Pusaka Kujang Prabu Siliwangi
Rp 850.000Kode | 1539 |
Stok | |
Kategori | Pusaka Terjual |
Pusaka Kujang Prabu Siliwangi
Pusaka Kujang Prabu Siliwangi.
Insya Allah Khasiat Pusaka Kujang Prabu Siliwangi ini untuk mengalahkan pesaing bisnis, membuat bisnis mudah maju berkembang, membangkitkan ilmu kesaktian, membuat mata batin lebih peka, pagar diri dari serangan ilmu gaib, menjebol benteng gaib musuh, mendatangkan bala bantuan khodam alam, memudahkan melihat makhluk gaib, membangkitkan energi kesaktian dalam diri, menjadi orang yang kuat dan bermental baja, meningkatkan kekuatan fisik dan batin lebih baik dari sebelumnya, sehingga dimudahkan dalam segala urusan.
Dapur / Bentuk Pusaka : Kujang
Pamor / Lambang / Filosofi : Pedaringan Kebak.
Tangguh / Era Pembuatan / Estimasi : Kamardikan Besi Kuno.
Model Bilah Pusaka : Kujang Prabu Siliwangi.
Panjang Kujang Bilang-Gonjo Keris : 17 CM
Panjang Warangka : 32 CM
Asal Usul Pusaka : Dari Mpu Wesi Aji.
Warangka Kujang Kayu Cendana Bertuah.
Kode : 1539
Sejarah Pusaka Kujang :
Kujang adalah sebuah senjata unik dari daerah Jawa Barat. Kujang mulai dibuat sekitar abad ke-8 atau ke-9, terbuat dari besi, baja dan bahan pamor, panjangnya kurang lebih 20 cm dan beratnya sekitar 300 gram.
Kujang merupakan perkakas yang merefleksikan ketajaman dan daya kritis dalam kehidupan juga melambangkan kekuatan dan keberanian untuk melindungi hak dan kebenaran. Menjadi ciri khas, baik sebagai senjata, alat pertanian, perlambang, hiasan, ataupun cindera mata.
Menurut Sanghyang siksakanda ng karesian pupuh XVII, kujang adalah senjata kaum petani dan memiliki akar pada budaya pertanian masyarakat Sunda.
Kujang dikenal sebagai benda tradisional masyarakat Jawa Barat (Sunda) yang memiliki nilai sakral serta mempunyai kekuatan magis. Beberapa peneliti menyatakan bahwa istilah “kujang” berasal dari kata kudihyang (kudi dan Hyang. Kujang (juga) berasal dari kata Ujang, yang berarti manusia atau manusa. Manusia yang sakti sebagaimana Prabu Siliwangi.
Kudi diambil dari bahasa Sunda Kuno yang artinya senjata yang mempunyai kekuatan gaib sakti, sebagai jimat, sebagai penolak bala, misalnya untuk menghalau musuh atau menghindari bahaya/penyakit. Senjata ini juga disimpan sebagai pusaka, yang digunakan untuk melindungi rumah dari bahaya dengan meletakkannya di dalam sebuah peti atau tempat tertentu di dalam rumah atau dengan meletakkannya di atas tempat tidur (Hazeu, 1904 : 405-406). Sementara itu, Hyang dapat disejajarkan dengan pengertian Dewa dalam beberapa mitologi, namun bagi masyarakat Sunda Hyang mempunyai arti dan kedudukan di atas Dewa, hal ini tercermin di dalam ajaran “Dasa Prebakti” yang tercermin dalam naskah Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian disebutkan “Dewa bakti di Hyang”.
Secara umum, Kujang mempunyai pengertian sebagai pusaka yang mempunyai kekuatan tertentu yang berasal dari para dewa (=Hyang), dan sebagai sebuah senjata, sejak dahulu hingga saat ini Kujang menempati satu posisi yang sangat khusus di kalangan masyarakat Jawa Barat (Sunda). Sebagai lambang atau simbol dengan niali-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya, Kujang dipakai sebagai salah satu estetika dalam beberapa lambang organisasi serta pemerintahan. Disamping itu, Kujang pun dipakai pula sebagai sebuah nama dari berbagai organisasi, kesatuan dan tentunya dipakai pula oleh Pemda Propinsi Jawa Barat.
Di masa lalu Kujang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Sunda karena fungsinya sebagai peralatan pertanian. Pernyataan ini tertera dalam naskah kuno Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian (1518 M) maupun tradisi lisan yang berkembang di beberapa daerah diantaranya di daerah Rancah, Ciamis. Bukti yang memperkuat pernyataan bahwa kujang sebagai peralatan berladang masih dapat kita saksikan hingga saat ini pada masyarakat Baduy, Banten dan Pancer Pangawinan di Sukabumi.
Dengan perkembangan kemajuan, teknologi, budaya, sosial dan ekonomi masyarakat Sunda, Kujang pun mengalami perkembangan dan pergeseran bentuk, fungsi dan makna. Dari sebuah peralatan pertanian, kujang berkembang menjadi sebuah benda yang memiliki karakter tersendiri dan cenderung menjadi senjata yang bernilai simbolik dan sakral. Wujud baru kujang tersebut seperti yang kita kenal saat ini diperkirakan lahir antara abad 9 sampai abad 12.
Karakteristik sebuah kujang memiliki sisi tajaman dan nama bagian, antara lain : papatuk/congo (ujung kujang yang menyerupai panah), eluk/silih (lekukan pada bagian punggung), tadah (lengkungan menonjol pada bagian perut) dan mata (lubang kecil yang ditutupi logam emas dan perak). Selain bentuk karakteristik bahan kujang sangat unik cenderung tipis, bahannya bersifat kering, berpori dan banyak mengandung unsur logam alam.
Dalam Pantun Bogor sebagaimana dituturkan oleh Anis Djatisunda (996-2000), kujang memiliki beragam fungsi dan bentuk. Berdasarkan fungsi, kujang terbagi empat antara lain : Kujang Pusaka (lambang keagungan dan pelindungan keselamatan), Kujang Pakarang (untuk berperang), Kujang Pangarak (sebagai alat upacara) dan Kujang Pamangkas (sebagai alat berladang). Sedangkan berdasarkan bentuk bilah ada yang disebut Kujang Jago (menyerupai bentuk ayam jantan), Kujang Ciung (menyerupai burung ciung), Kujang Kuntul (menyerupai burung kuntul/bango), Kujang Badak (menyerupai badak), Kujang Naga (menyerupai binatang mitologi naga) dan Kujang Bangkong (menyerupai katak). Disamping itu terdapat pula tipologi bilah kujang berbentuk wayang kulit dengan tokoh wanita sebagai simbol kesuburan.
Nilai Kujang sebagai sebuah jimat atau azimat, pertama kali muncul dalam sejarah Kerajaan Padjadjaran Makukuhan dan Panjalu. Tepatnya pada masa pemerintahan Prabu Kudo Lalean(disebut juga Prabu Kuda Lelean di tanah Sunda dan Kerajaan Panjalu Ciamis). Prabu Kuda Lelean / Kudo lalean juga dikenal sebagai Hyang Bunisora dan Batara Guru di Jampang karena menjadi seorang petapa atau resi yang mumpuni di Jampang (Sukabumi).
Sejak itu, Kujang secara berangsur-angsur dipergunakan para raja dan bangsawan Kerajaan itu sebagai lambang kewibawaan dan kesaktian. Suatu ketika, Prabu Kudo Lalean tengah melakukan tapa brata di suatu tempat. Tiba-tiba sang prabu mendapat ilham untuk mendesain ulang bentuk Kujang, yang selama ini dipergunakan sebagai alat pertanian.
Anehnya, desain terbaru yang ada di benak sang Prabu, bentuknya mirip dengan Pulau “Djawa Dwipa”, yang dikenal sebagai Pulau Jawa pada masa kini. Nah, setelah mendapat ilham itu, segera prabu Kudo Lalean menugaskan Mpu Windu Supo, seorang pandai besi dari keluarga kerajaan. Ia diminta membuat mata pisau seperti yang ada di dalam pikiran sang Prabu. Mulanya, Mpu Windu Supo gusar soal bentuk senjata yang mesti dibuatnya. Maka sebelum melakukan pekerjaan, Mpu Windu Supo melakukan meditasi, meneropong alam pikiran sang prabu. Akhirnya didapatlah sebuah bayangan tetang purwa rupa (prototype) senjata seperti yang ada dalam pikiran Kudo Lalean.
Setelah meditasinya usai, Mpu Windu Supo memulai pekerjaannya. Dengan sentuhan-sentuhan magis yang diperkaya nilai-nilai filosofi spiritual, maka jadilah sebuah senjata yang memiliki kekuatan tinggi. Inilah sebuah Kujang yang bentuknya unik, dan menjadi sebuah objek bertenaga gaib. Senjata ini memiliki 2 buah karakteristik yang mencolok. Bentuknya menyerupai Pulau Jawa dan terdapat 3 lubang di suatu tempat pada mata pisaunya. Inilah sebuah senjata yang pada generasi mendatang selalu berasosiasi dengan Kerajaan Padjadjaran Makukuhan.
Bentuk Pulau Jawa sendiri merupakan filosofi dari cita-cita sang Prabu, untuk menyatukan kerajaan-kerajaan kecil tanah Jawa menjadi satu kerajaan yang dikepalai Raja Padjadjaran Makukuhan. Sementara tiga lubang pada pisaunya melambangkan Trimurti, atau tiga aspek Ketuhanan dari agama Hindu, yang juga ditaati oleh Kudo Lalea. Tiga aspek Ketuhanan menunjuk kepada Brahma, Vishnu, dan Shiva. Trinitas Hindu (Trimurti) juga diwakili 3 kerajaan utama pada masa itu. Kerajaan-kerajaan itu antara lain Pengging Wiraradya, yang berlokasi di bagian Timur Jawa; Kerajaan Kambang Putih, yang berlokasi di bagian Utara Jawa, dan Kerajaan Padjadjaran Makukuhan, berlokasi di Barat.
Bentuk Kujang berkembang lebih jauh pada generasi mendatang. Model-model yang berbeda bermunculan. Ketika pengaruh Islam tumbuh di masyarakat, Kujang telah mengalami reka bentuk menyerupai huruf Arab “Syin”. Ini merupakan upaya dari wilayah Pasundan, yakni Prabu Kian Santang(Dikenal juga dengan Nama Prabu Borosngora ,dan Bunisora Suradipati dari kerajaan panjalu), yang berkeinginan meng-Islamkan rakyat Pasundan. Akhirnya filosofi Kujang yang bernuansa Hindu dan agama dari kultur yang lampau, direka ulang sesuai dengan filosofi ajaran Islam. Syin sendiri adalah huruf pertama dalam sajak (kalimat) syahadat dimana setiap manusia bersaksi akan Tuhan yang Esa dan Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya. Dengan mengucap kalimat syahadat dan niat di dalam hati inilah, maka setiap manusia secara otomatis masuk Islam.
Manifestasi nilai Islam dalam senjata Kujang adalah memperluas area mata pisau yang menyesuaikan diri dengan bentuk dari huruf Syin. Kujang model terbaru seharusnya dapat mengingatkan si pemiliknya dengan kesetiannya kepada Islam dan ajarannya. Lima lubang pada Kujang telah menggantikan makna Trimurti. Kelima lubang ini melambangkan 5 tiang dalam Islam (rukun Islam). Sejak itulah model Kujang menggambarkan paduan dua gaya yang didesain Prabu Kudo Lalean dan Prabu Kian Santang. Namun wibawa Kujang sebagai senjata pusaka yang penuh “kekuatan lain” dan bisa memberi kekuatan tertentu bagi pemiliknya, tetap melekat.
Dalam perkembangannya, senjata Kujang tak lagi dipakai para raja dan kaum bangsawan. Masyarakat awam pun kerap menggunakan Kujang sama seperti para Raja dan bangsawan. Di dalam masyarakat Sunda, Kujang kerap terlihat dipajang sebagai mendekorasi rumah.
Call Center
PIN BB : 2B1 88008.
Hub./Sms : +6285 2939 88885.
Pusaka Kujang Prabu Siliwangi
Berat | 250 kg |
Kondisi | Baru |
Dilihat | 7.129 kali |
Mustika Combong Asli Lubang Masih Perawan Mustika Combong Asli Lubang Masih Perawan adalah batu mustika bertuah yang ada lubangnya pada tengah mustika tersebut, lubang pada tengah mustika tersebut juga terbentuknya secara alami dan bukan karena dilubangi oleh manusia. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Combong Asli Lubang Masih Perawan Insya Allah untuk Menaklukan banyak hati, menundukan perasaan,… selengkapnya
Rp 325.000Keris Pusaka Omyang Jimbe Nama Pusaka : Omyang Jimbe Dapur / Bentuk : Omyang Jimbe Pamor / Lambang / Filosofi : Udan Mas Tangguh / Era Pembuatan / Estimasi : Kamardikan Model Bilah Pusaka : Lurus Panjang Bilang-Gonjo Keris : 37,4 CM Panjang Seluruh Keris : 44,1 CM Asal Usul Pusaka : Dari Mpu Wesi… selengkapnya
*Harga Hubungi CSMustika Bertuah Dua Jarum Santet Hitam Mustika Bertuah Dua Jarum Santet Hitam merupakan batu mustika bertuah yang memiliki corak pamor dua jarum santet hitam yang sangat unik dan langka sekali. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Bertuah Dua Jarum Santet Hitam Insya Allah untuk pengasihan tinggi, pelarisan agung, mendatangkan investor, mendatangan pembeli, membuat usaha tak pernah sepi, kelancaran… selengkapnya
Rp 300.000Mustika Klanceng Pelet Kuat Sex Mustika Klanceng Pelet Kuat Sex merupakan batu mustika bertuah yang memiliki corak pamor dan warna yang menawan dan indah. Mustika bertuah ini memiliki banyak energi positif dari alam. Mustika boleh digunakan oleh siapa saja baik pria maupun wanita. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Klanceng Pelet Kuat Sex Insya Allah untuk sarana… selengkapnya
Rp 350.000Mustika Pelet Pagar Gaib Sesama Jenis Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Tersebut Insya Allah untuk pemilik akan dibukakan aura pelet dalam diri untuk memikat sesama jenis, maka pemilik akan mempunyai kekuatan pengasihan dan mudah memikat sesama jenis, membangkitkan rasa rindu dan membuat orang yang dituju terbayang serta tergila-gila, membuka aura diri, dan membersihkan aura negatif. Sudah… selengkapnya
Rp 275.000Keris Pusaka Jangkung Kerajaan Mataram Keris Pusaka Jangkung Kerajaan Mataram Jangkung merupakan keris pusaka yang memiliki dapur luk 3. Keris pusaka dhapur jangkung ini banyak diminati hal ini dikarenakan banyak sekali orang yang percaya bahwa keris ini akan mendatangkan tuah yang baik untuk para pemiliknya. Namun sayangnya, walaupun banyak sekali orang yang mencari, keris ini… selengkapnya
Rp 3.333.000Souvenir Pernikahan Bros Coklat Souvenir Pernikahan Bros Coklat adalah souvenir bros yang dibuat secara detail dan finishing yang teliti. Souvenir bros ini sudah dilengkapi dengan kemasan kotak mika, sehingga sangat praktis untuk dijadikan souvenir dalam berbagai acara. Souvenir Pernikahan Bros Coklat ini biasa untuk digunakan sebagai souvenir pernikahan, souvenir acara syukuran, souvenir pindahan rumah, souvenir… selengkapnya
Rp 1.100Batu Combong / Mustika Combong / Batu Mustika Combong Untuk Pengasihan. Khasiat Inti Batu Combong ini Insya Allah untuk khusus kewibawaan, pengasihan, pemikat hati, pelarisan, memudahkan mencari peluang usaha dan mencari pekerjaan. Jenis Batu ini bernama Combong. Tingkat Kekerasan Batu 6.5-7 Mohs. Batu Mustika jenis ini ditemukan Tahun 1548. Ukuran Batu : 17X21X9 milimeter. Jumlah… selengkapnya
Rp 300.000Mustika Pesugihan Pantai Selatan Mustika Pesugihan Pantai Selatan merupakan merupakan mustika bertuah dengan motif warna yang indah dan elegan sekali yang berpadu didalam sebuah mustika bertuah. Pamor dan warna pada mustika tersebut terbentuk melalui proses alam dan bukan hasil isian maupun gambaran manusia. Energi dari Batu Mustika Pesugihan Pantai Selatan tesebut alami dan bermanfaat positif… selengkapnya
Rp 325.000Nama Produk Mustika Embrio Genderuwo. Khasiat, Tuah, Manfaat Insya Allah mengandung semua ajian pelet dan gendam seluruh dunia, memudahkan memikat idaman hati dari yang ABG sampai para janda, memudahkan memiliki pasangan lebih dari satu, membangkitkan birahi lawan jenis, menaikan hasrat nafsu birahi, membuat lawan jenis tergila gila, ajian pengeretan tamu/pelanggan, mengambil simpati para tamu agar… selengkapnya
Rp 9.000.000