Artikel Datuk Darah Putih
Berita Artikel Datuk Darah Putih
Datuk Darah Putih adalah seorang hulubalang dari sebuah kerajaan di negeri Jambi, Indonesia. Ia terkenal sebagai seorang hulubalang yang pemberani, jujur, sakti, dan cendikia. Pada suatu waktu, kerajaan itu diserang oleh Belanda. Berkat kesaktian dan keberanian Datuk Darah Putih, pasukan Belanda berhasil dikalahkan. Bagaimana Datuk Darah Putih bisa mengalahkan mereka? Ingin tahu jawabannya? Ikuti kisahnya dalam cerita Datuk Darah Putih berikut ini!
* * *
Alkisah, di negeri Jambi, ada sebuah kerajaan yang memiliki seorang hulubalang bernama Datuk Darah Putih. Diberi nama demikian, karena jika terluka darah yang keluar dari tubuhnya berwarna putih. Ia seorang hulubalang yang terkenal dengan kejujuran, kepandaian, keberanian, dan kesakstiannya. Raja negeri itu sangat hormat kepadanya, berkat kepatuhan dan kemampuannya menyelesaikan segala tugas yang diembannya.
Pada suatu hari, sang Raja memerintahkan Datuk Darah Putih untuk membentuk pasukan inti kerajaan.
“Wahai, Datuk! Kumpulkan beberapa prajurit pilihan yang memiliki ketangkasan perang yang tinggi, jujur, setia pada raja, rela berkorban untuk kepentingan negeri, serta pantang menyerah dan mengeluh. Setelah itu, latihlah mereka agar menjadi prajurit yang tangguh seperti dirimu!” titah Baginda Raja.
“Daulah, Baginda!” jawab Datuk Darah Putih sambil memberi hormat.
Datuk Darah Putih pun segera melaksanakan perintah raja. Tidak sulit baginya untuk memilih prajurit yang akan dijadikan pasukan inti. Sebab, sebagai seorang hulubalang, ia sudah mengetahui semua kepribadian dan kemampuan perang semua prajuritnya. Dalam waktu singkat, Datuk Darah Putih sudah berhasil mengumpulkan puluhan prajurit pilihan, lalu melatih kemampuan perang mereka dengan penuh kesungguhan. Setelah hampir setahun berlatih secara terus-menerus, seluruh anggota pasukan inti tersebut telah menjadi prajurit yang tangguh, pemberani, dan siap mengorbankan jiwa raganya untuk negeri mereka.
Pada suatu hari, sang Raja mendengar laporan dari seorang mata-mata bahwa Belanda akan datang menyerang negeri mereka.
“Gawat, Baginda!” lapor seorang mata-mata kerajaan yang datang tergopoh-gopoh.
“Ada apa, Prajurit? Kenapa kamu panik seperti itu? Katakanlah!” desak sang Raja.
“Ampun, Baginda! Pasukan Belanda akan menyerbu negeri kita. Mereka sedang menuju kemari melalui jalur laut,” lapor mata-mata itu.
Mendengar laporan itu, sang Raja terdiam, lalu beranjak dari singgasananya. Ia kemudian mondar-mandir sambil mengelus-elus jenggotnya yang lebat.
“Mmm… kedatangan mereka pasti ingin mengeruk kekayaan negeri ini. Mereka adalah penjajah yang serakah dan suka mengadu domba penduduk negeri,” kata sang Raja yang sudah mengerti watak penjajah Belanda.
“Apa yang harus kami lakukan, Tuan?” tanya Datuk Darah Putih.
“Karena mereka melalui jalur laut, tentu hanya satu jalan yang dapat dilalui, yaitu Selat Berhala,” ungkap sang Raja.
“Berarti kita harus menghadang mereka di sekitar Pulau Berhala, Tuanku,” sambung Datuk Darah Putih yang sudah mengerti maksud perkataan sang Raja.
“Benar, Datuk! Besok pagi-pagi sekali, berangkatlah ke sana. Hadang dan hancurkan mereka di Selat Berhala. Siapkan seluruh pasukan inti dan beberapa prajurit lainnya!” titah sang Raja.
“Daulah, Baginda! Perintah segera hamba laksanakan,” jawab Datuk Darah Putih sambil memberi hormat.
Hulubalang sakti itu pun segera memerintahkan seluruh pasukannya untuk menyiapkan segala peralatan perang yang diperlukan seperti pedang, tombak, dan keris. Mereka juga menyiapkan bekal makanan, karena diperkirakan masih dua hari lagi kapal pasukan Belanda baru memasuki Selat Berhala. Mereka harus berangkat lebih awal untuk mempersiapkan benteng pertahanan di Pulau Berhala.
Setelah semua peralatan dan bekal disiapkan, pasukan kerajaan yang akan berangkat berperang diperintahkan beristirahat lebih dulu untuk memulihkan tenaga setelah seharian melakukan persiapan. Sementara prajurit lainnya tetap berjaga-jaga di lingkungan istana dari berbagai kemungkinan yang akan terjadi.
Di kediamannya, Datuk Darah Putih tampak sedang bercengkerama bersama istrinya yang sedang hamil tua.
“Dinda! Bagaimana keadaan anak kita?” tanya Datuk Darah Putih sambil mengelus-elus perut istrinya yang buncit.
“Baik, Kanda! Semoga kelak anak kita lahir dengan selamat,” jawab sang Istri.
“Dinda! Besok Kanda bersama pasukan kerajaan akan berangkat ke medan perang untuk bertempur melawan penjajah Belanda. Tolong jaga baik-baik anak kita yang ada di dalam rahimmu ini!” pinta Datuk Darah Putih kepada istrinya.
“Tentu, Kanda! Dinda akan selalu merawatnya dengan baik. Jika anak kita laki-laki, Dinda berharap semoga kelak ia menjadi seorang panglima yang sakti dan pemberani seperti Kanda,” ucap sang Istri dengan penuh harapan.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, Datuk Darah Putih bersama pasukannya sudah bersiap-siap untuk berangkat ke Pulau Berhala dengan menggunakan tiga buah jongkong (perahu atau tongkang) besar. Para keluarga istana, termasuk istri Datuk Darah Putih, ikut mengantar pasukan kerajaan tersebut sampai ke pelabuhan. Tidak tampak adanya rasa sedih sedikit pun pada wajah sang Istri. Sebelum meninggalkan pelabuhan, hulubalang sakti itu berpamitan kepada istrinya yang sedang berdiri di samping sang Raja.
“Hati-hati, Kanda! Doa Dinda senantiasa menyertai Kanda. Jika sudah berhasil menumpas para penjajah itu, cepatlah kembali!” pesan sang Istri.
“Baik, Dinda! Kanda akan kembali membawa kemenangan untuk negeri ini,” jawab Datuk Darah Putih sambil mencium kening dan perut istrinya, lalu bergegas naik ke atas jongkong.
Beberapa saat kemudian, ketiga jongkong tersebut berlayar menuju ke Pulau Berhala. Tampak dari kejauhan para pasukan kerajaan melambaikan tangan di atas jongkong. Para pengantar pun membalasnya dengan lambaian tangan pula. Setelah ketiga jongkong tersebut hilang dari pandangan, barulah para pengantar meninggalkan pelabuhan.
Setelah Datuk Darah Putih dengan pasukannya sampai di Pulau Berhala, mereka langsung mengatur strategi, membuat benteng-benteng pertahanan, dan tempat pengintaian. Jongkong-jongkong mereka tambatkan di balik batu karang besar yang ada di sekitar Pulau Berhala agar tidak terlihat oleh pasukan Belanda. Sambil menunggu kedatangan musuh, Datuk Darah Putih kembali menggembleng mental pasukannya.
Keesokan harinya, tampak dari kejauhan iring-iringan kapal pasukan Belanda akan memasuki Selat Berhala.
“Datuk, musuh kita telah datang. Mereka sedang menuju kemari,” lapor seorang prajurit pengintai.
Mendengar laporan itu, Datuk Darah Putih segera menyiapkan seluruh pasukannya.
“Pasukan! Ambil posisi masing-masing! Sekaranglah saatnya kita membaktikan diri kepada Baginda Raja dan negeri tercinta ini!” seru Datuk Darah Putih memberi semangat kepada pasukannya.
Mendengar seruan itu, pasukan kerajaan segera menaiki ketiga jongkong mereka dan menempati posisi masing-masing. Ketika iring-iringan kapal Belanda memasuki Selat Berhala, ketiga jongkong pasukan kerajaan langsung meluncur ke arah kapal-kapal Belanda. Saat jongkong-jongkong tersebut merapat, Datuk Darah Putih beserta pasukannya segera berlompatan masuk ke dalam kapal-kapal Belanda sambil menebaskan pedang dan menusukkan keris ke arah musuh. Pasukan Belanda yang mendapat serangan mendadak itu menjadi panik. Mereka tidak sempat lagi menggunakan bedil mereka. Untuk mengimbangi serangan dari pasukan kerajaan, mereka menggunakan pedang panjang. Namun karena dalam keadaan tidak siaga, mereka pun terdesak dan tidak berdaya. Tidak seorang pun dari pasukan Belanda yang selamat. Semuanya tewas terkena sabetan pedang dan tusukan keris.
Sementara dari pihak pasukan Datuk Darah Putih hanya ada beberapa prajurit yang terluka. Sebelum kembali ke benteng pertahanan di Pulau Berhala, mereka mengambil senjata dan semua perbekalan yang ada, lalu membakar semua kapal Belanda tersebut.
Sesampainya di Pulau Berhala, pasukan Datuk Darah Putih segera merayakan kemenangan itu dengan gembira.
“Datuk! Kita harus segera kembali ke istana untuk menyampaikan berita gembira ini kepada Baginda Raja,” ujar seorang prajurit.
Datuk Darah Putih hanya tersenyum mendengar laporan itu.
“Ketahuilah, Prajurit! Perjuangan kita belum selesai,” jawab Datuk Darah Putih.
“Apa maksud, Datuk? Bukankah semua pasukan Belanda telah tewas?” tanya prajurit itu tidak mengerti.
“Benar katamu, Prajurit! Tapi, itu hanya sebagian kecil. Jika Belanda tidak mendengar berita dari pasukannya yang dikirim dan kita kalahkan itu, tentu mereka akan mengirim pasukan yang lebih besar lagi,” jelas Datuk Darah Putih.
Mendengar penjelasan itu, sang Prajurit hanya bisa manggut-manggut. Dalam hatinya berkata bahwa Datuk Darah Putih memang seorang hulubalang yang cerdik dan pandai.
“Lalu apa tindakan kita selanjutnya, Datuk?” tanya prajurit itu.
“Iya, Datuk! Apakah kita harus tetap di sini menunggu kedatangan pasukan Belanda selanjutnya?” sambung seorang prajurit yang lain.
“Benar, Prajurit! Menurut perkiraanku, pasukan Belanda akan tiba di tempat ini tiga hari lagi. Oleh karenanya, kita harus lebih siap, karena kita akan menghadapi pasukan Belanda yang jumlahnya lebih besar,” ujar Datuk Darah Putih.
Ternyata benar perkiraan Datuk Darah Putih. Tiga hari kemudian, tampak iring-iringan tiga kapal besar dengan jumlah serdadu yang lebih banyak sedang memasuki Selat Berhala. Namun, hal itu tidak membuat Datuk Darah Putih gentar. Ia pun segera menyiapkan pasukannya untuk menghadang mereka.
“Pasukan! Demi negeri ini…, demi masa depan anak cucu kita…, berperanglah sampai titik darah penghabisan!” seru Datuk Darah Putih menyemangati pasukannya.
“Hidup Datuk! Hidup Datuk Darah Putih!” terdengar teriakan para prajurit dengan penuh semangat.
