Asma’ binti Umais (Wanita yang Hijrah Dua Kali)
Tentang Asma’ binti Umais (Wanita yang Hijrah Dua Kali). Beliau adalah Asma’ binti Umais bin Ma’d bin Tamim bin al-Haris bin Ka’ab bin Malik bin Quhafah, dipanggil dengan nama Ummu Abdillah. Beliau termasuk salah satu di antara empat akhwat mukminah yang telah mendapat pengesahan dari Rasulullah saw dengan sabdanya, “Ada empat akhwat mukminah yaitu Maimunah, Ummu Fadhl, Salma dan Asma’.”
Beliau ra masuk Islam sebelum kaum muslimin memasuki rumah bin Abi al-Arqam. Beliau adalah istri pahlawan di antara sahabat, yaitu Ja’far bin Abi Thalib ra, sahabat yang memiliki dua sayap sebagaimana gelar yang Rasulullah saw berikan terhadap beliau. Manakala ingin mengucapkan salam kepada Abdullah bin Ja’far beliau Rasulullah saw , “Selamat atas kamu wahai putra dari seorang yang memiliki dua sayap (dzul janahain).”
Asma’ ra termasuk wanita muhajirah pertama, beliau turut berhijrah bersama suaminya, yaitu Ja’far bin Abi Thalib menuju Habsyah. Beliau rasakan pahit getirnya hidup di pengasingan. Adapun suaminya adalah juru bicara kaum muslimin dalam menghadapi raja Habsyah an-Najasi.
Di bumi pengasingan tersebut beliau melahirkan tiga putra: Abdullah, Muhammad, dan ‘Aunan. Abdullah sangat mirip dengan ayahnya, sedangkan ayahnya sangat mirip dengan Rasulullah saw, sehingga hal itu menggemberikan hati beliau dan menumbuhkan perasaan rindu untuk melihat Rasulullah saw. Rasulullah saw bersabda kepada Ja’far, “Engkau menyerupai bentukku dan juga akhlakku.”
Ketika Rasulullah saw memerintahkan bagi para muhajirin untuk bertolak menuju Madinah, hampir-hampir Asma’ terbang karena girangnya. Inilah mimpi yang menjadi kenyataan dan jadilah kaum muslimin mendapatkan negeri mereka dan kelak mereka akan menjadi tentara-tentara Islam yang akan menyebarkan Islam dan meninggikan kalimat Allah.
Begitulah, Asma’ ra keluar dengan berkendaraan tatkala hijrah untuk kali yang kedua dari negeri Habsyah menuju negeri Madinah. Tatkala rombongan muhajirin tiba di Madinah, ketika itu pula mereka mendengar berita bahwa kaum muslimin baru menyelesaikan peperangan dan membawa kemenangan, takbir pun menggema di segala penjuru karena bergembira dengan kemenangan pasukan kaum muslimin dan kedatangan muhajirin dari Habsyah.
Ja’far bin Ali Abi Thalib datang disambut Rasulullah saw dengan gembira kemudian beliau cium dahinya seraya bersabda, “Demi Allah, aku tidak tahu mana yang lebih menggembirakan, kemenangan Khaibar atau kedatangan Ja’far.”
Asma’ masuk ke dalam rumah Hafshah binti Umar tatkala Nabi saw menikahinya. Tatkala itu Umar masuk ke rumah Hafshah sedangkan Asma’ berada di sisinya, lalu beliau bertanya kepada Hafshah, “Siapakah wanita ini?” Hafshah menjawab, “Dia adalah Asma’ binti Umais?” Umar bertanya, “Inikah wanita yang datang dari negeri Habsyah di seberang lautan?” Asma’ menjawab, “Benar.” Umar berkata, “Kami telah mendahului kalian untuk berhijrah bersama Rasul, maka kami lebih berhak terhadap diri Rasulullah daripada kalian.” Mendengar hal itu Asma’ marah dan tak kuasa menahan gejolak jiwanya sehingga beliau berkata, “Tidak demi Allah, kalian bersama Rasulullah saw sedangkan beliau memeberi makan bagi yang kelaparan di antara kalian dan mengajarkan bagi yang masih bodoh di antara kalian, adapun kami di suatu negeri atau di bumi yang jauh dan tidak disukai, yakni Habasyah, dan semua itu adalah demi ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.” Kemudian, Asma’ ra diam sejenak, selanjutnya berkata, “Demi Allah aku tidak makan dan minum sehingga aku laporkan hal ini kepada Rasulullah saw, kami diganggu dan ditakut-takuti, hal itu juga aku akan sampaikan kepada Rasulullah saw, aku akan tanyakan kepada beliau, demi Allah aku tidak berdusta, tidak akan menyimpang dan tidak akan menambah-nambah.”
Tatkala Rasulullah saw datang, maka Asma’ berkata kepadanya, “Wahai Nabi saw, sesungguhnya Umar berkata begini dan begitu.” Rasulullah saw bertanya kepada Umar, “Apa yang telah engkau katakan kepadanya,” Umar menjawab, “Aku katakan begini dan begitu.” Rasulullah saw bersabda kepada Asma’, “Tiada seorang pun yang lebih berhak atas diriku melebihi kalian, adapun dia (Umar) dan para sahabatnya berhijrah satu kali, akan tetapi kalian ahlus safinah (yang menumpang kapal) telah berhijrah dua kali.”
Akhirnya, berbunga-bungalah hati Asma’ karena pernyataan Rasulullah tersebut, lalu beliau sebarkan berita tersebut kepada khalayak, hingga orang-orang mengerumuni beliau untuk meminta penjelasan tentang kabar tersebut. Asma’ berkata, “Sungguh aku melihat Abu Musa dan orang-orang yang telah berlayar (berhijrah bersama Asma’ dan suaminya) mendatangiku dan menanyakan kepadaku tentang hadis tersebut, maka tiada sesuatu dari dunia yang menggembirakan dan lebih besar artinya bagi mereka dari apa yang disabdakan Nabi saw kepada mereka.”
Manakala pasukan kaum muslimin menuju Syam, di antara ketiga panglimanya terdapat suami dari Asma’, yakni Ja’far bin Abi Thalib ra. Di sana, di medan perang Allah memilih beliau di antara sekian pasukan untuk mendapatkan gelar syahid di jalan Allah.
Rasulullah saw mendatangi rumah Asma’ dan menanyakan ketiga anaknya, mereka pun berkeliling di sekitar Rasulullah, kemudian Rasulullah mencium mereka dan mengusap kepala mereka hingga kedua matanya melelehkan air mata. Berkatalah Asma’ dengan hati yang berdebar-debar menyiratkan kesedihan, “Demi ayah dan ibuku, apa yang membuat anda menangis? Apakah telah sampai suatu kabar kepada anda tentang Ja’far dan sahabat-sahabatnya?” Beliau menjawab, “Benar, dia gugur hari ini.”
Asma’ tidak kuasa menahan tangisnya, kemudian Rasulullah menghiburnya dan berkata kepadanya, “Berkabunglah selama tiga hari, kemudian berbuatlah sesukamu setelah itu.” Selanjutnya, Rasulullah saw bersabda kepada keluarga beliau, “Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja’far, karena telah datang peristiwa yang menyibukkan mereka.”
Tiada yang dilakukan oleh wanita mukminah ini melainkan mengeringkan air mata, bersabar, dan berteguh hati dengan mengharap pahala yang agung dari Allah. Bahkan, suatu malam dia bercita-cita agar syahid sebagaimana suaminya. Terlebih-lebih tatkala beliau mendengar dari salah seorang laki-laki dari Bani Murrah bin Auf berkata, “Tatkala perang tersebut, demi Allah seolah-olah aku melihat Ja’far ketika melompat dari kudanya yang berwarna kekuning-kuningan kemudian beliau berperang hingga terbunuh. Beliau sebelum terbunuh berkata:
Wahai jannah yang aku dambakan mendiaminya
Harum semerbak baunya, sejuk segar air minumnya
Tantara Romawi menghampiri liang kuburnya
Terhalang jauh dari sanak keluarganya
Kewajibankulah menghantamnya kala menjumpainya
Kemudian, Ja’far memegang bendera dengan tangan kanannya, tetapi dipotonglah tangan kanan beliau, kemudian beliau bawa dengan tangan kirinya, akan tetapi dipotonglah tangan kirinya, selanjutnya beliau kempit dengan di dadanya dengah kedua lengannya hingga terbunuh.
