Beranda » Benda Bertuah » Cara Pakai Letong Kebo Bule Untuk Jimat Pusaka
click image to preview activate zoom

Cara Pakai Letong Kebo Bule Untuk Jimat Pusaka

Rp 300.000
Kode8741
Stok Tersedia
Kategori Benda Bertuah
Tentukan pilihan yang tersedia!
Pemesanan yang lebih cepat! Quick Order

Cara Pakai Letong Kebo Bule Untuk Jimat Pusaka

Inilah Cara Pakai Letong Kebo Bule Untuk Jimat Pusaka. Kami memberika jaminan bahwa produk Letong Kebo Bule yang ditampilkan di Pusaka Dunia merupakan Letong Kebo Bule Kyai Slamet Keraton Solo dan kami mengambilnya secara langsung, sehingga anda tak perlu kawatir kami berikan Letong Kebo Bule Palsu, karena Kantor Pusaka Dunia berjarak dekat dengan Keraton Solo, hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai di kandang Kebo Bule Keraton Solo.

Proses Pengambilan Letong Kebo Bule Kyai Slamet di Keraton Solo.
Sebelum kami berangkat terlebih dahulu kami mandi bunga 5 macam agar aura kami bersih dan terhindar dari energi negatif dari luar. Setelah mengambil Letong Kebo Bule Kyai Slamet di Keraton Solo sesampainya di rumah Letong Kebo Bule Kyai Slamet kami simpan dalam ruangan khusus dan kami berikan sesaji bunga ditambah minyak serta alat ritual yang lain.
Kami diamkan minimal 1 hari dan maksimal 3 hari barulah kami berikan kepada pembeli Pusaka Dunia, jika kami sedang ada stok kami akan langsung kirim tetapi jika stok Letong Kebo Bule Kyai Slamet habis terjual terpaksa pembeli harus menunggu. Ingat bahwa uang mahar yang anda bayarkan bukan untuk membeli Letong Kebo Bule Kyai Slamet melainkan mengganti jasa dan biaya proses pengambilannya, jadi kalau anda mau Letong Kebo Bule Kyai Slamet Gratis silahkan ambil dan ritual sendiri Letong Kebo Bule.

Cara Pakai Letong Kebo Bule Untuk Jimat Pusaka.
Khasiat dipercaya untuk Kelancaran Menjual Tanah, Kelancaran Menjual Rumah/Kantor/barang, Kelancaran rejeki, Pelarisan, Pagar Usaha, Penangkal Sihir dan sebagainya baik dirumah maupun di tempat usaha/kantor/perusahaan/warung/dll. Letong Kebo Bule Kyai Slamet silahkan kubur/masukan dalam tanah di area tempat usaha/rumah/tanah anda. Sambil memohon pada Tuhan Yang Maha Esa agar dilancarkan segalanya, karena harus di ingat bahwa segala penentu nasib dan kejadian merupakan Kehendak Tuhan.

Artikel Artikel Tentang Letong Kebo Bule Kyai Slamet Keraton Solo.
Bukan Kerbau sembarang Kerbau, tapi Kebo Kyai slamet merupakan pepunden keramat dan hewan paling berwibawa dan selalu dihormati di wilayah Solo dan sekitarnya. Buktinya, setiap malam 1 Syura, seluruh masyarakat Solo/Surakarta keluar sampai tengah malam untuk menyambutnya.
Konon, menurut cerita seorang abdi dalem Keraton, Kebo Kyai Slamet adalah Kerbau jantan besar keturunan Kerbau bule zaman Keraton Mataram.m Waktu itu yang memerintah Sultan Agung Hanyakrakusumo.

Kesaktian Kebo Bule Kyai Slamet.
Pada zaman Sultan Agung pernah terjadi peristiwa mengejutkan. Ada perkampungan yang dilanda kebakaran hebat. Saking besarnya api hampir ke kawasan Keraton Mataram. Anehnya, setiap jilatan api, tidak mampu melewati ATAP sebuah kandang. Walaupun tempat lain di dekat kandang sudah dilalap api. Dalam keadaan demikian membuat masyarakat yang melihat bingung dan berita tersebut sampai kepada sang Raja. Maka diperintah para punggawa untuk menanggulanginya.
Setelah api dapat dipadamkan, menghadaplah seorang Demang kepada Sultan Agung dan menceritakan keanehan kandang hewan yang beratap rumbia itu. Kandang tetap utuh dan tanaman di sekitarnya juga tak terlihat gosong.
Hal ini membuat Sultan Agung heran, dalam hati tidak percaya. Untuk membuktikannya, sang Raja turun kedaton, melihat secara langsung kandang tersebut.
Secara logika tidak mungkin terjadi sebab di sekitar kandang sudah rata jadi abu, maklum zaman dulu memang bangunannya dari kayu dan bambu, namun kandang itu tetap utuh. Setelah diperiksa Sultan Agung, isi kandang tersebut berisi seekor Kebo bule sedang makan rumput. Sementara sang pemiliknya mempunyai sebuah Tombak yang ampuh, katanya.
Baru saja melihat keajaiban itu, terdengar suara hiruk pikuk dari warga kampung bahwa ada kebakaran kembali. Kobaran apinya sulit dipadamkan. Atas perintah Sultan Agung, Kebo Bule dan Tombak itu agar dibawa ke sana dan mengelilingi tempat yang dilanda kebakaran itu. Aneh bin ajaib, begitu Kerbau dan Tombak mengelilingi rumah yang dilanda api, seketika padam tinggal asap membumbung tinggi.
Sejak saat itulah Kerbau serta Tombak beserta pemiliknya menjadi milik Keraton dan diberi nama Kebo Kyai Slamet dan Tombak Kyai Slamet. Slamet di sini artinya SELAMAT, sebab keduanya ternyata mampu menyelamatkan bencana kebakaran. Sementara pemilinya diangkat menjadi punggawa Keraton dengan pangkat Ki Lurah Maesaprawira.

Keunikan Sang Kebo Bule Kyai Slamet
Pintu Gerbang Keraton Surakarta sebelah selatan ada pasar tradisional namanya Pasar Gading, sebelum akhirnya dipindah ke daerah Gemblegan, walau saat ini pasar tersebut sudah menjadi pangkalan mobil, tapi masih banyak sisa-sisa pedagang yang menggelar dagangannya di situ.
Pasar Gading dulu sangat ramai sekali, utamanya hari Minggu. Kebo Kyai Slamet ini sering berkeliaran sekitar pasar tersebut. Tetap anehnya, sang Kebo tidak mau mengganggunya, walau banyak pedagang sayur mayur
dan buah-buahan bertebaran. Ketika lapar sang Kebo hanya makan singkong rebus dan pisang goreng.
Tentu saja pedagang yang dagangannya dimakan sang Kebo bukannya marah, justru girang sekali, sebab dianggap NGALAP BERKAH atau “pelarisan” dan bisa mendapatkan banyak rejeki. Kenyataannya yang dagangannya dimakan Kebo Kyai Slamet selama 40 hari dagangannya larisnya bukan main, konon tidak sampai satu jam sudah ludes terjual.
Kyai Slamet Hewan Tersakti Didunia, adalah nama binatang kerbau/kebo bule .Kebo bule atau kerbau albino ini memang binatang peliharaan Keraton Surakarta. Konon nenek moyang kerbau ini merupakan binatang kesayangan Sri Susuhunan Pakubuwono II. Sehingga kebo bule ini dikeramatkan, dan menjadi salah satu pusaka paling penting di Keraton Surakarta Hadiningrat.
Kebo atau kerbau bule ini sering disebut dengan kebo kyai Slamet lantaran secara turun temurun, kerbau albino ini dipercaya sebagai penunggu pusaka kyai slamet (salah satu pusaka milik keraton Surakarta yang kasat mata). Dalam kirab malam satu Suro, kebo kyai Slamet selalu berada di barisan paling depan sekaligus bertindak sebagai cucuk lampah kirab.
Hebatkan seekor kerbau mampu memimpin penghuni keraton sekaligus masyarakat solo dalam sebuah upacara adat.

Kenapa kerbau dipanggil Kyai??
Istilah Kyai yang banyak disandang para ulama yang ada sekarang ini bukanlah untuk orang yang berilmu agama, namun juga untuk hewan, senjata, tempat yang dianggap mempunyai nilai dan kelebihan. Sejatinya istilah Kyai bukan datang dari ajaran Islam, namun budaya animisme yang tercampur dengan ajaran Islam sebagaimana budaya 1 suro.
Sesuai dengan asal mula kata “Kyai” berupa kata “Ki” dan “Yai”. Dalam kebudayaan kita, setiap hal yang memiliki kelebihan dalam sisi mistis bisa digelari “Ki-Yai” atau “Kyai”, yang awal mulanya bukan untuk orang. Namun untuk benda mistik yang mengandung kesaktian ,
Seperti Kyai Pleret nama untuk sebuah senjata tombak, Kyai Cubruk dan Kyai Nogososro nama sebuah keris sakti, atau Kyai Nogo Wilogo dan Kyai Guntur Madu nama alat gamelan gong istimewa dan mistis
SOLO – Keraton Kasunanan Surakarta menggelar ritual kirab Kyai Slamet dan pusaka lainnya, Tradisi tersebut diselenggarakan untuk menyambut datangnya Tahun Baru Jawa 1 Sura.
Tradisi yang acara intinya mengarak pusaka keraton berwujud kerbau dengan nama Kyai Slamet ini sudah berlangsung turun temurun. Kerbau atau Kebo Bule yang diarak itu berwarna seperti kulit bule sehingga orang Jawa biasa menyebut Kebo Bule.
Drs. Sudarmono SU dosen Ilmu Sejarah Fakultas Sastra UNS Surakarta ketika ditemui di rumahnya menjelaskan, mengarak keliling atau kirab Kyai Slamet sudah ada sejak masa pemerintahan Pakubuwono (PB) IX.
Acara kirab Kyai Slamet merupakan salah satu upaya raja untuk melegitimasi kekuasaan. Dalam perkembangannya, Kerbau bule kemudian dianggap sebagai pusaka keraton Kasunanan. Karena dianggap sebagai pusaka, kerbau bule Kyai Slamet kemudian memperoleh hak istimewa dari warga Surakarta.
“Salah satunya adalah tidak ada orang yang berani mengusir apabila Kyai Slamet memakan sesuatu,” kata Sudarmono.
Hingga saat ini, pamor Kyai Slamet masih dipercaya kesakralannya. Suami dari Tri Darmani ini kemudian mencontohkan, ketika kerbau tersebut buang hajat saat dikirab, maka kotorannya menjadi rebutan warga. Tidak jarang kerbau-kerbau tersebut juga memakan tanaman padi milik petani atau sayuran milik pedagang.
“Saat itu tidak ada yang berani mengusir dan melarang. Bahkan ada sebagian dari mereka yang merasa senang ketika tanaman atau dagangannya dimakan Kyai Slamet,” jelas Sudarmono.
Sejarawan UNS ini sebenarnya menyayangkan adanya kepercayaan mistik yang diyakini oleh masyarakat Surakarta terhadap kerbau bule koleksi Kasunanan Surakarta ini. Ia menyarankan agar seluruh elemen masyarakat Surakarta memahami kandungan filosofis dan ajaran yang terkandung dalam kirab tersebut.
Salah satunya adalah ketika kirab Kyai Slamet dilakukan dengan diam atau membisu. “Diam yang dimaksudkan adalah introspeksi diri dan berdoa,” tuturnya.
Sudarmono menambahkan, kerbau bule di Surakarta ini mirip dengan kerbau bule yang ada di Tana Toraja atau Tedong Bonga. Kerbau bule semacam ini masuk dalam kelompok kerbau lumpur yang hanya terdapat di Tana Toraja. Namun ia sendiri tidak bisa memastikan apakah kerbau milik keraton Surakarta mempunyai hubungan langsung dengan Tedong Bonga di Toraja atau tidak.
Kanjeng Pangeran Edy Wirabumi, salah satu kerabat keraton Solo memberikan pendapat tersendiri terkait dengan Kyai Slamet. Suami dari Gusti Mung ini menuturkan, Kyai Slamet milik Keraton Kasunanan sudah dimiliki sejak jaman Kartasura.
“Bedanya, saat itu kirabnya tidak semeriah sekarang. Dulu kirabnya hanya di lingkup keraton,” ujarnya.
Ia menceritakan, prosesi kirab Kyai Slamet sempat hilang. Itu terjadi pada masa pemerintahan PB VII dan PB VIII. Pada masa pemerintahan kakak beradik yang memerintah Kasunanan sejak 1830-1861 itu keraton Surakarta mengalami kemunduran. “Pada masa itu banyak ritual rutin ditinggalkan karena tidak adanya kekuatan finansial,” jelas Edy Wirabumi.
Kirab Kyai Slamet kembali dilaksanakan pada masa PB IX. Saat itu rute yang dilewati hanya mengitari benteng keraton Kasunanan. Ritual baru diselenggarakan secara megah pada masa pemerintahan PB XII, ketika Orde Baru mulai berkuasa.
Untuk menyelenggarakan acara tahunan ini, Keraton Kasunanan Surakarta membutuhkan dana sedikitnya Rp 200 juta. Dana tersebut diperoleh dari sumbangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) sebesar Rp 40 juta dan sisanya merupakan hasil sumbangan dari kerabat keraton.

