SAID IBN AL-MUSAYYIB (Sosok Ulama Langka; Takut Fitnah, Lamaran Khalifah Ditolaknya)
SAID IBN AL-MUSAYYIB (Sosok Ulama Langka; Takut Fitnah, Lamaran Khalifah Ditolaknya)
“Said Ibn al-Musayyib sudah berfatwa saat para sahabat masih hidup” (Ahli Sejarah)
Amirul Mukminin Abdul Malik ibn Marwan bertekad untuk menunaikan haji ke Baitullah al-Haram dan berziarah ke al-Haram an-Nabawy serta untuk menyampaikan salam kepada Rasulullah SAW.
Ketika bulan Dzul Qa’dah datang, khalifah yang agung tersebut menyiapkan untanya untuk perjalanan menuju tanah Hijaz dengan ditemani oleh para petinggi kalangan umara Bani Umayyah dan para pejabat teras negaranya serta beberapa orang putranya.
Rombongan berangkat dari Damaskus menuju Madinah Munawwarah dengan tidak terlalu pelan dan tidak pula tergesa-gesa.
Setiap kali singgah di suatu tempat, mereka mendirikan tenda, menggelar permadani dan mengadakan majlis-majlis ilmu dan penyampaian nasehat untuk memperdalam agama mereka dan mengikat hati dan jiwa mereka dengan hikmah dan Mau’izhah Hasanah.
Tatkala khalifah sampai di Madinah Munawwarah, beliau mengimami Masjid Nabawi dan memberikan penghormatan dengan menyampaikan salam kepada penghuninya, Nabi Muhammad –shalawat yang paling afdlol dan salam yang paling suci semoga tercurahkan kepadanya- serta berbahagia dengan mengerjakan shalat di Raudlah yang suci lagi mulia. Beliau merasakan kesejukan hati dan keselamatan jiwa yang belum pernah beliau rasakan sebelumnya.
Beliau juga bertekad untuk tinggal dalam waktu yang lama di kota Rasul SAW selama ada jalan untuk itu.
Di antara hal yang sangat menarik perhatiannya di Madinah Munawwarah adalah adanya halaqoh-halaqoh ilmu yang memakmurkan masjid nabawi yang mulia.
Di masjid itu para ulama yang langka dari para pembesar tabi’in berkumpul sebagaimana kumpulan (gugusan) bintang-bintang yang bersinar di jantung langit.
Ada halaqoh yang dipimpin ‘Urwah ibn az-Zubair…
Ada halaqah yang dipimpin Said ibn al-Musayyib…
Dan ada halaqah yang dipimpin Abdullah ibn ‘Utbah… (salah seorang kibar tabi’in)
Pada suatu hari, khalifah terbangun dari Qailulah (tidur di waktu dhuha atau siang hari) di waktu yang beliau tidak terbiasa terbangun padanya. Ia lantas memanggil penjaganya dan berkata, “Wahai Maesaroh.”
“Aku penuhi panggilanmu, wahai Amirul Mukminin” jawab Maesaroh.
Ia berkata, “Pergilah ke masjid Rasul SAW dan undanglah salah seorang ulama untukku agar ia memberikan petuahnya kepada kita….”
Maesaroh pergi menuju masjid nabawi yang mulia. Ia menerawangkan pandangannya namun tidak melihat kecuali hanya satu halaqoh ilmu saja, di tengah-tengahnya ada seorang syaikh yang berumur lebih dari sembilan puluh tahun. Padanya terpancar wajah ulama, wibawa dan ketenangan ulama…
Maesaroh berdiri tidak jauh dari halaqoh, kemudian ia menunjuk (memberi isyarat) ke arah syaikh dengan jarinya. Namun, syaikh tidak menoleh dan tidak memperdulikannya.
Maesaroh mendekat kepadanya seraya berkata, “Tidakkah kamu melihat bahwa aku menunjuk ke arahmu?.”
“Kepadaku?!” jawab syaikh.
“Ya” kata Maesaroh.
“(Lalu) apa hajatmu?” tanya syaikh.
Maesaroh menjawab, “Amirul Mukminin terbangun dari tidurnya dan berkata, “Pergilah ke masjid dan carilah seseorang dari para penceramahku dan bawalah kepadaku.”
“Aku tidak termasuk penceramahnya,” jawab syaikh
“Akan tetapi ia menginginkan seorang penceramah yang bisa menceramahinya,” kata Maesaroh
Syaikh menjawab, “Sesungguhnya orang yang menginginkan sesuatu maka ia akan mendatanginya…dan sesungguhnya halaqoh masjid ini masih lapang (luas) bila ia menginginkannya. Ceramah itu hendaklah didatangi, bukan mendatangi….”
Penjaga tersebut kembali dan berkata kepada khalifah, “Aku tidak menemukan seseorang di masjid kecuali hanya seorang syaikh yang aku tunjuk ke arahnya namun ia tidak mau bangkit. Lalu aku mendekat kepadanya dan aku katakan, sesungguhnya Amirul Mukminin telah terbangun pada waktu ini dan berkata kepadaku, “Carilah, apakah kamu melihat seseorang dari para penceramahku di masjid dan undanglah untuk menemuiku…”, lalu dengan tenang ia menjawab, “Sesungguhnya aku tidak termasuk penceramahnya dan sesungguhnya halaqoh masjid ini masih lapang bila ia menginginkan ceramah.”
Abdul Malik ibn Marwan mendesah panjang beberapa saat dengan perasaan sedih dan sakit. Ia lalu bangkit berdiri menuju ke dalam rumahnya seraya berkata “Ia adalah Said ibn al-Musayyib…alangkah bagusnya seandainya kamu tadi tidak mendatanginya dan tidak mengajaknya bicara…”
Ketika Abdul Malik telah menjauh dari majlis itu dan berada di dalam, putra Abdul Malik yang termuda (sang adik) menoleh ke arah saudara tuanya (sang kakak) dan berkata, “Siapa orang ini yang telah berani membangkang terhadap Amirul Mukminin dan tidak mau berdiri di hadapannya serta tidak mau menghadiri majlisnya…(padahal) dunia telah tunduk kepadanya dan raja-raja Romawi tunduk karena wibawanya.”
Kakaknya berkata, “Ia adalah orang yang putrinya telah dipinang Amirul Mukminin untuk saudaramu al-Walid, akan tetapi ia enggan untuk menikahkannya dengannya.”
Sang adik berkata, “Ia tidak mau menikahkah putrinya dengan al-Walid ibn Abdul Malik?! Apakah ia akan menemukan suami untuknya yang lebih mulia dari putra mahkota Amirul Mukminin?! Yang akan menggantikannya sebagai khalifah muslimin.”
Kakaknya diam dan tidak menjawab sepatah katapun…
Adiknya berkata lagi, “Apabila ia telah bakhil terhadap putrinya untuk dinikahkan dengan putra mahkota Amirul Mukminin, apakah ia (akan) menemukan orang yang setara dan cocok dengannya? Ataukah ia menghalangi putrinya menikah seperti yang dilakukan oleh sebagian orang dan membiarkan putrinya terus-menerus tinggal di rumah.”
Kakaknya menimpali, “Sungguh aku tidak mengetahui sedikitpun tentang kisahnya, dan kisah dia bersama putrinya….”
Maka, salah seorang anggota majlis dari penduduk Madinah menoleh kepada keduanya seraya berkata, “Apabila Amir mengizinkan, (maka) aku akan ceritakan kepadanya seluruh kisahnya. Ia (gadis tersebut) telah menikah dengan seorang pemuda dari kampung kami yang biasa dipanggil “Abu Wada’ah”, ia adalah tetangga samping rumah kami. Ada cerita menarik tentang pernikahannya dengan gadis tersebut yang ia ceritakan sendiri kepadaku.”
“Ceritakanlah” kata kedua bersaudara tersebut kepadanya.
Orang tadi berkata, “Abu Wada’ah bercerita kepadaku, ia menuturkan, “Aku –sebagaimana yang kamu tahu- selalu berada di masjid Rasulullah SAW untuk menuntut ilmu. Aku senantiasa berada di halaqoh Said ibn al-Musayyib, dan aku ikut berdesak-desakan bersama manusia…(Kemudian) dalam beberapa hari aku menghilang dari halaqoh syaikh sehingga ia mencari-cariku dan menyangka aku sakit atau ada sesuatu yang menimpaku…Ia bertanya tentang aku kepada orang-orang di sekelilingnya, namun tidak ada berita yang ia dapatkan dari mereka. Tatkala aku kembali kepadanya setelah beberapa hari, ia menyalamiku dan mengucapkan selamat datang. Ia bertanya, “Dimanakah kamu wahai Abu Wada’ah?”
“Istriku meninggal, sehingga aku sibuk dengan urusannya” jawabku.
“Mengapa kamu tidak memberitakannya kepada kami wahai Abu Wada’ah, sehingga kami bisa menolongmu dan menghadiri jenazahnya bersamamu serta membantumu atas apa yang telah menimpamu” kata syaikh.
“Jazakallahu khairan” jawabku…Aku berkehendak untuk bangkit, namun ia menahanku untuk tetap tinggal sehingga seluruh orang yang ada di majlis pergi. Kemudian ia berkata kepadaku, “Tidakkah kamu berpikir untuk mencari istri baru wahai Abu Wada’ah?”
“Yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu), siapakah yang akan (mau) menikahkan anak gadisnya denganku, sedangkan aku adalah pemuda yang tumbuh yatim dan hidup fakir, dan aku tidak memiliki kecuali hanya dua atau tiga dirham saja,” jawabku
“Aku, aku akan menikahkan kamu dengan putriku,” kata syaikh
Lidahku menjadi kelu, dan aku berkata, “Anda?!…Apakah anda akan menikahkan aku dengan putri anda setelah mengetahui perkaraku?!”
“Ya…dan kami apabila ada orang yang datang kepada kami yang kami ridlai agama dan akhlaknya maka kami nikahkan ia, sedangkan kamu di sisi kami adalah orang yang diridlai agama dan akhlaknya,” jawabnya
Ia kemudian menoleh kepada orang yang (duduk) dekat dari kami dan memanggil mereka. Setelah mereka menghampirinya dan berada di sisinya, ia memuji dan menyanjung Allah AWJ dan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Kemudian ia mengakadkan aku dengan putrinya dan menjadikan dua dirham sebagai maharnya…
Aku berdiri, aku tidak tahu apa yang harus aku katakan saking gemetar dan bahagianya.
Kemudian aku menuju rumahku. Ketika itu aku sedang berpuasa sehingga aku lupa akan puasaku. Aku mulai berkata, “Celaka kamu wahai Abu Wada’ah, apakah yang telah kamu perbuat dengan dirimu?!…Dari siapa kamu akan berhutang?!…Dari siapa kamu akan meminta harta?!…”
Aku terus menerus dalam keadaan seperti itu hingga adzan Maghrib berkumandang.
Aku lalu melaksanakan shalat fardlu, dan duduk untuk menyantap makanan berbuka yang ketika itu adalah roti dan minyak (zaet). Belum selesai aku menyantap satu atau dua suap tiba-tiba aku mendengar pintu diketuk. Aku bertanya, “Siapa yang datang?”
“Said,” jawabnya
Demi Allah seluruh orang yang bernama Said yang aku kenal telah terlintas dalam benakku kecuali Said ibn al-Musayyib (yang tidak terlintas dalam benakku). Hal ini, karena semenjak empat puluh tahun lamanya ia tidak terlihat kecuali hanya antara rumahnya dan masjid.
Aku membuka pintu, dan ternyata Said ibn al-Musayyib telah berdiri di hadapanku. Aku mengira ia telah merubah keputusannya dalam perkara pernikahanku dengan putrinya.
Aku berkata kepadanya, “Wahai Abu Muhammad (Said)?!…Mengapa anda tidak mengutus seseorang kepadaku, sehingga aku mendatangi anda.”
“Bahkan, engkaulah yang lebih berhak untuk aku datangi hari ini,” jawabnya
“Silahkan masuk,” kataku
“Tidak, aku hanyalah datang untuk suatu keperluan,” katanya
Aku bertanya, “Apa itu, semoga Allah merahmati anda?.”
Ia berkata, “Sesungguhnya putriku telah menjadi istrimu dengan syariat Allah sejak siang, dan aku tahu tidak ada seorang pun bersamamu yang menemani kesepianmu. Sehingga aku tidak suka kalau kamu tinggal malam ini di suatu tempat dan istrimu di tempat lain. Maka, aku datang mengantarkannya kepadamu.”
“Celakalah aku, anda datang mengantarkannya kepadaku,” kataku
“Ya…” katanya.
Aku memandangnya, dan ternyata ia (putrinya) telah berdiri tegap.
Ia (Said) menoleh kepadanya seraya berkata, “Masuklah ke rumah suamimu wahai purtiku dengan memohon nama Allah dan berkah-Nya.”
Ketika akan melangkah, ia tersandung pakaiannya karena malu sehingga ia hampir jatuh ke tanah.
Adapun aku, aku berdiri di hadapannya, bingung dan tidak tahu apa yang akan aku katakan. Kemudian aku bersegera menuju tempayan yang terdapat roti dan zaet padanya, aku menyingkirkannya dari cahaya lentera agar ia tidak melihatnya.
Aku lalu naik ke loteng dan memanggil para tetanggaku. Mereka menghampiriku seraya berkata, “Ada apa denganmu?”
“Said ibn al-Musayyib telah menikahkanku dengan putrinya hari ini di masjid. Sekarang ia telah datang mengantarkannya kepadaku tanpa sepengetahuanku. Maka, kemarilah hiburlah dan temanilah kesendiriannya hingga aku memanggil ibuku karena rumahnya jauh,” kataku
Seorang wanita tua di antara mereka berkata, “Celaka kamu, apakah kamu sadar atas apa yang kamu katakan?! Apakah Said ibn al-Musayyib (benar-benar) telah menikahkan kamu dengan putrinya, dan mengantarkannya sendiri untukmu ke rumah?! Padahal dialah yang enggan menikahkannya dengan al-Walid ibn Abdul Malik!!”
“Ya…sekarang dia ada di sisiku, di rumahku. Segeralah temui dia dan lihatlah,” kataku
Para tetangga bersegara menuju ke rumah dan mereka hampir-hampir tidak mempercayaiku. Mereka mengucapkan selamat datang kepadanya dan menemani kesepiannya.
Tidak begitu lama sehingga datanglah ibuku. Tatkala ia melihat istriku, ia menoleh kepadaku dan berkata, “Haram bagiku melihat wajahmu apabila kamu tidak meninggalkannya bersamaku sehingga aku meriasnya, lalu aku menyandingkannya kepadamu sebagaimana disandingkannya wanita-wanita mulia.”
“Terserah ibulah.” kataku.
Ia (ibuku) menemaninya selama tiga hari, kemudian menyandingkannya kepadaku. Dan ternyata ia adalah wanita Madinah tercantik, manusia yang paling hafal terhadap kitab Allah AWJ, paling banyak meriwayatkan hadits Rasul SAW, dan wanita yang paling paham terhadap hak-hak suami.
Aku tinggal bersamanya beberapa hari. Ayahnya atau salah seorang dari keluarganya tidak mengunjungiku. Kemudian aku mendatangi halaqoh syaikh di masjid. Aku mengucapkan salam kepadanya. Ia menjawab salamku namun tidak mengajakku bicara. Ketika orang-orang yang hadir di majlis telah pergi, dan tinggal aku, ia berkata, “Bagaimana keadaan istrimu wahai Abu Wada’ah?.”
“Ia dalam keadaan yang dicintai oleh teman dan dibenci oleh musuh” jawabku.
“Alhamdulillah,” katanya
Ketika aku pulang ke rumah, aku mendapatkan syaikh telah mengirim kepada kami harta yang cukup untuk kami jadikan penopang kehidupan kami.
Setelah selesai berkisah, putra Abdul Malik berkata, “Sungguh aneh perkara orang ini (yaitu Said)…”
Seorang penduduk Madinah yang menceritakan kisah tersebut berkata kepadanya “Apa yang aneh darinya wahai Amir? Sesungguhnya ia adalah orang yang telah menjadikan dunianya sebagai bahtera untuk menuju akhirat dan membeli akhirat yang kekal untuk dirinya dan keluarganya dengan dunia yang fana. Demi Allah, ia bukanlah orang yang enggan untuk menikahkan putrinya dengan putra Abdul Malik. Aku tidak melihatnya tidak setara dengan putrinya, hanya saja ia takut fitnah dunia atas diri putrinya. Sungguh beberapa sahabatnya telah bertanya kepadanya, “Apakah kamu menolak pinangan Amirul Mukminin dan menikahkan putrimu dengan orang biasa dari kaum muslimin?!”
Ia manjawab, “Sesungguhnya putriku ini adalah amanah di pundakku dan aku berusaha mencari untuk kebaikan urusannya pada apa yang telah aku perbuat.”
“Bagaimanakah itu?!” Tanya seseorang kepadanya.
Ia menjawab, “Apa anggapan kalian terhadapnya bila ia pindah ke istana Bani Umayyah dan bergelimang di antara baju-baju mewah dan perabotan megah. Pembantu, pengawal serta para budak berdiri di depannya, sebelah kanan dan kirinya…kemudian ia mendapatkan dirinya setelah itu telah menjadi istri khalifah? Bagaimana jadinya agamanya ketika itu?.”
Maka seseorang dari penduduk Syam berkata, “Nampaknya sahabat kalian ini (Said) adalah model manusia langka.”
Dan seorang penduduk kota yang lain berkata, “Demi Allah, engkau tidak salah …”
Ia adalah orang yang selalu berpuasa di siang hari…
Bangun di malam hari…
Menunaikan haji sekitar empat puluh kali…
Dan sejak empat puluh tahun ia tidak pernah terlambat dari takbir pertama di masjid Rasul SAW…
Dan tidak pernah diketahui darinya bahwa ia melihat kepada tengkuk seseorang di dalam shalat sejak itu selamanya, karena ia selalu menjaga untuk berada di shaf pertama. Adalah ia dalam kelapangan rizkinya bisa menikah dengan siapa saja yang ia kehendaki dari wanita Quraisy, namun ia lebih memilih putri Abu Hurairah RA dari seluruh para wanita. Yang demikian itu karena kedudukannya dari Rasulullah SAW dan keluasan riwayatnya terhadap hadits serta raghbah-nya (keinginannya) yang begitu besar dalam mengambil hadits darinya. Ia telah mempersembahkan dirinya untuk ilmu semenjak kecil.
Ia masuk (belajar) kepada istri-istri Nabi SAW dan mengambil manfaat dari mereka…
Ia berguru kepada Zaid ibn Tsabit, Abdullah ibn Abbas dan Abdullah ibn Umar.
Ia juga mendengar dari Utsman, Ali dan Shuhaib serta sahabat Nabi mulia SAW yang lainnya.
Akhlak dan kepribadiannya meniru mereka. Ia memiliki kalimat yang selalu ia ulang-ulang hingga tersebar, seakan-akan itu adalah syi’arnya, yaitu perkataanya,
“Tidak ada yang seperti perbuatan ta’at kepada Allah di dalam dapat memuliakan jiwa hamba dan tidak ada yang seperti perbuatan maksiat kepada-Nya di dalam menghinakan jiwanya.”
SAID IBN AL-MUSAYYIB (Sosok Ulama Langka; Takut Fitnah, Lamaran Khalifah Ditolaknya)
Liontin Mustika Merah Putih Bening Liontin Mustika Merah Putih Bening merupakan mustika bertuah merah putih yang sangat indah ditembah lagi sudah diikat liontin dengan desain yang sangat elegan dan indah sekali. Khasiat Manfaat Bertuah Liontin Mustika Merah Putih Bening Insya Allah untuk Multi Fungsi sehingga segala keinginan pemilik akan didorong dengan energi dalam mustika untuk… selengkapnya
Rp 350.000Minyak Dan Merah Delima Lulus Tes merupakan batu mustika merah delima yang sudah melalui hasil tes uji di gemologi, mustika merah delima ini merupakan mustika yang paling sangat diburu dan menjadi primadonanya batu mustika bertuah. bagi yang berminat sesegera mungkin meminangnya, jika tidak nanti pasti keduluan yang lainnya. . Khasiat Manfaat Bertuah Minyak Dan Merah… selengkapnya
Rp 1.250.000Mustika Waringin Sungsang Pembangkit Ilmu Spiritual Mustika Waringin Sungsang Pembangkit Ilmu Spiritual merupakan salah satu mustika bertuah koleksi sesepuh yang memiliki pamor yang unik dan terkesan wingit. Batu mustika ini memiliki power energi tingkat tinggi yang memiliki fungsi untuk membangkitkan kesaktian dalam diri. Batu mustika seperti ini memang sangat jarang sekali didapatkan dan proses mendapatkannya… selengkapnya
Rp 1.500.000Mustika Tapak Jalak Urat Emas. Jenis Batu Tapak Jalak. Khasiat Batu Tapak Jalak Insya Allah untuk sudah banyak membuktikan untuk kawibawaan tingkat tinggi, disegani lawan dan kawan, mudah mendapatkan jalan rejeki dari 4 penjuru, kesuksesan karir dan usaha segala bidang, mudah mendapat pekerjaan, keberuntungan lulus tes ujian sekolah/lamaran pekerjaan, dimanapaun anda berada kesuksesan selalu datang,… selengkapnya
*Harga Hubungi CSJimat Liontin Kalung Kera Emas Jimat Liontin Kalung Kera Emas merupakan pusaka yang berbentuk liontin dan juga jarang sekali didapatkan. Pusaka ini sangat cocok untuk dijadikan kalung liontin maupun disimpan saja juga bisa. Pusaka ini jarang sekali didapatkan dan terbuat dari besi kursani. Jimat Liontin Kalung Kera Emas ini mempunyai Khasiat Insya Allah untuk sarana… selengkapnya
Rp 450.000Buku Mutiara Rinonce Hangngewrat Indah Adiluhunging Kabudayan Jawi Buku Mutiara Rinonce Hangngewrat Indah Adiluhunging Kabudayan Jawi kanthi hasesanti marsudi ing reh budaya luhur. Purwaka Budaya jawi satunggaling wawasan mangertosi tembung Budaya winawas saking raos jawi. Whedaran lan werdinipun Aksara Jawi Serat paramasastra Penyerating aksara jawi Aksara rekan Aksara swara Aksara murda Aksara jawi Cacah lan… selengkapnya
Rp 13.200Mustika Pelet Cahya Asmara Mustika Pelet Cahya Asmara merupakan mustika yang indah dan memiliki corak warna yang mengagumkan. Corak dan warna mustika ini merupakan corak lami yang terjadi karena proses alam. Energi batu mustika sangat bagus digunakan untuk masalah asmara dan percintaan. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Tersebut Insya Allah untuk aura pemikat, aura pelet peluluh… selengkapnya
Rp 300.000Keris Sepang Damar Murup Gonjo Wilut Keris Sepang Damar Murup Gonjo Wilut merupakan Keris paling beda dibanding bentuk keris lainnya, keris sepang mempunyai bentuk seimbang tengah yang keris umumnya menghadap tidak seimbang, karena bentuk / dapurnya seimbang Keris Sepang dikenal mempunyai tuah dan simbol menyemimbangkan kehidupan dalam segala hal. Selain itu keris ini juga memiliki… selengkapnya
Rp 750.000Mustika Merah Delima Lulus Tes Keaslian / Sudah Bersertifikat Asli. Khasiat, Tuah, Manfaat Insya Allah untuk kesuksesan usaha, memudahkan meraih posisi jabatan, pengasihan ampuh, pelarisan ampuh, kelancaran meraih rejeki berlimpah dari semua penjuru, daya tarik, kawibawaan, pemikat alami, lancar jodoh, membangkitkan kekuatan batin, membuka ilmu spiritual, membangkitkan saudara gaib, pagar gaib, pagar sakti, hidup selalu… selengkapnya
Rp 1.350.000Kata Pencarian Produk Ciri Ciri Mustika Merah Delima Asli, Cara Mendapatkan Mustika Merah Delima, Harga Mustika Merah Delima, Energi Mustika Merah Delima, Jual Mustika Merah Delima, Manfaat Mustika Merah Delima, Batu Mustika Merah Delima, Merah Delima, Harga Merah Delima, Merah Delima Asli, Mustika Merah Delima, Permata Merah Delima, Jual Merah Delima, Merah Delima Soekarno. Nama… selengkapnya
Rp 850.000Wanita Pertama Yang Masuk Surga Dan siapakah nama wanita itu? Dia adalah Muti’ah. Kaget? Sama seperti Siti Fatimah ketika itu, yang mengira dirinyalah yang pertama kali masuk surga. Siapakah Muti’ah? Karena rasa penasaran yang tinggi, Siti Fatimah pun mencari seorang wanita yang bernama Muti’ah ketika itu. Beliau juga ingin tahu, amal apakah yang bisa membuat… selengkapnya
Arti Keris Jalak Ngore, Jalak adalah burung yang pandai dan rajin mencari makan, berkelakuan baik, mudah diberi pelajaran dan setia. Sedangkan Ngore berarti bersolek. Dapur ini membawa pesan bahwa seseorang harus pandai memperindah kata-kata saat menguraikan kalimat untuk mencapai cita-cita. Tentunya agar dapat menguraikan kata-kata perlu belajar dan pengalaman yang memadai serta tidak menyakiti orang… selengkapnya
Pengobatan Dengan Telor Cuka KEGUNAAN atau MANFAAT 1. Dapat menyembuhkan koroner (pengerasa pembuluh darah) pada orang-orang yang telah lanjut usia atau lebih dari 40 th keatas. 2. Dapat mencegah berbagai penyakit seperti pendarahan otak, serangan jantung dsb. 3. Dapat menyembuhkan dengan sempurna pembengkakan liver, bagi yang terserang liver berat, kencing manis, yang paling lama dapat… selengkapnya
Pentingnya Pusaka Tolak Bala Pentingnya Pusaka Tolak Bala tidak terlalu diperhatikan dan masih banyak yang menyepelekan. Dalam kehidupan pasti ada yang namanya persaingan yang bisa memicu dendam dan permusuhan, sehingga semakin banyak orang yang menyerang menggunakan senjata ghaib seperti santet misalnya. Pusaka tolak bala adalah pusaka yang digunakan untuk menangkal berbagai macam serangan ghaib yang menganggu… selengkapnya
Khasiat Batu Permata Adularia Adularia Variasi Warna : Putih, Kuning, Tanpa Warna Kadar Transparasi : Transparan hingga Translucent Luster : Vitreous, Resinous Index Bias : 1,518 – 1,525 Kadar Keras : 6.0 – 6.5 Skala Mohs. Berat Jenis : 2.55 – 2.63 gr/cm3 Formula Kimia : KAlSi3O8 (Potasium Alumunium Silicate) Sistem Kristal : Monoklinik –… selengkapnya
Cara Mendeteksi Pemelihara Tuyul Cara Mendeteksi Pemelihara Tuyul belum banyak diketahui oleh masyarakat. Di dunia ini ada banyak sekali ragam pesugihan salah satunya adalah pesugihan tuyul. Sosok tuyul adalah anak kecil yang memiliki kaki panjang dan postur badan yang kecil. Tuyul juga suka bermain layaknya manusia saat masih kecil, bahkan tuyul juga selalu meminta susu. Ada… selengkapnya
Tentang Siapa Idola Kita ? Bila kita memperhatikan fenomena dan gejala yang memasyarakat saat ini di dalam mencari panutan atau lebih trend lagi dengan sebutan “sang idola”, maka kita akan menemukan hal yang sangat kontras dengan apa yang terjadi pada abad-abad terdahulu, khususnya pada tiga abad utama (al-Qurûn al-Mufadldlalah). Kalau dulu, orang begitu mengidolakan manusia-manusia… selengkapnya
Tentang Larangan Keluar Rumah Tanpa Adanya Kebutuhan. Imam Ibnu Jauzi Rahimahullahu mengatakan. [Ahkamun Nisa’ hal. 32] “Seorang wanita harus senantiasa berusaha untuk tidak keluar rumah meskipun ada kesempatan. Apabila keadaan mendesaknya keluar, maka dia harus meminta izin kepada suaminya, dan harus memilih jalan sepi, jauh dari keramaian dan pasar. Selain itu, dia harus berjalan dengan… selengkapnya
Spiritualitas Lailatul Qadar Spiritualitas Lailatul Qadar Bisa anda temui juga dimajalah posmo edisi 690, Kita semua sudah tahu dan sudah paham, ada banyak sekali manfaat dan keutamaan bulan suci Ramadhan. Salah satu hal paling istimewa dari bulan Ramadhan adalah malam Lailatul Qadar, sebuah malam yang apabila kita melakukan ibadah di malam itu, nilai ibadah kita… selengkapnya
Kekuatan Iman Siti Hajar Dari Syria, Nabi Ibrahim membawa Hajar dan Ismail, menyusuri padang pasir yang kering dan menyengat. Dalam terik matahari di tengah tengah padang pasir yang kering kerontang, Nabi Ibrahim, menunggang unta bersama Siti Hajar. Perjalanan agak sukar, namun hal itu tidak menghambat perjalanan mereka. Sepanjang perjalanan, dikuatkan hatinya untuk terus bertawakal. Dia… selengkapnya