Asma’ mendapatkan makna dari sabda Rasulullah saw yang pernah berkata kepada anaknya, “Assalamualaikum wahai putra yang memiliki dua sayap.”
Rupanya Allah menggantikan kedua tangan Ja’far yang terputus dengan dua sayap yang dengan keduanya beliau terbang di jannah sekehendaknya. Seorang ibu yang salihah tersebut tekun menarbiyah ketiga anaknya dan membimbing mereka agar mengikuti jejak yang telah di tempuh oleh ayahnya yang telah syahid, serta membiasakan mereka dengan tabiat iman.
Belum lama berselang dari waktu tersebut Abu Bakar ra datang untuk meminang Asma’ binti Umais setelah wafatnya istri beliau, Ummu Rumaan ra. Tiada alasan bagi Asma’ untuk menolak pinangan orang seutama Abu Bakar ra, begitulah akhirnya Asma’ berpindah ke rumah Abu Bakar ra untuk menambah cahaya kebenaran dan cahaya iman dan untuk mencurahkan cinta dan kesetiaan di rumah tangganya.
Setelah sekian lama beliau melangsungkan pernikahan yang penuh barakah, Allah mengaruniakan kepada mereka seorang anak laki-laki. Mereka ingin melaksanakan haji wada, maka Abu Bakar menyuruh istrinya untuk mandi dan menyertai haji setelah Rasulullah saw memintanya. Kemudiana Asma’ menyaksikan peristiwa demi peristiwa yang besar, namun peristiwa yang paling besar adalah wafatnya pemimpin anak Adam dan terputusnya wahyu dari langit. Kemudian beliau juga menyaksikan suaminya, yakni Abu Bakar memegang tampuk kekhalifahan bagi kaum muslimin, sehingga suaminya merampungkan problematika yang sangat rumit, seperti memerangi orang-orang yang murtad, memerangi orang-orang yang tidak mau berzakat, serta mengirimkan pasukan Usamah dan sikapnya yang teguh laksana gunug tidak ragu-ragu dan tidak bimbang, demikian pula beliau menyaksikan bagaimana pertolongan Allah diberikan kepada kaum muslimin dengan sikap iman yang teguh tersebut.
Asma’ senantiasa menjaga agar suaminya senantiasa merasa senang dan beliau hidup bersama suaminya dengan perasaan yang tulus turut memikul beban bersama suaminya dalam urusan umat yang besar.
Akan tetapi, hal itu tidak berlangsung lama sebab Khalifah ash-Shidiq sakit dan semakin bertambah parah hingga keringat membasahi pada bagian atas kedua pipi beliau. Ash-Shidiq dengan ketajaman perasaan seorang mukmin yang shadiq merasakan dekatnya ajal beliau sehingga beliau bersegera untuk berwasiat. Adapun di antara wasiat beliau adalah agar beliau dimandikan oeh istrinya Asma’ binti Umais ra, selain itu beliau berpesan kepada istrinya agar berbuka puasa dengan berkata, “Berbukalah karena hal itu membuat dirimua lebih kuat.”
Asma’ merasa telah dekatnya wafat beliau sehingga beliau membaca istirja dan memohon amun sedangkan kedua mata beliau tidak berpaling sedikit pun dari memandang suaminya yang ruhnya kembali dengan selamat kepada Allah. Hal itu membuat Asma’ meneteskan air mata dan bersedih hati, akan tetapi sedikit pun beliau tidak mengatakan sesuatu melainkan yang diridhai Allah Tabaraka wa Ta’ala, beliau tetap bersabar dab berteguh hati.
Selanjutnya beliau menunaikan perkara penting yang diminta oleh suaminya yang telah tiada, karena beliau adalah orang yang paling bisa dipercaya oleh suaminya. Mulailah beliau memandikan jenazah suaminya dan beliau lupa terhadap wasiat yang kedua. Beliau bertanya kepada para muhajirin yang hadir, “Sesungguhnya aku sedang berpuasa, namun hari ini adalah hari yang sangat dingin, apakah boleh bagiku untuk mandi?” Mereka menjawab, “Tidak.” (Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam al-Muwatha’ I/222 dan Ibnu Sa’ad dalam ath-Thabaqat VIII/284).
Di akhir siang, seusai dimakamkannya as-Shiddiq, tiba-tiba Asma’ binti Umais ingat wasiat suaminya yang kedua, yakni agar beliau berbuka (tidak melanjutkan puasa). Lantas apa yang dilakukannya sekarang? Sedangkan waktu hanya tinggal sebentar lagi. Menunggu matahari tenggelam dan orang yang shoum diperbolehkan untuk berbuka? apakah dia akan setia dengan wasiat suaminya ataukah menunggu sejenak saja untuk melanjutkan puasanya?
Kesetiaan terhadap suaminya telah menghalangi beliau untuk mengkhianati wasiat suaminya yang telah pergi, maka beliau mengambil air dan meminum kemudian berkata, “Demi Allah aku tidak akan melanggar janjinya hari ini.”
Setelah kepergian suaminya, Asma’ ra melazimi rumahnya dengan mendidik putra-putranya, baik dari Ja’far maupun dari Abu Bakar. Beliau menyerahkan urusan anak-anaknya kepada Allah dengan mohon kepada-Nya untuk memperbaiki anak-anaknya dan Allah pun memperbaiki mereka hingga mereka menjadi imam bagi orang-orang yang bertakwa. Inilah puncak dari harapan beliau di dunia dan beliau tidak mengetahui takdir yang akan menimpa beliau yang tersembunyi di balik ilmu Allah.
Dialah Ali bin Abu Thalib ra saudara dari Ja’far yang memiliki dua sayap mendatangi Asma’ untuk meminangnya sebagai wujud kesetiaan Ali kepada saudaranya yang dia cintai, yaitu Ja’far, begitu pula Abu Bakar as-shiddiq ra.
Setelah berkali-kali berpikir dan mempertimbangkannya dengan matang, beliau memutuskan untuk menerima lamaran dari Ali bin Abi Thalib sehingga kesempatan tersebut dapat beliau gunakan untuk membantu membina putra-putra saudaranya Ja’far. Maka, berpindahlah Asma’ ke rumah tangga Ali ra setelah wafatnya Fatimah az-Zahraa’ ra dan ternyata beliau adalah sebaik-baik wanita salihah, dan beliau juga memiliki suami yang paling baik dalam bergaul. Asma’ senantiasa memiliki kedudukan yang tinggi di mata Ali hingga beliau sering mengulang-ulang di setiap tempat, “Di antara wanita yang memiliki syahwat telah menipu kalian, maka aku tidak menaruh kepercayaan di antara wanita melebihi Asma’ binti Umais.”
Allah memberi kemurahan kepada Ali dengan mengaruniai anak dari Asma’ yang bernama Yahya dan Aunan, berlalulah hari demi hari dan Ali menyaksikan pemandangan yang asing, yakni putra saudaranya Ja’far sedang berbantahan dengan Muhammad bin Abu Bakar dan masing-masing membanggakan diri dari yang lain dengan mengatakan, “Aku lebih baik daripada kamu dan ayahku lebih baik daripada ayahmu.” Ali tidak mengetahui apa yang mereka berdua katakan. Dan bagaimana pula memutuskan antara keduanya karena beliau merasa simpati dengan keduanya. Maka, tiada yang dapat beliau lakukan selain memanggil ibu mereka, yakni Asma’ ra, kemudian berkata, “Putuskanlah antara keduanya!” Dengan pikirannya yang tajam dan hikmah yang mendalam beliau berkata, “Aku tidak melihat seorang pemuda di Arab yang lebih baik daripada Ja’far dan aku tidak pernah melihat orang tua yang lebih baik daripada Abu Bakar.” Inilah yang menyelesaikan urusan mereka berdua dan kembalilah kedua bocah tersebut saling merangkul dan bermain bersama. Namun, Ali merasa takjub dengan bagusnya keputusan yang diambil oleh Asma’ terhadap anak-anaknya, dengan menatap wajah istrinya beliau berkata, “Engaku tidak menyisakan bagi kami sedikit pun wahai Asma’?” Dengan kecerdasan yang tinggi dan keberanian yang luar biasa ditambah lagi adab yang mulia beliau berkata:”Di antara ketiga orang pilihan, kebaikan Anda masih di bawah kebaikan mereka.”
Ali ra tidak merasa asing dengan jawaban istrinya yang cerdas, maka beliau berkata dengan ksatria dan akhlak yang utama: “Sendaianya engkau tidak menjawab dengan jawaban tersebut, niscaya aku cela dirimu.”
Akhirnya, kaum muslimin memilih Ali ra sebagai khalifah setelah Utsman bin Affan, maka kedua kalinya Asma’ menjadi istri seorang khalifah, yang kali ini adalah khalifah rasyidin yang keempat, semoga Allah meridhai mereka semuanya.
Asma’ turut serta memikul tanggung jawab sebagai istri khalifah bagi kaum muslimin dalam menghadapi peristiwa-peristiwa besar, begitu pula dengan Abdullah bin Ja’far dan Muhammad bin Abu Bakar ra berdiri di samping ayahnya dalam rangka membela kebenaran. Kemudian, setelah berselang beberapa lama, wafatlah putra beliau Muhammad bin Abu Bakar ra dan musibah tersebut membawa pengaruh yang besar pada diri beliau, akan tetapi Asma’ seorang wanita mukminah tidak mungkin menyelisihi ajaran Islam dengan berteriak-teriak dan meratap dan hal-hal lain yang dilarang dalam Islam. Tiada yang beliau lakukan selain berusaha bersabar dan membawa pertolongan dengan sabar dan salat terhadap penderitaan yang beliau alami. Asma’ selalu memendam kesedihannya hingga payudaranya mengeluarkan darah.
Belum lagi tahun berganti hingga sakit beliau bertambah parah dan menjadi lemah jasmaninya, dengan cepat kemudian beliau meninggal dunia. Yang tinggal hanyalah lambang kehormatan yang tercatat dalam sejarah setelah beliau mengukir sebaik-baik contoh dalam hal kebijaksanaan, kesabaran, dan kekuatan.
Demikian Artikel tentang Asma’ binti Umais (Wanita yang Hijrah Dua Kali)
Asma’ binti Umais (Wanita yang Hijrah Dua Kali)
Handle Deder Keris Kayu Stigi Pegangan Keris Pusaka Handle Deder Keris Kayu Stigi Pegangan Keris Pusaka merupakan jenis handle atau deder pegangan keris yang terbuat dari kayu Stigi yang dipercaya sebagai rajanya kayu bertuah dan banyak sekali diburu para pecinta tosan aji, bahkan sampai pejabat negara. Sangat cocok juga untuk mengganti deder keris anda yang… selengkapnya
Rp 75.000Mustika Khodam Ganas Taat Pada Tuan adalah nama Produk ini. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Khodam Ganas Taat Pada Tuan Insya Allah untuk mendatangkan bala bantuan sejuta khodam, mendatangkan bantuan banyak khodam untuk keperluan hidup, ditakuti dan disegani banyak khodam, mempunyai banyak pengikut khodam, membangkitkan banyak khodam pendamping ganas yang menurut kepada pemilik mustika. Produk Jenis… selengkapnya
Rp 350.000Batu Mustika Kerejekian Buyung Lumut Batu Mustika Kerejekian Buyung Lumut merupakan batu alami penarikan alam ghaib dengan kekuatan spiritual tingkat tinggi. Batu mustika pusaka dunia ini mampu mendatangkan kerejekian tingkat tinggi sehingga pemaharnya akan terselamatkan hidupnya dan dijauhkan dari kemiskinan. Batu mustika dengan khasiat seperti ini menjadi primadona dan buronan banyak orang karena dapat membuka… selengkapnya
Rp 325.000Buku Kumpulan Pidhato Basa Jawa Buku Kumpulan Pidhato Basa Jawa ini berisikan seputar pidato bahasa jawa untuk semua acara, untuk santri, siswa, mahasiswa dan untuk umum. Daftar Isi Purwaka Pembuka Mengeti Hardiknas Tata cara Mantu pasrah Penganten nampi Pasrah Temanten Adat Wilujengan Malem Tirakatan Pangetan NKRI Mangayu Bagya Harja Sepasaran Bayi Murwakani Pangetan Maulid Nabi… selengkapnya
Rp 12.600Mustika Pagar Gaib Khodam Srigala Hitam Mustika Pagar Gaib Khodam Srigala Hitam merupakan merupakan mustika yang memiliki corak unik berbentuk mirip dengan kepala srigala. Mustika ini sangat aman digunakan karena tidak ada kandungan energi negatif sedikitpun. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Pagar Gaib Khodam Srigala Hitam Insya Allah untuk memiliki khodam berwujud srigala hitam, khodam perewangan… selengkapnya
Rp 315.000Mustika Prabu Siliwangi Nama daripada Produk ini. Mustika Prabu Siliwangi berkhasiat Insya Allah untuk menyembuhkan kerasukan, menaklukan makhluk halus, memperbanyak pengikut jin, penyembuhan penyakit santet, penyembuhan serangan guna guna dan pelet, membersihkan rumah dari jin jahat, menetralisir tempat usaha, membuka aura tempat usaha dan kantor agar terhindar dari gangguan gaib. Produk Jenis ini bernama Produk… selengkapnya
Rp 300.000Batu Mustika Eyang Sukmo Rinekso merupakan mustika bertuah yang memiliki corak pamor yang sangat unik bagaikan guratan hiam yang bentuknya tak beraturan namun malah terkesan artistik dan elegan, corak pamor dan perpaduan warna yang serasi sekali dan semakin menambah nilai seni dari alam yang ada pada mustika tersebut. Batu Mustika Eyang Sukmo Rinekso adalah nama Produk ini…. selengkapnya
Rp 275.000Mustika Wulu Macan Putih Mustika Wulu Macan Putih merupakan mustika yang memiliki corak alami. Mustika bertuah ini sangat baik digunakan untuk proteksi diri, perlindungan dari berbagai macam marabahaya gaib dan pembuka aura daya pemikat. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Wulu Macan Putih Insya Allah untuk pembuka aura awet muda, pembuka aura ketampanan/pembuka aura kecantikan, pembuka aura… selengkapnya
Rp 300.000Mustika Ketapel. Khasiat, Tuah, Manfaat Insya Allah untuk menajamkan mata batin agar bisa mempredeksi nasib usaha dan karir masa depan sebagai antisipasi, membangkitkan rasa cinta dan kerinduan jarak jauh, membuka pikiran agar memudahkan mendapat inspirasi serta memudahkan konsentrasi. Produk Jenis ini bernama Batu Akik Pamor Ketapel. Produk jenis ini ditemukan Tahun 1548. Tingkat Kekerasan 6.5-7… selengkapnya
Rp 500.000Mustika Gunung Hitam Paling Keramat Mustika Gunung Hitam Paling Keramat merupakan mustika bertuah yang memiliki bentuk pamor sosok gunung warna hitam yang terkesan keramat serta mustika ini pamornya terbentuk secara alami dan bukan karena gambaran maupun isian dari manusia. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Tersebut Insya Allah untuk pesugihan alami tanpa tumbal, memudahkan dalam meraih kekayaan,… selengkapnya
Rp 300.000Mengusap Kepala Yang Menggunakan Minyak Rambut Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Pertanyaan. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Jika seorang wanita memakai minyak rambut di kepalanya lalu ia mengusap rambutnya dalam wudhu, apakah wudhunya itu sah atau tidak ? Jawaban. Sebelum menjawab pertanyaan ini, saya ingin menerangkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam… selengkapnya
Kesaktian Kresna. Aji Kresna ini untuk menjadikan tubuh seperti raksasa bila dilihat musuh . Bila tidak dalam keadaan terancam keselamatan dirinya, tidak bisa aji yang satu ini dikeluarkan. Sebab musuh akan menjadi gila kerana takut dengan penglihatannya. Dalam pewayangan, yang memiliki aji ini hanyalah Prabu Dewa Kresna. Selain Kesaktian Kresna inilah 47 Macam Ajian Kesaktian… selengkapnya
Cara Mendapatkan Mustika Lipan Dengan Mudah Cara Mendapatkan Mustika Lipan Dengan Mudah – Mustika lipan merupakan sebuah mustika bertuah yang memiliki manfaat sangat special yaitu manfaat tembus pandang kebatinan, namun tidak hanya manfaatnya saja yang special akan tetapi pencarian batu mustika lipan juga sangat special karena sulit dan banyak tangtangannya. Maka dari itu batu mustika… selengkapnya
Keris Melayu Sejarah. Sejarah Singkat Keris Melayu. Jika dilihat daripada kehebatan pahlawan Melayu, tidak sah jika kita tidak memperkatakan mengenai kehebatan senjata terutama keris yang mereka gunakan. Keris Taming Sari milik Hang Tuah misalnya dikatakan mempunyai pelbagai kesaktian seperti melindungi tubuh penggunanya daripada dicederakan oleh mana-mana senjata. Sememangnya keris ialah senjata kebanggaan penduduk Nusantara yang… selengkapnya
Mustika Alam Gaib Yang Sering Dijual Di Toko Pusaka Mustika alam gaib yang sering dijual di toko pusaka Dalam kehidupan masa sekarang ini yang sudah maju bukan berarti dunia klenik mengalami kemunduran, banyak toko yang menjual mustika dengan bantuan teknologi, ada beberapa mustika alam gaib yang sering dijual di toko pusaka berikut adalah contohnya; Mustika Alam… selengkapnya
Minyak Apel Jin Daun 13 Minyak Apel Jin Daun 13 adalah sebuah ramuan yang diramu dengan bentuk apel dengan warna keemasan. Apel jin ini merupakan apel yang berfungsi sebagai suatu benda yang menjembatani antara manusia dan para makhluk halus. Apel jin dapat digunakan untuk memanggil khodam, memanggil malaikat pelindung, ataupun untuk membentengi diri Anda dari… selengkapnya
Cara Ampuh Pelet Wanita Jarak jauh Cara Ampuh Pelet Wanita Jarak jauh- Ilmu Pelet Wanita Jarak jauh merupakan sebuah layanan Sesepuh Pusaka Dunia yang bertujuan untuk membuka aura pelet pengasihan seseorang agar mampu memikat target jarak jauh. Dengan ritual atau buka aura ini, seseorang akan memiliki energi positif yang luar biasa untuk daya pemikat lawan jenis. Jasa… selengkapnya
Miqdad Bin ‘Amr Ia dikenal sebagai pelopor barisan berkuda dan ahli filsafat. Ketika membicarakan dirinya, para sahabat dan teman sejawatnya berkata, “Orang yang pertama memacu kudanya dalam perang sabil adallah Miqdad ibnul Aswad.” Dan Miqdad ibnul Aswad yang mereka maksudkan itu adalah tokoh kita Miqdad bin ‘Amr ini. Di masa jahiliyah ia menyetujui dan membuat… selengkapnya
Menguji Ramalan Ronggowarsito adalah salah satu dari sekian artikel yang kami buat, anda juga bisa menemui artikel serupa di majalah posmo edisi 699. Raden Ngabehi Rangga Warsita atau yang biasa di kenal dengan nama Ronggowarsito, lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 15 Maret 1802 – meninggal di Surakarta, Jawa Tengah, 24 Desember 1873 pada umur 71… selengkapnya
Berita Artikel Buah Jarak Khasiat buah jarak pagar, untuk mencegah kehamilan dalam satu tahun,telanlah buah jarak/bijinya bulat2.oleh wanita yang habis mentruasi, dengan cara ini dalam setahun perempuan tersebut tidak kan pernah hamil. Demikian Artikel Tentang Buah Jarak,Semoga bermanfaat untuk anda.