Budaya “Ngirab Kebo” di kota Solo Tahun baru Islam satu muhharam 1436 barus aja kita lewati tepat ditanggal 25 Oktober kalender Masehi. Tahun baru islam biasa dikenal oleh masyarakat jawa dengan sebutan malam satu suro dimana pada malam itu semua benda pusaka dimandikan doleh pemiliknya hal ini bertujuan untuk menjaga keabsahan dan nilai mistik serta membersihkan benda keramat yang dianggap pusaka itu dari gangguan gangguan makhluk astral yang ingin menempel pada benda tersebut cara memandikannya pun cukup unik dan berbeda, yaitu antara lain harus dengan bunga tujuh rupa, membakar kemenyan, serta ada juga yang memberikan sesembahan berupa jajanan pasar yang menurut keyakinan orang jawa, hal ini bertujuan untuk menjamu para makhluk astral disana. Bukan hanya benda pusaka yang dimandikan, bahkan banyak diantara masyarakat Jawa memanfaatkan malam satu suro untuk mandi kembang, bertapa, ritual kungkum sampai berjalan ditengah dinginnya malam hal iini juga dimaksudkan untuk membersihkan diri dari godaan dan ganguan yang tidak baik. Dibulan suro masyarakat jawa dianjurkan untuk tidak menggelar hajatan karena pada bulan ini menurut keperdcayaan oang jawa sedang ada hajatan besar dalam dunia ghaib sehingga setiap orang yang nekad untuk menyelenggarakan hajatan dibulan suro akan ada halangan dan malapetaka bagi keluarga yang punya hajat. Tapi sekali lagi jika semua itu bener terjadi itu semua adalah takdir Allah SWT. Memang tradisi seperti ini sudah berjalan sejak ratusan tahun, yakni dimulai sejak tahun 1600 an pada masa kejayaan kerajaan keraton solo masih berjaya dan dikuasai seorang humengkubuwono. Keunikan dalam tradisi perayaan malam pergantian tahun islam atau malam satu suro dikota surakarta yaitu adanya kirab kerbau, kerbau ini sering disebut oleh masyarakat sekitar dengan kerbau bule keturunan kyai slamet. Banyak orang yang berdatangan hanya sekedar mengambil kotoran kerbau itu (letong kerbau) untuk disimpan dirumah, katanya seseorang yang menyimpan sesuatu darui hasil kiraban malam satu suro ini akan dipenuhi keberkahan lancar dalam rziki, lancar dalam jodoh dan lain lain. Tapi menurut pandangan saya semua itu tergantung si pemilik, kalau dia yakin dengan semua keajaiban yang disuguhkan benda tersebut malah terjerumus ke hal musyik yang menyekutukan allah. Kirab malam satu suro adalah hal yang lazim dan tentu tak boleh dilewatkan oleh masyarakat kota solo dan sekitarnya. Kirab ini menghadirkan beberapa ekor kerbau milik keraton solo yang diyakini sebagai keturunan kyai Slamet kerbau kerbau itu dikirab mengelilingi daerah sekitar keraton solo dengan didampingi para abdi dalem keraton solo serta pawang kerbau itu sendiri kirab dimulai dari alun alun kidul (kandang kerbau) kemudian dikirab menuju depan Bank Indonesia sampai depan benteng vasterburg dan daerah lain pada waktu kirab jalanan dipenuhi ratusan hingga ribuan para penonton yang ingin menyaksikan kirab ini walaupun kirab sendiri dilakukan pada waktu malam hari tepat pada pukul 1 malam hingga pukul 02.00 dini hari. Tradisi kirab ini sebenarnya tidak hanya dilakukan disolo, dijogjakarta juga ada, namun disana tidak menggunakan kerbau untuk dikirab hanya menggunakan media tumpenggunungan yang dibagi bagikan kepada para penonton. Diyakini oleh masyarakat jawa barang hasil kirab ini dapat melancarkan riski bagi mereka yang mendapatkannya langsung pada waktu kirab. Namun semua kembali pada keyakinan masing-masing individu semua itu dapt terjadi karna kekuasaan Allah SWT, jadi anggapan yang menganggap benda itu mempunyai nilai mistik hanyalah suatu kepercayaan boleh percaya boleh tidak.
Semoga postingan ini membantu pemahaman mengenai Kirab malam satu Suro dikota solo bagi para pembaca yang budiman.

Hubungi Kami di :
BlackBerry: 2B1 88008
Phone :+6285 2939 88885
Sms : +6285 2939 88885
WhatsApp : +6285 2939 88885
Line : pusakadunia
WeChat : pusakadunia
Instagram : pusakadunia

8741

Cara Pakai Letong Kebo Bule Untuk Jimat Pusaka

Berat 250 kg
Kondisi Baru
Dilihat 1.743 kali
Produk Terkait
Tutup Sidebar
Sidebar
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah:

Chat via Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Admin 1
● online
Admin 2
● online
Admin 1
● online
Halo, perkenalkan saya Admin 1
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja