummu Fadhl, Salma dan Asma’.”
Beliau ra masuk Islam sebelum kaum muslimin memasuki rumah bin Abi al-Arqam. Beliau adalah istri pahlawan di antara sahabat, yaitu Ja’far bin Abi Thalib ra, sahabat yang memiliki dua sayap sebagaimana gelar yang Rasulullah saw berikan terhadap beliau. Manakala ingin mengucapkan salam kepada Abdullah bin Ja’far beliau Rasulullah saw , “Selamat atas kamu wahai putra dari seorang yang memiliki dua sayap (dzul janahain).”
Asma’ ra termasuk wanita muhajirah pertama, beliau turut berhijrah bersama suaminya, yaitu Ja’far bin Abi Thalib menuju Habsyah. Beliau rasakan pahit getirnya hidup di pengasingan. Adapun suaminya adalah juru bicara kaum muslimin dalam menghadapi raja Habsyah an-Najasi.
Di bumi pengasingan tersebut beliau melahirkan tiga putra: Abdullah, Muhammad, dan ‘Aunan. Abdullah sangat mirip dengan ayahnya, sedangkan ayahnya sangat mirip dengan Rasulullah saw, sehingga hal itu menggemberikan hati beliau dan menumbuhkan perasaan rindu untuk melihat Rasulullah saw. Rasulullah saw bersabda kepada Ja’far, “Engkau menyerupai bentukku dan juga akhlakku.”
Ketika Rasulullah saw memerintahkan bagi para muhajirin untuk bertolak menuju Madinah, hampir-hampir Asma’ terbang karena girangnya. Inilah mimpi yang menjadi kenyataan dan jadilah kaum muslimin mendapatkan negeri mereka dan kelak mereka akan menjadi tentara-tentara Islam yang akan menyebarkan Islam dan meninggikan kalimat Allah.
Begitulah, Asma’ ra keluar dengan berkendaraan tatkala hijrah untuk kali yang kedua dari negeri Habsyah menuju negeri Madinah. Tatkala rombongan muhajirin tiba di Madinah, ketika itu pula mereka mendengar berita bahwa kaum muslimin baru menyelesaikan peperangan dan membawa kemenangan, takbir pun menggema di segala penjuru karena bergembira dengan kemenangan pasukan kaum muslimin dan kedatangan muhajirin dari Habsyah.
Ja’far bin Ali Abi Thalib datang disambut Rasulullah saw dengan gembira kemudian beliau cium dahinya seraya bersabda, “Demi Allah, aku tidak tahu mana yang lebih menggembirakan, kemenangan Khaibar atau kedatangan Ja’far.”
Asma’ masuk ke dalam rumah Hafshah binti Umar tatkala Nabi saw menikahinya. Tatkala itu Umar masuk ke rumah Hafshah sedangkan Asma’ berada di sisinya, lalu beliau bertanya kepada Hafshah, “Siapakah wanita ini?” Hafshah menjawab, “Dia adalah Asma’ binti Umais?” Umar bertanya, “Inikah wanita yang datang dari negeri Habsyah di seberang lautan?” Asma’ menjawab, “Benar.” Umar berkata, “Kami telah mendahului kalian untuk berhijrah bersama Rasul, maka kami lebih berhak terhadap diri Rasulullah daripada kalian.” Mendengar hal itu Asma’ marah dan tak kuasa menahan gejolak jiwanya sehingga beliau berkata, “Tidak demi Allah, kalian bersama Rasulullah saw sedangkan beliau memeberi makan bagi yang kelaparan di antara kalian dan mengajarkan bagi yang masih bodoh di antara kalian, adapun kami di suatu negeri atau di bumi yang jauh dan tidak disukai, yakni Habasyah, dan semua itu adalah demi ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.” Kemudian, Asma’ ra diam sejenak, selanjutnya berkata, “Demi Allah aku tidak makan dan minum sehingga aku laporkan hal ini kepada Rasulullah saw, kami diganggu dan ditakut-takuti, hal itu juga aku akan sampaikan kepada Rasulullah saw, aku akan tanyakan kepada beliau, demi Allah aku tidak berdusta, tidak akan menyimpang dan tidak akan menambah-nambah.”
Tatkala Rasulullah saw datang, maka Asma’ berkata kepadanya, “Wahai Nabi saw, sesungguhnya Umar berkata begini dan begitu.” Rasulullah saw bertanya kepada Umar, “Apa yang telah engkau katakan kepadanya,” Umar menjawab, “Aku katakan begini dan begitu.” Rasulullah saw bersabda kepada Asma’, “Tiada seorang pun yang lebih berhak atas diriku melebihi kalian, adapun dia (Umar) dan para sahabatnya berhijrah satu kali, akan tetapi kalian ahlus safinah (yang menumpang kapal) telah berhijrah dua kali.”
Akhirnya, berbunga-bungalah hati Asma’ karena pernyataan Rasulullah tersebut, lalu beliau sebarkan berita tersebut kepada khalayak, hingga orang-orang mengerumuni beliau untuk meminta penjelasan tentang kabar tersebut. Asma’ berkata, “Sungguh aku melihat Abu Musa dan orang-orang yang telah berlayar (berhijrah bersama Asma’ dan suaminya) mendatangiku dan menanyakan kepadaku tentang hadis tersebut, maka tiada sesuatu dari dunia yang menggembirakan dan lebih besar artinya bagi mereka dari apa yang disabdakan Nabi saw kepada mereka.”
Manakala pasukan kaum muslimin menuju Syam, di antara ketiga panglimanya terdapat suami dari Asma’, yakni Ja’far bin Abi Thalib ra. Di sana, di medan perang Allah memilih beliau di antara sekian pasukan untuk mendapatkan gelar syahid di jalan Allah.
Rasulullah saw mendatangi rumah Asma’ dan menanyakan ketiga anaknya, mereka pun berkeliling di sekitar Rasulullah, kemudian Rasulullah mencium mereka dan mengusap kepala mereka hingga kedua matanya melelehkan air mata. Berkatalah Asma’ dengan hati yang berdebar-debar menyiratkan kesedihan, “Demi ayah dan ibuku, apa yang membuat anda menangis? Apakah telah sampai suatu kabar kepada anda tentang Ja’far dan sahabat-sahabatnya?” Beliau menjawab, “Benar, dia gugur hari ini.”
Asma’ tidak kuasa menahan tangisnya, kemudian Rasulullah menghiburnya dan berkata kepadanya, “Berkabunglah selama tiga hari, kemudian berbuatlah sesukamu setelah itu.” Selanjutnya, Rasulullah saw bersabda kepada keluarga beliau, “Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja’far, karena telah datang peristiwa yang menyibukkan mereka.”
Tiada yang dilakukan oleh wanita mukminah ini melainkan mengeringkan air mata, bersabar, dan berteguh hati dengan mengharap pahala yang agung dari Allah. Bahkan, suatu malam dia bercita-cita agar syahid sebagaimana suaminya. Terlebih-lebih tatkala beliau mendengar dari salah seorang laki-laki dari Bani Murrah bin Auf berkata, “Tatkala perang tersebut, demi Allah seolah-olah aku melihat Ja’far ketika melompat dari kudanya yang berwarna kekuning-kuningan kemudian beliau berperang hingga terbunuh. Beliau sebelum terbunuh berkata:
Wahai jannah yang aku dambakan mendiaminya
Harum semerbak baunya, sejuk segar air minumnya
Tantara Romawi menghampiri liang kuburnya
Terhalang jauh dari sanak keluarganya
Kewajibankulah menghantamnya kala menjumpainya
Kemudian, Ja’far memegang bendera dengan tangan kanannya, tetapi dipotonglah tangan kanan beliau, kemudian beliau bawa dengan tangan kirinya, akan tetapi dipotonglah tangan kirinya, selanjutnya beliau kempit dengan di dadanya dengah kedua lengannya hingga terbunuh.
Asma’ mendapatkan makna dari sabda Rasulullah saw yang pernah berkata kepada anaknya, “Assalamualaikum wahai putra yang memiliki dua sayap.”
Rupanya Allah menggantikan kedua tangan Ja’far yang terputus dengan dua sayap yang dengan keduanya beliau terbang di jannah sekehendaknya. Seorang ibu yang salihah tersebut tekun menarbiyah ketiga anaknya dan membimbing mereka agar mengikuti jejak yang telah di tempuh oleh ayahnya yang telah syahid, serta membiasakan mereka dengan tabiat iman.
Belum lama berselang dari waktu tersebut Abu Bakar ra datang untuk meminang Asma’ binti Umais setelah wafatnya istri beliau, Ummu Rumaan ra. Tiada alasan bagi Asma’ untuk menolak pinangan orang seutama Abu Bakar ra, begitulah akhirnya Asma’ berpindah ke rumah Abu Bakar ra untuk menambah cahaya kebenaran dan cahaya iman dan untuk mencurahkan cinta dan kesetiaan di rumah tangganya.
Setelah sekian lama beliau melangsungkan pernikahan yang penuh barakah, Allah mengaruniakan kepada mereka seorang anak laki-laki. Mereka ingin melaksanakan haji wada, maka Abu Bakar menyuruh istrinya untuk mandi dan menyertai haji setelah Rasulullah saw memintanya. Kemudiana Asma’ menyaksikan peristiwa demi peristiwa yang besar, namun peristiwa yang paling besar adalah wafatnya pemimpin anak Adam dan terputusnya wahyu dari langit. Kemudian beliau juga menyaksikan suaminya, yakni Abu Bakar memegang tampuk kekhalifahan bagi kaum muslimin, sehingga suaminya merampungkan problematika yang sangat rumit, seperti memerangi orang-orang yang murtad, memerangi orang-orang yang tidak mau berzakat, serta mengirimkan pasukan Usamah dan sikapnya yang teguh laksana gunug tidak ragu-ragu dan tidak bimbang, demikian pula beliau menyaksikan bagaimana pertolongan Allah diberikan kepada kaum muslimin dengan sikap iman yang teguh tersebut.
Asma’ senantiasa menjaga agar suaminya senantiasa merasa senang dan beliau hidup bersama suaminya dengan perasaan yang tulus turut memikul beban bersama suaminya dalam urusan umat yang besar.
Akan tetapi, hal itu tidak berlangsung lama sebab Khalifah ash-Shidiq sakit dan semakin bertambah parah hingga keringat membasahi pada bagian atas kedua pipi beliau. Ash-Shidiq dengan ketajaman perasaan seorang mukmin yang shadiq merasakan dekatnya ajal beliau sehingga beliau bersegera untuk berwasiat. Adapun di antara wasiat beliau adalah agar beliau dimandikan oeh istrinya Asma’ binti Umais ra, selain itu beliau berpesan kepada istrinya agar berbuka puasa dengan berkata, “Berbukalah karena hal itu membuat dirimua lebih kuat.”
Asma’ merasa telah dekatnya wafat beliau sehingga beliau membaca istirja dan memohon amun sedangkan kedua mata beliau tidak berpaling sedikit pun dari memandang suaminya yang ruhnya kembali dengan selamat kepada Allah. Hal itu membuat Asma’ meneteskan air mata dan bersedih hati, akan tetapi sedikit pun beliau tidak mengatakan sesuatu melainkan yang diridhai Allah Tabaraka wa Ta’ala, beliau tetap bersabar dab berteguh hati.
Selanjutnya beliau menunaikan perkara penting yang diminta oleh suaminya yang telah tiada, karena beliau adalah orang yang paling bisa dipercaya oleh suaminya. Mulailah beliau memandikan jenazah suaminya dan beliau lupa terhadap wasiat yang kedua. Beliau bertanya kepada para muhajirin yang hadir, “Sesungguhnya aku sedang berpuasa, namun hari ini adalah hari yang sangat dingin, apakah boleh bagiku untuk mandi?” Mereka menjawab, “Tidak.” (Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam al-Muwatha’ I/222 dan Ibnu Sa’ad dalam ath-Thabaqat VIII/284).
Di akhir siang, seusai dimakamkannya as-Shiddiq, tiba-tiba Asma’ binti Umais ingat wasiat suaminya yang kedua, yakni agar beliau berbuka (tidak melanjutkan puasa). Lantas apa yang dilakukannya sekarang? Sedangkan waktu hanya tinggal sebentar lagi. Menunggu matahari tenggelam dan orang yang shoum diperbolehkan untuk berbuka? apakah dia akan setia dengan wasiat suaminya ataukah menunggu sejenak saja untuk melanjutkan puasanya?
Kesetiaan terhadap suaminya telah menghalangi beliau untuk mengkhianati wasiat suaminya yang telah pergi, maka beliau mengambil air dan meminum kemudian berkata, “Demi Allah aku tidak akan melanggar janjinya hari ini.”
Setelah kepergian suaminya, Asma’ ra melazimi rumahnya dengan mendidik putra-putranya, baik dari Ja’far maupun dari Abu Bakar. Beliau menyerahkan urusan anak-anaknya kepada Allah dengan mohon kepada-Nya untuk memperbaiki anak-anaknya dan Allah pun memperbaiki mereka hingga mereka menjadi imam bagi orang-orang yang bertakwa. Inilah puncak dari harapan beliau di dunia dan beliau tidak mengetahui takdir yang akan menimpa beliau yang tersembunyi di balik ilmu Allah.
Dialah Ali bin Abu Thalib ra saudara dari Ja’far yang memiliki dua sayap mendatangi Asma’ untuk meminangnya sebagai wujud kesetiaan Ali kepada saudaranya yang dia cintai, yaitu Ja’far, begitu pula Abu Bakar as-shiddiq ra.
Setelah berkali-kali berpikir dan mempertimbangkannya dengan matang, beliau memutuskan untuk menerima lamaran dari Ali bin Abi Thalib sehingga kesempatan tersebut dapat beliau gunakan untuk membantu membina putra-putra saudaranya Ja’far. Maka, berpindahlah Asma’ ke rumah tangga Ali ra setelah wafatnya Fatimah az-Zahraa’ ra dan ternyata beliau adalah sebaik-baik wanita salihah, dan beliau juga memiliki suami yang paling baik dalam bergaul. Asma’ senantiasa memiliki kedudukan yang tinggi di mata Ali hingga beliau sering mengulang-ulang di setiap tempat, “Di antara wanita yang memiliki syahwat telah menipu kalian, maka aku tidak menaruh kepercayaan di antara wanita melebihi Asma’ binti Umais.”
Allah memberi kemurahan kepada Ali dengan mengaruniai anak dari Asma’ yang bernama Yahya dan Aunan, berlalulah hari demi hari dan Ali menyaksikan pemandangan yang asing, yakni putra saudaranya Ja’far sedang berbantahan dengan Muhammad bin Abu Bakar dan masing-masing membanggakan diri dari yang lain dengan mengatakan, “Aku lebih baik daripada kamu dan ayahku lebih baik daripada ayahmu.” Ali tidak mengetahui apa yang mereka berdua katakan. Dan bagaimana pula memutuskan antara keduanya karena beliau merasa simpati dengan keduanya. Maka, tiada yang dapat beliau lakukan selain memanggil ibu mereka, yakni Asma’ ra, kemudian berkata, “Putuskanlah antara keduanya!” Dengan pikirannya yang tajam dan hikmah yang mendalam beliau berkata, “Aku tidak melihat seorang pemuda di Arab yang lebih baik daripada Ja’far dan aku tidak pernah melihat orang tua yang lebih baik daripada Abu Bakar.” Inilah yang menyelesaikan urusan mereka berdua dan kembalilah kedua bocah tersebut saling merangkul dan bermain bersama. Namun, Ali merasa takjub dengan bagusnya keputusan yang diambil oleh Asma’ terhadap anak-anaknya, dengan menatap wajah istrinya beliau berkata, “Engaku tidak menyisakan bagi kami sedikit pun wahai Asma’?” Dengan kecerdasan yang tinggi dan keberanian yang luar biasa ditambah lagi adab yang mulia beliau berkata:”Di antara ketiga orang pilihan, kebaikan Anda masih di bawah kebaikan mereka.”
Ali ra tidak merasa asing dengan jawaban istrinya yang cerdas, maka beliau berkata dengan ksatria dan akhlak yang utama: “Sendaianya engkau tidak menjawab dengan jawaban tersebut, niscaya aku cela dirimu.”
Akhirnya, kaum muslimin memilih Ali ra sebagai khalifah setelah Utsman bin Affan, maka kedua kalinya Asma’ menjadi istri seorang khalifah, yang kali ini adalah khalifah rasyidin yang keempat, semoga Allah meridhai mereka semuanya.
Asma’ turut serta memikul tanggung jawab sebagai istri khalifah bagi kaum muslimin dalam menghadapi peristiwa-peristiwa besar, begitu pula dengan Abdullah bin Ja’far dan Muhammad bin Abu Bakar ra berdiri di samping ayahnya dalam rangka membela kebenaran. Kemudian, setelah berselang beberapa lama, wafatlah putra beliau Muhammad bin Abu Bakar ra dan musibah tersebut membawa pengaruh yang besar pada diri beliau, akan tetapi Asma’ seorang wanita mukminah tidak mungkin menyelisihi ajaran Islam dengan berteriak-teriak dan meratap dan hal-hal lain yang dilarang dalam Islam. Tiada yang beliau lakukan selain berusaha bersabar dan membawa pertolongan dengan sabar dan salat terhadap penderitaan yang beliau alami. Asma’ selalu memendam kesedihannya hingga payudaranya mengeluarkan darah.
Belum lagi tahun berganti hingga sakit beliau bertambah parah dan menjadi lemah jasmaninya, dengan cepat kemudian beliau meninggal dunia. Yang tinggal hanyalah lambang kehormatan yang tercatat dalam sejarah setelah beliau mengukir sebaik-baik contoh dalam hal kebijaksanaan, kesabaran, dan kekuatan.
Demikian Artikel tentang Asma’ binti Umais (Wanita yang Hijrah Dua Kali)
Asma’ binti Umais (Wanita yang Hijrah Dua Kali)
Mustika Tangan Gaib Khodam Ganas Mustika Tangan Gaib Khodam Ganas merupakan mustika bertuah yang memiliki bentuk pamor membentuk sosok tangan gaib yang sangat unik dan langka sekali. Pamor mustika tersebut terbentuk secara alami dan bukan karena isian maupun gamabaran manusia. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Tersebut Insya Allah untuk perlindungan tingkat tinggi. Setiap orang tentu perlu… selengkapnya
Rp 325.000Keris Kyai Sengkelat Kinatah Sepuh Emas Keris Kyai Sengkelat Kinatah Sepuh Emas dan telah menjadi buruan banyak orang. Apalagi Keris pusaka yang satu ini sudah sangat terkenal namanya. Keris Kyai Sengkelat Kinatah Sepuh Emas mempunyai khasiat Insya Allah untuk memudahkan pemilik menjadi penguasa, memuluskan meraih kepemimpinan swasta/politik/pemerintahan/militer, kelancaran meraih jabatan sesuai harapan, kelancaran rejeki mengalir… selengkapnya
Rp 675.000Mustika Giok Hitam Ukir Dewi Kwan Im Mustika Giok Hitam Ukir Dewi Kwan Im adalah seni ukir batu giok dengan motif ukir Dewi Kwan Im Yang sangat mempesona. Mustika giok ini memiliki energi alami yang terkandung didalamnya. Mustika ini merupakan salah satu mustika bertuah yang banyak sekali diburu dan cocok sekali untuk dijadikan liontin. Liontin… selengkapnya
Rp 350.000Mustika Pasanggrahan Keramat adalah nama Produk ini. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Pasanggrahan Keramat Insya Allah untuk mudah meraih jabatan, mudah bergaul, mudah mendapat relasi bisnis, mudah mencari teman kencan dan semakin disayang semua orang sekitar, membangkitkan kekuatan pemikat tingkat tinggi, pengasihan ampuh dan pelet alami, serta mendatangkan bantuan secara gaib seperti khodam/jin patuh pada pemilik…. selengkapnya
Rp 320.000Nama Pusaka : Keris Bugis Dapur / Bentuk : Sujen Ampel Pamor / Lambang / Filosofi : Untu Walang Tangguh / Era Pembuatan / Estimasi : Kerajaan Luar Jawa / Melayu Tahun Pembuatan : Abad 12-14 Model Bilah Pusaka : Lurus Panjang Bilah Keris : 40 CM Panjang Seluruh Keris : 46 CM Asal Usul… selengkapnya
*Harga Hubungi CSKeris Pusaka Sinom Wahyu Tumurun Sepuh Keris Pusaka Sinom Wahyu Tumurun Sepuh merupakan keris lurus tidak memiliki luk atau lekukan pada bilah. Keris pusaka ini sangatlah kharismatik karena memiliki pamor wahyu tumurun yang begitu indah. Pusaka ini memiliki bentuk dhapur sinom yang merupakan keris lurus tampak tegap dan gagah. Pusaka ini memiliki energi ghaib yang kuat… selengkapnya
Rp 4.000.000Nama Produk Asli Mustika Mani Gajah Super / Mustika Mani ini lebih jernih dari Mustika Mani Gajah Sebelumnya. Khasiat, Tuah, Manfaat Insya Allah untuk Pengasihan Ampuh, Pelet Tanpa Pandang Bulu, Puter Giling, Kembalikan Pasangan, Daya Tarik, Pemikat Hati, Pembuka Aura diri, Memikat Pasangan Agar Tunduk, Keharmonisan Pacaran dan Rumah Tangga, Meluluhkan Relasi/Pimpinan/Bos, Meningkatkan Kepercayaan, Pagar… selengkapnya
Rp 400.000Pelet Bunga Kantil Nama Produk ini. Pelet Bunga Kantil ini mempunyai Khasiat Insya Allah untuk mempunyai Khasiat Insya Allah untuk pelet, guna guna dan pengasihan memikat lawan jenis / sesama jenis. Berasal Dari Bahan : Wesi Kuning / Besi Kuning / Besi Kursani. Ukuran : 74 Milimeter. Stok produk barang ini : Jumlah Terbatas. 8709… selengkapnya
Rp 225.000Liontin Mustika Giok Hitam Ukir Budha Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Tersebut Insya Allah untuk membuka pintu keberuntungan dalam diri, menghilangkan aura atau energi negatif dalam diri, memberikan perasaan dingin dan nyaman saat memakai liontin ini, keberkahan dalam setiap usaha yang di jalani, membuka pintu rejeki dari berbagai arah, mudah diterima oleh kalangan mana saja dan… selengkapnya
Rp 375.000Mustika Angka 26 Natural Asli Mustika Angka 26 Natural Asli merupakan mustika bertuah yang memiliki pamor angka 26 langka dan unik, Pamor mustika ini juga terbentuk melalui proses alam secara alami dan bukan hasil isian maupun gambaran manusia. Mustika tersebut perpaduan warna dan pamornya juga sangat serasi serta indah sekali. Keterangan Mustika. Produk Jenis ini… selengkapnya
Rp 500.000Miqdad Bin ‘Amr Ia dikenal sebagai pelopor barisan berkuda dan ahli filsafat. Ketika membicarakan dirinya, para sahabat dan teman sejawatnya berkata, “Orang yang pertama memacu kudanya dalam perang sabil adallah Miqdad ibnul Aswad.” Dan Miqdad ibnul Aswad yang mereka maksudkan itu adalah tokoh kita Miqdad bin ‘Amr ini. Di masa jahiliyah ia menyetujui dan membuat… selengkapnya
Benarkah Gajah Mada Muslim? Benarkah Gajah Mada Muslim? Jika anda mencari tentang gajah mada ada dimajalah posmo edisi 689, Dari berbagai maljalah membahas tentang simpang siur tentang benarkah gajah mada muslim, Gajah Mada (wafat k. 1364) adalah seorang panglima perang dan tokoh yang sangat berpengaruh pada zaman kerajaan Majapahit. Menurut berbagai sumber mitologi, kitab, dan… selengkapnya
Inilah Ciri Rumah Ada Hantunya 1. Suasana yang mencekam dan seram: Suara-suara aneh, benda-benda yang bergerak sendiri, atau kesan dingin yang tiba-tiba muncul tanpa sebab adalah tanda-tanda bahwa rumah tersebut bisa jadi ditempati oleh hantu. 2. Penampakan makhluk halus: Adanya penampakan sosok-sosok aneh atau bayangan yang tidak jelas bisa menjadi petunjuk bahwa rumah tersebut memiliki… selengkapnya
Seri Keris Udan Mas. Pamor ini banyak dicari orang, terutama pedagang dan pengusaha. Bentuknya merupakan pusaran atau gelang-gelang berlapis, paling sedikit ada tiga lapisan. Letaknya ada yang beraturan dan ada yang berserakan. Pamor ini sering pula berkombinasi dengan Wos Wutah atau Tunggak Semi. Manfaatnya untuk mencari rejeki dan tidak pemilih.
Alamat Dukun Surabaya Alamat Dukun Surabaya sering dicari oleh masyarakat karena datang ketempat praktek adalah kebiasaan orang-orang jika ingin bertransaksi. Banyak sekali orang-orang yang tertipu karena mengambil jasa Dukun atau dukun dari jarak jauh. Anda tidak perlu khawatir karena Pusaka Dunia membuka layanan jasa spiritual yang ampuh dan terpercaya. Alamat Pusaka Dunia Surabaya Masyarakat Surabaya… selengkapnya
Arti Keris Megantara, Megantara / Megantoro merupakan salah satu nama dhapur yang cukup terkenal dari sekian banyak dhapur dalam dunia perkerisan. Bentuk keris ini cukup unik karena keris ini dikategorikan sebagai keris berluk yaitu luk 7. Keunikan keris ini adalah luk hanya ada di bagian bawah dan luk yang ke 7 terlihat lurus sehingga terkesan… selengkapnya
Berita Artikel Kisah Mbah Soleh Yang Meninggal 9 kali Dikawasan Wisata Religi Sunan Ampel di Surabaya Jawa timur, sebuah keajaiban yang tak ada duanya, ada seorang manusia yang di kubur hingga sembilan kali. Di samping Masjid Agung Sunan Ampel ada 9 kuburan yang berjajar. Itu bukan kuburan 9 orang, tapi hanya makam 1 orang yaitu… selengkapnya
Kenapa Harus Menikah…? Berikut beberapa alasan mengapa harus menikah, semoga bisa memotivasi kaum muslimin untuk memeriahkan dunia dengan nikah. Berikut beberapa alasan mengapa harus menikah, semoga bisa memotivasi kaum muslimin untuk memeriahkan dunia dengan nikah. 1. Melengkapi agamanya “Barang siapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam… selengkapnya
Khasiat Batu Permata Anhydrite Anhydrite Variasi Warna : Putih, Biru, Ungu, Merah Mawar, Kadar Transparasi : Transparan hingga Translusan Luster : Pearly, Vitreous – Grasy Index Bias : 1.567 -1.618 Kadar Keras : 3.0 – 3.5 Skala Mohs. Berat Jenis : 2.96 – 2.98 gr/cm3 Formula Kimia : CaSO4 (Calcium Sulfate) Sistem Kristal : Orthorombik,… selengkapnya
1001 Macam Lebih Alat Sulap Terbaru Alat Sulap Murah Alat Sulap Baru Alat Sulap Bandung Alat Sulap Terbaru 2016 Alat Sulap Supranatural Alat Sulap Panggung Alat Sulap Surabaya Alat Sulap Sederhana Alat Sulap Api Alat Sulap Ilusi Alat Sulap, 1001 Macam Lebih Alat Sulap Terbaru ADA DISINI Alat Sulap Terbaru Alat Sulap Anak Alat Sulap… selengkapnya