Setelah itu, pasukan Datuk Darah Putih segera menaiki jongkong-jongkong lalu meluncur dan merapat ke kapal-kapal Belanda. Kali ini, mereka menghadapi musuh yang lebih berat. Jumlah pasukan Belanda lebih banyak dibanding pasukan kerajaan, sehingga pertempuran itu tampak tidak seimbang. Seorang prajurit kerajaan terkadang harus menghadapi dua sampai tiga orang serdadu Belanda.
Di haluan kapal, tampak Datuk Darah Putih dikeroyok oleh tiga orang serdadu Belanda. Tidak lama, ia pun mulai terdesak dan tiba-tiba batang lehernya tersabet pedang seorang serdadu Belanda. Maka keluarlah darah putih dari lehernya itu. Namun, dengan sisa-sisa tenaga yang ada, ia tetap melakukan perlawanan.
“Prajurit! Aku terkena pedang. Bawa aku mundur dan yang lain tetaplah bertempur sampai titik darah penghabisan!” teriak Datuk Darah Putih sambil menghindari serangan serdadu Belanda.
Mendengar teriakan itu, beberapa orang prajurit pilihan pun datang membantunya. Dalam waktu singkat, ketiga serdadu Belanda tersebut tewas. Datuk Darah Putih segera dibawa ke Pulau Berhala untuk mendapatkan perawatan. Sesampainya di sana, ia didudukkan di tempat yang aman dan tersembunyi. Para prajurit telah berusaha menutup luka pimpinannya, namun darah putih tetap saja keluar.
“Tolong carikan aku anak batu sengkalan untuk menutupi luka di leherku ini!” perintah Datuk Darah Putih.
Dengan sigapnya, salah seorang prajurit segera mencari batu seperti yang dimaksud pimpinannya itu. Tidak berapa lama, prajurit itu pun kembali membawa sebuah anak batu sengkalan yang tipis, lalu menempelkannya pada luka di leher Datuk Darah Putih. Darah putih itu pun berhenti dan tidak keluar lagi.
Begitu lukanya tertutup batu sengkalan, Datuk Darah Putih tiba-tiba bangkit dari duduknya, lalu melompat ke atas jongkong.
“Terima kasih, Prajurit! Ayo kita kembali berperang melawan penjajah!” seru Datuk Darah Putih dengan penuh semangat.
Prajurit yang menolongnya itu pun segera mengikutinya naik ke atas jongkong. Meskipun masih terluka, Datuk Darah Putih mampu melakukan perlawanan. Bahkan, ia semakin lincah dan gesit memainkan pedangnya, sehingga banyak serdadu Belanda yang terkena sabetan pedangnya. Tidak berapa lama, akhirnya seluruh serdadu Belanda tewas.
“Horeee…, horeee… Kita menang!” terdengar suara gegap gempita pasukan kerajaan menyambut kemenangan itu.
Namun, di balik kegembiraan itu tersimpan rasa duka yang mendalam melihat keadaan Datuk Darah Putih yang terluka parah. Mereka pun kembali ke benteng pertahanan di Pulau Berhala sambil memapah Datuk Darah Putih. Berhubung hari sudah sore, mereka pun memutuskan untuk beristirahat semalam di Pulau Berhala.
Keesokan harinya, Datuk Darah Putih bersama pasukannya kembali ke istana kerajaan. Sesampainya di istana, mereka disambut oleh keluarga istana dan rakyat negeri dengan perasaan duka cita. Banyak orang yang iba melihat kondisi Datuk Darah Putih yang terluka parah. Mengetahui suaminya datang, dengan perasaan tenang dan tabah, istri Datuk Darah Putih menaruh bayinya di atas tempat tidur, lalu segera menyongsong ikut memapah suaminya dan mendekatkannya pada bayi mereka yang lahir dua hari sebelumnya.
“Kanda, Anak kita laki-laki. Lihatlah! Dia tampan seperti Kanda,” ujar sang Istri menghibur suaminya.
Dengan sisa tenaga yang dimiliki dan dengan dibantu istrinya, Datuk Darah Putih mengangkat bayinya, kemudian mendekap dan mencium keningnya dengan penuh kasih sayang. Setelah itu, ia meletakkan bayi itu di pangkuan istrinya.
“Maafkan Kanda, Dinda! Tolong rawatlah anak kita baik-baik!” pinta Datuk Darah Putih dengan suara pelan.
Setelah itu, Datuk Darah Putih duduk di lantai rumahnya, lalu membaringkan tubuhnya dengan pelan. Pada saat tubuhnya terbaring itulah Datuk Darah Putih menghembuskan napasnya yang terakhir. Sang Istri hanya bisa pasrah, karena ia sadar semua itu merupakan kehendak Tuhan Yang Mahakuasa.
* * *
Demikian cerita Datuk Darah Putih dari daerah Jambi. Cerita di atas termasuk mitos yang mengandung pesan-pesan moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pesan moral yang dapat dipetik adalah pentingnya seorang pemimpin yang baik. Sifat ini tampak pada sikap dan perilaku Datuk Darah Putih. Ia senantiasa memberi semangat dan suri teladan kepada prajuritnya. Meskipun dalam keadaan terluka, ia tetap bersemangat memimpin pasukannya dalam melawan pasukan Belanda.
Dalam kehidupan orang Melayu, pemimpin yang baik sangatlah diutamakan. Untuk itu, mereka selalu berusaha mengangkat pemimpin yang lazim disebut “orang yang dituakan” oleh masyarakat dan kaumnya. Pemimpin ini diharapkan mampu membimbing, melindungi, menjaga, dan menuntun kaumnya (Tenas Effendy, 2006: 653). Dalam tunjuk ajar Melayu banyak disebutkan tentang acuan dasar bagi seorang pemimpin yang baik, di antaranya:
yang dikatakan pemimpin,
mau manampin tahan berlenjin
mau bersakit tahan bersempit
mau berteruk tahan terpuruk
mau berhimpit tahan belengit
mau bersusah tahan berlelah
mau berpenat tahan bertenat
mau berkubang tahan bergumbang
mau bertungkus lumus tahan tertumus
mau ke tengah tahan menepi
mau bersusah tahan merugi
Demikian Artikel Tentang Datuk Darah Putih, Semoga bermanfaat ubtuk anda.
Artikel Datuk Darah Putih
Liontin Mustika Keselamatan Liontin Mustika Keselamatan merupakan mustika bertuah yang memilik energi spiritual tingkat tinggi dengan corak warna hitam yang sangat pekat, mustika ini diperoleh dari penarikan gaiab disebuah sendang wingit keramat. Keterangan Mustika. Produk Jenis ini bernama Batu Agate. Produk jenis ini ditemukan Tahun 1548. Tingkat Kekerasan 6.5-7 Mohs. Ukuran Batu : 20x15x6 milimeter…. selengkapnya
Rp 290.000Mustika Huruf I dan L Gaib Mustika Huruf I dan L Gaib merupakan mustika bertuah yang memiliki pamor huruf I dan L yang indah, mustika tersebut sangat cocok digunakan bagi orang yang namanya mengandung huruf I atau L. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Huruf I dan L Gaib Insya Allah untuk menjadikan pandai dalam urusan asmara… selengkapnya
Rp 250.000Mustika Pagar Gaib Ki Lomang Koleksi Sesepuh Mustika Pagar Gaib Ki Lomang Koleksi Sesepuh merupakan salah satu mustika bertuah koleksi sesepuh yang memiliki pamor pemandangan alam yang indah. Batu mustika ini memiliki power energi tingkat tinggi yang memiliki fungsi untuk membangkitkan benteng gaib pada diri. Batu mustika seperti ini memang sangat jarang sekali didapatkan dan… selengkapnya
Rp 700.000Batu Mustika Pengeretan Lawan Jenis Pusaka Dunia Batu Mustika Pengeretan Lawan Jenis Pusaka Dunia mampu menjadi sarana untuk membantu pemiliknya mewujudkan keinginanya. Mustika kami yang sudah masuk kedalam website resmi pusaka dunia terjamin keaslianya dan khasiatnya karena sudah melalui uji tes khasiat terlebih dahulu sebelum terpampang di website pusaka dunia. Mustika kami memiliki energi yang… selengkapnya
Rp 385.000Azimat Liontin Naga Kilin Azimat Liontin Naga Kilin merupakan jimat pagar gaib berbentuk naga kilin. Naga kilin di dalam masyarakat cina memiliki arti untuk keberuntungan dan keselamatan hidup. Azimat ini dimaharkan sebesar 500.000, jika berminat silahkan hubungi nomor +62852 9398 8885. Dengan memiliki benda bertuah ini Insya Allah akan membuat kehidupan anda lebih baik dan… selengkapnya
Rp 500.000Mustika Pagar Gaib Tempat Usaha Mustika Pagar Gaib Tempat Usaha merupakan mustika bertuah yang memiliki pamor yang membantuk pagar melingkar yang terbentuknya secara alami serta terkesan indah dan elegan sekali. Mustika ini juga memiliki energi pelindung yang kuat. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Pagar Gaib Tempat Usaha Insya Allah untuk pagar gaib tempat usaha, kekebalan penangkal… selengkapnya
Rp 300.000Keris Tindih, apa itu keris tindih?? baca semua dibawah. Dapur / Bentuk / Nama : Kudi Pamor / Lambang / Filosofi : Keleng Tangguh / Era Pembuatan / Estimasi : Jaman Kabudhan Estimasi Tahun Pembuatan : Abab ke 6 Panjang Wilah : 14 CM Panjang Seluruh : 20 CM Yoni / Tuah / Khasiat /… selengkapnya
*Harga Hubungi CSNama : Mustika Junjung Derajat Sakti Ukuran Mustika : 31x20x6 milimeter Berat : 27.50 cts Jenis Batu : Batu Akik Permata Asal Usul : Membantu Sahabat untuk dimaharkan, biar cepat bertemu jodohnya. Garansi : Uang Mahar Kembali jika Mustika bukan Batu Asli / sintetis. Khasiat : Insya Allah membuat pemilik karirnya kian menanjak, memudahkan mencapai… selengkapnya
*Harga Hubungi CSMustika Geni Muncar Pelet Pengasihan Mustika Geni Muncar Pelet Pengasihan merupakan mustika bertuah yang sangat indah. Batu mustika ini memiliki warna yang sangat eksotik dan menawan, sehingga batu ini sangat cocok untuk dijadikan cincin atau liontin. Batu mustika ini memiliki tuah khasiat yang sangat ampuh, tidak heran jika pecinta pusaka bertuah banyak memburunya. Batu Mustika… selengkapnya
Rp 385.000Mustika Relung Sukma Alam Gaib Mustika Relung Sukma Alam Gaib merupakan mustika bertuah yang memiliki pamor langka serta terkesan indah dan elegan sekali. Mustika tersebut memang unik dan jarang sekali untuk didapatkan. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Relung Sukma Alam Gaib Insya Allah untuk mempunyai pancaran aura berbinar sangat memikat siapapun yang melihatnya, mudah merasuk dalam… selengkapnya
Rp 325.000Berita Artikel Legenda Prasasti Munjul Oleh Malvin Dwi Ruda Perairan Ujung Kulon Sebuah perahu nelayan berpenumpang tiga orang tampak melaju pelan membelah pantai yang berair tenang. Siang itu matahari bersinar tak terlalu terik sehingga angin yang bertiup pun terasa tak terlalu menyengat. “Dengan hasil tangkapan sebanyak ini, kita bisa istiraltat satu dua hari di darat.”… selengkapnya
Tambang Emas Siapa Yang Punya Tambang Emas Siapa Yang Punya adalah salah satu dari sekian banyak artikel yang kami buat, anda juga bisa menemui artikel serupa di majalah posmo edisi 701. Sejak jaman dahulu kala, tambang emas selalu diperebutkan oleh berbagai kelompok. Sampai sekarang pun, nasib tambang emas tetap seperti itu, diperebutkan. Maklum saja, satu tambang… selengkapnya
Kecantikan Warangka Keris Bugis Lapis Emas Putih Kecantikan Warangka Keris Bugis Lapis Emas Putih adalah kecantikan yang dipancarkan oleh sebuah warangka keris pusaka bugis dengan bahan kayu dan ditutup full tembaga kemudian dilapisi emas putih untuk luarnya yang semakin membuat warangka ini terkesan elegan dan sangat indah sekali. Keris Bugis Keris didalam masyarakat Bugis Makassar… selengkapnya
Indonesia memiliki banyak kota-kota ada yang besar dan ada yang kecil yang tersebar diseluruh pulau. Semakin padatnya pemukiman penduduk telah menumbuhkan banyak kota di Indonesia dengan berbagai fasilitas yang ada sebagai ciri sebuah kota. Di antara kota-kota tersebut terdapat beberapa kota yang unik di Indonesia. Berikut kota-kota unik di Indonesia menurut versi pusakadunia.com : 1…. selengkapnya
Cara Mendapatkan Getah Katilayu, Cara Mendapatkan Getah Katilayu Cara Mendapatkan Getah Katilayu anda bisa mengunjungi galeri Pusaka Dunia dengan klik ini Katilayu Dijamin Asli
Asma Tammah Dengan nama ALLAH yang Maha Pengasih dan Penyayang. Aku berlindungkepada ALLAH Yang Maha Pemurah dan berpegang teguh pada kalimat-kalimatNya yang sempurna yang tidak dapat dipengaruhi oleh sesiapapun juga, baik yang taat mahupun orang fasik, dari kejahatan yang turun darilangit dan kejahatan yang naik ke langit, kejahatan yang ada di muka bumi,kejahatan fitnah-fitnah… selengkapnya
Alamat Dukun Alamat Dukun Sulawesi Utara Alamat Dukun Alamat Dukun Sulawesi Utara sering dicari oleh masyarakat karena datang ketempat praktek adalah kebiasaan orang-orang jika ingin bertransaksi. Banyak sekali orang-orang yang tertipu karena mengambil jasa Dukun atau dukun dari jarak jauh. Anda tidak perlu khawatir karena Pusaka Dunia membuka layanan jasa spiritual yang ampuh dan terpercaya…. selengkapnya
Perisai Batu Wuquf Seorang lelaki sedang melakukan ibadah wuquf di padang Arafah. Di tangannya menggenggam tujuh batu sebagai kesaksian terhadap Allah dan Rasulnya. Menjelang tidur, lelaki itu mengucapkan kalimah syahadah, “Asyhadu Anlaa Ilaaha Illallaah wa Ashadu Anna Muhammadar Rasulullah.” Dalam mimpinya itu dia digiring malaikat masuk ke neraka. Malaikat bagian adzab sudah berusaha melempar lelaki… selengkapnya
Ummu Hakim binti al-Harits Beliau adalah Ummu Hakim binti al-Harits bin Hisyam bin Mughirah al-Makhzumiyah. Beliau adalah putri dari saudaranya Abu Jahal Amru bin Hisyam yang menjadi musuh Allah dan Rasul-Nya. Adapun ibu beliau bernama Fathimah binti al-Walid. Sesungguhnya Ummu Hakim diberi nikmat berupa akal yang cemerlang dan hikmah yang fasih. Ayahanda beliau yakni al-Haris… selengkapnya
Kisah Anak yang Memukul Ayahnya Di sebuah jalan raya, terlihat ada seorang pemuda belia, berkulit coklat, berotot kuat, di tangannya sebuah tongkat keras, yang dia gunakan untuk memukuli seorang laki-laki tua yang telah berusia enam puluh tahun. Orang tua itu berbadan kurus, diam tidak mengaduhkan pukulan tersebut. Orang-orang di sekitarnya berkerumun melihat mereka berdua, bermaksud… selengkapnya