Beranda » Pusaka Terjual » Keris HB Pamor Melati Rinonce
click image to preview activate zoom
Sold Out!

Keris HB Pamor Melati Rinonce

Stok
Kategori Pusaka Terjual
Tentukan pilihan yang tersedia!
INFO HARGA
Silahkan menghubungi kontak kami untuk mendapatkan informasi harga produk ini.
Pemesanan yang lebih cepat! Quick Order

Keris HB Pamor Melati Rinonce

KERIS HB_melati

Nama Pusaka : Keris Hamengku Buwono Pamor Melati Rinonce
Dapur / Bentuk : Tilam Upih
Pamor / Lambang / Filosofi : Melati Rinonce
Tangguh / Era Pembuatan / Estimasi : Kerajaan Hamengku Buwono V.
Tahun Pembuatan : Abad 18
Model Bilah Pusaka : Lurus
Panjang Bilah-Pesi : 35,6 CM
Panjang Seluruh Keris : 40,6 CM
Asal Usul Pusaka : Sahabat Keraton Surakarta
Warangka Ladrang Surakarta, Kayu Trembalo Nginden (Warangka Spesial)
Garansi Kami : Pusaka Dijamin Kuno / Sepuh.
Yoni / Tuah / Khasiat :
Pamor Melati Rinonce. Bentuknya mirip pamor Rante tetapi umumnya bulatannya lebih kecil dan tidak berlubang. Bulatan itu berupa pusaran pusaran mirip dengan pamor Udan Mas tetapi lebih besar. Tuahnya mencari jalan rejeki dan menumpuk kekayaan, mudah dalam pergaulan, pamor ini tidak memilih dan bisa dimiliki siapa saja.
Keris Tangguh Hamengku Buwono (H.B.) Sangat baik untuk kesuksesan semua bidang terutama dalam Meraih Jabatan Kekuasaan, Memenangkan Tender, Kemajuan Usaha, Menanjakan Karir, Pengasihan dan Pemikat Tingkat Tinggi, Kawibawaah Maha Raja, disegani bawahan, pimipinan dan semua lapisan masyarakat, menarik daya simpati masyarakat, pagar diri dari segala macam gangguan gaib.

Keterangan Tambahan : Keris Pamor melati Rinonce tangguh Hamengku Buwono sangat langka. Jenis warangka merupakan kayu idaman penggemar Keris Pusaka. Keris ini sangat berat, lebih berat dari keris standar umumnya.

Riwayat Sri Sultan Hamengku Buwono V.
Nama asli Sri Sultan Hamengkubuwana V adalah Raden Mas Gathot Menol, putra Hamengkubuwana IV yang lahir pada tanggal 24 januari 1820. Sewaktu dewasa ia bergelar Pangeran Mangkubumi. Ia juga pernah mendapat pangkat Letnan Kolonel tahun 1839 dan Kolonel tahun 1847 dari pemerintah Hindia Belanda. Melihat tahun pemerintahannya dimulai tahun 1823 sedang lahirnya adalah tahun 1820 maka Sultan Hamengku Buwono V waktu permulaan bertahta berumur 3 (dua) tahun.
Hamengkubuwana V sendiri mendekatkan hubungan Keraton Yogyakarta dengan pemerintahan Hindia-Belanda yang berada di bawah Kerajaan Belanda, untuk melakukan taktik perang pasif, dimana ia menginginkan perlawanan tanpa pertumpahan darah. Sri Sultan Hamengkubuwana V mengharapkan dengan dekatnya pihak keraton Yogyakarta dengan pemerintahan Belanda akan ada kerjasama yang saling menguntungkan antara pihak keraton dan Belanda, sehingga kesejahteraan dan keamanan rakyat Yogyakarta dapat terpelihara.
Kebijakan Hamengkubuwana V tersebut ditanggapi dengan tentangan oleh beberapa kanjeng abdi dalem dan adik Sultan HB V sendiri, yaitu Raden Mas mustojo (nantinya Hamengkubuwana VI). Mereka menganggap tindakan Sultan HB V adalah tindakan yang mempermalukan Keraton Yogyakarta sebagai pengecut, sehingga dukungan terhadap Sultan Hamengkubuwana V pun berkurang dan banyak yang memihak adik sultan untuk menggantikan Sultan dengan Raden mas mustojo Keadaan semakin menguntungkan Raden Mas mustojo setelah ia berhasil mempersunting putri Kesultanan Brunai dan menjalin ikatan persaudaraan dengan Kesultanan Brunai. Kekuasaan Sultan Hamengkubuwana V semakin terpojok setelah timbul konflik di dalam tubuh keraton yang melibatkan istri ke-5 Sultan sendiri, Kanjeng Mas Hemawati. Sri Sultan Hamengkubuwana V hanya mendapatkan dukungan dari rakyat yang merasakan pemerintahan yang aman dan tenteram selama masa pemerintahannya.
Sri Sultan Hamengkubuwana V wafat pada tahun 1855 dalam sebuah peristiwa yang hanya sedikit diketahui orang, peristiwa itu dikenal dengan wereng saketi tresno (“wafat oleh yang dicinta”), Sri Sultan meninggal setelah ditikam oleh istri ke-5-nya, yaitu Kanjeng Mas Hemawati, yang sampai sekarang tidak diketahui apa penyebab istrinya berani membunuh Sri Sultan suaminya.
Tidak lama setelah Sultan Hamengkubuwana V meninggal, tiga bulan kemudian permaisuri Sri Sultan Hamengkubuwana V pun meninggal setelah jatuh sakit semenjak suaminya meninggal. dan sultan digantikan oleh adiknya raden mas Mustojo.

Keris HB Pamor Melati Rinonce

Berat 250 kg
Kondisi Baru
Dilihat 2.782 kali
Produk Terkait
Tutup Sidebar
Sidebar
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah:

Chat via Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Admin 1
● online
Admin 2
● online
Admin 1
● online
Halo, perkenalkan saya Admin 1
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja